Anda di halaman 1dari 114

MIKROBIOLOGI

KELAS II-B
KELOMPOK 2 :
ADINDA PUTRI CAHYANI (161501074)
KEZIA ARYANI (161501075)
INDAH MUTIA(161501076)
ASTRI WIDYANI (161501077)
NANCY MONA S. (161501078)
NISWATUL AZMI (161501079)
FITRI FEBRIANI (161501080)
SRI MULYANI (161501081)
Mikrobiologi
Mikrobiologi merupakan cabang ilmu dari biologi
yang khusus mempelajari jasad-jasad renik.

Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani (micros,


kecil, bios , hidup, dan logos, pengetahuan)
sehingga secara singkat dapat diartikan bahwa
mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang mahluk-mahluk hidup yang kecil-kecil.
Mahluk-mahluk hidup yang kecil-kecil tersebut
disebut juga dengan mikroorganisme, mikrobia,
mikroba, atau jasad renik.
(http://www.pengertianilmu.com/2014/12/pengertian-mikrobiologi.html)
Contoh dari mikroorganisme

Sumber: https://kuliahnyok.files.wordpress.com/2011/12/mikroba-
Pengenalan Mikroorganisme
Mikroorganisme adalah makhluk
hidup yang sangat kecil dan hanya
dapat dilihat dengan mikroskop.
Mikroorganisme meliputi bakteri,
virus, jamur, dan ragi.
Mikroorganisme tertentu dapat
menyebabkan kerusakan pada
makanan dan beberapa di antaranya
(yang disebut pathogen) juga dapat
menyebabkan keracunan makanan.
Macam-Macam Mikroorganisme
1. Fungi atau Jamur

Sumber: https://biologigonz.blogspot.co.id/search/label/FUNGI
2. Virus

Sumber: http://www.zonabiokita.web.id/2013/05/mengenal-klasifikasi-
3. Bakteri
Berdasarkan Dinding Sel

Sumber : http://www.ebiologi.com/2016/08/klasifikasi-bakteri-
Perbedaan Bakteri GramNegati dan
Positif
Pembeda Bakteri gram positif Bakteri gram negatif
Dinding sel :lebih tebal lebih tipis
Lapisan peptidoglikan
Kadar lipid1-4 % 11-22%
Resistensi terhadap tidak larut larut
alkali (1% KOH)
Kepekaan terhadap
Iodiumlebih peka kurang peka
Toksin yang dibentuk Eksotoksinendotoksin
Resistensi terhadap
tellurit lebih tahan lebih peka
Sifat tahan asamada yang tahan asam tidak ada yg thn asam
kepekaan terhadap
penisilin lebih peka kurang peka
kepekaan terhadap
streptomisintidak peka peka
https://jewyner.wordpress.com/2013/09/29/bakteri-gram-positif-dan-bakteri-gram-negatif-
https://pt.slideshare.net/hidayahmichael/media-pembelajaran
Klasifikasi Bakteri berdasarkan
Jumlah dan Letak Flagela

Sumber : http://www.ebiologi.com/2016/08/klasifikasi-bakteri-
Klasifikasi Bakteri Berdasarkan
Cara Hidup
1. Bakteri Heterotrof

Sumber : http://www.ebiologi.com/2016/08/klasifikasi-bakteri-
2. Bakteri Autotrof

Sumber : http://www.ebiologi.com/2016/08/klasifikasi-bakteri-
4. Protozoa

Sumber: https://gurungeblog.com/2008/11/18/mengenal-
Peranan Mikrobiologi di Bidang
Farmasi

Sumber:
http://www.acneadviceformen.c
om/index.php/2015/09/11/vita
min-b12-and-acne/
Sumber:
https://id.aliexpress.com/popu
Bakteri Patogen
Definisi Patogen
Patogenadalahagen biologisyang
menyebabkanpenyakitpadainangny
a. Sebutan lain dari patogen
adalahmikroorganisme
parasit.Bakteri patogen adalah
bakteri yang mampu menyebabkan
penyakit.
BAKTERI PATOGEN PADA MANUSIA
Bakteri Patogen pada Tumbuhan
Gambar Bakteri Salmonella typhosa
Gambar Bakteri Clostridium tetani
Gambar Bakteri Mycobacterium tuberculosis
Gambar Bakteri Xanthomonas oryzae
Transmisibilitas. Merupakan tahapan paling awal dari
rangkaian proses infeksi yang dilakukan oleh bakteri
patogen.
Pelekatan. Bakteri patogen memiliki kemampuan untuk
menempel pada membran sel inang yang ia infeksi. Hal ini
akan meningkatkan virulensinya .
Kemampuan Invasif. Virulensi jenis bakteri patogen yang ini
diukur melalui kemampuannya memasuki sel inang atau
berhasil tidaknya ia menembus permukaan kelenjar mucus
dan menyebabkan terjadinya penyebaran infeksi.
Toksin Bakteri. Bakteri patogen bisa diukur tingkatan
virulensinya dari kemampuannya memproduksi racun.
Faktor-Faktor Patogenisitas Bakteri
1. Kontak
Salah satu cara bakteri masuk ke dalam tubuh adalah
melalui kontak langsung maupun tidak langsung.

2. Inhalasi/Pernapasan
Sebagian besar infeksi pernapasan menyebar karena
menghirup udara yang mengandung bakteri.Bakteri
jenis ini cenderung berada di udara dalam bentuk
aerosol.Bakteri ini tersebar di lingkungan melalui
bersin, batuk, berbicara, atau meludah.
Cara Penyebaran Bakteri Patogen
3. Pencernaan
Infeksi saluran pencernaan biasanya disebabkan karena tidak sengaja
menelan bakteri patogen atau toksin bakteri. Infeksi ini bisa ditularkan
melalui perantara air (waterborne), makanan (food-borne), dan
bersentuhan tangan (hand-borne).

4. Inokulasi
Bakteri yang terinokulasi ke dalam jaringan subkutan bisa menyebabkan
infeksi.

5. Kongenital/Bawaan
Patogen yang mampu melewati penghalang plasenta dan menginfeksi
janin di dalam rahim disebut infeksi kongenital.
Infeksi ini dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi.

http://www.amazine.co/22875/5-cara-bakteri-menginfeksi-tubuh-manusia
IDENTIFIKASI BAKTERI
Cara Untuk Identifikasi Bakteri
a. Pemeriksaan Mikroskopis
. Pemeriksaan langsung untuk mengamati
pergerakan dan pembelahan secara biner
. mengamati bentuk dan ukuran sel yang
alami
. Saat mengalami fiksasi panas serta selama
proses pewarnaan mengakibatkan
beberapa perubahan
(Koes Irianto, 2006).
b. Pembiakan Bakteri
Media campuran bahan-bahan untuk
menumbuhkan bakteri, jamur ataupun
parasit, pada derajat keasaman dan
inkubasi tertentu.
Fungsi : Untuk mempelajari sifat
bakteri agar dapat mengadakan
identifikasi, determinasi, atau
differensiasi.
Metode Pengecatan Bakteri
Ditemukan oleh Christian Gram (1884)

Tujuan Pengecatan
Memudahkan identifikasi
Memperjelas ukuran dan bentuk bakteri
Melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri
menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas
daripada bakteri dengan zat warna
Memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop
Prinsip Dasar Pengecatan
Adanya ikatan ion antara komponen seluler
bakteri dengan senyawa aktif dari pewarnaan
yang disebut kromogen.
Ikatan ion terjadi karena adanya muatan listrik
dari keduanya.
Muatan ion positif disebut pewarna basa dan ion
negatif disebut pewarna asam
Zat warna asam bersenyawa lebih cepat dengan
bagian sitoplasma sel sedangkan zat warna basa
mudah bereaksi dengan bagian-bagian inti sel
Jenis-jenis Pengecatan
1. Pengecatan Negative
- Bakteri tidak diwarnai, tetapi mewarnai latar belakang
menjadi hitam gelap
-. Ditujukan untuk bakteri yang sulit diwarnai, seperti
spirochaeta.
-. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.
-. Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan
ukuran sel

Cara pengecatan negatif :


Sediaan hapus teteskan emersi lihat dimikroskop
Gambar 1
Pewarnaan Negatif

Sumber :
http://weareanalyst.blogspot.c
o.id/2013/04/pewarnaan-
negatif.html
2. Pengecatan Sederhana
- Menggunakan satu macam zat warna
(biru metilen/air fukhsin)
- Hanya untuk melihat bentuk sel
Contoh : Pewarnaan Sederhana Bakteri
St. Aureus
Warna ungu yang ditunjukkan untuk
membantu melihat morfologi koloni
maupun morfologi tunggal dari bakteri
Gambar 2
Bakteri St.Aureus
St. Aureus berbentuk coccus.
Sumber : http://ulya-
shining.blogspot.co.id
2013/12/laporan-
mikrobiologi-
identifikasi.html
Gambar 3
Bacillus subtilis
(Sederhana)

Sumber :
http://alexschemistry.blogs
pot.co.id/2013/10/laporan-
pewarnaan-bakteri-
dengan-gambar.html
3. Pengecatan Tahan Asam
- Dilakukan pada bakteri tahan asam dalam
proses warna akibat Alkohol-asam
- Penggunaan pembalik warna pada tahap
akhir dari proses sehingga menghasilkan
warna merah.

Gambar 4
Bakteri Tahan Asam (pink) dan
bakteri Tidak Tahan Asam
(biru)

Sumber:
http://www.google.com
4. Pengecatan structural / khusus
- Untuk mewarnai struktur khusus/tertentu dari
bakteri kapsul, spora, flagel dll

a. Pewarnaan kapsul
- Menggunakan larutan Kristal violet panas
- larutan tembaga sulfat sebagai pembilasan
menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, jika
pembilasan dengan air dapat melarutkan kapsul.
- Garam tembaga memberi warna biru gelap pada
latar belakang
b. Pewarnaan spora
Dinding spora relative tidak
permeable, namun zat warna
biasa menembusnya dengan
cara memanaskan preparat.

Gambar 5
Pewarnaan spora
berbentuk diplobasil
dan streptobasil
dengan spora
berwarna hijau.
Spora bakteri ada
yang berada di
bagian ujung (spora
terminal) dan
dibagian tengah
c. Pewarnaan flagel
Pewarnaan flagel dengan memberi suspense
koloid garam asam tanat yang tidak stabil,
sehingga terbentuk presipitat tebal pada
dinding sel dan flagel.

d. Pewarnaan nucleoid
Menggunakan pewarna fuelgen yang khusus
untuk DNA
5. Pengecatan diferensial
- Menggunakan lebih dari satu macam
zat warna
- Untuk membedakan antar bakteri
Contoh: Pewarnaan Gram, Pewarnaan
Bakteri Tahan Asam
Pewarnaan Gram
Gambar 7
Diagram skematik dinding sel bakteri gram
positif (a) dan bakteri gram negatif (b). Foto
pewarnaan gram di tengah menunjukkan sel
Staphylococcus aureus (ungu, gram positif)
dan Escherichia coli (merah muda, gram
negatif).

Sumber (Madigan MT, Martinko JM, Stahl DA,


dan Clark DP. 2012. Brock Biology of
Tujuan : Melihat bentuk sel, rangkaian sel,
sifat gram (gram negatif dan gram positif)

Dasar Teori
Pertama kali dikembangkan oleh Christian
Gram (1884)
Termasuk pengecatan differensial, karena
dapat membedakan bakteri yang bersifat
gram positif dan gram negatif dari segi
pewarnaan dengan jelas.
Bakteri gram positif berwarna ungu dari kristal violet yang sebelumnya
diteteskan, warna ini melekat dengan kuat karena peptidoglikan dari bakteri
gram positif tebal.
Bakteri gram negatif akan terlihat warna merah dari pewarna safranin
yang diteteskan terakhir kali, warna ini melekat dan warna ungu sama sekali
tidak terlihat karena peptidoglikan dari bakteri gram negatif relatif tipis
sehingga ia tidak mampu mempertahankan warna ungu layaknya bakteri
gram positif.

Gambar 8 Gambar 9
Bateri gram positif Bakteri gram
negatif

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pewarnaan_
Perbedaan Gram Positif dan Negatif
Bakteri gram Bakteri gram
Sifat
positif (+) negatif(-)
Kandungan
Komposisi Kandungan
lipid rendah
dinding sel lipid tinggi
(1-4%)
Ketahanan
terhadap Lebih sensitif Lebih tahan
penisilin
Penghamba
tan oleh Lebih Kurang
pewarna dihambat dihambat
basa (VK)
Kebanyakan
Kebutuhan spesies Relatif
nutrisi relatif sederhana
kompleks
Ketahanan
terhadap
Lebih tahan Kurang tahan
perlakuan
Pewarnaan Gram Bakteri St. aureus
Warna keunguan yang menandakan bahwa
bakteri St. aureus golongan bakteri gram positif,
dengan morfologi bentuk coccus (bundar).

Gambar 10
Bakteri gram positif St.aureu

Sumber : http://ulya-
shining.blogspot.co.id/2013/
poran-mikrobiologi-
identifikasi.html
Pewarnaan Gram Bakteri B. Subtilus
Warna keunguan yang menandakan
bahwa bakteri B. subtilus golongan bakteri
gram positif, dengan morfologi bentuk basil
yang memanjang dan besar.

Gambar 11
Bakteri gram
positif B.subtilus

Sumber :
http://ulya-
shining.blogspot.c
o.id/2013/12/lapor
Pewarnaan Gram Bakteri E. Coli
Warna merah yang menandakan bahwa bakteri
E.coli golongan bakteri gram negatif, dengan
morfologi bentuk basil yang memanjang kurus dan
kecil-kecil.

Gambar 12
Bakteri gram
negatif E.coli

Sumber :
http://ulya-
shining.blogspo
t.co.id/2013/12/
laporan-
mikrobiologi-
identifikasi.html
Bahan-bahan pereaksi yang digunakan
dalam pengecatan gram
Violet kristal : zat warna utama
Larutan Iodin : mengintensifkan warna
utama.
Alcohol / aseton : melunturkan zat warna
utama.
Safranin : mewarnai kembali sel-sel yang
telah kehilangan cat utama setelah
perlakuan dengan alcohol.
Uji Biokimia
Sifat metabolisme bakteri dilihat
dari interaksi metabolit yang
dihasilkan dengan reagen kimia

Uji biokimia yang sering dilakukan


yaitu :
1. SIM (Sulfat Indol Motility)
.Hasil yang diperoleh positif
.Adanya penyebaran berwarna
putih seperti akar disekitar
inokulasi yang menunjukan bakteri
2. TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
Untuk konfirmasi pengujian E. coli
Untuk identifikasi bakteri gram negatif yang
memfermentasi dekstrosa/laktosa/sukrosa dan
produksi H2S.
Untuk konfirmasi Salmonella dan memilahkan dari
Pseudomonas yang tumbuh pada media lain BSA
dan BGA.
Fermentasi dekstrosa oleh Salmonella menurunkan
pH menjadi asam yang menyebabkan perubahan
phenol red (media merah) menjadi kuning.
Pseudomonas tidak mampu memfermentasi dekstrosa,
maka media akan tetap berwarna merah dan dapat
dengan mudah memilah Salmonella dari Pseudomonas
(Waluyo, 2004).
3. Simmon Sitrat (Simmons Citrate
Medium)
Mengandung amonium dihidrogen
fosfat, natrium klorida, natrium sitrat.
Magnesium sulfat, agar, bromtimol biru,
aquades dan memiliki pH 6,9
(Waluyo, 2004).
Media Selektif (Selective Media)
Media yang mampu menumbuhkan bakteri
tertentu (bakteri target atau bakteri yang kita
inginkan) dan menghambat pertumbuhan
bakteri lain (bakteri non target).
Contoh :
1. Phenylethyl Alkohol Agar (PEA).
Fungsi PEA :
- menumbuhkan bakteri Gram positif
- mengandung alcohol, sehingga menghambat
pertumbuhan bakteri Gram negative.
2. Columba CNA with 5% Sheep Blood Agar
Fungsi :
-media diferensial
-menghambat sebagian besar bakteri Gram
negative.

3. Mannitol Salt Agar (MSA)


Fungsi :
- Menumbuhkan bakteri jenis staphylococcus
- Media diferensial, dimana hanya bakteri jenis
S. aureus yang mampu menghasilkan warna
koloni berwarna kuning dan disekitar koloni.
Gambar 2.
Contoh warna
koloni bakteri yang
tumbuh pada
media MSA
(Sumber: Leboffe
& Pierce, 2012).
4. MacCongkey Agar (MCA)
Fungsi : Media diferensiasi dari golongan bakteri
Enterobacteriaceae berdasarkan kemampuannya
dalam memfermentasikan laktosa.

5. Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)


Fungsi :
- Menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif.
- Media diferensiasi antara E.coli dengan
Enterobacter ataupun Klebsiella.
Sumber

Ientifikasi_bakteri pdf
http://ulya-shining.blogspot.co.id/2013/12/laporan-
mikrobiologi-identifikasi.html
https://www.usd.ac.id/fakultas/farmasi/f1l3/PanduMikr
oBio.pdf
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/12/ma
cam-macam-teknik-pewarnaan-bakteri/
infomikrobiologi.blogspot.co.id/2013/09/pewarnaan-
diferensial-pewarnaan-gram_7.html
http://wiastykanty.blogspot.co.id/2015/08/pewarnaan-
spora.html
http://alexschemistry.blogspot.co.id/2013/10/laporan-
pewarnaan-bakteri-dengan-gambar.html
http://www.jakbelajar.com/2015/03/perbedaan-media-
selektif-dengan-media.html
Resistensi
bakteri
Apa itu resistensi bakteri?

Resistensi bakteri adalah


kondisi ketika suatu strain
bakteri menjadi resisten
(kebal) terhadap antibiotik.
Faktor Penyebab Resistensi Bakteri

Penyebab resistensi secara umum adalah :

1. Penyebab non-genetik

2. Penyebab genetik

a. Resistensi kromosal

b. Resistensi ekstrakromosal
1. Penyebab non-
genetik
Resistensi non-genetik adalah suatu
keadaan bakteri pada stadium istirahat,
sehingga bakteri tidak peka terhadap
antibiotik.
Resistensi non-genetik umumnya terjadi
karena perubahan pada pertahanan tubuh
bakteri itu sendiri atau perubahan struktur
bakteri sehingga tidak sesuai lagi sebagai
target antibiotik.
2. Penyebab Genetik

Resistensi genetik yaitu suatu keadaan


mikroorganisme yang semula peka terhadap suatu
antibiotik pada suatu saat dapat berubah sifat
genetiknya menjadi tidak peka atau memerlukan
konsentrasi yang lebih besar.

Perubahan ini karena gen bakteri mendapatkan


elemen genetik yang terbawa sifat resistensi. Yaitu
resistensi bakteri yang terjadi karena perubahan
genetik meliputi kromosom maupun ekstra
kromosom. Perubahan genetik dapat ditransfer atau
dipindahkan dari satu spesies bakteri ke spesies
lainnya melalui berbagai mekanisme.
a. Resistensi kromosomal

Resistensi kromosomal bakteri terhadap antibiotik


dapat terjadi karena adanya mutasi DNA yang
mengontrol kecocokan (susceptibility) terhadap obat
tertentu.

Resistensi bakteri terhadap antibiotik yang


mempunyai sebab genetik kromosal terjadi secara
spontan, misalnya karena terjadi mutasi spontan
terhadap lokus DNA (Deoksi Nukleat Acid) yang
mengontrol kecocokan (susceptibility) terhadap
antibiotik tertentu.
Contoh :

Bakteri Streptococcus pneumoniae


merubah struktur ribosomnya
sehingga tidak cocok lagi sebagai
target antibiotik eritromisin

Ket : Streptococcus
pneumonie
b. Resistensi ekstrakromosomal

Resistensi ekstrakromosomal sering disebut


plasmid. Plasmid adalah molekul DNA yang bulat/
sirkuler.
Ciri-ciri plasmid :
1. Kira-kira memepunyai berat 1-3% dari kromosom bakteri

2. Berada bebas dalam sitoplasma bakteri

3. Adakalanya dapat bersatu ke dalam kromosom bakteri

4. Dapat melakukan replikasi sendiri secara otonom

5. Dapat pula berpindah atau dapat dipindahkan dari spesies ke


spesies lain
Mekanisme Resistensi
Bakteri
Ada beberapa mekanisme resistensi bakteri
terhadap antiobiotik, antara lain :

Mengurangi Permeabilitas
yaitu dengan mencegah antiobiotik masuk ke
dalam sel. Dapat dilakukan dengan mengubah
struktur membran. Contohnya adalah
resistensi Pseudomonas aeruginosa terhadap
penicillin
Inaktivasi antibiotik

Yaitu dengan memiliki enzim khusus yang


akan memodifikasi antibiotik, sehingga
antibiotik tidak berbahaya lagi bagi si
bakteri. Contohnya adalah resistensi
Staphylococcus aureus terhadap
chloroamphenicol.
Mengubah tempat antibiotik menempel
(berikatan)

Yaitu dengan mengubah tempat dimana


biasanya antibiotik akan membentuk ikatan
kimia lalu merusak bakteri. Dengan mengubah
binding site ini, antibiotik tidak bisa
menempel, dan tidak memiliki efek pada
bakteri. Contohnya adalah Staphylococcus
aureus mengubah PBP (penicillin binding
protein).
Mengubah jalur metabolisme

Yaitu dengan mengganti atau tidak memakai lagi


suatu bahan intermediate dalam reaksi metabolisme
yang diganggu oleh antibiotik. Contohnya beberapa
bakteri sulfoamida-resisten tidak memakai lagi PABA
(para amino benzoat acid) dalam jalur sintesis asam
folatnya, karena PABA dapat dihambat oleh
antibiotik. Bakteri ini menggunakan preformed-folic-
acid sebagai gantinya.
Memompa (efflux)

Yaitu dengan mengembangkan protein


pump khusus pada membrannya untuk
memompa antibiotik keluar sel. Contohnya
resistensi Bacillus subtilis dan
Staphylococcus aureus terhadap tetrasiklin.
DEFINISI :
Sterilisasi :
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan
menghancuran atau memusnahkan semua
mikroorganisme baik bentuk vegetatif
maupun bentuk spora.

Desinfeksi :
Proses yang dapat membunuh
mikroorganisme penyebab penyakit dengan
bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat
mengurangi kemungkinan terjadi infeksi
dengan jalan membunuh mikroorganisme
patogen.
STERILISASI

Tujuan Sterilisasi :
1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Mencegah makanan menjadi rusak
3. Mencegah kontaminasi mikroorganisme
dalam industri
4. Mencegah kontaminasi terhadap bahan-
bahan yang dipakai dalam melakukan biakan
murni.
STERILISASI

Macam-Macam Sterilisasi :
1. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi)
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan
pemanasan & penyinaran
3. Sterilisasi dengan Cara Kimia
STERILISASI DENGAN
MEKANIK/FILTRASI

Sterilisasi dengan cara ini dilakukan dengan


mengalirkan cairan atau gas pada saringan
berpori kecil sehingga dapat menahan
mikroorganisme dengan ukuran tertentu.
Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan
untuk mensterilisasi cairan yang mudah
rusak jika terkena panas, atau mudah
menguap (volatile) dan bahan yang tidak
tahan panas, misalnya larutan enzim dan
antibiotik.
Sterilisasi dengan Pemanasan

Pemijaran (dengan api langsung)


Panas kering
Uap air panas
Uap air panas bertekanan
Pasteurisasi
Sterilisasi dengan Penyinaran
(Radiasi)

Jenis radiasi termasuk bagian dari


spkterum elektromagnetik, misalnya :
sinar ultraviolet,
sinar gamma,
sinar x dan
sinar katoda elektro kecepatan tinggi.
STERILISASI DENGAN CARA
KIMIA
Beberapa zat kimia yang sering
digunakan untuk sterilisasi
Fenol dan derivatnya
Alkohol
Halogen beserta gugusannya
Logam berat dan gugusannya
Deterjen
Aldehid
Gas Sterilisator
DESINFEKSI

Desinfeksi adalah proses membunuh


mikroorganisme penyebab penyakit
dengan bahan kimia atau secara fisik,
hal ini dapat mengurangi kemungkinan
terjadi infeksi dengan jalan membunuh
mikroorganisme patogen.
KRITERIA DESINFEKSI YANG IDEAL:
Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi
mikroorganisme pada suhu kamar.
Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH,
temperatur dan kelembaban.
Tidak toksik pada hewan dan manusia.
Tidak bersifat korosif.
Tidak berwarna dan meninggalkan noda.
Tidak berbau/ baunya disenangi.
Bersifat biodegradable/ mudah diurai.
Larutan stabil.
Mudah digunakan dan ekonomis.
Aktivitas berspektrum luas.
TUJUAN DESINFEKSI
Mencegah terjadinya infeksi.
Mencegah makanan menjadi rusak.
Mencegah kontaminasi
mikroorganisme dalam industri.
Mencegah kontaminasi terhadap
bahan-bahan yang dipakai dalam
melakukan biakan murni.
JENIS JENIS DESINFEKSI :
1. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
2. Desinfeksi Tingkat Sedang
3. Desinfeksi Tingkat Rendah
MACAMMACAM DESINFEKTAN
YANG DIGUNAKAN
1. Alkohol
2. Glutaraldehid
3.Biguanid
4.Senyawa halogen
5.Fenol
6. Klorsilenol
CARA KERJA DESINFEKTAN
1. Denaturasi protein mikroorganisme, yaitu dengan
mengubah struktur mikroorganisme hingga sifat-sifat
khasnya hilang.

2. Pengendapan protein dalam protoplasma (zat-zat halogen,


fenol, alcohol, dan garam logam).

3. Oksidasi protein(Oksidanasia).

4. Mengganggu sistem dan proses enzim (zat-zat halogen,


alkohol, dan garam logam). Senyawa halogen

5. Modifikasi dinding sel atau membran sitoplasma


(desinfektasi dengan aktivitas permukaan). Klorsilenol
DEFINISI PRESERVASI/
PELESTARIAN:
Preservasi didefinisikan sebagai aspek-aspek
yang mencakup usaha melestarikan bahan
pustaka, keuangan, ketenagaan, metode, teknik,
serta penyimpanannya agar dapat digunakan
sampai batas waktu yang selama mungkin pada
koleksi bahan pustaka yang terdapat pada
perpustakaan.
Fungsi Fungsi Preservasi
1. Fungsi perlindungan
2. Fungsi pengawetan
3. Fungsi kesehatan
4. Fungsi pendidikan
5. Fungsi kesabaran
6. Fungsi sosial
7. Fungsi ekonomi
8. Fungsi keindahan
KERUSAKAN BAHAN PUSTAKA DISEBABKAN OLEH BEBERAPA FAKTOR,
YAITU:

Faktor Biologi seperti:


a.Hewan pengerat (Tikus)
b.Serangga (Rayap, kecoa, kutu buku)
c.Jamur
. Faktor Kimia
a.Zat zat kimia
b.Kandungan asam dalam kertas atau
tinta
c.Oksidasi
Faktor Fisika seperti:
a.Cahaya Serangga (Rayap, kecoa, kutu
buku)
b. Udara/debu
c. Suhu dan
d.Kelembapan
. Faktor faktor lainnya, seperti:
a. Manusia
b.Bencana alam (banjir, gempa bumi dll)
KEGIATAN PRESERVASI ATAU PELESTARIAN

Secara preventif (pencegahan) artinya


perpustakaan harus mempersiapkan segala
sesuatunya dengan matang untuk
kemungkinan yang akan terjadi, seperti:
a.Bagunan atau gedung Udara/debu
b. Kebersihan dalam ruangan perpustakaan
c.Pengolahan jajaran koleksi ke dalam rak
(shelving) juga harus diperhatikan dan
dilakukan dengan benar
d.Mencadangkan bahan pustaka dengan
mengalih mediakan ke dalam bentuk digital.
e.Menyediakan alat pemadam kebakaran
sebagai antisipasi bila terjadi kebakaran.
KEGIATAN PRESERVASI ATAU PELESTARIAN

Secara kuratif (perbaikan) artinya preservasi atau


pelestaian yang dilakukan oleh perpustakaan
antara lain dengan menggunakan :
a. Fumigasi (pengasapan)
b. Laminasi; melapisi bahan pustaka dengan kertas
khusus
c. Enkapsulasi ; menempatkan setiap lembar kertas
diantara dua plastik transparan
d. Penjilidan ; menggabungkan lembaran-lembaran
lepas menjadi satu yang dilindungi oleh sampul
MPN (MOST PROBABLE NUMBER)/ JUMLAH PALING MUNGKIN

Uji MPN ( Most Probable Number) digunakan jika jumlah yang


diharapkan relative rendah antara lain kurang dari 1 sampai
100 mikroorganisme/mL. Prosedur ini menggunakan tabung
ganda dari kultur medium biasanya 3 sampai 5 dengan 3
perbedaan volume dari sampel, misalnya 3 tabung asing-
masing diinkulasi dengan 0,1 mL, dan tabung berikutnya 0,01
mL dan 3 deret tabung berikutnya 0,001 mL. Jika konsentrasi
dalam sampel adalah range yang ditujukan seperti diatas,
seharusnya pada tabung yang menerima inokulasi bakteri tidak
ada mikroorganisme yang hadir. Ini akan menjadi steril setelah
diinkubasi, perbandingan dari tabung positif yang dilaporkan
untuk tiap volume sampel dan hasilnya dibandingkan dengan
tabel standart MPN dari organisme per mL (atau per 100 mL
dari sampel murni). Prosedur ini biasanya digunakan dalam air ,
makanan, dan produk indusry dibandingkan pada industry
farmasi.
ANGKA FENOL

Koefisien fenol adalah kemampuan suatu desinfektan dalam


membunuh bakteri dibandingkan fenol. Cara mengujinya
adalah dengan mengencerkan suatu kultur cair bakteri
sebanyak 1 : 10 dengan desinfektan yang akan diuji pada
kosentrasi yang berbeda disebut titik akhir adalah kosentrasi
terendah yang menghasilkan kultur steril setelah diinkubasi
selama 10 menit pada suhu 20o C. Menurut Ahli lainnya
definisi koefisien fenol adalah perbandingan ukuran
keampuhan suatu bahan antimikrobial dibandingkan dengan
fenol.
Tujuan Penggunaan Koefisienn Fenol :
koefisien fenol digunakan untuk menguji desinfektan, untuk
menguji efisiensi kemampuan desinfektan tersebut
membunuh jamur, untuk menentukan nilai germisidal atau
kemampuannya untuk membunuh jamur pada suatu
senyawa murni, serta untuk menghitung nilai antiseptik.
Fenol dijadikan pembanding karena fenol sering
digunakan untuk mematikan mikroorganisme. Koefisien
fenol ditentukan dengan cara membagi pengenceran
tertinggi dari fenol yang mematikan mikroorganisme
dalam sepuluh menit tetapi tidak mematikannya dalam
lima menit terhadap pengenceran tertinggi bahan
antimikrobial yang mematikan mikroorganisme dalam
sepuluh menit tetapi tidak dalam lima menit. Waktu
untuk menguji antibiotika adalah 18-24 jam, sedangkan
untuk mata tidak mungkin selama itu. Oleh karena itu,
digunakan waktu tertentu dengan metode kontak
secara konvensional, waktu yang paling cepat adalah
2,5 menit, paling lama 15 menit. Kekuatan fenol untuk
menguji desinfektan adalah tidak lebih besar dari 5%..
Persyaratan hasil dari koefisien
fenol yaitu :
1. Jika koefisien fenol yang diperoleh dikalikan dengan faktor 20
menghasilkan angka lebih kecil dari angka pengenceran yang
tertera dalam etiket, maka pengenceran desinfektansia tidak
memenuhi syarat.
2. Jika koefisien fenol yang diperoleh dikalikan dengan faktor 20
menghasilkan angka yang sesuai angka pengenceran yang tertera
dalam etiket, maka pengenceran desinfektansia disebut
memenuhi syarat.
3. Jika diperoleh koefisien fenol lebih kecil dari 0,05 maka contoh
yang diperiksa bukan termasuk antiseptik atau desinfektan.
4. Jika diperoleh koefisien fenol kurang dari 1 berarti bahan
antimikrobial tersebut adalah sama atau kurang efektif daripada
fenol. Dan jika diperoleh koefisien fenol lebih besar dari 1 berarti
bahwa bahan mikrobial tersebut lebih efektif dari fenol.
Persyaratan hasil dari koefisien
fenol yaitu :
1. Jika koefisien fenol yang diperoleh dikalikan dengan faktor 20
menghasilkan angka lebih kecil dari angka pengenceran yang
tertera dalam etiket, maka pengenceran desinfektansia tidak
memenuhi syarat.
2. Jika koefisien fenol yang diperoleh dikalikan dengan faktor 20
menghasilkan angka yang sesuai angka pengenceran yang tertera
dalam etiket, maka pengenceran desinfektansia disebut
memenuhi syarat.
3. Jika diperoleh koefisien fenol lebih kecil dari 0,05 maka contoh
yang diperiksa bukan termasuk antiseptik atau desinfektan.
4. Jika diperoleh koefisien fenol kurang dari 1 berarti bahan
antimikrobial tersebut adalah sama atau kurang efektif daripada
fenol. Dan jika diperoleh koefisien fenol lebih besar dari 1 berarti
bahwa bahan mikrobial tersebut lebih efektif dari fenol.
EFEKTIVITAS PENGAWET
Pengawet adalah bahan kimia biosidal yang ditambahkan dalam
kosmetik, obat topikal, makanan dan produk industri lainnya
supaya terjaga dari kemungkinan kontaminasi mikroorganisme
seperti bakteri, jamur, kapang dan alga yang berimplikasi pada
percepatan proses pembusukan.
Beberapa jenis pengawet :
Benzoic acid and garam nya,
Sorbic acid and garam nya serta
Parabens

Pengawet yang ideal di samping efektif mencegah kontaminasi


berbagai mikroorganisme, juga stabil, cocok dengan bahan lain
dalam suatu produk, non-toksik dan tidak menimbulkan iritasi
maupun sensitisasi.
EFEKTIVITAS PENGAWET
Pada prinsipnya, upaya pengawetan bahan
makanan didasarkan pada :
(a) pencegahan atau penghilangan kontaminasi
mikroorganisme.
(b) penghambat pertumbuhan dan metabolisme
organisme.
(c) pembunuhan mikroorganisme kontaminan.

Teknik Pengawetan Produk :


a. Proses pengawetan secara alami
b. Pengawetan secara Biologis
c. Pengawetan secara Kimia
Bakteri Patogen
Definisi Patogen
Patogenadalahagen biologisyang
menyebabkanpenyakitpadainangny
a. Sebutan lain dari patogen
adalahmikroorganisme
parasit.Bakteri patogen adalah
bakteri yang mampu menyebabkan
penyakit.

https://id.wikipedia.org/wiki/Patogen
Bakteri Patogen pada Manusia
Bakteri Patogen pada Tumbuhan
Gambar Bakteri Salmonella typhosa
Gambar Bakteri Clostridium tetani
Gambar Bakteri Mycobacterium tuberculosis
Gambar Bakteri Xanthomonas oryzae
Faktor-Faktor Patogenisitas Bakteri
Transmisibilitas. Merupakan tahapan paling awal
dari rangkaian proses infeksi yang dilakukan oleh
bakteri patogen.
Pelekatan. Bakteri patogen memiliki kemampuan
untuk menempel pada membran sel inang yang ia
infeksi. Hal ini akan meningkatkan virulensinya .
Kemampuan Invasif. Virulensi jenis bakteri patogen
yang ini diukur melalui kemampuannya memasuki
sel inang atau berhasil tidaknya ia menembus
permukaan kelenjar mucus dan menyebabkan
terjadinya penyebaran infeksi.
Toksin Bakteri. Bakteri patogen bisa diukur
tingkatan virulensinya dari kemampuannya
memproduksi racun.
http://kelasbiologiku.blogspot.co.id/2013/06/apa-itu-bakteri-
Cara Penyebaran Bakteri Patogen

1. Kontak
Salah satu cara bakteri masuk ke dalam tubuh
adalah melalui kontak langsung maupun tidak
langsung.

2. Inhalasi/Pernapasan
Sebagian besar infeksi pernapasan menyebar
karena menghirup udara yang mengandung
bakteri.Bakteri jenis ini cenderung berada di
udara dalam bentuk aerosol.Bakteri ini tersebar
di lingkungan melalui bersin, batuk, berbicara,
atau meludah.
3. Pencernaan
Infeksi saluran pencernaan biasanya disebabkan karena
tidak sengaja menelan bakteri patogen atau toksin
bakteri. Infeksi ini bisa ditularkan melalui perantara air
(waterborne), makanan (food-borne), dan bersentuhan
tangan (hand-borne).

4. Inokulasi
Bakteri yang terinokulasi ke dalam jaringan subkutan bisa
menyebabkan infeksi.

5. Kongenital/Bawaan
Patogen yang mampu melewati penghalang plasenta dan
menginfeksi janin di dalam rahim disebut infeksi
kongenital.
Infeksi ini dapat menyebabkan kelainan bawaan pada
bayi.
http://www.amazine.co/22875/5-cara-bakteri-menginfeksi-tubuh-
Evaluasi Antibiotika
Pengertian antibiotika
Antibiotik
Berasal dari bahasa Yunani , Anti (lawan)
dan Bioss (Hidup)

Antibiotik adalah Suatu zat kimia yang


dihasilkan oleh bakteri ataupun jamur
yang berkhasiat obat apabila digunakan
dalam dosis tertentu dan berkhasiat
mematikan atau menghambat
pertumbuhan kuman dan toksisitasnya
tidak berbahaya bagi manusia.
Kepekaan bakteri
Kepekaan Bakteri dari Faktor Lingkungan :
Antibiotik umumnya dibuat dari kapang, misalnya
Penicillium notatum,
Penicilliumchisogenum,danlainsebagainya.
Antibiotikyang dihasilkan
Penicilliumsp,dikenalsebagai penisilin. Ketahanan
bakteri terhadap antibiotika dilihat berdasarkan
daerahhambatnya. Daerah hambat tersebut
adalah:
1.Daerahhambatdengandiameterlebihdari30
mmmenunjukkanbahwabakteritersebut peka
terhadap antibiotika.
2.Daerahhambatdengandiameterantra2
0-
30mmmenunjukkanbahwabakteritersebu
t agak resisten terhadap antibiotika.
3.Daerahhambatdengandiameterkurang
dari20mmmenunjukkanbahwabakteriters
ebut resisten terhadap antibiotika.

Tiap spesies mikroorganisme memiliki


kerentanan yang berbeda beda.
Potensi antibiotika
Potensi Antibiotika adalah kekuatan
suatu antibiotika dalam
menghambat/membunuh pertumbuhan
mikroba.

Uji Potensi Antibiotika menurut FI Edisi IV,


1995
Prinsip :
Estimasi potensi antibiotik melalui
perbandingan langsung antara
sampel(antibiotik uji) dengan antibiotik
Tujuan : sebagai standar untuk mengatasi
keraguan tentang kemungkinan hilangnya
aktivitas (potensi) antibiotik terhadap mikroba.

Dilakukannya uji potensi antibiotik karena


*Efektivitas daya hambat atau daya bunuh
mikroba tergantung pada jumlah dan kekuatan
zat aktifnya.
*Respon mikroba terhadap antimikroba berbeda
beda , umumnya bersifat spesifik dan sensitif.
Kombinasi antibiotik
Pada infeksi campuran, misalnya
kombinasi obat-obat antikuman dan
antifungi atau, dua antibiotik dengan
spektrum sempit (gram positif + gram
negatif) untuk memperluas aktifitas
terapi : Basitrasin dan polimiksin dalam
sediaan topikal.
Untuk memperoleh potensial, misalnya
sulfametoksazol dengan trimetoprim (=
kotrimoksazol) dan sefsulodin dengan
gentamisin pada infeksi pseudomonas.
Multi drug therapy (AZT + 3TC +
Untuk mengatasi resistensi, misalnya
Amoksisilin + asam klavulanat yang
menginaktivir enzim penisilinase.
Untuk menghambat resistensi,
khususnya pada infeksi menahun
seperti tuberkulosa (rifampisin + INH
+ pirazinamida ) dan kusta (dapson
+ klofazimin dan /atau rifampisin).
Untuk mengurangi toksisitas,
misalnya trisulfa dan sitostatika,

Anda mungkin juga menyukai