Anda di halaman 1dari 23

PAPER

Depresi

DISUSUN :
RACHMAD RICKY ARNANDY 11310295

PEMBIMBING:
dr. Mustafa M. Amin, M.Ked.Kj, M.Sc, Sp.Kj (K)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG


TAHUN 2016
RS HAJI MINA MEDAN
PENDAHULUAN
DEFINISI
Depresi merupakan satu masa terganggunya
fungsi manusia yang berkaitan dengan alam
perasaan yang sedih dan gejala penyertanya,
termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu
makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia,
kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya serta
gagasan bunuh diri.
EPIDEMIOLOGI
Jenis Kelamin
Wanita: 10-25%, Laki-laki: 5-12%
Usia

Rata-rata onset gangguan depresif berat adalah sekitar 40 tahun


dimana 50% dari semua pasien mempunyai onset antara 20-50 tahun.
Status Perkawinan

Pada umumnya, gangguan depresif berat terjadi pada orang yang


tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat atau yang bercerai
atau yang berpisah.
Pertimbangan Sosioekonomi

Orang dengan taraf sosioekonomi yang lebih rendah memiliki risiko


yang lebih tinggi dibanding mereka dengan taraf yang lebih baik
untuk menderita depresi.
Ras

Menurut penelitian, depresi paling sering terjadi justru pada ras


campuran.
ETIOLOGI
Faktor Fisik
1. Faktor Genetik

2. Susunan Kimia Otak dan Tubuh

3. Faktor Usia

4. Faktor Gender

5. Gaya Hidup

6. Penyakit Fisik dan Obat-obatan

7. Kurangnya Cahaya Matahari


. Faktor Psikologis

1. Kepribadian

2. Pola Pikir

3. Harga Diri

4. Stres

5. Lingkungan Keluarga

6. Penyakit Jangka Panjang


JENIS-JENIS DEPRESI
Berdasarkan Tingkat Penyakit
1. Mild depression/minor depression
2. Moderate depression
3. Severe depression/major depression
. Berdasarkan Klasifikasi Nosologi
1. Depresi Psikogenik
2. Depresi Endogenik
3. Depresi Somatogenik
. Berdasarkan Penyebabnya
1. Depresi Reaktif
2. Depresi Endogenus
3. Depresi Primer dan Sekunder
JENIS-JENIS DEPRESI
Berdasarkan Gejalanya
1. Depresi Neurotik
2. Depresi Psikotik
3. Psikosis Depresi Manik
. Berdasarkan Arah Penyakit
1. Depresi Unipolar
2. Depresi Bipolar
. Depresi Atipikal
GEJALA KLINIS
Gejala Fisik
1. Gangguan pola tidur (sulit tidur, terlalu banyak atau
terlalu sedikit)
2. Menurunnya aktivitas fisik

3. Menurunnya efisiensi kerja

4. Menurunnya produktivitas kerja

5. Mudah merasa letih dan sakit

6. Konsentrasi dan perhatian berkurang

7. Bicara dan gerak-geriknya pelan dan kurang hidup

8. Anoreksia (kadang-kadang makan terlalu banyak


sebagai pelarian) dan penurunan berat badan
9. Diare, konstipasi dan muntah

10. Kehilangan libido


GEJALA KLINIS
Gejala Psikis
1. Kehilangan rasa percaya diri
2. Sensitif
3. Merasa tidak berguna
4. Perasaan bersalah
5. Perasaan terbebani
6. Perasaan sedih
7. Kosong, bosan dan putus asa
8. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
9. Gagasan atau perbuatan mengancam jiwa atau
bunuh diri
GEJALA KLINIS
Gejala Sosial
1. Mudah marah, tersinggung, menyendiri,
sensitif, mudah letih, mudah sakit
2. Perasaan minder, malu, cemas jika berada di
antara kelompok dan merasa tidak nyaman
untuk berkomunikasi secara normal
3. Konsep diri kurang
4. Isolasi
5. Menarik diri
6. Tergantung
DIAGNOSIS DEPRESI
Berdasarkan PPDGJ III diagnosis depresi
dapat ditegakkan berdasarkan:
F.32 Episode Depresif

1. Gejala utama (pada derajat ringan, sedang, dan


berat):
a. Afek depresif

b. Kehilangan minat dan kegembiraan, dan

c. Berkurangnya energi yang menuju


meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah
yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan
menurunnya aktivitas.
DIAGNOSIS DEPRESI
2. Gejala lainnya:
a. Konsentrasi dan perhatian berkurang;
b. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang;
c. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak
berguna;
d. Pandangan masa depan yang suram dan
pesimistis;
e. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri
atau bunuh diri;
f. Tidur terganggu;
g. Nafsu makan berkurang
DIAGNOSIS DEPRESI
3. Untuk episode depresif dari ketiga tingkat
keparahan tersebut diperlukan masa sekurang-
kurangnya 2 minggu untuk penegakkan
diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek
dapat dibenarkan jika gejala luar biasa
beratnya dan berlangsung cepat.
4. Kategori diagnosis episode depresif ringan
(F32.0), sedang (F32.1) dan berat (F32.2) hanya
digunakan untuk episode depresi tunggal (yang
pertama). Episode depresif berikutnya harus
diklasifikasikan di bawah salah satu diagnosis
gangguan depresif berulang (F33.-)
DIAGNOSIS DEPRESI
F.33 Gangguan Depresif Berulang
Pedoman Diagnostik
1. Gangguan ini tersirat dengan episode berulang dari:
. Episode depresi ringan (F32.0)

. Episode depresi sedang (F32.1)

. Episode depresi berat (F32.2 dan F32.3)

Episode masing-masing rata-rata lamanya sekitar 6 bulan, akan


tetapi frekuensinya lebih jarang dibandingkan dengan gangguan
bipolar.
.Tanpa riwayat adanya episode tersendiri dari peninggian afek dan

hiperaktivitas yang memenuhi kriteria mania (F30.1 dan F30.2).


Namun kategori ini tetap harus digunakan jika ternyata ada
episode singkat dari peninggian afek dan hiperaktivitas ringan
yang memenuhi kriteria hipomania (F30.0) segera sesudah episode
depresif (kadang-kadang tampaknya dicetuskan oleh tindakan
pengobatan depresi).
DIAGNOSIS DEPRESI
Pemulihan keadaan biasanya sempurna diantara
episode, namun sebagian kecil pasien mungkin
mendapat depresi yang akhirnya menetap,
terutama pada usia lanjut (untuk keadaan ini,
kategori ini harus tetap digunakan).
Episode masing-masing, dalam berbagai tingkat
keparahan, seringkali dicetuskan oleh peristiwa
kehidupan yang penuh stres atau trauma mental
lain (adanya stres atau tidak esensial untuk
penegakkan diagnosis).
Diagnosis Banding: Episode depresif singkat
berulang (F38.1)
DIAGNOSIS DEPRESI
Berdasarkan DSM IV episode depresif berat dapat
didiagnosa dengan:
Sedikitnya 5 dari gejala di bawah ini telah ditemukan
dalam jangka waktu 2 minggu yang sama dan merupakan
suatu perubahan pola fungsi dari sebelumnya; sedikitnya
satu gejala ialah salah satu dari (1) atau (2).
1. Afek yang sedih (atau dapat juga afek yang iritable pada
kanak-kanak dan remaja) hampir seluruh hari, hampir
setiap hari (sebagaimana ditunjukkan dengan ungkapan
pribadi pasien atau observasi oleh orang lain.
2. Minat dan rasa senang yang amat menurun dalam semua
atau hampir semua kegiatan sehari-hari, hampir setiap
hari (ditunjukkan baik oleh ungkapan pribadi pasien atau
pengamatan dari orang lain adanya apati hampir seluruh
waktu)
DIAGNOSIS DEPRESI
3. Berkurang atau bertambahnya berat tubuh tanpa
diet (contoh lebih dari 5% berat tubuh dalam
sebulan), atau berkurang atau bertambahnya
nafsu makan hampir setiap hari (pada kanak-
kanak, pertimbangkan juga kegagalan untuk
mendapatkan tambahan berat tubuh)
4. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
5. Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap
hari (dapat diamati oleh orang lain, tidak hanya
perasaan subjektif tentang keresahan atau terasa
terhambat)
6. Lelah atau hilang tenaga hampir setiap hari
DIAGNOSIS DEPRESI
7. Rasa tidak berguna atau rasa dosa yang
berlebihan atau tidak sesuai (yang mencapai
taraf waham) hampir setiap hari (tidak hanya
menyalahkan diri sendiri atau rasa dosa karena
sakitnya)
8. Turunnya kemampuan berpikir atau konsentrasi
atau ragu hampir setiap hari (baik atas
pertimbangan subjektif atau hasil pengamatan
orang lain)
9. Buah pikiran tentang kematian yang menetap
dan berulang (tidak hanya takut mati), gagasan
ingin bunuh diri atau adanya suatu rencana
spesifik untuk bunuh diri.
DIAGNOSIS DEPRESI
Tidak dapat dipastikan bahwa suatu faktor organik
yang menyebabkan atau yang mempertahankan
gangguan itu.
Gangguan itu bukan merupakan suatu reaksi

normal terhadap kematian seseorang yang


dicintainya (reaksi berkabung tanpa komplikasi).
Selama gangguannya ada tidak pernah terdapat

waham atau halusinasi selama 2 minggu tanpa


gejala afektif yang menonjol (yaitu: sebelum
timbulnya gejala afektif atau setelah ada remisi).
Tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia,

gangguan skizofreniform, gangguan waham, atau


gangguan psikotik yang tak ditentukan.
PENATALAKSANAAN
Terdapat 3 hal yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan terapi.
Farmakologis dengan Antidepresan
PENATALAKSANAAN
Non Farmakologis
1. Terapi Kognitif
Terapi kognitif dengan memusatkan pada distorsi
kognitif pada penderita gangguan depresi berat.
Tujuan terapi ini untuk menghilangkan episode
depresif dan mencegah rekurennya dengan membantu
pasien mengidentifikasi dan uji kognitif negatif.
2. Terapi Interpersonal
Terapi interpersonal dengan memusatkan pada satu
atau dua masalah interpersonal pasien yang sedang
dialami sekarang, dengan menggunakan dua
anggapan: pertama, masalah interpersonal sekarang
kemungkinan memiliki akar pada hubungan awal yang
disfungsional.
PROGNOSIS
Episode ringan, tidak adanya gejala psikotik,
fungsi keluarga yang stabil, tidak adanya
gangguan kepribadian, tinggal dalam waktu
singkat di rumah sakit dalam waktu yang
singkat, dan tidak lebih dari satu kali perawatan
di rumah sakit adalah indikator prognostik yang
baik. Prognosis buruk dapat meningkat oleh
adanya penyerta gangguan distimik,
penyalahgunaan alkohol dan zat lain, gejala
gangguan kecemasan, dan riwayat lebih dari
satu episode sebelumnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai