Anda di halaman 1dari 65

KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA
MATERI POKOK
PENGERTIAN HYGIENIS DAN SANITASI
CONTOH BANGUNAN DAN SARANA LAB
PEDOMAN KERJA DI LAB
SARANA LAB DAN APD
PENANGANAN LIMBAH DAN BAHAN
BERBAHAYA
P3K TERHADAP KECELAKAAN DI
LABORATORIUM
Apa itu Hygienis dan
sanitasi?
Hygiene adalah ilmu yang
berhubungan dengan pencegahan
penyakit dan pemeliharaan
kesehatan
Sanitasi adalah upaya mencegah
penyakit dengan cara menyediakan
sarana dan mengurangi faktor
lingkungan yang dapat menimbulkan
terjadinya penyakit
Hygiene dan sanitasi di
lab ?
Dibutuhkan suatu tindakan untuk
mencegah timbulnya dampak negatif
dari kegiatan di laboaratorium
dengan mengutamakan kesehatan
dan keselamatan bagi pekerja dan
lingkungan sekitar..
Contoh nyata???
Sterilisasi dan desinfeksi
Sterilisasi dan desinfeksi kunci
dalam proses kontrol dan
pencegahan hospital infection
Dekontaminasi
proses membunuh
mikroorganisme sebelum dicuci
Alurnya: pensortiran perendaman
Contoh : Chlorin 10%
Cleaning
proses pembersihan alat
dengan cara mencuci dengan
air bersih dan mengalir
pembilasan
Sterilisasi
proses destruksi/membunuh
semua bentuk kehidupan
mikroorganisme termasuk
spora dan virus
METODE STERILISASI DAN
DESINFEKSI

Metode Fisis

Metode Kimia
Metode Fisis
Panas
Radiasi (gamma dan UV)
Filtrasi
Zat kimia dalam bentuk cair atau gas
Pemanasan

Pemanasan basah
- Suhu di bawah 1000 C
pasteurisasi
- Suhu 1000 C air mendidih
- Suhu di atas 1000 C autoklaf
Metode kimiawi
Jenis desinfektan yg digunakan di
rumah sakit:
Fenol (karbol, lisol) dan kresol
Halogen (hipoklorit dan klorin)
Quatenary Ammonium
Coumpund (Sterimid,
Benzalkonium Klorida)
Diguanid ( klorheksidin)
Efektivitas Desinfektan
Efektivitas desinfektan dipengaruhi oleh:
konsentrasi
suhu
jumlah kuman
time of exprosure
pH bahan kimia
Mudahnya kontak dengan mikroorganisme
Sarana laboratorium
Ruang dan lokasi yang memadai
Alat dan bahan yang menunjang kegiatan
Fasilitas penunjang yang memenuhi
standar ( air,listrik dll)
Alat keamanan dan prosedur
penggunaan alat
SOP
Pedoman bekerja di lab ..
1. Menata laboaratorium dengan rapi
Ruangan laboratorium yang memenuhi standar adalah
salah satu faktor untuk menghindari kecelakaan kerja.
Syarat tersebut meliputi kondisi ruangan, susunan ruangan,
kelengkapan peralatan keselamatan, nomor telepon penting
(pemadam kebakaran, petugas medis), dll.
Ruangan laboratorium yang memiliki sistem ventilasi yang
baik. Proses keluar masuk udara yang stabil. Sirkulasi udara
segar yang masuk ke dalam ruangan. Keduanya harus
diperhatikan dengan baik. Semakin baik sirkulasi udara,
maka kondisi laboratorium juga akan sehat. Seperti halnya
rumah, sirkulasi udara berada pada posisi utama dan tidak
dapat dikesampingkan begitu saja.
Ruangan laboratorium harus ditata dengan rapi.
Penempatan bahan kimia dan peralatan percobaan harus
ditata dengan rapi supaya memudahkan untuk mencarinya.
Bila perlu, berikan denah dan panduan penempatan bahan
kimia di raknya supaya semakin memudahkan untuk
mencari bahan kimia tertentu.
Alat keselamatan kerja harus selalu tersedia
dan dalam kondisi yang baik. Terutama kotak
P3K dan alat pemadam api. Berikan juga
nomor telepon penting seperti pemadam
kebakaran dan petugas medis supaya saat
terjadi kecelakaan yang cukup parah dapat
ditangani dengan segera. Berikan juga
lembaran tentang cara penggunaan alat
pemadam api dan tata tertib laboratorium.
Laboratorium harus memiliki jalur evakuasi
yang baik. Laboratorium setidaknya memiliki
dua pintu keluar dengan jarak yang cukup
jauh. Bahan kimia yang berbahaya harus
ditempatkan di rak khusus dan pisahkan dua
bahan kimia yang dapat menimbulkan
ledakan bila bereaksi
2. Tata Tertib di Lab
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja
adalah sebagai berikut:
Dilarang mengambil atau membawa keluar alat-alat
serta bahan dalam laboratorium tanpa seizin petugas
laboratorium.
Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke
laboratorium. Hal ini untuk mencegah hal-hal yang
tidak diinginkan.
Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk
praktikum yang diberikan.
Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui
informasi mengenai bahaya bahan kimia, alat-alat,
dan cara pemakaiannya.
Bertanyalah jika Anda merasa ragu atau tidak
mengerti saat melakukan percobaan.
Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja
dan letaknya untuk memudahkan pertolongan saat
terjadi kecelakaan kerja.
Pakailah jas laboratorium saat bekerja di laboratorium.
Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti
pemadam kebakaran, eye shower, respirator, dan alat
keselamatan kerja yang lainnya.
Jika terjadi kerusakan atau kecelakaan, sebaiknya
segera melaporkannya ke petugas laboratorium.
Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen
korosif, reagen-reagen yang volatil dan mudah
terbakar.
Setiap pekerja di laboratorium harus mengetahui cara
memberi pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
Buanglah sampah pada tempatnya.
Usahakan untuk tidak sendirian di ruang laboratorium.
Supaya bila terjadi kecelakaan dapat dibantu dengan
segera.
Jangan bermain-main di dalam ruangan laboratorium.
Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik.
Dilarang merokok, makan, dan minum di laboratorium.
3. Alat keselamatan
Di dalam ruang laboratorium harus sudah tersedia
seluruh alat keselamatan kerja supaya saat terjadi
kecelakaan atau darurat, itu bisa diatasi dengan
cepat. Berikut adalah alat-alat keselamatan kerja
yang ada di laboratorium. Pastikan semuanya
tersedia dan Anda tahu dimana letaknya.
Pemadam kebakaran (hidrant)
Eye washer
Water shower
Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
Jas Laboratorium
Peralatan pembersih
Obat-obatan
Kapas
Plaster pembalut
4. Ada simbol keselamatan kerja
Animal hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan.
Mungkin saja hewan itu beracun karena telah disuntik bermacam-
macam zat hasil eksperimen atau dapat menggigit dan mencakar
Anda.
Sharp instrument hazard adalah bahaya yang berasal dari
benda-benda yang tajam. Benda itu jika tidak digunakan dengan
benar maka dapat melukai Anda.
Heat hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang
panas. Tangan Anda akan kepanasan jika menyentuh benda
tersebut dalam keadaan aktif atau menyala.
Glassware hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang
mudah pecah. BIasanya berupa gelas kimia.
Chemical hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia.
Bisa saja bahan kimia itu dapat membuat kulit kita gatal dan
iritasi.
Electrical hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda
yang mengeluarkan listrik. Hati-hati dalam menggunakannya
supaya tidak tersengat listrik.
Eye & face hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-
benda yang dapat membuat iritasi pada mata dan wajah.
Gunakan masker atau pelindung wajah sebelum menggunakan
bahan tersebut.
Fire hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah
terbakar. Contohnya adalah kerosin (minyak tanah) dan spiritus.
Biohazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis.
Bahan tersebut bisa dapat menyebabkan penyakit mematikan
seperti AIDS. Contohnya adalah tempat pembuangan jarum
suntik.
Laser radiation hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar
laser.
Radioactive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda
radioaktif. Benda ini dapat mengeluarkan radiasi dan jika terpapar
terlalu lama maka akan menyebabkan kanker.
Explosive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang
mudah meledak. Jauhkan benda tersebut dari api.
5. Prosedur memindahkan bahan kimia
Sebelum memindahkan bahan kimia, hal yang
harus dilakukan adalah mengetahui segala
informasi tentang bahan kimia yang akan
digunakan. Seperti cara membawa, bahaya yang
ditimbulkan, dll. Pindahkanlah sesuai kebutuhan
dan jangan berlebihan. Bila ada sisa bahan kimia,
jangan dikembalikan ke tempatnya semula
karena dapat menyebabkan kontaminasi pada
bahan kimia.
Untuk memindahkan bahan kimia yang berwujud
cair, pindahkan dengan menggunakan batang
pengaduk atau pipet tetes. Hindari percikan
karena bisa menyebabkan iritasi pada kulit.
Jangan menaruh tutup botol diatas meja supaya
tutup botol tidak kotor oleh kotoran di atas meja.
6. Pembuangan Limbah
Seperti yang kita ketahui bahwa limbah
dapat mencemari lingkungan. Maka dari itu,
kita perlu menangani limbah tersebut
dengan tepat. Untuk limbah kimia
hendaknya dibuang di tempat khusus
karena beberapa jenis zat kimia sangat
berbahaya bagi lingkungan. Buang segera
limbah sehabis melakukan percobaan.
Sementara limbah lainnya seperti kertas,
korek api, dan lainnya dibuang di tempat
sampah. Sebaiknya pisahkan limbah organik
dan nonorganik supaya pengolahan
sampahnya lebih mudah.
7. Penanganan Kecelakaan
Kecelakaan saat kerja biasa terjadi walaupun kita
telah bekerja dengan hati-hati. Hal yang paling
utama adalah jangan panik dan ikuti prosedur
penanganan kecelakaan yang baik dan benar. Cari
bantuan petugas laboratorium untuk membantu
Anda. Bila perlu, panggil petugas medis atau
pemadam kebakaran.
Bila terkena bahan kimia, bersihkan bagian kulit
yang terkena bahan kimia sampai bersih. Kulit yang
terkena jangan digaruk supaya tidak menyebar.
Bawa keluar korban dari laboratorium supaya
mendapatkan oksigen. Bila kondisi cukup parah,
panggil petugas kesehatan secepatnya.
Bila terjadi kebakaran karena bahan kimia atau
korsleting listrik, segera bunyikan alarm tanda
bahaya. Jangan langsung disiram dengan air.
Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri.
Penanganan Limbah
dan Bahan Berbahaya

Disadari bahwa limbah layanan


medis dapat menimbulkan
dapak negatif thd kesehatan
dan keselamatan dari petugas,
pemulung dan masyarakat

Limbah layanan medis dapat


menjadi tempat berbiaknya
mikro-organisme dan sarang
vektor penyakit dan tikus

Secara garis besar dibagi


menjadi sampah medis dan
sampah non medis
Berat dan Volume
Sampah Rumah Sakit

Diperkirakan produksi dampah


domestik adalah 2 Kg/pasien/hr
sedang di AS = 3,25
Kg/pasien/hr

Volume sampah diperlukan


untuk menentukan ukuran bak
dan sarana pengangkutan, shg
perlu survei pada Rumah Sakit
setempat

Meningkatnya produksi samah


RS karena peningkatan
penggunaan barang disposable
Pengangkutan
Sampah

Pengangkutan dalam ruangan memakai kereta,


sedangkan untuk bangunan bertingkat dapat
dibantu dgn menyediakan cerobong sampah atau
lift pada sudut ruangan

Kereta sampah supaya dipisah antara sampah


medis dan sampah non-medis, karena berkaitan
dengan metode pembuangan dan pemusnahannya

Dalam strategi pengelolaan sampah RS perlu


ditetapkan lebih dulu prosedur standar (PROTAP)
pengelolaan sampah yang harus dipatuhi oleh
semua fihak yang terlibat
Sarana
Pengangkutan

Sangat diharapkan kendaraan


yang dipakai
mengangkut sampah medis
dan sejenisnya hanya untuk
itu saja

Mudah diangkut dan dibongkar


serta mudah dibersihkan
dan dilengkapi alat
pengumpul kebocoran

Harus dipasang tanda atau


kode untuk sampah
medis/klinis
Metode
Pembuangan

Sebagian besar limbah medis / klinis


dibuang dengan metode incinerator
atau setelah sterilisasi (autoclave atau
bahan kimia hipoklorit / permanganat)
dengan sanitary landfill

Evaluasi keberhasilan pengelolaan


sampah bisa dilihat dengan indikator :
- akumulasi sampah tak terangkut
- peningkatan populasi lalat
- adanya keluhan masyarakat, pasien,
pengunjung atau petugas rumah
sakit
Limbah
Layanan Medis
Rumah sakit merupakan penghasil limbah
medis/klinis terbesar, sehingga perlu pengolahan
pendahuluan sebelum diangkut ke tempat
pengumpulan dan pemusnahan

Limbah atau sampah medis/klinis adalah limbah


yang berasal dari pelayanan medis, perawata, gigi,
veterinary, farmasi atau sejenisnya, pengobatan,
perawatan, pendidikan dan penelitian yang
menggunakan bahan beracun dan infeksius

Jenis limbah klinis :


- benda tajam - limbah farmasi
- limbah infeksius - limbah kimia
- limbah jar tubuh - limbah radioaktif
- limbah sitotoksik
Kategori
Limbah Medis/Klinis
Golongan A : a. Dressing bedah, swab dan semua limbah
terkontaminasi;
b. Bahan linen kasus penyakit infeksi
c. Seluruh jar tubuh manusia, hewan dari lab, dan hal
lain yang berkaitan dengan swab dan dressing

Golongan B : Syringe bekas, jarum, cartridge, pecahan gelas dan


benda tajam lainnya

Golongan C : Limbah lab dan post partum, kecuali yg masuk gol.


A

Golongan D : Limbah bh kimia dan farmasi tertentu

Golongan E : Pelapis bed-pan disposable, urinoir, incontinence,


pad
dan stamagbags
Pemilahan dan Pengurangan
Sampah Medis

Alur limbah hrs diidentifikasi dan dipilah


Reduksi volume limbah merupakan
proses yang kontinyu
Pemisahan limbah B3 dari limbah
lainnya pada tempat penghasil adalah
kunci pembuangan yang paling baik
Dengan limbah berada di kantong dan
kontainer yang sama untuk
penyimpanan, pengumpulan dan
pembuangan akan mengurangi
kemungkinan kesalahan petugas dlm
penanganan
Penampungan
Sampah Medis

Sarana penampungan
limbah medis harus
memadai, diletakkan pada
tempat yang pas, aman,
dan higienis

Pemadatan adalah cara


yang efisien dalam
penyimpanan sampah
medis yang bisa dibuang di
sanitary landfill, namun
pemadatan tidak boleh
dilakukan pada limbah
infeksius dan benda tajam
Pemisahan
Sampah Medis

Untuk memudahkan berbagai macam sampah/limbah medis


yang dbuang, maka harus dilakukan pemisahan dengan
memakai kantong plastik berwarna (kode warna)

Warna Kantong Jenis Sampah/Limbah

Hitam Limbah rumah tangga biasa, tidak digunakan untuk


menyimpan atau mengangkut limbah medis

Kuning Semua jenis limbah yang akan dibakar di incinerator

Kuning dgn strip Jenis sampah medis yang sebaiknya dibakar tapi bisa juga
hitam dibuang di sanitary landfill bila dilakukan cara pengumpulan
terpisahdan pengaturan pembuangan
Biru muda atau Limbah untuk di autoclav (atau sejenis) sebelum
transparan dgn strip pembuangan akhir
biru tua
Standarisasi Kantong dan Kontainer
Pembuangan Limbah medis

Karena terdapat berbagai macam kantong dan


kontainer serta logo (simbol) yang dipergunakan
untuk pembuangan sampah medis, maka perlu
standardisasi nasional warna dan kode masing-
masing jenis sampah medis

Keseragaman akan memberikan keuntungan sbb :


- mengurangi biaya dan waktu pelatihan petugas
- meningkatkan keamanan petugas dalam/luar RS
- pengurangan biaya produksi kantong dan
kontainer

Kantong dan kontainer harus kuat, bermutu, tidak


mudah robek dan tidak bereaksi dgn sampah yang
disimpan di dalamnya
Kode Simbol/Piktogram
Standard
Sampah Infeksius
Kantong berwarna kuning dengan simbol
biohazard yang berwarna hitam
(international)

Sampah Citotoksik
Kantong berwarna ungu dengan simbol
limbah sititoksik (pembelahan sel fase
telofase)

Sampah Radioaktif
Kantong berwarna merah dengan simbol
trefoil (bhs lain : trifolium, three-leaved
plant (international)

Sampah Umum
Kantong warna hitam dengan simbol
tulisan Domestik warna putih
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan A

Dressing bedah dan limbah medis lainnya ditampung


dlm bak penampungan limbah medis, dilengkapi
dengan kantong plastik diikat kuat kalau isi sudah
penuh, maksimal 1 hari sekali diangkut, dimusnahkan
dgn incinerator

Prosedur yg digunakan disetujui Pimpinan jbj, Kepala


Bagian Sanitasi dan Dinas Kesehatan

Semua jar tubuh, placenta dll ditampung bak medis


dalam kantong yang tepat untuk dimusnahkan dgn
incinerator

Alat lab yabg terinfeksi dimusnahkan dengan


incinerator dan incinerator dioperasikan dibawah
pengawasan bagian sanitasi Rumah Sakit
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan B

Syringe, jarum, dan


cartridge hendaknya
dibuang dalam keadaan
tertutup

Sampah ini hendaknya


ditampung dalam bak tahan
benda tajam yang bilamana
penuh ( atau dengan interval
maksimal tidak lebih dari 1
minggu) hendaknya diikat
dan ditampung dalam bak
sampah medis sebelum
diangkut dan dimusnahkan
dengan incinerator
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan C

Pembuangan sampah
medis yang berasal dari
unit patologi kimia,
haematologi, transfusi
darah, mikrobiologi,
histologi dan post
partum serta unit
sejenisnya (binatang
percobaan) dibuat
dalam kode pencegahan
infeksi dalam lab klinis
dan ruang post mortum
dan publikasi lainnya
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan D

Barang-barang yang lebih


atau produk medis baru
sebagian digunakan
hendaknya dikembalikan
kepada petugas yang
bertanggung jawab di
bagian Farmasi Rumah
Sakit
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan E

Kecuali yang berasal dari


ruangan dengan risiko
tinggi, isi sampah medis
golongan E ini bisa
dibuang melalui saluran air
sluicer, WC atau unit
pembuangan untuk itu

Sampah yang tidak dapat


dibuang melalui saluran air
hendaknya disimpan dalam
bak penampungan sampah
medis dan dimusnahkan
dengan incinerator
Kalau Tidak Tersedia
Sarana Transportasi Limbah Medis

Harus disediakan bak


terpisah dari sampah biasa
dalam bak truck
pengangkut sampah, dan
dilakukan upaya mencegah
kontaminasi sampah lain
yang dibawa

Harus dapat dijamin bahwa


sampah dalam keadaan
aman dan tidak terdapat
kebocoran atau tumpahan
Tempat
Penampungan Sementara

Sampah medis hendaknya diangkut sesering mungkin,


dikatakan penuh itu kalau 2/3 atau kantong penuh

Sementara menunggu pengangkutan, hendaknya :


- Simpan dalam kontainer memenuhi syarat
- Lokasi strategis, dalam kantong warna dan kode
terpisah
- Taruh di tempat yg kering dan ada sarana pencuci
- Aman dari orang yang tak bertanggung jawab
- Terjangkau kendaraan pengangkut sampah

Sampah medis yang tidak berbahaya dapat ditampung


bersama sampah lain sambil menunggu pemusnahan
Peringatan

Peringatan bahaya dari


kontainer bertekanan,
seperti kaleng aerosol
hendaknya tidak
dimasukkan ke dalam
kantong sampah yg
akan dimusnahkan
dengan incinerator !!
Kebijakan Pembuangan
Sampah Medis/Klinis

RS hendaknya menetapkan peraturan standard


(protap) yang jelas untuk penanganan,
penampungan, pengangkutan, dan pembuangan
limbah medis/klinis

Protap tersebut harus disesuaikan dengan kondisi


lokal serta perlu untuk diikuti dengan latihan
sesuai dengan kategori dan fungsi tenaga yang
ada

Perlu ditetapkan seorang petugas yang


bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan untuk
pengembangan program sanitasi rumah sakit
Pentingnya Keselamatan dan
Keamanan Laboratorium
Bereksperimen di lab dapat menjadi suatu
kegiatan menyenangkan dan dapat juga
membahayakan, karena :
Melibatkan bahan-bahan kimia yang
berbahaya.
Menggunakan benda tajam.
Menggunakan alat elektrik.
Menggunakan api/ pemanasan.
Oleh karena itu, perlu tindakan untuk
mencegahnya.
Sebab terjadinya
kecelakaan
Kurangnya pemahaman tentang sifat dan
karakter bahan-bahan kimia.
Kurang jelas petunjuk atau kurang bimbingan dan
pengawasan.
Kurang tersedianya fasilitas keamanan dan
perlengkapan perlindungan yang memadai.
Kurang taatnya kita dalam mematuhi peraturan
laboratorium.
Tidak menggunakan perlengkapan perlindung
yang seharusnya.
Kurang bersikap hati-hati selama bekerja.
Jika terjadi kecelakaan.?
Setiap orang harus tanggap menghadapi
kecelakaan.
Bertindak efektif dan efisien.
Kenali kondisi, mulai dari:
Gambaran kecelakaan.
Sebab kecelakaan.
Kemungkinan tindakan, tentukan prioritas
menyelamatkan korban atau menangani
penyebab kecelakaan sesuai kondisi (ambil
tindakan yang kecil resikonya).
Perlengkapan Keselamatan
1. Perlindungan untuk kondisi yang tidak biasa.
Seperti : Alarm bahaya, Alat dan bahan kebakaran,
pancuran keselamatan, botol pencuci mata, pintu
darurat, selimut kebakaran.
2. Perlindungan untuk kondisi yang sudah diprediksi
bahayanya. Seperti:
jas laboratorium.
sarung tangan, bahan karet untuk bahan korosif & alkali;
bahan kulit untuk benda tajam; bahan asbes untuk penangan
benda panas/ autoclave/ oven.
pelindung mata, mencegah percikan bahan kimia seperti
asam, bromin, amonia, atau memotong, menumbuk logam
natrium.
Respirator dan lemari uap.
Sepatu pengaman.
Layar pelindung.
Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama pada kecelakaan
dimaksudkan untuk memberikan
perawatan darurat sebelum ditindaklanjuti
oleh dokter.
Tujuan dari P3K adalah untuk:
Menyelmatkan korban.
Meringankan penderitaan korban, dan
mencegah cedera yang lebih parah.
Mempertahankan daya tahan korban sampai
pertolongan medis datang.
Pokok Tindakan P3K
1. Jangan panik, dan bertindak cekatan.
2. Perhatikan napas korban, jika terhenti lakukan napas
buatan.
3. Hentikan pendarahan. Pendarahan pada pembuluh
besardapat mengakibatkan kepada kematian dalam
waktu 3-5 menit. Hentikan pendarahan dengan menekan
luka menggunakan kain sekuat-kuatnya dan posisikan
luka pada posisi yang lebih tinggi.
4. Perhatikan tanda-tanda shock. Bila shock, terlentangkan
dengan posisi kepala lebih rendah. Bila muntah-muntah
dan setengah sadar, letakan posisi kepala lebih bawah
dengan kepala miring atau telungkupkan. Bila menderita
sesak, letakkan dalam sikap setengah duduk.
5. Jangan memindahkan korban terburu-buru, pastikan luka
yang dialami korban. Jangan menambah cidera korban.
LUKA BAKAR
Penanganan Umum
Penangan luka bakar ditujukan
untuk:
Pengurangan rasa panas dan sakit.
Pengurangan terjadinya pelepuhan.
Pemberian cairan atau minuman
sebanyak mungkin.
Pencegahan dan pengurangan
terjadinya shock.
Penangan Luka Bakar Benda
Panas
1. Bagian yang terbakar direndam
dalam air es atau kompres dengan
kain basah sampai rasa sakitnya
hilang.
2. Bagian yang melepuh jangan
dilepas, akan tetapi segera tutup
dengan kasa steril.
3. Bawa ke dokter segera.
Penangan Luka Bakar Kimia
1. Luka bakar yang banyak, segera lepas pakaian yang
terkena kimia lalu guyur bagian luka selama 15
menit.
2. Akibat asam, cuci dengan air lalu cuci dengan larutan
Natrium bikarbonat 1 %, lalu cuci dengan air lagi.
3. Akibat basa, cuci dengan air lalu cuci dengan larutan
Asam Asetat 1 %, lalu cuci dengan air lagi.
4. Akibat bromin, cuci dengan air lalu cuci dengan
larutan Ammonia encer 6,25 %.
5. Akibat Na atau K, ambil pecahan Na atau K yang
melekat di kulit, lalu rendam dalam air selama 20
menit, keringkan dan tutup dengan kasa steril.
6. Akibat fosfor, cuci dengan air, lalu bersihkan fosfor
yang melekat selama direndam, lalu rendam dengan
tembaga sulfat 3 % dan tutup dengan kasa steril.
LUKA BENDA TAJAM
ATAU TUMPUL
Penanganan Umum
Bersihkan luka dengan air dan kemudian
dengan antiseptik.
Tutup luka dengan kain kasa steril atau plester.
Bila perlu dijahit, segeralah ke dokter.
Bila luka oleh benda karatan, beritahu dokter.
Jika darah keluar terus, hentikan dengan
menekan daerah luka dengan kasa.
JIka luka bekas pecahan termometer, segera ke
dokter.
Pada kasus patah tulang, jangan pindahkan
pasien kecuali jika tidak memungkinkan seperti
pada kasus kebakaran atau kebocoran gas.
CEDERA MATA
Penanganan Umum
Kelilipan, keluarkan dengan boorwater.
Luka di mata, segera bawa ke dokter dengan
mata dibalut kasa steril.
Luka di kelopak mata, tutup bagian luka dengan
kasa steril yang dibasahi air (jaga agar selalu
basah) dan bawa ke dokter.
Tersiram asam keras, guyur dengan larutan soda
5 % atau air biasa, guyur selama 15-30 menit
terus menerus dan harus mengenai bagian-
bagian yang berada di balik kelopak.
Tersiram basa keras, guyur dengan larutan cuka
encer (1 bagian cuka dapur + 1 bagian air) atau
air biasa, guyur selama 30-45 menit terus
menerus dan harus mengenai bagian-bagian
yang berada di balik kelopak. Selama diguyur
gerakan-gerakan bola matanya.
KERACUNAN
Penanganan Umum
Cari jenis racun yang menjadi penyebabnya. (jenis racun akan
menentukan jenis penanganan).
Bersihkan saluran nafas penderita dari kotoran, lendir atau muntahan.
Jangan beri nafas buatan dengan mulut, jika perlu lakukan cara lain.
Apabila jenis racun belum diketahui, untuk sementara beri norit/ putih
telur/ susu/ air sebanyaknya untuk mengurangi akibat yang timbul.
Jenis keracunan:
Racun yang terisap pernafasan, bawa ke udara bebas atau beri
oksigen, jika napas terhenti lakukan nafas buatan.
Racun yang masuk kulit, lepas pakaian yang terkontaminasi,
kemudian guyur.
Racun yang tertelan, jika sadar beri susu atau air sebanyaknya
(min. 2-4 gelas), bila tidak muntah rangsang agar muntah sampai
muntah jernih. Jika keracunan basa kuat/ asam kuat/ hidrokarbon
beri putih telur/ air susu/ minyak mineral. Atau untuk penanganan
pertama beri 1 sendok antidotum yang dilarutkan dalam setengah
gelas hangat.
Anti Dotum ( 2 bagian Arang Aktif + 1 bagian Magnesium Oksida + 1
bagian Asam Tannat)
Sekian

Terima Kasih atas perhatian


Anda

Anda mungkin juga menyukai