Anda di halaman 1dari 44

Analysis of Current Assets

1506808675 - Annisa A Junia


1506808920 - Intan Kumala A
1506808965 - Kartika
1606937653 - Nyimas Dewi Murni
Managing Operating Assets
AssetsResources yang dikelola oleh perusahaan
dengan tujuan untuk menghasilkan profit.

current
Resources yg dengan mudah dapat di
konversikan menjadi cash , dalam waktu
Assets
operating cycle perusahaan.
non-current/ Long
term
Resources yang diharapkan akan
menjadi benefit bagi perusahaan pada
waktu setelah current period
Assets

Financial Assets Operating Assets

Terdiri dari marketable Sebagian besar


securities, investasi lain aset perusahaan
pada non-operating assets.
Current Asset
-Introduction to Current Assets-
Current assets cash dan aset lainnya yang
dapat dengan mudah di konversikan menjadi cash,
dalam jangka waktu operating cycle perusahaan.
Operating cycle jangka waktu yg dimulai saat
perjanjian pembelian hingga cash yang
dikumpulkan dari penjualan barang atau jasa.
Working capital jumlah current assets melebihi
current liabilities
Operating cycle
Cash & Cash equivalents
Cash aset yg paling liquid, termasuk nilai mata
uang dan dana pada deposit
Cash equivalents sangat liquid, investasi jangka
pendek, yang:
1. mudah dikonversikan
2. Maturity cepat, sehingga memiliki resiko
perubahan harga yg minimal (biasanya <3bulan)
Cash & Cash equivalents
Untuk menganalisa jumlah liquid aset, hal yg perlu
diperhatikan oleh analis:
1. Pada saat cash equivalents diinvestasikan pada
equity securities, perusahaan berisiko mengalami
penurunan likuiditas.
2. Cash and cash equivalents merupakan sesuatu
yang harus dipertahankan sebagai kompensasi
saldo untuk mendukung pengaturan pinjaman
atau sebagai jaminan untuk hutang.
Receivables

Receivables

Accounts receivable
Notes receivable
Valuation of Receivables

Posisi aset perusahaan dan aliran pendapatan


Risiko dalam analisis piutang adalah pengalaman
masa lalu yang mungkin belum cukup untuk
memprediksi future loss, atau gagal memperhitungkan
kondisi saat ini
Kerugian atas piutang akan berpengaruh terhadap
aktiva lancar dan laba bersih sekarang dan masa
depan.
Valuation of Receivables

Piutang dilaporkan dengan nilai net realizable


value, jumlah realisasi bersih nilai-total piutang
dikurangi penyisihan piutang tak tertagih.
Estimasi atas piutang tak tertagih dibuat
berdasarkan pengalaman, pelanggan, ekspektasi
ekonomi dan industri, dan kebijakan penagihan
piutang.
Piutang tak tertagih dihapuskan melalui penyisihan
(pengurang piutang), expected loss masuk ke biaya
operasi saat ini
Analyzing Receivables

Collection Risk
Analisis harus memiliki pengetahuan tentang kondisi industri
untuk menilai syarat/penyisihan piutang tak tertagih dapat
dipercaya.
Alat analisis untuk menyelidiki kolektibilitasi:
Membandingkan tingkat receivable kompetitor
Memeriksa customer concentration risk
Menghitung dan menginvestigasi trend periode
pengumpulan piutang.
Menentukan bagian receivable yang merupakan
pembaharuan account sebelumnya atau notes receivable.
Analyzing Receivables
Authenticity of Receivables
- Pemahaman lingkungan industri dan informasi
pelengkap memberikan tambahan assurance atas
receivable.
- Right of merchandise return
Securitization of Receivables
Perusahaan menjual semua atau sebagian dari
piutang kepada pihak ketiga
Factoring adalah penjualan piutang kepada bank
atau perusahaan pendanaan
Piutang dapat dijual tanpa atau dengan recourse/
jaminan atas kolektibilitas
Sekuritisasi menggunakan SPE
Securitization of Receivables
Prepaid expenses
Prepaid expenses pembayaran (uang muka)
untuk jasa atau barang yang belum diterima
Contoh: pembayaran untuk sewa, insurance,
utilities, and property taxes
Diklasifikasikan sebagai aset lancar
Inventories
- INVENTORY-

Persediaan barang yang dimiliki untuk dijual sebagai


bagian dari bisnis operasi perusahaan

Inventory costing method digunakan untuk mengalokasi


COGS available for sale (beginning inventory ditambah
net purchases) antara cost of goods sold (income
deduction) dengan ending inventories (current asset).
Inventory Equation pada perusahaan dagang dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Beginning inventories + Net purchases Cost of good sold =


Ending inventories

Cost of Goods Available for Sale


(= Beginning inventories + Cost of inventories
acquired during the period)

Ending Inventories Cost of Goods Sold


(balance sheet) (income statement)
Inventory Cost Flows
Inventory on January 1, Year 2 40 units @ $500 each $20.000
Inventories Purchased during the year 60 units @ $600 each 36.000
Cost of goods available for sale 100 units
Dengan asumsi bahwa 30 units terjual pada harga $800 untuk masing-
masing dari total pendapatan penjualan $24.000. GAAP mengijinkan
perusahaan menentukan tiga pilihan:
1. FIFO (First-In, Firs-Out)
Metode ini mengasumsikan bahwa unit pertama yang dibeli adalah
unit pertama yang dijual. Pada kasus ini, unit di awal periode:
Sales $ 24.000
COGS (30 @ $500 each) 15.000
Gross profit $ 9.000
Karena $15.000 dari inventory cost dihilangkan, inventory cost yang
tersisa untuk dilaporkan pada balance sheet diakhir periode sebesar
$41.000
2. LIFO (Last-In, First-out)
Mengasumsikan bahwa units terakhir yang dibeli
adalah unit pertama yang dijual. Gross profitnya
dapat dihitung sebagai berikut:

Sales $ 24.000
COGS (30 @ $600 each) $ 18.000
Gross profit $ 6.000

Karena $18.000 dari inventory cost dihilangkan,


inventory cost yang tersisa untuk dilaporkan pada
balance sheet diakhir periode sebesar $38.000
3. Average Cost
Mengasumsikan units yang dijual tanpa memperhatikan
kapan order dibeli tetapi memperhitungkan bobot rata-
rata.

Sales $ 24.000
COGS (30 @ $560 each) $ 16.800
Gross profit $ 7.200

COGS dihitung sebagai bobot rata-rata dari total cost of


goods available for sale dibagi oleh jumlah units yang
tersedia untuk dijual (@56.000/100 = 560).

Diakhir periode unit yang dilaporkan pada balance


sheet senilai $39.200 (70 units x $560 per unit)
Analyzing Inventories

Inventory Costing Effects on Profitability


Dari contoh yang telah disajikan dapat kita simpulkan
bahwa gross profit dapat dipengaruhi oleh inventory
costing method yang dipilih perusahaan
FIFO menghasilkan gross profit yang lebih tinggi
dibandingkan LIFO (FIFOs phantom profit) yang terdiri
dari dua komponen:
1. Economic profit = 30 units x ($800-$600) = $6.000
2. Holding gain = 30 units x ($600-$500) = $3.000
Contoh soal
Hasil
Cara Penyelesaian
LIFO vs FIFO

LIFO FIFO
COGS Higher Lower
Income before taxes Lower Higher
Income Taxes Lower Higher
Net Income Lower Higher
Cash Flow Higher Lower
Inventory Balance Lower Higher
Working Capital Lower Higher
Inventory Costing Effects on Balance Sheet
Dalam periode kenaikan harga dan asumsi perusahaan
sebelumnya belum diliquidasi dari persediaan yang lama, LIFO
melaporkan persediaan akhir lebih rendah dari replacement cost
yang menyebabkan balance sheets untuk LIFO perusahaan tidak
akurat merepresentasikan persediaan saat ini
Inventory Costing Effects on Cash Flows
Kenaikan gross profit menggunakan FIFO menghasilkan
pendapatan sebelum pajak yang tinggi dan akhirnya
menyebabkan kewajiban membayar pajak yang tinggi pula. Selain
membayar pajak, perusahaan harus mengganti persediaan yang
terjual dengan biaya yang lebih tinggi dari biaya pembeliaan asli.
Hal ini dapat menyebabkan likuiditas bermasalah sehingga
menjadi alasan bagi perusahaan untuk memilih metode LIFO agar
mengurangi beban pajak dalam periode kanaikan harga (LIFO
conformity rule). Perusahaan menggunakan cadangan LIFO
(reserve LIFO) untuk menghitung jumlah dimana arus kas telah
dipengaruhi secara kumulatif dan periode sekarang.
Adjusment from LIFO to FIFO

LIFO Reserve = Inventory F Inventory L


Or
Inventory F = Inventory L + LIFO Reserve
Inventory Lifo < Inventory Fifo
Other Issues in Inventory Valuation
1. LIFO Liquidations
- Perusahaan diharuskan mempertahankan setiap cost
level sebagai inventory pool yang terpisah.
- Pada inventory yang menggunakan metode LIFO,
inventory akhir dilaporkan pada cost yang sebelumnya
sehingga memungkinkan lebih rendah/lebih tinggi dari
cost sekarang
- Pada periode kenaikan harga, LIFO liquidation,
menghasilkan gross profit lebih tinggi, sehingga income
tax lebih tinggi.
- Untuk keperluan analisis, profit yang didapatkan dari
LIFO Liquidation dikeluarkan dari pendapatan
2. Analytical Restatement of LIFO to FIFO
Adjustment bisa dilakukan jika perusahaan
mengungkapkan jumlah dimana current cost melebihi cost
LIFO inventory yang dilaporkan, LIFO reserve.
Tiga adjustment yang diperlukan:

Analytical Restatement of FIFO to LIFO


COGSLIFO = COGSFIFO + (BIFIFO X r)
Inventory Costing for Manufacturing Companies
and the Effect of Production Increases

Terdiri dari tiga komponen:


1. Raw materials : biaya bahan dasar yang digunakan
untuk memproduksi barang
2. Labor : biaya langsung dari tenaga kerja
untuk memproduksi barang
3. Overhead : biaya tidak langsung untuk
memproduksi barang contohnya
penyusutan, upah pengawas dan
utilities.
Lower Cost or Market

Jika market value dari inventory menurun


dibawah cost-nya untuk beberapa alasan,
termasuk karena keusangan, kerusakan dan
perubahan harga, maka pencatatan inventory
merefleksikan kerugian ini.
Pasal 10 ayat 6
UU No 10 tahun 1994
Perubahan Kedua UU Pajak Penghasilan

Persediaan dan pemakaian persediaan untuk


penghitungan harga pokok dinilai berdasarkan
harga perolehan yang dilakukan secara rata-rata
atau dengan cara mendahulukan persediaan
yang diperoleh pertama.
Penjelasan
Ketentuan pada ayat ini mengatur bahwa penilaian
persedian barang hanya boleh menggunakan harga
perolehan. Penilaian pemakaian persediaan untuk
penghitungan harga pokok hanya boleh dilakukan
dengan cara rata-rata atau dengan cara mendahulukan
persediaan yang didapat pertama ("first-in first-out atau
disingkat FIFO). Sesuai dengan kelaziman, cara
penilaian tersebut juga diberlakukan terhadap sekuritas.
Sekali Wajib Pajak memilih salah satu cara penilaian
pemakaian persediaan untuk penghitungan harga pokok
tersebut, maka untuk tahun-tahun selanjutnya harus
digunakan cara yang sama.
Terimakasih
Case 4-4. Campbell Soup
Refer to the annual report of Campbell Soup in Appendix A.
a. Compute Campbell Soups working capital at the end of Year 11.
b. Campbell Soup reports net receivables totaling over $527 million. To
whom has it extended credit and how much bad debt reserve is provided
against these receivables? What percentage of total receivables is
considered uncollectible?
c. What cost flow assumption does Campbell Soup use for inventories?
What is its inventory write-down policy?
d. The inventory turnover ratio (cost of goods sold/average inventory) is a
measure of inventory management efficiency and effectiveness.
Compute the inventory turnover ratio for Campbell Soup and comment
on ways that it might improve the ratio.
e. How much is the LIFO reserve for Campbell Soup? What are the total tax
benefits realized by Campbell Soup as of the end of fiscal Year 11
because it chose the LIFO inventory cost flow assumption (assume a
35% tax rate)?
f. What would Campbell Soups pretax income have been in Year 11 if it
had chosen FIFO?
Income
Statement
Balance Sheet
Answer

b. Piutang Campbell Soup terbesar pada konsumennya dan Campbell


Soup telah mencadangkan $16.3 juta untuk cash discount dan bad
debts yang dapat dilihat pada note 13.
Persentase piutang tidak tertagih terhadap total hutang (pada note
13, total piutang sebanyak $ 478 juta) adalah : 16.3 / 478 = 0.034
= 3.4 %
c. Campbell Soup menggunakan metode LIFO (last-in,first-out).
Inventory write-down policy adalah kebijakan yang dilakukan
ketika market value dari harga inventory lebih rendah dari
cost yang disebabkan alasan apapun, seperti usang,
kerusakan, perubahan harga maka inventory akan dikurangi
sebesar jumlah kerugian yang terjadi. Kebijakan ini
menyebabkan penilaian persediaan lebih rendah dari cost
atau market value.
Semakin tinggi inventory turnover, maka perputaran barang akan cepat.
Pergerakan inventory yang lambat dapat menyebabkan keusangan produk,
turunnya demand, atau nonsalability.
Untuk meningkatkan inventory turnover dan menghilangkan wasting time
dapat menerapkan metode Just in Time (JIT),
Campbell Soup harus menjaga supply chain supplier raw material agar tidak
menghambat proses produksi keseluruhan bila supplier terlambat
mengirimkan raw material
Income sebelum pajak dengan metode FIFO:
Income sebelum pajak FIFO = Income sebelum pajak LIFO + 5
= 667.40 + 5
= 672.40
Income sebelum pajak Campbell Soup dengan menggunakan metode
FIFO sebesar $ 672.40 juta
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai