Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN KASUS

SEORANG PRIA 30 TAHUN DENGAN KELUHAN


DEMAM

Pembimbing:
dr. Syamsul Sp. PD

Disusun Oleh:
Lisa Ikha Herwiani
012116435

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNISSULA SEMARANG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUNAN KALIJAGA DEMAK
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. NK
Usia : 30 tahun
Alamat : Demak
Pekerjaan : Petani
Status : Menikah
Agama : Islam
Tanggal masuk : 14 Maret 2017
Tanggal pulang : 18 Maret 2017
ANAMNESIS
Keluhan
ANAMNESIS
1
RPD : pasien
Riwayat Penyakit Sekarang
ANAMNESIS
Pasien juga merasakan pegal di kedua tungkainya
dan nyeri semakin lama semakin bertambah
sampai tidak bisa jalan sehingga menganggu
aktifitas pasien. Nyeri bertambah saat pasien
melakukan aktifitas. Sehari-hari pasien bekerja
sebagai petani di sawah dan mengaku
apabilakakinya sering tertusuk keong sawah.
Kesehatiannya pasien bekerja di sawah tanpa alas
kaki dan kedua kakinya sering terendam air sawah.
RIWAYAT PENYAKIT
RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
DAHULU
Riwayat Sakit Serupa
Riwayat sakit serupa :
:Disangkal
Disangkal
Riwayat hipertensi :
Riwayat hipertensi :
Disangkal
Disangkal
Riwayat DM :
Riwayat DM :
Disangkal
Disangkal
Riwayat alergi :
Riwayat Trauma :
Disangkal
Disangkal
Riwayat alergi :
Disangkal
RIWAYAT SOSIAL
EKONOMI

Pasien merupakan seorang Petani.


Pasien tinggal bersama dengan istri
dan anak pasien. Biaya pengobatan
dengan BPJS.
Kesan ekonomi cukup.
SISTEM NEUROPSIKIATRI
Kejang (-), Gelisah (-),
SISTEM RESPIRASI Kesemutan (-), Mengigau
Sesak nafas (-), Batuk (-), Emosi tidak stabil (-)
(-), Mengi (-), Tidur
mendengkur (-)

SISTEM
SISTEM MUSKULOSKLELET
KARDIOVASKULAR Nyeri otot (+), nyeri
Nyeri dada (-), sendi (+), kaku otot (+)
Berdebar-debar (-),
Keringat dingin (+)
EKSTREMITAS ATAS
Luka (-), Kesemutan (-),
SISTEM GI Bengkak (-), Sakit sendi
Mual (+), Muntah (+), (-), Panas (-) Berkeringat
perut sebah (-),diare(-), (-), ujung jari dingin(-)
Nyeri ulu hati (+), Nafsu
makan menurun (+)
SISTEM GENITOURIN
Sulit BAK (-), BAK sedikit
EKSTREMITAS BAWAH (-), Nyeri BAK (-) BAK
Luka (-), Gemetar (-), darah (-), BAK berpasir (-),
Ujung jari dingin (-), BAK nanah (-), Sulit
Kesemutan di kaki (-), memulai BAK (-), Anyang-
Sakit sendi (+) Bengkak anyangan (-) BAK
(-), berwarna seperti teh (+)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum: Tampak lemah
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4 M6 V5
Tanda Vital
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
RR : 20x/menit
Suhu : 37,6 C
Status Gizi :
Berat Badan : 58 Kg
Tinggi Badan : 168 cm
Pucat (+), hipopigmentasi (-), hiperpigmentasi (-)

Turgor kulit < 2 detik distribusi rambut merata, mudah rontok (-)

Conjungtiva suvution (+/+), sklera ikterik (+/+), pupil


isokor diameter 2,5 mm/2,5 mm, reflek cahaya (+/+)
Discharge (-), Darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), gangguan fungsi pendenga

Simetris, secret (-/-), napas cuping hidung (-/-)

Lidah kotor (-), pernapasan mulut (-), Bibir kering (-), stomatitis(-), sianosis(-)

Pembesaran kelenjar getah bening (-), deviasi trakea (-), peningkatan JVP (-)
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : kuat angkat, ictus cordis teraba 2 cm
lateral di ICS 5 linea midclavikula sinistra, pulsus
parasternal (-), pulsus epigastrium (-)
Perkusi
Kanan jantung :ICS 5 linea sternalis dextra
Atas jantung : ICS 2 linea parasternal sinistra
Pinggang jantung : ICS 3 linea parasternalis
sinistra
Kiri jantung : ICS 5, 2 cm lateral linea midclavicula
sinistra
Auskultasi :BJ I-II regular, bising (-), gallop (-)

I : datar, simetris statis dinamis


P : sonor
P : nyeri tekan (-), stem fremitus normal simetris
dextra sinistra
A : suara dasar vesikuler(+,+), suara tambahan
RBK(-/-)
Inspeksi : Bentuk datar, warna sama
dengan sekitar
Auskultasi : Bising usus 8 kali permenit
Perkusi : Timpani seluruh lapang
perut, Pekak sisi (+), Pekak alih (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (+) di
epigastrium,
Hepar : tidak teraba, Lien : tidak
teraba, Ginjal : tidak teraba.

Edema (-/-) , Akral dingin (+/+), sianosis (-/-),


CRT < 2 detik, Kuku anemis (+/+), koilinokia (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
14 Maret
2017
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Trombosit 47.000 /L 150.000-400.000

Leukosit 12.400 /L 3800-10.600

Hemoglobin 8,7 g/dL 13,2-17,3

Hematokrit 24,8 % 40-52

IgM Leptospira - Negatif

IgG - Negatif
Leptospira
Ureum 174,4 mg/dl 0-40

Creatinin 4,1 Mg/dl 0.5-1.2

GDS 90 mg/dL 70-115

SGOT 11 U/L < 37

SGPT 14 U/L 9-43


15 Maret
2017

Pemeriksaa Hasil Satuan Nilai Normal


n
Bilirubin 0,58
Direk
Bilirubin 0,20
Indirek
Bilirubin 0,78
Total
Leukosit 14600 /L 3800-10.600

SGOT 60 U/L < 37

SGPT 89 U/L 9-43


17 Maret
2017

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Trombosit 170.000 /L 150.000-400.000

Leukosit 9.000 /L 3800-10.600

Hemoglobin 8,6 g/dL 13,2-17,3

Hematokrit 25,1 % 40-52

Ureum 40 mg/dl 0-40

Creatinin 1,1 Mg/dl 0.5-1.2


Definisi
Definisi

Leptospirosis adalah penyakit infeksi


yang dialami manusia dan hewan,
disebabkan bakteri leptospira, biasa
ditemukan dalam air seni dan sel-sel
hewan yang terkena.
Epidemiologi
Epidemiologi

Leptospira tersebar di seluruh dunia, semua


benua kecuali benua antartika, namun terbanyak
didapati di daerah tropis. Berdasarkan laporan The
Leptospirosis Information Center, pada rentang
tahun 1999 2000, telah terjadi kejadian luar biasa
(KLB) leptospirosis di India, Thailand, Perancis,
Amerika, Brazil, Uruguay, Indonesia dan beberapa
negara lainnya.
Epidemiologi
Epidemiologi

Pada tahun 2000 case fatality rate (CFR)


leptospirosis di Indonesia menempati urutan ketiga
di dunia (16,7%) setelah Uruguay (100%) dan India
(21%) (ILS, 2001).
Sementara menurut Depkes RI (2009),
leptospirosis di Indonesia pada rentang 20042010
cenderung mengalami peningkatan, baik dari
jumlah kasus maupun kematian dengan insiden
tertinggi terjadi pada tahun 2007.
Siapa
Siapa yang
yang dapat
dapat tertular...
tertular...

Yang mempunyai resiko tertular adalah yang


tinggal di lingkungan yang sudah pernah ada
wabah leptospirosis, yang sering menyentuh
binatang, air, tanah, lumpur,tanaman yang tercemar
air kencing binatang
Siapa
Siapa yang
yang dapat
dapat tertular...
tertular...

Beberapa yang lebih beresiko misalnya :


petani, dokter hewan, karyawan penjagal, tukang
kebun, pekerja tambang, peternak, yang
mempunyai hobi berkemah, berakit di air, dan
olahraga air.
Etiologi
Etiologi
Mikroorganisme spirochaeta
genus : leptospira
famili : treponemataceae
Ciri khas :
- Berbelit, Tipis, Fleksibel
- Salah satu ujungnya
membengkak, membentuk suatu
kait
- P = 5-15 um, L = 0,1-0,2 um
Tersering pd mns : L.
icterohaemorrhagica (reservoar
tikus), L. canicola (reservoar
anjing), dan L. pomona (reservoar
sapi dan babi)
Penyebab
Penyebab dan
dan cara
cara tersebarnya
tersebarnya bakteri
bakteri
Berbagai binatang menyusui bisa mengidap
bakteri leptospira, yang paling sering adalah jenis
TIKUS, anjing, sapi, kambing, babi, kuda, kucing,
domba.
Bakteri leptospira biasanya masuk ke tubuh lewat
luka atau kulit yang lecet. Kadang juga melalui
selaput di dalam mulut, hidung, dan mata.
Penularannya bisa terjadi setelah tersentuh air
kencing hewan.
Makan makanan atau minuman yang tercemar juga
dapat menjadi perantara penularan penyakit.
Sering terjadi pada saat banjir.
transmisi
transmisi bakteri...
bakteri...
Patogenesis
Patogenesis TOKSIN

Sirkulasi
Kulit /selaput lendir (4-7 hari)
PATOLOGI
ORGAN

Respon humoral dan


selular
Leptospi
ra
Sebagian
terisolasi di
convulted tubulus fagositosis dan
rspon humoral
aglutinin
leptopira musnah
Urin
(1-4 minggu)
Patologi
Patologi

Kelainan
spesifik pada
organ :
1. Ginjal
2. Hati
3. Jantung
4. Otot rangka
5. Mata
6. Pembuluh
darah
7. SSP
Gejala
Gejala
Gejala dini leptospirosis, umumnya demam, sakit
kepala berat, nyeri otot, malaise (lesu dan
lemah), mual, muntah, mata merah.
Gejala lebih lanjut : sakit kuning (menguningnya
kulit menandakan penyakit hati), gagal ginjal,
pendarahan pada kulit dan pembengkakan selaput
otak.
Dalam jangka panjang, leptospirosis bisa
menyebabkan kelelahan menahun selama berbulan-
bulan, dan bengkak mata menahun.
Proses penyembuhan yang lambat,bahkan dapat
juga merenggut nyawa.
Gejala
Gejala fase
fase leptospiremia
leptospiremia

Leptospira di dalam darah dan cairan


serebrospinal
Fase ini berlangsung 4-7 hari
Gejala awal : sakit kepala (frontal),
mialgia (paha, betis ,pinggang) diserai
nyeri tekan
Mialgia dapat diikuti dg hiperestesi kulit,
demam tinggi,menggigil,mual dengan
atau tanpa muntah,mencret, 25% kasus
disertai penurunan kesadaran
lanjutan...
lanjutan...
Hari 3-4 : konjungtiva suffusion dan fotofobia,
rash kulit (makular, makulopapular, atau
urtikaria), Kadang splenomegali, hepatomegali,
serta limfadenopati.
Penanganan baik suhu akan kembali normal,
penyembuhan organ yang terlibat dan fungsinya
kembali normal 3-6 minggu setelah onset
Kead. sakit berat : bradikardi relatif, dan ikterus
(50%),demam turun setelah 7 hari bebas
demam selama 1-3 haridemam kembali (fase
kedua atau fase imun)
Gejala
Gejala fase
fase leptospiruria
leptospiruria
Peningkatan titer antibodi
Demam (40C),menggigil dan kelemahan
umum, sakit yang menyeluruh pada leher,
perut, dan otot-otot kaki terutama otot betis,
tanda perdarahan (purpura, ptekie,
epistaksis, perdarahan gusi), injeksi
konjungtiva, gejala kerusakan pada ginjal dan
hati, uremia dan ikterik.
Tanda meningitis (pleiositosos pada CSS
dijumpai pada 50-90%) tanda fase ini.
Pada fase ini leptospira dijumpai didalam urin
SINDROMA, FASE GAMBARAN KLINIK SPESIMEN
LABORATORIUM

Leptosiprosis
anikterik
Demam tinggi, nyeri Darah, LCS
Fase leptospiremia (3-7 kepala, mialgia, nyeri
hari) perut, mual, muntah,
conjunctiva suffusion
Demam ringan, nyeri Urin
Fase imun (3-30 hari) kepala, muntah

Leptospirosis ikterik

Fase leptospiremia dan Demam, nyeri kepala, Darah,LCS-minggu I


fase imun (sering mialgia, ikterik, gagal Urin-minggu II
menjadi 1 atau ginjal, perdarahan
overlapping)
Mata
Mata menguning
menguning salah
salah satu
satu gejala
gejala leptospirosis
leptospirosis
Weils
Weils Disease
Disease

Leptospirosis berat yang ditandai


dengan ikterus
Biasanya disertai perdarahan, anemia,
azotemia, gangguan kesadaran, demam
tipe kontinua, dan perdarahan dalam
jaringan
terdapat pada 1-6% kasus dengan
leptospirosis.
Penyebab : serotipe icterohaemorragica
Diagnosis
Diagnosis

Anamnesa : riwayat pekerjaan pasien,


gejala atau keluhan didapati demam
yang muncul mendadak, sakit kepala
terutama di bagian frontal, nyeri otot,
mata merah/fotofobia, mual atau
muntah

PF: demam, bradikardia, nyeri tekan otot,


hepatomegali, dll
Diagnosis
Diagnosis

Lab : leukositosis, normal, atau sedikit


menurun disertai neutrofilia LED tinggi,
trombositopenia (50%)
- urin : proteinuria, leukosituria, dan cast
- Hati : bilirubin direk meningkat tanpa
peningkatan transaminase
- Ginjal : BUN, ureum dan kreatinin juga
bisa meninggi
Diagnosis
Diagnosis

Diagnosa pasti dengan isolasi


leptospira dari cairan tubuh dan
serologi.

Kultur
Darah/ CSS : 10 hari pertama
Urin : 2-4 minggu setelah onset
Jenis
Jenis uji
uji serologi
serologi pada
pada
Leptospirosis
Leptospirosis
Microscopic Agglutination Test Macroscopic Slide Agglutination Test
(MAT) (MSAT)

Uji carik celup: Enzyme linked immunosorbant assay


- Lepto Dipstick (ELISA) Microcapsule agglutination test
- LeptoTek Lateral Flow Patoc-slide agglutination test (PSAT)
Aglutinasi lateks kering Sensitized erythrocyte lysis test (SEL)
(LeptoTek Dry-Dot) Counter immune electrophoresis
Indirect Fluorescent antibody test (CIE)
(IFAT)
Indirect haemagglutination test (IHA)
Uji aglutinasi lateks
Complement fixation test (CFT)
Diagnosis
Diagnosis

Weils disease : protrombin time dapat


memanjang, radiografi : gambaran
hemoragik alveolar, jika ada reaksi
meningeal : predominasi leukosit PMN
dan peningkatan sel PMN, LCS
protein meningkat, glukosa normal.
Diagnosis
Diagnosis Banding
Banding

* Dengue Fever
* Hantavirus Cardiopulmonary Syndrome
* Hepatitis
* Malaria
* Meningitis
* Mononucleosis, influenza
* Enteric fever
* Rickettsial disease
* Encephalitis
* Primary HIV infection
Pengobatan
Pengobatan

Pengobatan suportif dengan observasi


ketat untuk mendeteksi dan mengatasi
dehidrasi, hipotensi, perdarahan dan gagal
ginjal sangat penting pada leptospirosis.
Pada beberapa pasien membutuhkan
tindakan hemodialisis kontemporer.
Pemberian antibiotik harus dimulai
secepat mungkin, 4 hari setelah onset
cukup efektif.
Terapi
Terapi
Komplikasi
Komplikasi
Meningitis
Hati : ikterus, gagal hati
Ginjal : azotemia, renal interstitial tubular necrosis ,
gagal ginjal
Jantung : aritmia, kardiomegali, gagal jantung
Paru-paru : distress respirasi , batuk darah, nyeri
dada, sesak nafas.
Perdarahan karena adanya kerusakan pembuluh
darah dari saluran pernafasan, saluran pencernaan,
ginjal, saluran genitalia, dan mata (konjungtiva).
Pada kehamilan : keguguran, prematur, bayi lahir
cacat dan lahir mati.
Cara
Cara mencegah
mencegah

Tutupilah luka dan lecet dengan


pembalut kedap air.
Gunakan pelindung misalnya sarung
tangan, terutama jika ada kemungkinan
menyentuh air seninya, saat berkebun.
Mandilah sesudah bekerja dan cucilah
dengan sabun serta keringkan tangan
sesudah menangani apa pun yang
mungkin terkena Leptospira.
Jangan makan atau merokok sambil
menangani binatang yang mungkin
lanjutan...
lanjutan...

Ikutilah anjuran dokter hewan kalau


memberi vaksin kepada hewan.
Pakailah sepatu bila keluar trumah
terutama jika tanahnya basah atau
berlumpur.
Cucilah tangan dengan sabun karena
kuman Leptospira cepat mati oleh sabun.
Prognosis
Prognosis

infeksi ringan sangat baik tetapi


kasus yang lebih berat seringkali
lebih buruk.
Ikterus fatal (kematian 5% pd
usia < 30 th, dan 30-40% pada usia
lanjut)
Pada kehamilan : meningkatkan
mortalitas fetus
DEMAM TYPHOID
IP
Demam berdarah
IP dengue
MALARIA
IP
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai