Anda di halaman 1dari 18

BAB 1.

BATU ALAM
1.1. PENGERTIAN:
Batu alam adalah : semua bahan yang menyusun kerak bumi dan
merupakan suatu agregat mineral-mineral yang telah mengeras
akibat proses
secara alami seperti, membeku, pelapukan, mengendap dan
adanya proses
kimia.
Unsur-unsur yang membentuk batuan yang merupakan lapisan
(kerak) luar bumi :
Oksigen (O2) : 49,4 %
Silisium (Si) : 25,4 %
Aluminium (Al) : 7,5 %
Besi ( Fe ) : 4,7 %
Kalsium (Ca) : 3,4 %
Natrium (Na) : 2,6 %
Kalium (K) : 2,4 %
Magnesium (Mg) : 2,0 %
1.2. SIKLUS (TERBENTUKNYA)
BATU ALAM
1.3. JENIS-JENIS BATU ALAM
Menurut proses kejadiannya :

Batuan Beku, yaitu batuan alam yang terjadi karena magma yang berasal
dari inti bumi mendapat tekanan dalam keadaan panas sekali dan keluar dalam
bentuk cair ke permukaan bumi. Karena pengaruh udara dingin, cairan ini
membeku menjadi batu. Batuan ini biasanya berupa batu gunung yang massif
dan tebal lapisannya. Contoh batuan beku adalah : obsidian, perlit, Andesit,
basalt, dll.

Batuan Sedimen (batuan lapisan/endapan), yaitu batuan karena pengerasan,


pengaruh cuaca, terbawa arus sungai kemudian terendapkan pada dasar sungai,
danau atau laut. Contoh batuan sedimen adalah : kapur (batu gamping), batu
bara, batu karang, dll.

Batuan metamorf ( batuan alihan/batuan ubahan), yaitu batuan sediment yang


terkena pengaruh panas dan tekanan yang cukup beasr sehingga terjadi
perubahan pada bentuk dan komposisi. Contoh batuan metamorf adalah : batu
bara menjadi intan, batu marmer, batu sabak, antrasit, dll.

Batuan Robohan, yaitu semacam batuan lapisan yang terdiri dari bermacam
mineral kontak. Contoh : pasir, kerikil, batu kali, batu cadas, batu paras, dll.
1.3. JENIS-JENIS BATU ALAM
Menurut tegangannya :
Batu lunak ( 4 kg/cm2 8 kg/cm2), yaitu
batu alam yang mudah digali dan
dipatahkan dengan tangan. Batu ini
mengalami proses pelapukan dan banyak
mengandung retakan.

Batu sedang ( 8 kg/cm2 18 kg/cm2),


batuan alam ini sukar digali dengan
peralatan tangan. Bagian pecahan/patahan
tidak dapat dipatahkan dengan tangan
tetapi mudah dihancurkan dengan palu.
1.3. JENIS-JENIS BATU ALAM
Batu keras ( 16 kg/cm2 50
kg/cm2), yaitu batu alam yang
hanya dapat digali dengan
memakai bagan peledak. Batu ini
tidak banyak mengandung
retakan.
a) Batu Gamping (termasuk batuan sedimen)

Secara kimia batu gamping terdiri atas kalsium karbonat (CaCO3).


Selain kalsium karbonat, di alam juga sering dijumpai batu gamping yang
mengandung magnesium. Batu gamping ada yang bersifat padat, keras
dan massif.

Ada juga batu gamping yang bersifat porous.


Pada umumnya deposit batu gamping ditemukan dalam bentuk
bukit. Oleh sebab itu teknik penambangannya dilakukan dalam
bentuk tambang terbuka.

Batu gamping yang dikalsinasi ( dipanaskan pada suhu 600C -900C) akan
menjadi kapur tohor dan kapur padam. Kapur ini digunakan sebagai bahan
perekat hidrolis pada adukan/spesi. Batu gamping juga merupakan bahan
baku pembuatan semen Portland.

Gambar 1.1. Batu Kapur


b) Dolomit
Terjadi karena proses peresapan unsure magnesium
dari air laut ke dalam batu gamping
Berfungsi seperti batu gamping.

c) Marmer
Merupakan hasil metamorfose dari batu gamping.
Bersifat tahan terhadap cuaca, mudah dikerjakan,
tidak tahan asam.
Digunakan untuk pelapis dinding dan lantai.

Gambar 1.2. Batu


Marmer
d) Gipsum
Ditemukan dalam bentuk lembaran
pipih, kristal, serabut di daerah batu
gamping.
Gipsum hasil penambangan diolah
dengan cara dipanaskan sehingga
berbentuk tepung gips.
Digunakan untuk bahan tambah
semen portlad, untuk plafond dan
partisi.
e) Tras
Disebut juga sebagai posolan, terbentuk dari batuan vulkanik yang
banyak mengandung feldspar dan silika seperti andesit dan granit
yang telah mengalami pelapukan lanjut. Akibat proses pelapukan
feldspar akan berubah menjadi mineral lempung/kaolin dan senyawa
silika amorf.
Bila dicampur dengan kapur tohor dan air akan mempunyai sifat
seperti semen.
Digunakan sebagai bahan pengikat pada adukan, tras dapat dicetak
untuk membuat batako.

Gambar 1.3. Tanah Trass


f. Andesit dan basalt

Merupakan jenis batuan beku luar (hasil


pembekuan magma di permukaan bumi).
Bersifat massif, keras, tahan terhadap hujan,
mempunyai berat jenis
2,3-2,7, kuat tekan 600 2400 kg/cm2.
Digunakan untuk pondasi, penutup lantai,
dinding. Apabila
dipecah/dihancurkan dengan palu atau crusher
dengan ukuran
tertentu menjadi batu pecah (kerikil) dan pasir
yang digunakan untuk bahan campuran beton
dan jalan.
g) pasir gunung api
Merupakan bahan lepas berbentuk butiran
pasir yang dihasilkan pada saat gunung api
meletus. Pada saat turun hujan di puncak
gunung, maka tupukan pasir akan lonsor
terbawa air ke sungai.
Digunakan sebagai bahan pengisi pada
campuran beton, adukan, dll.

Gambar 1.4. Pasir


Gunung
h) Granit dan diorit.
Merupakan batuan beku dalam yang
terjadi dari proses pembekuan
magma di dalam kulit bumi.
Bersifat keras, tahan cuaca dan
asam, sukar dikerjakan, mempunyai
kuat tekan 1000 2500 kg/cm2,
dengan berat jenis 2,6 2,7.
Digunakan untuk pelapis dinding dan
lantai.
1.4. SIFAT-SIFAT FISIK BATU
ALAM DAN PENGUJIANNYA
a. Sifat Fisik batu alam untuk
bangunan
Mempunyai kuat tekan dan kuat
lentur yang tinggi
Keras dan tidak mudah hancur
Daya serap air relative kecil
Tahan terhadap pengaruh cuaca
Tahan terhadap keausan
b. Pengujian Batu Alam, meliputi :

Analisa Petrografi, analisa batuan secara mikroskopis untuk


mengetahui jenis, tekstur, struktur komposisi mineral dan nama
batuan.

Analisa
kimia, analisa batuan secara kimia untuk mengetahui
komposisi kimia batuan.

Analisadefraktometer sinar X, digunakan pada batuan yang berbutir


sangat halus seperti tanah liat untuk mengetahui unsur kimianya.

Analisabesar butir, dilakukan dengan cara diayak menggunakan


ayakan berjenjang yang mempunyai ukuran tertentu.

Analisa berat jenis (bulk density), dilakukan dengan cara : batuan


dipanaskan dalam oven pada suhu 100C selama 24 jam, kemudian
didinginkan pada suhu kamar. Batuan ditimbang beratnya dan diukur
volumenya. Berat jenis batuan diperoleh dengan membagi berat
dengan volume.
b. Pengujian Batu Alam, meliputi (Continued):

Pengujian Daya serap air pada batuan.

Pengujian ketahanan batuan terhadap pelapukan, untuk


mengetahui seberapa jauh pengaruh reaksi kimia unsur-
unsur alkali (K dan Na) pada batuan. Unsur-unsur ini apabila
prosentasenya tinggi, akan merugikan bila digunakan untuk agregat
pada konstruksi bangunan.

Pengujian ketahanan batuan terhadap keausan, ketahanan batuan


terhadap aus ini diartikan sebagai sifat daya tahan batuan terhadap
penggosokan bahan lain. Pengujian dilakukan menggunakan bolabola
baja yang terdapat pada mesin LOS ANGELES.

Pengujian Kuat Tekan Bebas. Untuk mencegah kerusakan konstruksi


akibat beban yang bekerja, maka agregat harus cukup kuat menahan
tekanan. Kuat tekan batuan adalah kemampuan batuan dalam
menahan beban yang diberikan sehingga batuan tersebut pertama
kali mengalami deformasi.
1.5. SYARAT MUTU BATU
ALAM UNTUK BANGUNAN
RANGKUMAN

Batu alam adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan
merupakan suatu agregat mineral-mineral yang telah mengeras akibat
proses secara alami seperti, membeku, pelapukan, mengendap dan
adanya proses kimia.

Jenis-jenisbatu alam menurut terjadinya, yaitu batuan beku, batuan


sedimen dan batuan metamorf.
Jenis batu alam yang biasa digunakan sebagai bahan bangunan adalah
batu gamping, dolomit, andesit, basalt, marmer, tras, pasir gunung
berapi, batuan gips dan granit.

Sifat
Fisik batu alam yang digunakan untuk bangunan adalah :
Mempunyai kuat tekan dan kuat lentur yang tinggi, keras dan tidak
mudah hancur, daya serap air relative kecil, tahan terhadap pengaruh
cuaca, tahan terhadap keausan.

Pengujian sifat-sifat batu alam meliputi : berat jenis, analisa besar butir,
daya serap air, ketahanan terhadap pelapukan dan pengujian kuat tekan
serta kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai