Kecelakaan Kerja
Kecelakaan Kerja
Oleh :
Raymond Alponso L. Tobing ( 5143210035)
Fitri Ramadhayani (51432100)
1
Perilaku yang tidak
aman
2
Dasar Hukum
Undang-undang Dasar 1945
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
Permenaker No. 1/Men/1980 tentang K3 Konstruksi
Bangunan
Undang-undang Perlindungan Konsumen
Undang-undang Tentang Jasa Konstruksi No.
18/1999
SKB Menaker & Menteri PU No.174/Men/1986 dan
No. 104/Kpts/1986 tentang kegiatan Konstruksi
terdiri dari 8 pasal, pedoman pelaksanaan tentang
K3 ditempat kegiatan konstruksi
Permenaker No. 5/1996 SMK3
3
Kegiatan konstruksi merupakan unsur
penting dalam pembangunan.
Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai
dampak yang tidak diinginkan, antara lain
yang menyangkut aspek keselamatan
kerja dan lingkungan.
Kegiatan konstruksi harus dikelola dengan
PERMASALAHAN
memperhatikan standar dan ketentuan K3
yang berlaku.
4
MASALAH.
Belum ada kepedulian dlm penerapan K3
di proyek konstruksi bangunan baik dr
pihak manajemen & tenaga kerja
Belum ada acuan peraturan atau pedoman
utk penetapan anggaran biaya K3 di
konstruksi bangunan.
Korban kecelakaan dibid.konst.bang. Pd
umumnya adalah tenaga kerja harian
lepas.
Pelaks. Program Jamsostek blm dpt
mendukung upaya pencegahaan kec.kerja
dibid.konst.bangunan.
5
Karakteristik Kegiatan
Proyek Konstruksi
Memiliki masa kerja terbatas
Melibatkan jumlah tenaga kerja yang besar
Melibatkan banyak tenaga kerja kasar
(labour) yang berpendidikan relatif rendah
Memiliki intensitas kerja yang tinggi
Bersifat multidisiplin
Menggunakan peralatan kerja beragam,
jenis, teknologi, kapasitas dan kondisinya
Memerlukan mobilisasi yang tinggi
(peralatan, material dan tenaga kerja)
Memerlukan pengawasan yang tinggi
6
Jenis Bahaya Konstruksi
Physical Hazards
Chemical Hazards
Electrical Hazards
Mechanical Hazards
Physiological Hazards
Biological Hazards
Ergonomic
7
Unsur Terkait dalam Proyek
Konstruksi
Masyarakat
Kontraktor
Proyek
Konstruksi
Sub Kontraktor Supplier dll
8
Aspek K3 Konstruksi
(Kepmenaker 174 tahun 1986)
Tata Letak dan Jarak Aman
Penggalian dan Pembebasan Lahan
Pengangkutan dan Transportasi
Pesawat Angkat dan Angkut
Pengelasan (Welding)
Perancah dan Pengaman di ketinggian
Alat Keselamatan Kerja
Penanganan Bahan Beracun Berbahaya (B3)
Pencegahan dan Penanggulangan
Kebakaran
Pengelolaan Limbah
9
Accident Prevention Program
(Program Pencegahan Kecelakaan)
Pengendalian Penangulangan
Pencegahan- Engineering -
Rehabilitasi
Emergency Response
-Safe Design - Human System
- Hazard Identification
- Administratives - Prasarana
10
K3 dalam Proyek Konstruksi
Safety Construction
Engineering Safety
Personnel
Safety
11
TAHAP PENGELOLAAN
K3 PROYEK
Tahap Kegiatan
TAHAP II Tahap III Tahap IV Tahap V Tahap VI
TAHAP I Tahap VII
CONCEPTUAL
Basic Equipment
ENGINEERING Engineering Detailed Procurement Commissioning Operation &
Demolition
Engineering and Constr. & Start-Up Maintenance
12
TAHAP PENGELOLAAN
K3 PROYEK
Tahap Kegiatan
TAHAP II Tahap III Tahap IV Tahap V Tahap VI
TAHAP I Tahap VII
CONCEPTUAL
Basic Equipment
ENGINEERING Engineering Detailed Procurement Commissioning Operation &
Demolition
Engineering and Constr. & Start-Up Maintenance
13
TAHAP PENGELOLAAN
K3 PROYEK
Tahap Kegiatan
TAHAP II Tahap III Tahap IV Tahap V Tahap VI
TAHAP I Tahap VII
CONCEPTUAL
Basic Equipment
ENGINEERING Engineering Detailed Procurement Commissioning Operation &
Demolition
Engineering and Constr. & Start-Up Maintenance
14
TAHAP PENGELOLAAN
K3 PROYEK
Tahap Kegiatan
TAHAP II Tahap III Tahap IV Tahap V Tahap VI
TAHAP I Tahap VII
CONCEPTUAL
Basic Equipment
ENGINEERING Engineering Detailed Procurement Commissioning Operation &
Demolition
Engineering and Constr. & Start-Up Maintenance
15
TAHAP PENGELOLAAN
K3 PROYEK
Tahap Kegiatan
TAHAP II Tahap III Tahap IV Tahap V Tahap VI
TAHAP I Tahap VII
CONCEPTUAL Basic Equipment
ENGINEERING Engineering Detailed Procurement Commissioning Operation &
Demolition
Engineering and Constr. & Start-Up Maintenance
Tahap Kegiatan
TAHAP II Tahap III Tahap IV Tahap V Tahap VI
TAHAP I Tahap VII
CONCEPTUAL
Basic Equipment
ENGINEERING Engineering Detailed Procurement Commissioning Operation &
Demolition
Engineering and Constr. & Start-Up Maintenance
Technical Factors
o Materials
o Equipments
o Environment
o Job
19
Pencegahan Kecelakaan
Adm
Procedure
Safety
Approach
Engineering Human
Control Control
20
Faktor Manusia
21
Faktor Teknis
Berkaitan dengan kegiatan kerja Proyek
seperti penggunaan peralatan dan alat
berat, penggalian, pembangunan,
pengangkutan dsb.
Disebabkan kondisi teknis dan metoda
kerja yang tidak memenuhi standar
keselamatan (substandards condition)
22
Pencegahan Faktor Manusia
23
Pencegahan Faktor Teknis
24
Strategi Penerapan K3
Pada Proyek Konstruksi
Identification
Evaluation
Develop the Plan
Implementation
Monitoring
25
Develops
Identification Evaluation Implementasi Monitoring
The Plan
26
Develops
Identification Evaluation Implementasi Monitoring
The Plan
27
Develops
Identification Evaluation Implementasi Monitoring
The Plan
28
Develops
Identification Evaluation Implementasi Monitoring
The Plan
29
Develops
Identification Evaluation Implementasi Monitoring
The Plan
30
Implementasi K3
dalam Kegiatan Proyek
Dikembangkan dengan
mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain :
Skala Proyek
Jumlah Tenaga Kerja
Lokasi Kegiatan
Potensi dan Resiko Bahaya
Peraturan dan standar yang berlaku
Teknologi yang digunakan disesuaikan
dengan proyek yang dilaksanakan
31
Elemen Program K3
Proyek
Kebijakan Adm/Pros Identifikasi
Audit Project
Safety
Investigasi Pembinaan
Emergency Safety
Elemen Meeting
Limbah Program Safety
Promotion
Lingkungan Safework
Practices
Transport Ijin
Safety Kerja
Contractor Safety
Safety Equipment Inspection
Insp.
32
1. Kebijakan K-3
33
2. Administratif dan Prosedur
34
Organisasi dan SDM
35
Administratif dan Prosedur
Kontraktor harus memiliki kelengkapan
dokumen kerja dan perijinan yang berlaku.
Kontraktor harus memiliki Manual
Keselamatan Kerja sebagai dasar kebijakan K3
dalam perusahaan.
Kontraktor harus memiliki prosedur kerja
aman sesuai dengan jenis pekerjaan dalam
kontrak yang akan dikerjakannya.
36
3. Identifikasi Bahaya
Sebelum memulai suatu pekerjaan,harus
dilakukan Identifikasi Bahaya guna mengetahui
potensi bahaya dalam setiap pekerjaan.
Identifikasi Bahaya dilakukan bersama
pengawas pekerjaan dan Safety Departement.
Identifikasi Bahaya menggunakan teknik yang
sudah baku seperti Check List, What If,
Hazops, dsb.
Semua hasil identifikasi Bahaya harus
didokumentasikan dengan baik dan dijadikan
sebagai pedoman dalam melakukan setiap
kegiatan.
37
Identifikasi Bahaya.....
38
4. Project Safety Review
39
Safety review..............
40
5. Pembinaan dan Pelatihan
41
6. Safety Committee (Panitia Pembina K3)
42
7. Promosi K3
43
8. Safe Working
Practices
Harus disusun pedoman
keselamatan untuk setiap
pekerjaan berbahaya di lingkungan
proyek misalnya :
Pekerjaan Pengelasan
Scaffolding
Bekerja diketinggian
Penggunaan Bahan Kimia berbahaya
Bekerja diruangan tertutup
Bekerja diperalatan mekanis dsb.
44
9. Sistim Izin Kerja
Untuk mencegah kecelakaan dari
berbagai kegiatan berbahaya, perlu
dikembangkan sistim ijin kerja.
Semua pekerjaan berbahaya hanya boleh
dimulai jika telah memiliki ijin kerja yang
dikeluarkan oleh fungsi berwenang
(pengawas proyek atau K3)
Ijin Kerja memuat cara melakukan
pekerjaan, safety precaution dan
peralatan keselamatan yang diperlukan
45
10. Safety Inspection
46
11. Equipment
Inspection
Semua peralatan (mekanis,power
tools,alat berat dsb) harus
diperiksa oleh ahlinya sebelum
diijinkan digunakan dalam proyek.
Semua alat yang telah diperiksa
harus diberi sertifikat penggunaan
dilengkapi dengan label khusus.
Pemeriksaan dilakukan secara
berkala
47
12. Keselamatan Kontraktor
(Contractor Safety)
49
Latar Belakang
Kontraktor merupakan unsur penting dalam
perusahaan sebagai mitra yang membantu
kegiatan operasi perusahaan
Kontraktor Konstruksi
Kontraktor Jasa
Kontraktor Operasi
50
Latar Belakang
Kontraktor rawan terhadap kecelakaan
dalam menjalankan kegiatannya
Tenaga Kontraktor bersifat sementara
Pekerja kasar dan pendidikan lebih rendah
Tingkat disiplin dalam bekerja kurang
Pemahaman tentang peraturan K3
perusahaan rendah
Terlibat langsung dalam pelaksanaan
pekerjaan sehingga lebih banyak terpapar
bahaya.
51
Latar Belakang
Kecelakaan yang menimpa kontraktor
tinggi.
Kelalaian yang dilakukan kontraktor dapat
menimbulkan bahaya bagi operasi
perusahaan dan berakibat kecelakaan
perusahaan.
Kecelakaan yang menimpa kontraktor juga
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
52
Standar
Kegiatan Kontraktor harus dikelola dengan
baik untuk menjamin keselamatan dalam
setiap kegiatan kerja kontraktor yang dapat
membahayakan operasi perusahaan.
Perusahaan harus menerapkan Contractor
Safety Management System (CSMS)
53
CSMS
CSMS adalah suatu sistim manajemen
untuk mengelola kontraktor yang bekerja di
lingkungan perusahaan.
CSMS merupakan sistim komprehensif
dalam pengelolaan kontraktor sejak tahap
perencanaan sampai pelaksanaan
pekerjaan
54
Tujuan CSMS
Untuk meyakinkan bahwa kontraktor
yang bekerja dilingkungan perusahaan
telah memenuhi standar dan kriteria K3
yang ditetapkan perusahaan.
Sebagai alat untuk menjaga dan
meningkatkan kinerja Keselamatan di
lingkungan kontraktor
Untuk mencegah dan menghindarkan
kerugian yang timbul akibat aktivitas
kerja kontraktor
55
Dasar Penerapan CSMS
Undang-undang Keselamatan Kerja No 1
Tahun 1970
Perusahaan bertanggung jawab menjamin
keselamatan setiap orang yang berada
ditempat kerjanya (termasuk kontraktor dan
pihak lainnya yang berada di tempat kerja).
Undang Perlindungan Konsumen
Perusahaan wajib melindungi keselamatan
konsumen sebagai akibat kegiatan
perusahaan.
API RP 2221
56
Struktur CSMS
CSMS terdiri dari 6 langkah yang terbagi
2 tahapan sebagai berikut :
Tahap Administrasi
Risk Assessment
Prakualifikasi
Seleksi
Tahap Implementasi
Pre-Job Activity
Pelaksanaan Pekerjaan
Evaluasi
57
Tahapan CSMS
Administratif Implementasi
Risk Assessment
Pra-Kualifikasi
Seleksi
Pre-Job Activity
Job in progress
Evaluasi
Proses Kontrak
58
Risk Assessment
Bertujuan untuk mengetahui tingkat
resiko suatu pekerjaan yang akan
diserahkan kepada kontraktor.
Untuk menyesuaikan potensi bahaya
dengan kemampuan kontraktor
menjalankan pekerjaan dengan aman
Sebagai dasar menentukan kriteria
kontraktor yang sesuai melaksanakan
pekerjaan
59
RISK
Resiko adalah ukuran kemungkinan
kerugian yang akan timbul dari
sumber bahaya (hazard) tertentu
yang terjadi
60
Penentuan Resiko
Sifat Pekerjaan
Lokasi Kerja
Potensi bahaya di tempat kerja
Potensi/kualifikasi kontraktor
Pekerjaan simultan
Lamanya pekerjaan
Pengalaman dan Keahlian Kontraktor
61
Level of RISK
adalah perhitungan antara konsekuensi/
dampak yang mungkin timbul dan
probabilitas, yang biasanya disebut
(Tingkat resiko).
62
Klasifikasi Resiko
Resiko diukur dan diberi peringkat :
Rendah
Medium
Tinggi
Klasifikasi Impak Resiko
Personnel Safety and Health Risks
Process Safety Impacts
Environmental Impacts
63
Prakualifikasi
Untuk melakukan seleksi awal
kontraktor yang memenuhi persyaratan
K3 untuk melakukan pekerjaan.
Mengevaluasi atas dasar daftar isian
yang diserahkan kontraktor tentang
persyaratan administratif, pengalaman
dalam K3, organisasi K3, personnel K3
yang dimiliki, record K3 di proyek
sebelumnya, Manual K3 yang dimiliki,
serta referensi yang pernah diperoleh.
64
Seleksi
Menentukan kontraktor yang akan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
proses penunjukan atau pelelangan yang
berlaku.
Prakualifikasi aspek K3 sebagai salah satu
unsur menentukan pemenang.
65
Pre Job Activities
Dilaksanakan setelah pemenang/pelaksana
pekerjaan di tetapkan.
Dilaksanakan kegiatan awal sebagai
persiapan sebelum pekerjaan dijalankan
meliputi antara lain :
Pertemuan pendahuluan membahas rencana
kerja.
Menentukan strategi pelaksanaan pekerjaan
Menentukan persyaratan perijinan yang
diperlukan
Menentukan persyaratan tenaga kerja yang
diperlukan.
Menentukan sistim pengawasan selama
pekerjaan berlangsung.
66
Pelaksanaan Pekerjaan
Program K3 diimplementasikan pada
saat kegiatan kerja berlangsung.
Kontraktor melakukan upaya
pencegahan kecelakaan dalam setiap
langkah kegiatannya sesuai dengan sifat
dan jenis bahaya yang ada
Program K3 yang dijalankan disesuaikan
dengan skala pekerjaan, tingkat resiko
dan jumlah tenaga kerja yang
dipekerjakan.
67
Evaluasi
Hasil CSMS harus dievaluasi secara
berkala , khususnya setelah suatu
pekerjaan kontrak selesai.
Hasil evaluasi digunakan untuk menilai
kinerja kontraktor.
Sebagai masukan untuk meningkatkan
program CSMS dalam perusahaan.
Dibentuk tim evaluasi yang melibatkan
semua unsur terkait dalam perusahaan.
68
13. Keselamatan Transportasi
69
14. Pengelolaan
Lingkungan
70
15. Pengelolaan Limbah dan B3
71
16. Keadaan Darurat
72
17. Accident Investigation
and Reporting System
73
18. Audit K3
74
Ketentuan umum
Ketentuan umum
Penyelenggaraan pekerjaan
Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
konstruksi wajib
wajib
memenuhi ketentuan
memenuhi ketentuan tentang
tentang keteknikan,
keteknikan,
keamanan, keselamatan
keamanan, keselamatan dandan kesehatan
kesehatan kerja,
kerja,
perlindungan tenaga
perlindungan tenaga kerja
kerja dan
dan lingkungan,
lingkungan, untuk
untuk
mewujudkan terib
mewujudkan terib penyelenggaraan
penyelenggaraan pekerjaan
pekerjaan
konstruksi
konstruksi
Tentang Kontrak
Tentang Kontrak kerja
kerja
Perlindungan tenaga
Perlindungan tenaga kerja
kerja yang
yang memuat
memuat
ketentuan tentang
ketentuan tentang kewajiban
kewajiban para
para pihak
pihak dalam
dalam
pelaksanaan K3
pelaksanaan K3 serta
serta Jamsostek
Jamsostek
UUUUNo
No18
18Th
Th1999
1999ttg
ttgJASA
JASAKONSTRUKSI
KONSTRUKSI
75
Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan konstruksi
76
Pembinaan
Pembinaan dilakukan oleh pemerintah
dan pelaksanaannya melibatkan secara
aktif peran masyarakat jasa konstruksi
(LPJK, A2K4, PJK3, dll)
Sangsi
Bentuk sangsi sbb:
- Tegoran tertulis
- Penghentian sementara
- Pembatasan kegiatan
- Pembatasan kegiatan
- Pembekuan ijin
- Pencabutan ijin
77
Sekian ................
Terima Kasih
78