Bahaya Longsoran Tanah
Bahaya Longsoran Tanah
TANAH
Longsoran tanah
Longsoran tanah atau gerakan tanah adalah
proses perpindahan masa batuan/tanah akibat
gaya berat (gravitasi).
F internal yg menjadi penyebab adalah daya
ikat (kohesi) tanah/batuan yg lemah sehingga
butiran2 dpt terlepas dr ikatannya dan
bergerak ke bawah dgn menyeret
butiranlainnya yg ada di sekitarnya
membentuk massa yg lebih besar
F eksternal: kemiringan lereng, perubahan
kelembaban tanah/batuan
Faktor penyebab longsoran
tanah
Faktor yang mempengaruhi
longsoran tanah dapat
dikelompokkan menjadi 2:
Bersifat pasif
Bersifat aktif
Faktor yg bersifat pasif pd longsoran
tanah
Litologi : material yg rentan & mudah meluncurkrn
basah akibat masuknya air ke dlm tanah
Susunan batuan : perlapisan batuan yg keras & lunak
& perselingan batuan ant bat permeable &
impermeable
Struktur geologi: jarak ant rekahan/joint pd batuan,
patahan, zona hancuran, bidang foliasi & kemiringan
lapisan batuan yg besar
Topografi : lereng terjal atau vertikal
Iklim: perubahan temp tahunan yg ekstrim dgn frek
hujan yg intensif
Material organik: lebat atau jarangnya vegetasi
Faktor yg bersifat aktif pd longsoran
tanah
Gangguan yg terjadi secara alamiah
atau buatan
Kemiringan lereng yg menjadi terjal
karena aliran air
Pengisian air kedalam tanah yg
melebihi kapasitasnya, shg tanah
menjadi jenuh air
Getaran2 tanah yg diakibatkan oleh
seismisitas atau kendaran berat
Metode penanggulangan &
pencegahan bahaya longsoran tanah
Rekayasa keteknikan:
Terasering
Tiang pancang
F hidrologi:
Cuaca
Data air bawah tanah
Catt kegempaan
Catt pembukaan & penggalian lahan
Bencana
Gerakan Tanah di Kecamatan Nusaniwe, Kota
Ambon, Maluku
Tanggapan bencana gerakan tanah dan banjir bandang
di Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Maluku, sebagai
berikut :
1. Lokasi dan waktu kejadian :
Bencana gerakan tanah terjadi di Batugantung Dalam,
Kelurahan Kuda Mati, Kecamatan Nusawine, Kota
Ambon, terjadi pada hari Rabu, tanggal 16 Juni 2010.
2. Jenis gerakan tanah :
Jenis gerakan tanah berupa longsoran bahan rombakan.
3. Dampak dari gerakan tanah :
8 (delapan) orang meninggal,
5 (lima) orang luka berat dan ringan,
3 (tiga) rumah hancur.
4. Kondisi daerah bencana :
Secara umum daerah bencana dan sekitarnya
merupakan daerah dengan kemiringan lereng
agak terjal sampai terjal.
Batuan penyusun di daerah bencana adalah
Batuan gunungapi ambalau, yang terdiri dari lava
dan piroklastika bersusunan andesit (Tpav), dan
aluvium (Qa), Batuan ultramafik (Jku), dan
Batugamping terumbu (Ql). (Peta Geologi Lembar
Ambon).
Berdasarkan Peta Prakiraan Potensi Terjadi
Gerakan Tanah pada Bulan Juni 2010 di Maluku
(Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi), daerah bencana terletak pada
zona potensi terjadi gerakan tanah Menengah
sampai Tinggi, artinya daerah ini dapat terjadi
gerakan tanah jika curah hujan di atas normal,
terutama pada daerah yang berbatasan dengan
lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika
lereng mengalami gangguan, dan gerakan tanah
5. Faktor penyebab terjadinya tanah
longsor diperkirakan karena :
Koreksi
Peta topografi Radiometrik dan
Titik kontrol
Atmosferik tanah (GPS)
Croping
Konversi
Survei Vektor ke Raster
Koreksi Geometrik
lapangan
dan Enhancement
Overlay / Integrasi
Overlay
Overlay / Integrasi
/ Integrasi
S
I
G Tanah Longsor
Bencana
Alam
Analisis
Overlay dilakukan dengan proses signature
manipulation untuk maksud penggabungan
dengan data hasil dijitasi peta-peta tematik, dan
hasil klasifikasi citra. Sebelum dilakukan
overlay terlebih dahulu dilakukan recoding
faktor pendukung (variabel) atau penentu
berdasarkan indek terbobot. Kriteria
pembobotan setiap variabel (bentuk lahan,
ketinggian, relief, tingkat erosi, jenis tanah,
vegetasi penutup, penggunaan lahan, dan curah
hujan). Kriteria faktor terhadap potensi bahaya
bencana alam suatu tempat, terutama oleh
faktor pembatas dalam suatu area karena
kondisi geografis.
Analisis potensi tanah longsor berdasarkan indeks terbobot,
menggunakan jumlah hasil perkalian antara nilai harkat
(scoring) kategori setiap variabel. Perhitungan nilai bobot
faktor adalah
S = Wi x Xj [Cj]
S = nilai potensial terhadap bencana tanah longsor;
Wi = nilai bobot faktor i ;
Xj = nilai harkat (scoring) kategori faktor pendukung ke i ;
Cj = faktor pembatas dengan nilai 0 atau 1.