Anda di halaman 1dari 47

Propagasi

Gelombang
Seismik
Dosen Pembimbing
Dr. Hamdi Rifai, M. Si.
3.6.1. Pengenalan
Gangguan seismik ditransmisikan oleh perpindahan
periodik elastis partikel bahan. Perambatan Gelombang
seismik melalui sebuah medium ditentukan oleh arah
muka gelombangnya. Kita sekarang juga harus
memperhatikan bagaimana sifat-sifat gelombang seismik
pada batas antara dua medium yang dilewatinya. Pada
abad ke 17, ada dua metoda yang dikembangkan. Salah
satu metodenya, menggunakan prinsip Huygens',
menggambarkan sifat muka gelombang, yang lainnya
menggunakan Prinsip Fermat, menangani geometri
perambatan sinar di antarmuka gelombang
3.6.2. Prinsip Huygens
Bagian dari gelombang yang merambat
melalui medium dan seluruh antarmuka
gelombang yang berdekatan pada medium.
Hal ini pertama kali dijelaskan oleh
matematikawan dan fisikawan Belanda abad
ke -17.
Penerapan prinsip Huygens' untuk
menjelaskan perambatan muka gelombang
pesawat. muka gelombang pada CD adalah
wavelet sekunder disebabkan oleh getaran
partikel ketika muka gelombang berada pada
posisi sebelumnya di AB
Teori gelombang dari Huygens
Cahaya adalah gejala gelombang seperti halnya bunyi cahaya
merambat dengan perantaraan gelombang yang disebut
gelombang cahaya. Menurut teori ini cepat rambat cahaya
memenuhi persamaan:
C=f
C = Cepat rambat
= Panjang gelombang
f = Frekwensi ( Hz atau cps ).
Menurut teori ini cahaya marambat melalui medium untuk
menjelaskan cahaya dapat mengalir melalui ruang hampa maka
dibuat hypotesa bahwa diseluruh ruangan terdapat medium
yang dinamakan Eter
Prinsip Huygens merupakan metoda geometris untuk menentukan
bentuk muka gelombang pada suatu saat bila diketahui muka
gelombang ( sebagiannya ) pada saat sebelumnya.
Menurut Prinsip Huygens
Setiap titik pada suatu muka gelombang, dapat dipandang sebagai
pusat gelombang sekunder yang memancarkan gelombang baru ke
ssegala arah dengan kecepatan yang sama denga kecepata rambat
gelombang. Muka gelombang yang baru diperoleh dengan cara
melukis sebuah permukaan yang menyinggung ( menyelubungi )
gelombang-gelombang sekunder tersebut
Huygens memperlemah teori partikel Newton karena menurut teori
Newton dijelaskan bahwa cahaya merambat melalui garis lurus dan
teori Huygens diperlemah oleh percobaan Michaelson dan Moreley
yang melakukan pengujian terhadap angin eter dan berkesimpulan
bahwa angin eter tidak ditemukan teori gelombangnya Huygens.
Penurunan hukum pemantulan
berdasarkan Prinsip Huygens

Refleksi dari pesawat gelombang-P pada antarmuka antara


dua medium dengan kecepatan seismik yang berbeda.
Menurut prinsip Huygens setiap titik pada suatu gelombang dapat
dipandang sebagai suatu pusat gelombang sekunder yang
memancarkan gelombang baru ke segala arah dengan kecepatan
yang sama pada suatu rambat gelombang.
Jika medium 2 bersifat reflektor gelombanmg yang datang ,ke batas medium
R1dan R2 adalah sinar cahaya yang datang sejajar ketika R1 sudah mencapai
batas medium yakni titik A R2 baru sampai dititik B.Titik A merupakan sumber
cahaya sekunder yang diatas dari A sudah mencapai titik B ,maka sumber
cahaya sekunder yang diatas dari A sudah mencapai titik A karena dicapai
pada titik A pada waktu yang sama yakni waktu yang di tempuh AA dan BB
selama t detik.
AA=BB=V1t.
Dapat dilihat dari gambar bawah bahwa

Pada ,pemantulan gelombang dikenal sudut datang sama dengan sudut pantul.
= Sudut datang yakni sudut yang dibentuk antara sinar datang dan garis
normal
r = Sudut yang dibentuk antara garis normal dan garis garis yang dipantulkan
Penurunan hukum pembiasan berdasarkan prinsip
Huygens.

Prinsip Huygens juga


dapat digunakan untuk
menjelaskan hukum
pembiasan gelombang.
Jika gelombang datang
dari suatu medium ke
medium lain yang dapat
meneruskan gelombang
untuk menjelaskan
perstiwa pembiasan.
Penjelasan dari peristiwa bahwa pembasan gelombang cahaya
adalah sebagai berikut:
Pembiasan adalah peristiwa sebuah gelombang yang datang dari
suatu medium ke medium lain yang berbeda.
Seperti dilihat pada gambar R1 dan R2 adalah ,dua sinar sejajar
ketika R1 mencapai batas medium dititik A sinar R2 mencapai titik
B. Pada waktu I detik medium 1 gelombang mencapai jarak AA=V 2t
Hukum pembiasan

Perbandingan V1 terhadap V2 selalu konstan dan dapat


didefinisikan sebagai suatu indeks bias relative atau :
Indeks bias relative antara dua medium dapat didefinisikan
yaitu perbandingan kecepatan gelombang cahaya dalam
medium-medium tersebut
Difraksi
Hukum refleksi dan refraksi dari prinsip Huygens' berlaku
untuk perilaku Gelombang seismik pada batas-batas antar
medium. Difraksi adalah deviasi dari perambatan cahaya
atau pembelokan arah rambat cahaya. Efek difraksi
adalah karakteristik dari fenomena gelombang, apakah
bunyi, atau cahaya dimana muka-muka gelombangnya
dibelokkan.
Penjelasan difraksi dengan bantuan
prinsip Huygens
(A) Insiden muka gelombang dan
muka gelombang pesawat yang
dipantulkan adalah wavelet
sekunder, yang berada sekitar
sudut kritis.
(B) Insiden sinar yang diserap,
tercermin atau melewati hambatan,
tetapi beberapa sinar terkait
dengan wavelet dihasilkan pada
titik obstruksi yang terdifraksi ke
bayangannya
Prinsip Fermat
Perilaku jalannya sinar seismik
pada antarmuka dijelaskan oleh
prinsip optik lain yang dirumuskan
juga pada abad ketujuh belas oleh
matematikawan Perancis Pierre de
Fermat.
Jika ds adalah unsur jarak
sepanjang jalan sinar dan c adalah
kecepatan seismik lebih jarak
pendek ini, maka perjalanan waktu
t antara A dan B adalah minimum.
Hukum pemantulan menggunakan
prinsip Fermat
Hukum pembiasan menggunakan
prinsip Fermat
Partisi gelombang-badan seismik pada bidang batas
Subkritis dan refleksi superkritis, dan
pembiasan kritis
Seismologi Refleksi
Refleksi seismologi terutama diarahkan untuk menemukan
kedalaman permukaan dan kecepatan seismic pada
lapisan bawah permukaan batuan.
Teknik dan pengolahan data seismologi refleksi telah
dikembangkan dan disempurnakan dengan tingkat yang
sangat tinggi. Hasil aplikasi intensif metode ini digunakan
dalam mencari minyak bumi.
Seismologi refleksi adalah metode yang didasarkan pada analisis
refleksi gelombang seismik dari lapisan-lapisan batuan bawah
permukaan. Refleksi gelombang direkam di permukaan bumi berupa
respon amplitudo dan waktu kedatangan (arrival time).
Konsep dasar seismik eksplorasi mengirimkan sinyal gelombang
seismik buatan ke dalam bumi kemudian merekam gelombang yang
memantul kembali ke permukaan bumi. Sumber gelombang buatan
dapat berupa dinamit untuk survey seismik di darat, air gun untuk
survei seismik di laut. Alat perekam gelombang seismik berupa geofon
untuk survei seismik di darat, hidrofon untuk surveiseismik di laut.
Refleksi pada antarmuka horisontal
Selain itu, sifat elastis dari
lapisan tidak
homogen sehingga kecepatan
seismik dan jalannya sinar di
lapisan melengkung.
seismologi eksplorasi
telah menemukan efek untuk
mengkompensasi kecepaan ini
dengan mengganti kecepatan
rata-rata dengan akar Vrms.
Kecepatan ini didefinisikan
oleh
Refleksi pada inklinasi
antarmuka
Refleksi, koefisien transmisi dan
seismogram sintetik

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan gelombang seismik antara lain:


Litologi, Bulk density, Porositas, Perbedaan tekanan dan Fluida pori.
Perjalanan waktu refleksi dari batas jauh di dalam berlapis-lapis bumi
ditentukan oleh ketebalan lapisan dan kecepatan seismic.. Amplitudo refleksi
direkam ditentukan oleh koefisien transmisi dan koefisien refleksi untuk
dibawah permukaan.
Seismic noise
Seismologi Refraksi
Di dalam pembahasan seismic refraksi, digunakan
gelombang-gelombang yang mengalami penjalaran
refraksi pada sudut kritis. Gelombang ini disebut
gelombang refraksi. Dalam ini diperlihatkan gelombang P
yang mengalami refraksi pada bidang batas dua lapisan
dengan sudut kritis Ic.
Bias ganda pada penjalaran gelombang sangat penting
untuk informasi yang mengungkapkan tentang struktur
berlapis interior mendalam pada bumi.
Seismik refraksi untuk model
lapisan horizontal
Seismik refraksi untuk model
lapisan horizontal
Kita anggap pada struktur dua lapis terdapat bidang batas
L, pada kedalaman h dari permukaan, sejajar dengna
bidang permukaan. Kecepatan perambatas gelombang
pada lapisan atas adalah V1, dan kecepatan perambatas
gelombang bias adalah V2, dimana V1>V2
Waktu perambatan gelombang lansung dari sumber ke
geophone yang berjarak x adalah
Jika jejak gelombang biasnya adalah A-C-D-P, dan waktu
tempuh gelombang sampai di P adalah T2, maka dapat kita
tuliskan persamaan berikut :
Diamana menurut hukum Snellius
sin i = V1/V2
Kurva waktu tempuh yang dilukiskan pada gambar
menunjukkan kurwa waktu tempuh yang dinyatakan pada
persamaan sebelumnya dan apabila persamaan tersebut
diturunkan terhadap x, maka akan diperoleh
Dengan demikian kelihatan bahwa kecepatan perambatan
gelombang di lapisan pertama dan kedua adalah kebalikan
dari kemiringan kurva waktu tempuhya.
Apabila kurva waktu tempuh gelombang bias T2 kita
perpanjang menuju titik A, dan memotong sumbu waktu
( biasa disebut dengan intercept time ) kita sebut .
Berarti adalah harga T2 jika x = 0 maka
Dengan demikian kedalaman lapisa kedua atau ketebalan
lapisan pertama dapat juga dihitung mengguanakan
intercept time yang dapat diperoleh dati diagaram waktu
tempuh, melalui hubungan sebgai berikut
Refraksi pada inklinasi
antarmuka
Refraksi dengan perubahan yang kontinu
untuk kecepatan dengan kedalaman
Bayangkan Bumi memiliki struktur berlapis-lapis dengan
banyak lapisan horizontal tipis, masing-masing ditandai
dengan kecepatan seismik konstan, yang meningkat secara
progresif dengan bertambahnya kedalaman.
Sebuah sinar seismik yang muka gelombang dengan sudut i1
akan dibiaskan pada setiap antarmuka sampai mencapai
bias kritisnya
a) Jalur gelombang seismik melalui lapissan horizontal
menengah, di mana kecepatan seismik konstan di setiap
lapisan dan bertambah dengan meningkatnya
kedalaman, semakin datar sampai mencapai refraksi
kritis; dan kembali.
b) Ketika kecepatan meningkat secara terus menerus
dengan kedalaman, maka jalan sinar berbentuk kurva
halus yang cekung ke atas.
Berikut sinar seismik adalah
lurusbaris dalam setiap lapisan bola
dengan kecepatan konstan. Jika
kecepatan meningkat dengan kontinu
untuk setiap kedalaman, maka
bentuknya melengkung ke atas.
Sehingga berlaku hubungan Benndorf

Dimana sin i = 1 dan r0 merupakan


radius yang ditempuh oleh kecepatan
yang melewatinya sejauh V0
Pembiasan sinar seismik di Bumi berbentuk
bola berlapis, di dimana kecepatan seismik
adalah konstan di setiap lapisan dan kecepatan
pada tiap-tiap lapisan meningkat dengan
bertambahnya kedalaman.
Mia leviana
Jelaskan tentang subkritis dan superkritis pada gambar..
Rahmi Yulita
Jelaskan gambar dan hubungannya tentang sismik refraksisi
Rizaldi Putra
Dari metoda pengukuran, konfigurasi mana yang efektif dan
paling sedikit noise...

Anda mungkin juga menyukai