SIFAT & MUTU

BAHAN

Jambi, 2 Mei 2013

RUJUKAN
Versi Revisi Spesifikasi 2010 REV.2 (21 Nov
2012)
Div 1. Umum
Div 2. Drainase
Div 3. Pekerjaan Tanah
Div 4. Pelebaran & Bahu Jalan
Div 5. Perkerasan Berbutir
Div 6. Perkerasan Aspal
Div 7. Struktur
Div 8. Pengembalian Kondisi & Pekerjaan
Minor
Div 9. Pekerjaan Harian
SPESIFIKASI (1)
MEMUAT SEGALA PERATURAN &
KETENTUAN TENTANG BAGAIMANA
PEKERJAAN HARUS DIKERJAKAN &
BERHASIL AKHIR
SALAH SATU BAGIAN PENTING DARI
DOKUMEN LELANG / KONTRAK
DIKENAL DENGAN NAMA SPESIFIKASI
TEKNIK / UMUM
JIKA PERLU DILENGKAPI SPESIFIKASI
KHUSUS ATAU ADDENDUM

SPESIFIKASI (2)
POLA SPESIFIKASI BERJENJANG
325
3 TAHAP (BAKU, OLAHAN & JADI)
2 LINGKUP (KUANTITAS & KUALITAS/MUTU)
5 STRUKTUR (JENIS PENGUJIAN, METODE
PENGU-JIAN, FREKWENSI, PARAMETER,
TOLERANSI)
ISI SPESIFIKASI BERJENJANG
LINGKUP, CUACA YG DIIJINKAN UTK BEKERJA,
PELAKSANAAN, PERALATAN, PENGUKURAN &
PEMBAYARAN
SPESIFIKASI (3)
STANDAR BAHAN & PENGUJIAN
AASHTO
JILID 1A & 1B [SYARAT MATERIAL, KODE M]
JILID 2A & 2B [PROSEDUR TEST, KODE T)
PROVISIONAL STANDARD [KODE MP (Bahan),
PP (Praktis) & TP (Pengujian)]
SNI
ALT. MANUAL PEMERIKSAAN BAHAN JALAN
ASTM
BRITISH STANDARD (BS)
dsb
BAHAN
BAHAN BAKU
BAHAN OLAHAN
BAHAN JADI
KLASIFIKASI TEKNIS TANAH
PRIMER (UKURAN BUTIRANNYA) :
BOULDER (BERANGKAL) : > 20 cm
COBBLE (KERAKAL) : 7,5 cm ~ 20 cm
GRAVEL (KERIKIL) : 4,75 mm ~ 7,5 cm
SAND (PASIR) : 0,075 mm ~ 4,75 mm
SILT (LANAU) : 0,005 ~ 0,075 mm
CLAY (LEMPUNG) < 0,005 mm
SEKUNDER :
BUTIRAN > PASIR : GRADASI
BUTIRAN < PASIR : SIFAT-SIFAT (PROPERTIS)
AGREGAT HALUS
LABORATORIUM :
ASTM Committee on Soils for Engineering
Purpose : 0,05 mm (#270) s/d 2 mm (#10)
SPESIFIKASI : 0,075 mm (#200) s/d 4,75 mm
(#4)
AASHTO T85 : PENGUJIAN SPECIFIC GRAVITY
AGREGAT KASAR, BUTIRAN < 4,75 mm (#4)
TIDAK BOLEH DISERTAKAN
LAPANGAN :
SCREEN CRUSHER / HOT BIN : < 5 mm
TIMBUNAN (1)
TIMBUNAN BIASA :
BEBAS DARI BAHAN ORGANIK
BUKAN A-7-6 atau CH untuk TOP 30 cm
CBR 6%
NILAI AKTIF (= PI / %CLAY) 1,25
NILAI AKTIF < 0,75 : TIDAK AKTIF

NILAI AKTIF 0,75 1,25 : NORMAL

NILAI AKTIF > 1,25 : AKTIF

NON EKSPANSIF MENURUT VAN DER MERWE

% CLAY (< 2 m) < 11,5 : PI bebas

% CLAY (< 2 m) 11,5 & < 24 : PI < 13

% CLAY (< 2 m) 24 : PI (lihat grafik

Lamp. 3.2.A)
 Perkiraan CBR
Berdasarkan Klasifikasi
Tanah
AASHTO CBR (%) Casagrande CBR (%)
atau USCS
A1 > 20 GW > 50
A2 > 8 GC > 40
A3 > 10 GP 25 60
A4 3 25 GF 20
A5 < 7 SW & SC 20 60
A6 & A7 < 15 SP 10 30
SF 8 30
ML 6 25
Catatan : CL 4 15
GC & SC : gradasi menerus dng OL 38
sedikit lempung MH < 7
GF & SF : gradasi jelek dng CH < 6
sedikit lempung OH < 4
TIMBUNAN (2)
TIMBUNAN PILIHAN :
CBR 10%
JUGA UNTUK LAPIS PENOPANG (=SUB SUB-
BASE)
TIMBUNAN PILIHAN BERBUTIR :
SIRTU ATAU BERBUTIR BERSIH dng PI 6 (PI
= LL PL)
DIATAS TANAH RAWA :TERENDAM SECARA
PERMANEN
TANPA PEMADATAN
MENGAPA DIGUNAKAN STANDARD
PROCTOR (KEPADATAN RINGAN)
TIMBUNAN (3)
KEPADATAN :
TOP 30 cm 100%, DIBAWAH TOP 30 cm
95%
KOREKSI KEPADATAN JIKA % TERTAHAN
>10%
KADAR AIR 3% s/d + 1% dari OMC, MENGAPA
?

FREKWENSI :
Hubungan
Kadar Air & Enerji
Pemadatan
Hubungan Jenis Tanah,
Kadar Air & Kepadatan
Pengujian Kepadatan dengan Sand Cone
SAND CONE
JUMLAH BENDA UJI :
Ukuran Butiran Sample Minimum
Maks
ASTM (mm) Volume Berat (gr)
(cm3)
2 50 2830 1000
1 37,5 2125 500
1 25,0 1415 250
(TIDAK
PASIR 9,50HARUS OTTAWA
710 100 :
SAND)
BERSIH, KERING, FREE FLOW (SERAGAM),

NON SEMENTASI, SEDIKIT BUTIRAN >#200 &

 PERKERASAN BERBUTIR
TANPA PENGIKAT (1)
Sifat - sifat Kelas A Kelas B Kelas S
Abrasi Agregat Kasar (SNI 0 - 40% 0 - 40% 0 - 40%
2417:2008)
Angularitas > No.4 : 95/90* min.100 -
(DoTs Pennsylvania Test Method, % min.60%
PTM No.621)
Indek Plastisitas (SNI 0-6 6 - 12 4 - 15
1966:2008)
Hasil kali Indek Plastisitas maks. - -
dengan 25
% Lolos Ayakan No.200 (PI x
#200)
Batas Cair (SNI 1967:2008) 0 - 25 0 - 35 0 - 35
California Bearing Ratio
(CBR)
Perbandingan beban untuk penetrasi piston seluas
3 inch sedalam 0,1 inch terhadap beban 3000 lbs,
atau 0,2 inch terhadap beban 4500 lbs
Catatan :
Biasanya diambil yang penetrasi 0,1 inch

Bilamana yang 0,2 inch >, pengujian harus

diulang
Bilamana hasil ulang masih sama, diambil yang

0,2 inch
BEBAN

PISTON PENEKAN

PENETRASI
LUAS ALAS 3
 PERKERASAN BERBUTIR
TANPA PENGIKAT (2)
Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos
ASTM (mm) Kelas A Kelas B Kelas S
2 50 100
1 37,5 100 88 - 95 100
1 25,0 79 - 85 70 - 85 89 - 100
9,50 44 - 58 30 - 65 55 - 90
No.4 4,75 29 - 44 25 - 55 40 - 75
No.10 2,0 17 - 30 15 - 40 26 - 59
No.40 0,425 7 - 17 8 - 20 12 - 33
No.200 0,075 2-8 2-8 4 - 22
 PERBANDINGAN GRADASI LAPIS PONDASI KELAS A & KELAS S

100

90
Batas Bawah LPA Kelas A
80 Batas Atas LPA Kelas A
% Berat Yang Lolos Contoh Gradasi LPA Kelas
70 A
Batas Bawah LPA Kelas S
60 Batas Atas LPA Kelas S
Contoh Gradasai LPA Kelas
50 S

40

30

20

10

0
0.01 0.1 1 10 100

Ukuran Partikel (mm)

PERKERASAN BERBUTIR
TANPA PENGIKAT (3)
KEPADATAN :
KADAR AIR 3% s/d + 1% dari OMC
KOREKSI KEPADATAN % TERTAHAN No.4
100% (?), KORELASI CBR KEPADATAN ?
MENGAPA DIGUNAKAN MODIFIED
PROCTOR (KEPADATAN BERAT) AASHTO
T180 ?
FREKWENSI :
PENGUJIAN SAND CONE DNG SELANG 200 m
SERANGKAIAN PENGUJIAN LENGKAP / 1000
m3
5 pengujian Indeks Plastisitas
Pengaruh Kepadatan &
Kekuatan Tanah Dasar
(CBR)
Contoh :
Pada kepadatan 92%, CBR turun menjadi 27% CBR
semula
BLENDING EQUIPMENT (1)
Spesifikasi Umum Pasal 5.1.2.(6) -
Pencampuran Bahan Untuk Lapis Pondasi
Agregat
Pencampuran bahan untuk memenuhi
ketentuan yang disyaratkan harus dikerjakan di
lokasi instalasi pemecah batu atau pencampur
yang disetujui,
dengan menggunakan pemasok mekanis
(mechanical feeder) yang telah dikalibrasi
untuk memperoleh aliran yang menerus dari
komponen-komponen campuran dengan
proporsi yang benar.
Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan
melakukan pencampuran di lapangan
Apakah pencampuran dengan
BLENDING EQUIPMENT (2)
BLENDING EQUIPMENT (3)
 LAPIS PERMUKAAN &
PONDASI AGR TANPA
PENUTUP ASPAL
Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos
ASTM (mm) Lap. Perm. Agr. Lap. Pondasi Agr
tanpa Penutup tanpa Penutup
Asp Asp
1 37,5 100
1 25,0 89 - 100
19,0 100
9,50 55 - 90
No.4 4,75 51 - 74 40 - 75
No.10 2,0 26 - 59
No.40 0,425 18 - 36 12 - 33
No.200 0,075 10 - 22 4 - 22
 PERBANDINGAN GRADASI LAPIS PERMUKAAN & PONDASI AGR.

100
Batas Bawah Lap Perm Agr
90
Batas Atas Lap Perm Agr
80 Contoh Gradasi Lap Perm Agr
% Berat Yang Lolos
70 Batas Bawah Lap Pondasi Agr (Kelas S)
Batas Atas Lap Pondasi Agr (Kelas S)
60
Contoh Gradasai Lap Pondasi Agr
(Kelas S)
50

40

30

20

10

0
0.01 0.1 1 10 100

Ukuran Partikel (mm)

 PERKERASAN BETON
SEMEN (1)
Sifat-sifat Agregat Kasar Agregat Halus
Kehilangan akibat < 40% untuk 500
Abrasi Los Angeles putaran
Berat Isi Lepas min. 1.200 kg/m3 min. 1.200
kg/m3
Berat Jenis min. 2,1
Penyerapan oleh Air ampas besi: maks maks. 5%
6%
lainnya: maks.
2,5%
Bentuk partikel pipih masing-masing
& lonjong dng rasio maks. 25%
3:1
Bidang Pecah ( 2) min. 80%
 PERKERASAN BETON
SEMEN (2)
Ukuran Saringan Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat
Kasar Gabungan
Inchi (in) Standar Halus Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran
(mm) maksimu maksimu maksimu maksimu maksimu maksimu
m m m m m m
1 in in 3/8 in 1 in in 3/8 in
(40 mm) (20 mm) (10 mm) (40 mm) (20 mm) (10 mm)
2 50,0 100 100
1 37,5 85 100 100 95 100
20,0 0 25 85 100 100 95
14,0 0 70 100 45 80 100 100
3/8 10,0 100 05 0 25 85 100 - - 95 100
3/16 5,0 89 100 05 0 25 - - 30 65
No.8 2,36 60 100 05 25 50 35 55 20 50
No.16 1,18 30 100 - - 15 40
No.30 600m 15 100 - - 10 30
No.50 300 m 5 70 8 30 10 35 5 15
No.100 150 m 0 15 - - 0 8*
0 8* 0 8*
* dinaikkan menjadi 10% untuk agregat halus pecah
GABUNGAN AGREGAT :
> No.200 : maks. 2% KECUALI BAHAN POZOLLAN
No.4 : min. 40% TOTAL AGREGAT
PERKERASAN BETON
SEMEN (3)
TOLERANSI :
WET LEAN CONCRETE & RIGID PAVEMENT
TEBAL : 10 mm dari elevasi desain

CROSS FALL : 0,3 % dari lereng

melintang desain
KERATAAN : 3 mm dari elevasi desain

diukur dengan mistar 3 m

DOWEL : ALINYEMEN DOWEL
2 mm untuk 2/3 jumlah dowel dalam

sambungan
4 mm untuk satu dari sisa 1/3 jumlah

dowel dalam sambungan

2 mm antar dowel yang berdampingan

dalam arah vertikal maupun horisontal

PELAKSANAAN PERKERASAN
BETON SEMEN YG TDK TEPAT (1)
DUDUKAN DOWEL DIPA-
SANG SEGERA SETELAH
BETON AKAN DICOR
ALINYEMEN DOWEL ?

TRUK MOLEN MASUK

LAJUR RENCANA
BAGAIMANA
MENJANGKAR DUDUKAN
PELAKSANAAN PERKERASAN
BETON SEMEN YG TDK TEPAT (2)

TANPA PLASTIK
PEMISAH ANTARA LAPIS
PONDASI BAWAH &
PELAT BETON

TIE BAR POLOS, BUKAN

ULIR
PERKERASAN BETON
SEMEN (4)
SEMEN PORTLAND :
PC TIPE I ATAU YG DISETUJUI (PPC & PCC ?)
ABU TERBANG HANYA DIGUNAKAN UTK PC
TIPE I
SAMBUNGAN KONSTRUKSI :
1/3 PANJANG SEGMEN
1,8 m DARI SAMBUNGAN MUAI/SUSUT
KEKUATAN RIGID PAVEMENT :
LABORATORIUM : fs 47 kg/cm2 (bukan fc !)
PRODUKSI : fs 45 kg/cm2 (bukan fc !)
KEKUATAN WET LEAN CONCRETE :
fc = 80 110 kg/cm2
 PERKERASAN BETON
SEMEN (5)
KESERAGAMAN BETON
Ketentuan, Ditunjukkan
Pengujian sebagai Perbedaan Maksimum
yang diijinkan pada Hasil
Pengujian dari Benda Uji yang
diambil dari Dua Lokasi dalam
Takaran Beton
Berat per meter kubik yang dihitung 16
berdasarkan bebas rongga udara (kg/m3)
Kadar rongga udara, volume % dari beton 1
Slump (mm) 10
Kadar Agregat Kasar, berat porsi dari setiap 6
benda uji yang tertahan ayakan No.4 (4,75
mm), %
Berat Isi mortar bebas udara (tidak kurang 1,6
dari 3 silinder akan dicetak dan diuji untuk
tiap-tiap benda uji) berdasarkan rata-rata
PERKERASAN BETON
SEMEN (6)
PENGUJIAN :
JIKA KUAT LENTUR < 90% YG DISYARATKAN
MAKA DILAKUKAN PENGUJIAN KUAT TEKAN
DARI BENDA UJI INTI (CORE)
PENGURANGAN 4% PEMBAYARAN JIKA MUTU
BETON 90 100% KUAT LENTUR UTK SETIAP
1 kg/cm2
JIKA MUTU < 90% KUAT LENTUR YG
DISYARATKAN MAKA HARUS DIBONGKAR
KERATAAN PERMUKAAN YANG TIDAK
MEMENUHI :
PERMUKAAN DIGURINDA ATAU
DIBONGKAR & DIGANTI
PERKERASAN BETON
SEMEN (7)
SLUMP :
SLIP FORM : 20 50 mm
FIXED FORM : 50 75 mm
PERKERASAN BETON
SEMEN (8)
PEMBAYARAN :
PENGURANGAN PEMBAYARAN (TIDAK LINEAR)
JIKA TEBAL AKTUAL < TEBAL RENCANA
Kekurangan Tebal rata-rata Pengurangan
ditentukan dng benda uji (persen Harga Satuan)
inti atau survey elevasi dlm
lot tsb
0 to 5 mm 0 persen
6 to 8 mm 20 persen
9 to 10 mm 28 persen
11 to 12,5 mm 32 persen
>12,5 mm Baik dibongkar maupun
ditinggal tanpa
pembayaran
JIKA TEBAL AKTUAL < (TEBAL DESAIN 12,5
mm) MAKA TIDAK ADA PEMBAYARAN (JIKA
SOIL CEMENT BASE (1)
TANAH SEBELUM PULVERIZATION
BUTIRAN < 75 mm
MATERIAL LOLOS #200 < 50%
TANAH SETELAH PULVERIZATION
BUTIRAN < 25 mm
MATERIAL LOLOS #4 > 75%
SEMEN PORTLAND :
PC TIPE I ATAU YG DISETUJUI (PPC & PCC ?)
KADAR 3 8%
CHIPPING :
JUMLAH 1,2 kg/m2
 SOIL CEMENT BASE (2)
BATAS-BATAS SIFAT
PENGUJIAN (Setelah Perawatan 7
Hari)
Minimu Target Maksimu
m m
Unconfined Compressive Strength 20 24 35
(UCS) kg/cm2
California Bearing Ratio (CBR) % 100* 120* 200*
Rata-rata Scala Penetration 1,0* 1,3* 2,5*
Resistance (SPR) > 2/3 tebal (1,0+) (0,8+) (0,4+)
(pukulan/cm)
Scala Penetration Resistance (SPR) 0,8* - -
yang menentukan batas minimum (1,3+)
tebal efektif (pukulan/cm)
* Angka-angka ini dapat disesuaikan oleh Direksi Pekerjaan untuk dikalibrasikan dengan
Pengujian
angka-angkaWetting & Dryingmengikuti pengujian kalibrasi untuk setiap jenis
UCS yang disyaratkan,
(i)tanah
% baru.
Kehilangan Berat - - 7
+ Angka-angka di dalam kurung adalah kemampuan penetrasi ekivalen dalam cm per
(ii) % Perubahan Volume - - 2
SOIL CEMENT BASE (3)
PENGENDALIAN MUTU
SUB-GRADE
SAND CONE PER 200 m,

1 MDD LAB untuk 10 KEPADATAN LAPANGAN

1 CBR untuk TIAP JENIS TANAH DI LAPANGAN

PULVERIZATION
5 BENDA UJI untuk TIAP SEGMEN ( 200m)

KADAR AIR (Sampling 100 m)

3 BENDA UJI : tanpa PC & air, dng PC, dng PC

& air
OMC s/d MOC+2%, MENGAPA ?

pH TANAH (SNI 19-6426-2000)

JIKA TERJADI SLOW HARDENING
SOIL CEMENT BASE (4)
KADAR SEMEN (SNI 03-6412-2000)
JIKA UCS YG DISYARATKAN TIDAK MEMENUHI

KEPADATAN (Sampling 500 m)

2 BENDA UJI untuk MDD & 4 BENDA UJI untuk

UCS
SAND CONE PER 100 m

> 97% MDD

KESERAGAMAN
UCS RATA-RATA DARI 2/3 TEBAL SETIAP

SEGMEN ( 200m) HARUS > UCS TARGET,

DAN
TAK SATUPUN < UCS MIN

CORE DRILL TEST JIKA HASIL AKTUAL

BERBEDA
PERKIRAAN KEBUTUHAN
SEMEN
KLASIFIKASI TANAH & KEBUTUHAN SEMEN
A1 (fraksi batu : kerikil & pasir); A1-a : 3 ~ 5%
& A1-b : 5 ~ 8%
A2 (kerikil-pasir kelanauan/kelempungan); A2-
4, A2-5, A2-6 & A2-7 : 5 ~ 9%
A3 (pasir halus) : 7 ~ 11%
A4 (tanah lanau) : 7 ~ 12%
A5 (tanah lanau) : 8 ~ 13%
A6 (tanah lempung) : 9 ~ 15%
A7 (tanah lempung); A7-5 & A7-6 : 10 ~ 16%
MIX DESIGN SOIL CEMENT (1)
1. Buat proctor disain, untuk hubungan kadar
semen tertentu dengan OMC dan MDD yang
diperoleh.
2. Variasikan kadar semen dan plot pada grafik I.
3. Plot MDD dan OMC pada grafik II sebagai fungsi
dari kadar semen.
4. Uji masing masing kadar semen untuk
mendapatkan nilai UCS atau CBR, dan plot pada
grafik III sebagai fungsi dari kadar semen
5. Masukan target kekuatan yg diminta pada gafik
III, untuk mendapatkan kadar semen.
6. Masukan nilai kadar semen dari grafik III pada
grafik II, untuk mendapatkan OMC dan MDD.
7. Buat grafik IV yang menyatakan hubungan kadar
air dgn kepadatan kering.
MIX DESIGN SOIL CEMENT (2)
8. Masukkan nilai OMC dan MDD yg didapat dari
grafik II, pada grafik IV, maka akan didapat nilai
untuk pengendalian lapangan dimana OMC
sebagai batas bawah dan OMC +2 % sebagai
batas atasnya
46
CTB & CTSB
BAHAN
PC TIPE I ATAU YG DISETUJUI (PPC & PCC ?)
GRADASI AGREGAT :
CTB = LPA KELAS A & CTSB LPA KELAS B
UCS : CTB = 45 55 kg/m2 & CTSB = 35 45
kg/m2
KADAR AIR : 70 100% OMC, MENGAPA ?
KEPADATAN 98% MDD
JIKA TEBAL PADAT > 20 cm, 2 x SAND CONE

TEST
PENGUJIAN 20 cm BAG.ATAS & 15 cm

BAG.BAWAH
PERALATAN KHUSUS

DIV 6. PERKERASAN ASPAL
(1)
6.1 LAPIS RESAP PENGIKAT & LAPIS PEREKAT
LAPIS RESAP PENGIKAT (PRIME COAT)
BUKAN SEBAGAI PEREKAT TETAPI PELINDUNG,
JADI HANYA PADA GRANULAR BASE SAJA
MATA PEMBAYARAN : ASPAL CAIR & ASPAL

EMULSI
LAPIS PEREKAT (TACK COAT)
SEBAGAI PEREKAT, PADA SEMUA JENIS LAPISAN
YANG ADA PENGIKATNYA
MATA PEMBAYARAN : ASPAL CAIR, ASPAL

EMULSI & ASPAL EMULSI MODIFIKASI

BAHAN ASPAL EMULSI MODIFIKASI MERUJUK

PADA AASHTO M316-99 (2000) TABLE 1 CRS-2L

DIV 6. PERKERASAN ASPAL
(2)
YANG DIUKUR UNTUK PEMBAYARAN
RESIDU ASPAL PADA SUHU STANDAR 15C,

BUKAN PELARUT ATAU BAHAN

PENGEMULSIONIR
PRIME COAT &TACK COAT
(1)
PRIME COAT
ANTARA YG TANPA PENGIKAT & YG BERASPAL
ASPAL EMULSI : MS atau SS, MENGAPA TIDAK
RS ?
ASPAL CAIR : AC + Kerosene (80 pph, MC-30,
viskositas kinematis pada 60C : 30 - 60
mm2/s)
TACK COAT
ANTARA YG BERPENGIKAT & BERASPAL
ASPAL EMULSI : RS (Rapid Setting) & RS Mod
ASPAL CAIR : AC + Kerosene [30 pph (part per
hundred), HARUS DIPANASKAN]
RESIDU :

PRIME COAT &TACK COAT
(2)
VISKOSITAS KINEMATIS (60 C)
RC 250, MC 250 : 250 500 mm2/detik
RC 70, MC 70 : 70 140 mm2/detik
MC 30 : 30 60 mm2/detik
VISKOSITAS SAYBOLT FUROL
RC 250, MC 250 : 125 250 detik pada 60 C
RC 70, MC 70 : 60 120 detik pada 50 C
MC 30 : 75 150 detik pada 25 C
BURTU & BURDA (1)
ASPAL
Pen.60-70 + 10 pph KEROSENE atau Pen.80-
100 + 8 pph
KADAR ASPAL BURTU atau LAPIS KE-1 BURDA
R = (0,138 x ALD + e) x T
f
R = takaran penyemprotan liter/m2

ALD = ukuran rata-rata terkecil (mm)

AGD = ukuran rata-rata terbesar (mm)

e = jumlah aspal yg diperlukan mengisi

tektur permukaan jalan lama.

T = angka faktor yg tergantung pada
f
volume lalin
KADAR ASPAL LAPIS KE-2 BURDA
 BURTU & BURDA (2)
Ukuran Ukuran Persentase ukuran terkecil Persentase
nominal terkecil rata- rata-rata dalam rentang maksimum lolos
(mm) rata (ALD) batas 2,5 mm dari ALD ayakan 4,75 mm

12,5 6,4 - 9,5 min. 65 2

Misal ALD (Average Least Dimension) adalah 8 mm

(syarat : 6,4 9,5 mm)
Maka reantang 2,5 mm dari ALD adalah 6,5 10,5 mm,
partikel dalam rentang ini minimum haruslah 65%.
BURTU & BURDA (3)
AGREGAT UMUM
KERAS, AWET, BERSIH & KUBIKAL
KEAUSAN DNG MESIN LOS ANGELES : 30%
MIN. 2 BIDANG PECAH TERTAHAN No.4 : 90%
KELEKATAN TERHADAP ASPAL : 95%
AGD/ALD < 2,3 (UKURAN HAMPIR SERAGAM)
AGREGAT BURTU & LAPIS KE-1 BURDA
UKURAN NOMINAL : 13 mm
UKURAN TERKECIL RATA-RATA (ALD) : 6,4 9,5
mm
% UKURAN TERKECIL RATA-RATA DALAM :
min.65%
RENTANG 2,5 mm DARI ALD
BURTU & BURDA (4)
AGREGAT LAPIS KE-2 BURDA
Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos
ASTM (mm)
3/8 9,5 100
6,35 95 100
No.8 2,36 0 15
No.200 0,075 08
 For AGD Testing

For ALD Testing

 ALAT PEMBERSIH YG
MEMADAI

KOMPRESOR

POWER BROOM, SANGAT

DIANJUR-KAN UNTUK
PEMBERSIHAN AWAL SETELAH
MILLING, KEMUDIAN
 ALAT PENYEMPROT ASPAL

HAND SPRAYER

ASPAL DISTRIBUTOR
KERB SEHARUSNYA DITUTUP
CONTOH APLIKASI AGREGAT
(1)
UKURAN AGREGAT YG SALAH

UKURAN AGREGAT YG BENAR

CONTOH APLIKASI AGREGAT
(2)
DAMPAK UKURAN AGREGAT YG LEBIH DARI
SATU UKURAN
CAMPURAN ASPAL PANAS
(1)
GRADASI LASTON (AC SUPERPAVE)
HALUS (petunjuk Spec EINRIP: repetisi < 6 juta
ESA)
KASAR
KEDUANYA DI LUAR RESTRICTION ZONE
GRADASI LATASTON (HRS)
SENJANG & SEMI SENJANG
ASPAL
TIPE 1
Aspal Keras Pen.60-70

TIPE 2
Aspal dimodifikasi dng Asbuton yg diproses

Aspal dimodifikasi dng Elastomer Alam

AC KONVENSIONAL vs
SUPERPAVE
 PERBANDINGAN TEXTURE AC-WC

AC-WC1 : 5,3% AC-WC2 : 7,2%

DI BWH RESTRICTION DIATAS RESTRICTION
ZONE
ZONE
ABSORPSI ASPAL 1% ABSORPSI ASPAL 1,4%
 Tipe II Aspal yang
Dimodifikasi
Tipe I
A (1)
B C
Aspal
No. Jenis Pengujian Metoda Pengujian
Pen. Asbuton Elastome Elastom
60-70 yg r Alam er
diproses (Latex) Sintetis
1 Penetrasi pada 25C (0,1 mm) SNI 06-2456-1991 60-70 Min.50 50-70 Min.40
385
2 Viskositas 135C (cSt) AASHTO T201-03 300 < 2000(4) < 3000(4)
2000
3 Titik Lembek (C) SNI 06-2434-1991 > 48 > 53 - > 54
4 Indeks Penetrasi 2) - > -1,0 - 0,5 > 0.0 > 0,4
5 Daktilitas pada 25C, (cm) SNI-06-2432-1991 100 > 100 > 100 > 100
6 Titik Nyala (C) SNI-06-2433-1991 > 232 > 232 > 232 > 232
Kelarutan dalam
7 AASHTO T44-03 > 99 > 90(1) > 99 > 99
Trichloroethylene (%)
8 Berat Jenis SNI-06-2441-1991 > 1,0 > 1,0 > 1,0 > 1,0
ASTM D 5976 part
9 Stabilitas Penyimpanan (C) - < 2,2 < 2,2 < 2,2
6.1
Pengujian Residu hasil TFOT (SNI-06-2440-1991) atau RTFOT (SNI-03-6835-2002) :
10 Berat yang Hilang (%) SNI 06-2441-1991 < 0,8 < 0,8 < 0,8 < 0,8
11 Penetrasi pada 25C (%) SNI 06-2456-1991 > 54 > 54 > 54 54
12 Indeks Penetrasi 2) - > -1,0 > -0,5 > 0,0 > 0,4
Keelastisan stlh Pengembalian
13 AASHTO T 301-98 - - > 45 > 60
(%)
14 Daktilitas pada 25C (cm) SNI 062432-1991 > 100 > 50 > 50 -
Partikel < 150 micron (m)
15 Min. 95(1) - -
(%)
Catatan :

Hasil pengujian adalah untuk bahan pengikat (bitumen) yang

diektraksi dengan menggunakan metoda SNI 2490:2008. Sedangkan
untuk pengujian kelarutan dan gradasi mineral dilaksanakan pada
seluruh bahan pengikat termasuk kandungan mineralnya.

Nilai Indeks Penetrasi menggunakan rumus ini :

Indeks Penetrasi = (20-500A) / (50A+1)
A = [log (Penetrasi pada Temperatur Titik lembek) - log (penetrasi
pada 25C)] / (titik lembek - 25C )

Pabrik pembuat bahan pengikat Tipe II dapat mengajukan metoda

pengujian alternatif untuk viskositas bilamana sifat-sifat elastomerik
atau lainnya didapati berpengaruh terhadap akurasi pengujian
penetrasi, titik lembek atau standar lainnya.
Viscositas di uji juga pada temperatur 100C dan 160C untuk tipe I,
untuk tipe II pada temperatur 100 C dan 170 C.
Jika untuk pengujian viskositas tidak dilakukan sesuai dengan
AASHTO T201-03 maka hasil pengujian harus dikonversikan ke satuan
cSt.
 Ketentuan Agregat Kasar
Pengujian Standar Nilai
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan
SNI 3407:2008 Maks.12 %
natrium dan magnesium sulfat
Campuran AC bergradasi
Maks. 30%
Abrasi dengan mesin kasar
Los Angeles SNI 2417:2008
1)
Semua jenis campuran
Maks. 40%
aspal bergradasi lainnya
Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 2439:2011 Min. 95 %
Angularitas (kedalaman dari permukaan <10 DoTs
95/90 2)
cm) Pennsylvania
Angularitas (kedalaman dari permukaan 10 Test Method,
80/75 2)
cm) PTM No.621
ASTM D4791
Maks. 10
Partikel Pipih dan Lonjong Perbandingan 1 :
%
5
Catatan : SNI 03-4142-
Material
1) lolos Ayakan No.200
Abrasi dengan mesin Los Angeles dengan 100 putaran harus Maks. 1 %
dilakukan untuk
1996
mengetahui keseragaman mutu agregat dan nilai abrasi dengan 100 putaran yang
diperoleh tidak boleh melampaui 20% dari nilai abrasi dengan 500 putaran
2) 95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah
satu atau lebih dan 90% agregat kasar mmepunyai muka bidang pecah dua atau
SCREEN CRUSHING PLANT
Pasal 6.3.2.(2).(b) - FRAKSI AGREGAT :
Ukuran nominal agregat kasar
Jenis penampung dingin (cold bin) minimum yg
Campura diperlukan (mm)
n 5 - 10 10 - 14 14 - 22 22 - 30

HRS-WC Ya Ya
HRS-Base Ya Ya
AC-WC Ya Ya
AC-BC Ya Ya Ya
AC-Base
SCREEN Ya
MAKS. YG Ya
TEPAT Ya
SANGAT Ya :
VITAL
KHUSUSNYA UNTUK AC BERGRADASI KASAR
 AGREGAT 10-20 vs 10-15 AKIBAT
SCREEN MAKS. 19 mm vs 16 mm

SCREEN MAKS 19 mm
SCREEN MAKS 16mm
PEMAKAIAN SANGAT
SEDIKIT
PEMAKAIAN AGAK BANYAK
GRADASI SULIT
GRADASI MUDAH
DIPENUHI
AC-WC Kasar yg tidak bisa dipenuhi
 ILUSTRASI BATU PECAH
YANG MASIH BANYAK
KULITNYA
CLOSE UP BATU PECAH
10-20 YANG MASIH
BANYAK KULITNYA
KELEKATAN AGREGAT?

STOCKPILE BATU PECAH

YG MSH BANYAK
KULITNYA
PERLUKAN SCALPING
 SETTING CRUSHING PLANT
ANTARA MAX SIZE & NOMINAL MAX SIZE
# SCREEN MAKS. 16 mm (5/8) u/AC-WC
# SCREEN MAKS. 22 mm (7/8) u/AC-BC
# SCREEN MAKS. 31 mm (1) u/AC-Base
KESALAHAN SETTING :
MAX # SCREEN
GAP DARI SECONDARY CRUSHER
KAPASITAS SCREEN
KELANDAIAN SCREEN
 Ketentuan Agregat Halus
Pengujian Standar Nilai
Nilai Setara Pasir SNI 03-4428-1997 Min 60%
Kadar Lempung SNI 3423 : 2008 Maks 1%
Angularitas (kedalaman dari permukaan <
Min. 45
10 cm)
SNI 03-6877-2002
Angularitas (kedalaman dari permukaan 10
Min. 40
cm)

Agregat Halus Pecah Mesin tidak memenuhi pengujian

Standar Setara Pasir, maka fraksi agregat harus
dipisahkan dengan scalping screen sebelum masuk ke
instalasi pemecah batu tahap kedua (secondary crusher)
atau harus diperoleh melalui proses pencucian secara
mekanis
 &
BATU PECAH MESIN HALUS (0
5)
WARNA PASIR
DAPAT PUTIH,
ABU-ABU,
COKLAT, DSB
PASIR INI
DAPAT
DIPEROLEH
DI BUKIT
ATAU PESISIR
TIDAK BOLEH
MENGANDUN
G LEMPUNG
(JIKA PERLU
HARUS DNG
PENCUCIAN?)
CAMPURAN ASPAL PANAS
(2)
FILLER ADDED
Un-hydrated Lime / Partial Un-hydrated Lime
1%
Hydrated Lime 2% terhadap total AGREGAT
Mineral Asbuton : lolos #100 95%
Kadar Filler Added 1 2% (mandatory)
ANTI STRIPPING AGENT
DIGUNAKAN JIKA STABILITAS MARSHALL SISA
SEBELUM DIBERI ANTI STRIPPING AGENT
75%
DITAMBAHKAN DI TIMBANGAN ASPAL SESAAT
SEBELUM WET MIX DI PUGMILL
0,2 0,4% TERHADAP BERAT ASPAL
JIKA MARSHALL STABILITAS SISA 90%, ANTI
 Gradasi Agregat Campuran
Aspal
% Berat Yang Lolos terhadap Total Agregat dalam Campuran
Ukur- Latasir (SS) Lataston (HRS) Laston (AC)
an Gradasi Gradasi Semi
Gradasi Halus Gradasi Kasar1
Ayak- Senjang3 Senjang 2
an Base
(mm) Kelas Kelas
A B
WC Base WC Base WC BC Base WC BC

37,5 100 100

25 100 90 - 100 100 90 - 100

19 100 100 100 100 100 100 100 90 - 100 73 - 90 100 90 - 100 73 - 90
12,5 90- 90- 87- 90 - 100 90 - 100 74 - 90 61 - 79 90 - 100 71 - 90 55 - 76
100 100 100
9,5 90 - 75 - 65 - 55 - 55 - 70 72 - 90 64 82 47 - 67 72 - 90 58 80 45 - 66
100 85 90 88
4,75 54 - 69 47 - 64 39,5 - 43 - 63 37 - 56 28 -
50 39,5
2,36 75 - 50- 35- 50 - 32 - 44 39,1 - 34,6 - 30,8 - 28 - 23 - 19 -
100 723 553 62 53 49 37 39,1 34,6 26,8
1,18 31,6 - 28,3 - 24,1 - 19 - 15 - 12 -
40 38 28 25,6 22,3 18,1
0,600 35 - 15 - 20 15 - 35 23,1 - 20,7- 28 17,6 - 13 - 10 - 7 - 13,6
60 35 45 30 22 19,1 16,7
0,300 15 5 - 35 15,5 - 13,7- 20 11,4 - 9 - 15,5 7 - 13,7 5 - 11,4
anjutan : Gradasi Agregat Campuran Asp
Catatan :
1. Laston (AC) bergradasi kasar dapat digunakan pada daerah yang
mengalami deformasi yang lebih tinggi dari biasanya seperti pada daerah
pengunungan, gerbang tol atau pada dekat lampu lalu lintas.
2. Lataston (HRS) bergradasi semi senjang sebagai pengganti Lataston
bergradasi senjang dapat digunakan pada daerah dimana pasir halus yang
diperlukan untuk membuat gradasi yang benar-benar senjang tidak dapat
diperoleh.
3. Untuk HRS-WC dan HRS-Base yang benar-benar senjang, paling sedikit
80% agregat lolos ayakan No.8 (2,36 mm) harus lolos ayakan No.30
(0,600 mm). Lihat Tabel 6.3.2.4 sebagai contoh batas-batas Bahan
Bergradasi Senjang di mana bahan yang lolos No. 8 (2,36 mm) dan
tertahan pada ayakan No.30 (0,600 mm).
4. Untuk semua jenis campuran, rujuk Tabel 6.3.2.(1).(b) untuk ukuran
agregat nominal maksimum pada tumpukan bahan pemasok dingin.
5. Apabila tidak ditetapkan dalam Gambar, penggunaan pemilihan gradasi
sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan dengan mengacu pada panduan
SeksiNo.8
% lolos 6.3 ini. 40 50 60 70
% lolos Paling sedikit Paling sedikit Paling sedikit Paling sedikit
No.30 32 40 48 56
HRS LAMA vs HRS-WC
 PENGAMATAN VISUAL TERHADAP
GRADASI HRS-WC YANG BENAR

GRADASI SENJANG SULIT

DIAMATI DARI TEXTURE GRADASI SENJANG DAPAT
PERMUKAAN DIAMATI DENGAN JELAS
DARI PERMUKAAN
DINDING CORING
PERALATAN LAB - ASPAL
PEDESTAL
BERAT ISI KAYU 0,673 0,769 ton/m3
UKURAN 20,3 x 20,3 x 45,7 (cm)
HAMMER
TINGGI JATUH 45,72 cm
BERAT 4536 gram u/MOLD 4
BERAT 10206 gram u/MOLD 6
KECEPATAN MESIN MARSHALL 5,08 cm per
menit
 PERALATAN LABORATORIUM

PEDESTAL DNG
HAMMER MANUAL PEDESTAL DENGAN
(TIDAK DIANJURKAN)
HAMMER MEKANIK
 PEDESTAL
AC-WC & AC-BC
Stabilitas Marshall 800 kg
Pelelehan 3,0 mm
Benda Uji 4
AC-Base
Stabilitas Marshall 1800 kg,
apa > kuat dari AC-WC & AC-BC ?
Pelelehan 4,5 mm
Benda Uji 6
Pedestal
Berat Isi kayu 0,673 0,769
ton/m3
UKURAN KAWAT u/AYAKAN
RUJUKAN AASHTO M92
SETIAP AYAKAN MEMPUNYAI DIAMETER
KAWAT YANG TERSENDIRI
SEMAKIN BESAR AYAKAN SEMAKIN BESAR
DIAMATER KAWAT
ARTI #4 : SETIAP INCH ADA 4 LUBANG
# 4 = 4,75 mm
DIA. KAWAT= (25,4 4 x 4,75)/4 = 1,6 mm
DIA. KAWAT SESUAI AASHTO = 1,54 mm
 KAWAT AYAKAN No.4
KIRI, AYAKAN YG BENAR
KANAN, AYAKAN YG
SALAH
YG BENAR : KAWATNYA
LBH BESAR & TEGAR

KIRI, AYAKAN YG BENAR

KANAN, AYAKAN YG
SALAH
 KAWAT AYAKAN No.8
KIRI, AYAKAN YG BENAR
KANAN, AYAKAN YG
SALAH
YG BENAR : KAWATNYA
LEBIH BESAR & TEGAR

KIRI, AYAKAN YG BENAR

KANAN, AYAKAN YG
SALAH
AMP
COLD BIN
CONVEYOR BELT : sobek tidak ?
DRYER : sisa minyak yang tidak terbakar ?
DUST COLLECTOR : primair & sekunder
SCREEN : ukuran, aus atau berlubang ?
TIMBANGAN
KALIBRASI : HARUS NOL JIKA TIDAK
BERMUATAN
PUGMILL
PADDLE : TIDAK AUS, ARAH SESUAI MANUAL

 COLD BIN
PINTU TERLALU LONGGAR
ADA PENGUNCI TAPI
GOYAH
SKALA TERLALU KASAR

TIDAK ADA SKALA

TIDAK ADA PENGUNCI
 LANJUTAN COLD BIN

TIDAK ADA SEKAT PADA

BAGIAN ATAS COLD BIN CONVEYOR PANJANG
MATERIAL TUMPANG JARAK COLD BIN RAPAT,
TINDIH DAPAT DIRENGGANGKAN ?
KALIBRASI COLD BIN
DURASI HARUS CUKUP AGAR KESALAHAN
DAPAT DIPERKECIL
KOREKSI KADAR AIR DIHARUSKAN
PLOTTING HARUS PADA 1 LEMBAR KERTAS
UNTUK SEMUA GRAFIK
TITIK 0 (NOL) SEBAGAI TITIK BANTU
GRAFIK BERUPA GARIS LENGKUNG
X : OUTPUT & Y : OPENING GATE MAKA BENTUK
KURVA CEMBUNG
 LANJUTAN COLD BIN

Grafik ada yang lurus & Grafik lurus dalam 1

kurva dalam 1 lembar lembar
Grafik Sand & 0-5 saling Pada bukaan 0 tapi ada
berpotongan output
MIXING TIME
DERAJAD PENYELIMUTAN ASPAL THD
BUTIRAN AGREGAT KASAR (AASHTO 195-
67 (2007))
CEK VISUAL BUTIRAN TERTAHAN 3/8
CONTINEOUS PLANT (TIDAK BOLEH
DIGUNA-KAN LAGI DALAM SPESIFIKASI INI)
MAKS 60 DETIK
BATCHING PLANT
DRY MIX
WET MIX
 DUST COLLECTOR

SEKUNDER : WET CYCLONE

SEKUNDER : TABUNG
TIDAK BEKERJA
POLUSI FILTER
TIDAK ADA POLUSI
 LANJUTAN DUST COLLECTOR

SEKUNDER : WET
CYCLONE WET CYCLONE : DEBU
TIDAK ADA POLUSI DISEMPROT DAN AIR
DIALIRKAN KE BAK
 OVER HEATING

HOTBIN 260C
ASPHALT STORAGE 200C DAPAT DISEBABKAN OLEH
SIFAT-SIFAT KIMIA ASPAL BERVARIASINYA KADAR
BERUBAH, MENJADI GETAS AIR DALAM STOCKPILE
AGREGAT
 BETON (1)
Jenis fc bk
Beton (MPa) (Kg/cm2) Uraian
Umumnya digunakan untuk beton
Mutu prategang seperti tiang pancang beton
x 45 x K500
tinggi prategang, gelagar beton prategang,
pelat beton prategang dan sejenisnya.
Umumnya digunakan untuk beton
bertulang seperti pelat lantai
jembatan, gelagar beton bertulang,
Mutu K250 x <
20 x < 45 diafragma, kereb beton pracetak,
sedang K500
gorong-gorong beton bertulang,
bangunan bawah jembatan,
perkerasan beton semen.
Umumya digunakan untuk struktur
beton tanpa tulangan seperti beton
15 x < K175 x <
siklop, trotoar dan pasangan batu
Mutu 20 K250
kosong yang diisi adukan, pasangan
rendah
BETON (2)
BETON (3)
KUAT TEKAN
fck = fcm - k.S
SEMEN PORTLAND
PC TIPE I ATAU YG DISETUJUI (PPC & PCC ?)
ABU TERBANG HANYA DIGUNAKAN UTK PC
TIPE I
AIR
SNI 03-6817-2002
KADAR SEMEN MIN. & W/C TIDAK
DISYARATKAN
BAHAN TAMBAH
BAHAN KIMIA

BETON (4)
Batas Maks yang diizinkan untuk
Sifat-sifat Agregat
Halus Kasar

Keausan agregat dengan -

40%
mesin Los Angeles
Kekekalan bentuk agregat 10% - Natrium 12% - Natrium
terhadap larutan natrium 15% - 18% -
sulfat atau magnesium Magnesium Magnesium
sulfat
Gumpalan lempung dan
partikel yang mudah 3% 2%
pecah
5% untuk
kondisi umum,
Bahan yang lolos saringan
3% untuk kondisi 1%
 BETON (5)
Ukuran Saringan Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat
Kasar Gabungan
Inchi (in) Standar Halus Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran
(mm) maksimu maksimu maksimu maksimu maksimu maksimu
m m m m m m
1 in in 3/8 in 1 in in 3/8 in
(40 mm) (20 mm) (10 mm) (40 mm) (20 mm) (10 mm)
2 50,0 100 100
1 37,5 85 100 100 95 100
20,0 0 25 85 100 100 95
14,0 0 70 100 45 80 100 100
3/8 10,0 100 05 0 25 85 100 - - 95 100
3/16 5,0 89 100 05 0 25 - - 30 65
No.8 2,36 60 100 05 25 50 35 55 20 50
No.16 1,18 30 100 - - 15 40
No.30 600m 15 100 - - 10 30
No.50 300 m 5 70 8 30 10 35 5 15
No.100 150 m 0 15 - - 0 8*
0 8* 0 8*
* dinaikkan menjadi 10% untuk agregat halus pecah
GABUNGAN AGREGAT :
> No.200 : maks. 2% KECUALI BAHAN POZOLLAN
No.4 : min. 40% TOTAL AGREGAT
PENUTUP
SEMOGA BERMANFAAT !