Anda di halaman 1dari 24

POLITIK HUKUM DALAM

PENYUSUNAN PERATURAN
DAERAH

OLEH:
MAHARANI SOFIATY
(BIRO HUKUM KEMENDAGRI)

DISAMPAIKAN DALAM DIKLAT PENGUATAN TENAGA PERANCANG,


BERTEMPAT RUANG KLS BPSDM HUKUM&HAM DEPOK, 4 MARET 2014
POLITIK HUKUM DALAM
PENYUSUNAN PERDA

TERTIB REGULASI
TERTIB REGULASI

Adalah sebuah proses bagaimana perda


dibentuk dengan baik sesuai peraturan
peruuan, yang terdiri dari:
1. Tertib Kewenangan
2. Tertib Substansi (Politik hukum, asas
& materi muatan)
3. Tertib Implementasi
4. Tertib Prosedur
POLITIK HUKUM

Segala sesuatu yang berada


dibalik sebuah aturan, antara lain
berupa tujuan, fungsi, paradigma,
kehendak politik negara, maupun
idiologi hukum
PENGERTIAN POLITIK HUKUM

Kebijakan dasar
Menentukan arah, bentuk, isi
hukum
Yang akan dibentuk &
dilaksanakan
Oleh pemerintahan negara
(Prof. Zudan Arif Fakrulloh)
PEMBEDAAN POLITIK HUKUM

Politik hukum yg bersifat


permanen/tetap
Politik hukum yg bersifat
temporer/sementara
(Prof.Bagir Manan).
POLITIK HUKUM YG BERSIFAT
PERMANEN/TETAP

1. Ada satu kesatuan sistem hukum Indonesia;


2. Sistem hukum nasional dibangun berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945;
3. Tidak ada hukum yg memberikan hak-hak istimewa pada warga
negara tertentu;
4. Pembentukan hukum memperhatikan kemajemukan masyarakat;
5. Hukum adat dan hukum tdk tertulis lainnya diakui sepanjang
nyata-nyata hidup;
6. Pembentukan hukum didasarkan pada partisipasi masyarakat;
7. Hukum dibentuk dan ditegakkan demi kesejahteraan umum,
terwujudnya masyarakat Indonesia yang demokratis dan mandiri
serta terlaksananya
negara berdasar atas hukum dan berkonstitusi.
POLITIK HUKUM YG BERSIFAT
TEMPORER
Kebijakan yang ditetapkan dari waktu ke waktu
sesuai dengan kebutuhan.
Contoh:
- penentuan prioritas pembentukan perda;
- pembaharuan perda.
RUANG LINGKUP POLITIK HUKUM
ANTARA LAIN:

Politik pembentukan hukum


(pembentukan Perda,
yurisprudensi & kebijakan thdp
peraturan tidak tertulis lainnya)
Politik penegakan hukum
Kebijaksanaan di bidang peradilan
& bidang pelayanan umum)
MANFAAT MEMAHAMI
POLITIK HUKUM

Membantu memahami secara utuh makna


dan tujuan dalam pengaturan
Membantu memahami konstruksi
peraturan perundang-undangan
Memprediksi masalah-masalah yang
mungkin timbul dalam implementasinya
Memprediksi alternatif solusi dari masalah
yang mungkin terjadi
Mempersiapkan manajemen hukum
POLITIK HUKUM DI DAERAH

MERUPAKAN BAGIAN DARI KEBIJAKAN


LEGISLATIF & MERUPAKAN POLITIK
PERUNDANG-UNDANGAN

PERDA

PERDA MERUPAKAN PRODUK LEGISLATIF DAERAH YANG


MERUPAKAN PERKAWINAN PRODUK POLITIK DAN HUKUM
DALAM PELAKSANAANNYA KARENA MEMERLUKAN
PERSETUJUAN PEMDA & DPRD
NOMOR REGISTER
(Ps. 100 sd Ps. 105 PMDN 1/2014)
Gubernur wajib menyampaikan ranperda Provinsi
kepada Menteri paling lama 7 (tujuh) hari setelah
disetujui bersama dalam rapat paripurna untuk
mendapatkan Noreg Perda.
Bupati/walikota wajib menyampaikan ranperda
kabupaten/kota kepada Gubernur paling lama 7
(tujuh) hari setelah disetujui bersama dalam rapat
paripurna untuk mendapatkan noreg Perda.
Pengajuan ranperda tsbt ditujukan dengan surat
perihal permohohan pemberian nomor register:
1. Utk Perda Prov ke Biro Hukum Kemdagri
2. Utk Perda kab/Kota kpd Biro Hukum Provinsi
NOMOR REGISTER
(Ps. 100 sd Ps. 105 PMDN 1/2014)
Mendagri memberikan Noreg Ranperda kepada Gubernur paling lama 2
(dua) hari sejak Ranperda diterima yang dilaksanakan oleh Kepala Biro
Hukum Kemendagri.
Gubernur memberikan Noreg Ranperda kepada Bupati/Walikota paling
lama 2 (dua) hari sejak Ranperda diterima yang dilaksanakan oleh
Kepala Biro Hukum Provinsi.
Ranperda dapat disampaikan dengan cara:
1. secara langsung disertai dengan softcopy raperda;
2.pengiriman melalui pos surat disertai dengan softcopy raperda;
dan/atau
3.Pengiriman melalui pesan elektronik/email.
Ranperda provinsi yang telah diberikan Noreg dikembalikan kepada
Gubernur dan untuk Kabupaten/Kota dikembalikan kepada
bupati/walikota untuk dilakukan pengundangan dan setelah
diundangkan dilakukan klarifikasi sesuai dengan ketentuan peraturan
peruuan.
CARA PENULISAN NOREG PADA PERDA

PERDA PROVINSI
NOREG PERATURAN DAERAH PROVINSI :
(NOMOR URUT PERDA)/(TAHUN)

PERDA KABUPATEN/KOTA
NOREG PERATURAN DAERAH
KABUPATEN/KOTA., NAMA PROVINSI . :
(NOMOR URUT PERDA)/(TAHUN)
PENGAWASAN PERATURAN DAERAH
(EVALUASI DAN KLARIFIKASI)

I. PENGAWASAN PREVENTIF
(EVALUASI)
terhadap Raperda APBD, PDRD,
Tata Ruang
II. PENGAWASAN REPRESIF
(KLARIFIKASI)
terhadap seluruh Perda
PENGAWASAN
16

Pasal 218 ayat (1) UU NO.32 TH 2004

Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan


daerah dilaksanakan oleh Pemerintah yang meliputi :
1. Pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan
di daerah agar pelaksanaan berbagai urusan
pemerintahan di daerah tetap dapat berjalan sesuai
dengan standar dan kebijakan pemerintah
berdasarkan peraturan perundang-undangan
2. Pengawasan terhadap Perda dan Peraturan KDH
- Perda Provinsi dan Pergub
- Perda Kab/Kota dan Perbup/Wako
KEWENANGAN PENGAWASAN
17
MENDAGRI/GUBERNUR

KLARIFIKASI
EVALUASI (REPRESIF) :
(PREVENTIF) :
RaPerda ttg Perda Prov,
APBD/perubahan Kab/Kota dan
APBD, PDRB, Peraturan
RTR, Rapergub Gubernur,
ttg Bupati dan
PenjabaranAPBD/ Walikota
Perubahan APBD
EVALUASI RANCANGAN PERDA

Evaluasi adalah pengkajian dan penilaian


terhadap rancangan Perda dan rancangan
Perkada untuk mengetahui bertentangan
dengan kepentingan umum dan/atau
peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi
Outputnya keluar Kepmendagri hasil
evaluasi
MEKANISME EVALUASI

Gubernur menyampaikan Rancangan Perda provinsi tentang


APBD, perubahan APBD, pertanggungjawaban APBD, pajak
daerah, retribusi daerah paling lama 3 (tiga) hari setelah
mendapatkan persetujuan bersama dengan DPRD termasuk
rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran APBD,
penjabaran perubahan APBD dan penjabaran
pertanggungjawaban APBD kepada Menteri Dalam Negeri
melalui Direktur Jenderal Keuangan Daerah untuk
mendapatkan evaluasi.
Gubernur menyampaikan Rancangan Perda provinsi tentang
tata ruang daerah paling lama 3 (tiga) hari setelah mendapatkan
persetujuan bersama dengan DPRD kepada Menteri Dalam
Negeri melalui Direktur Jenderal Pembangunan Daerah untuk
mendapatkan evaluasi.
LANJUTAN
MDN membentuk tim evaluasi
Tim yg melakukan evaluasi ranperda PDRD
berkoordinasi dengan Menkeu & ranperda Tata ruang
daerah berkoordinasi dengan Menteri yg membidangi
urusan tata ruang
MDN menyampaikan hasil evaluasi kepada kepala
daerah 15 hari sejak diterimanya ranperda tersebut
kepala daerah menindaklanjuti 7 hari sejak diterima
hasil evaluasi
Apabila tidak ditindaklanjuti & KD tetap menetapkan
mjd perda/perkada, maka MDN membatalkan
perda/perkada dengan Permendagri
KLARIFIKASI PERDA

Klarifikasi adalah pengkajian dan


penilaian terhadap Perda dan Perkada
untuk mengetahui bertentangan
dengan kepentingan umum dan/atau
peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi.
Outputnya keluar surat
klarifikasi Menteri Dalam Negeri
Mekanisme Klarifikasi

Gubernur menyampaikan Perda provinsi dan


peraturan gubernur kepada Menteri Dalam Negeri
melalui Sekretaris Jenderal paling lama 7 (tujuh) hari
setelah ditetapkan untuk mendapatkan klarifikasi.

Bupati/walikota menyampaikan Perda


kabupaten/kota dan peraturan bupati/walikota
kepada gubernur dan kepada Menteri Dalam Negeri
melalui Sekretaris Jenderal paling lama 7 (tujuh) hari
setelah ditetapkan untuk mendapatkan klarifikasi.
DAMPAK PERDA TIDAK TERTIB
REGULASI
Th 2002 2009 dibatalkan 1878 perda
Tahun 2010 diklarifikasi 3000 perda terdapat 407
perda bermasalah
Tahun 2011 diklarifikasi 9000 perda terdapat 351
bermasalah
Tahun 2012 diklarifikasi 3000 perda terdapat 173
perda bermasalah.
Tahun 2013 diklarifikasi 2500 perda, terdapat 215
perda bermasalah
Tahun 2014 diklarifikasi 2500 perda, dari 320
perda, terdapat 21 perda bermasalah
23
TERIMA KASIH

S U M AT E R A
K A L IM A N T A N

IR IA N J A Y A

JAVA

Maharani Sofiaty
Biro Hukum Kemdagri
081806398163 24

Anda mungkin juga menyukai