Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Ernan Rustiadi
Materi:
1. Pengertian dasar Tata Ruang
2. Prinsip Umum
3. Pola (Pemanfaatan) Ruang
4. Struktur (Pemanfaatan) Ruang
5. Penataan Ruang
6. Unsur-unsur Penataan Ruang
7. Tahapan Penataan Ruang
Tata Ruang
Tangerang
9 32 50 00
932 50 00
North Jakarta
West Jakarta
Central
Tangerang Jakarta
Municipal
East Jakarta Bekasi
Municipal
930 00 00
9 30 00 00
Bogor Bogor
927 50 00
9 27 50 00
Municipal
Urban
Wa ter/Po nds
Agr icultu re
Pad dy
Fore st
925 00 00
9 25 00 00
Land Use/Cover of
9325000
9325000
9320000
9320000
1972
9315000
9315000
9310000
9310000
KETERANGAN
9305000
9305000
Lake
DANAU
Public Facilities
FASILITAS UMUM
Open areas
LAHAN TERBUKA
PERMUKIMAN
Settlements
RAWA/TAMBAK/LAUT
Swamp/ponds
SAWAH
Paddy Field
9300000
9300000
VEGETASI
Other greenery
9295000
9295000
9325000
9325000
Core Zone of
Jabotabek (Jakarta
City)
Peta Penutupan Lahan
DKI Jakarta Tahun 1983
1983
9320000
9320000
9315000
9315000
9310000
9310000
KETERANGAN
9305000
9305000
Lake
DANAU
Public Facilities
FASILITAS UMUM
Open areas
LAHAN TERBUKA
Settlements
RAWA/TAMBAK/LAUT
Swamp/ponds
SAWAH
Paddy Field
URBAN
9300000
9300000
Other greenery
VEGETASI
9295000
9295000
9325000
9325000
Core Zone of
Jabotabek (Jakarta
City)
Peta Penutupan Lahan
DKI Jakarta Tahun 1998
1988
9320000
9320000
9315000
9315000
9310000
9310000
KETERANGAN
9305000
9305000
Lake
AIR/SUNGAI
Public Facilities
FASILITAS UMUM
Open areas
LAHAN TERBUKA
Settlements
PERMUKIMAN
Swamp/ponds
RAWA/TAMBAK/LAUT
Paddy Field
SAWAH
9300000
9300000
Other greenery
VEGETASI
9295000
9295000
9325000
9325000
Core Zone of
Jabotabek (Jakarta
City)
Peta Penutupan Lahan
DKI Jakarta Tahun 1993
1993
9320000
9320000
9315000
9315000
9310000
9310000
KETERANGAN
9305000
9305000
Lake
AIR/SUNGAI
Public Facilities
FASILITAS UMUM
Open
LAHAN areas
TERBUKA
Settlements
PERMUKIMAN
Swamp/ponds
RAWA/TAMBAK/LAUT
Paddy
SAWAH Field
9300000
9300000
Other greenery
VEGETASI
9295000
9295000
9325000
9325000
Core Zone of
Jabotabek (Jakarta
City)
Peta Penutupan Lahan
DKI Jakarta Tahun 2002
2002
9320000
9320000
9315000
9315000
9310000
9310000
KETERANGAN
9305000
9305000
Lake
AIR/SUNGAI
Public Facilities
FASILITAS UMUM
Open areas
LAHAN TERBUKA
Settlements
PERMUKIMAN
Swamp/ponds
RAWA/TAMBAK/LAUT
Paddy Field
SAWAH
9300000
9300000
Other greenery
VEGETASI
9295000
9295000
9325000
9325000
9320000
9320000
9315000
9315000
9310000
9310000
9325000
9325000
KETERANGAN
9305000
9305000
DANAU
FASILITAS UMUM
LAHAN TERBUKA
PERMUKIMAN Peta Penutupan Lahan
RAW A/TAMBAK/LAUT DKI Jakarta Tahun 1983
9320000
9320000 SAWAH
9300000
9300000
VEGETASI
1972
9315000
9315000
9295000
9295000
9310000
9310000
KETERANGAN
9305000
9305000
DANAU
9325000
9325000
FASILITAS UMUM
LAHAN TERBUKA
RAW A/TAMBAK/LAUT
SAWAH Peta Penutupan Lahan
URBAN
DKI Jakarta Tahun 1993
9300000
9300000
VEGETASI
9320000
9320000
1983
9295000
9295000
9315000
9315000
690000 695000 700000 705000 710000 715000
2000 0 2000 Meters
9310000
9310000
9325000
9325000
KETERANGAN
9305000
9305000
AIR/SUNGAI
FASILITAS UMUM
LAHAN TERBUKA
PERMUKIMAN Peta Penutupan Lahan
RAWA/TAMBAK/LAUT DKI Jakarta Tahun 1998
9320000
9320000
SAWAH
9300000
9300000
VEGETASI
1993
9315000
9315000
9295000
9295000
9310000
9310000
690000 695000 700000 705000 710000 715000
9325000
9325000
KETERANGAN
9305000
9305000
AIR/SUNGAI
FASILITAS UMUM
LAHAN TERBUKA Peta Penutupan Lahan
PERMUKIMAN DKI Jakarta Tahun 2002
9320000
9320000
RAWA/TAMBAK/LAUT
SAWAH
9300000
9300000
VEGETASI
9315000
9315000
9295000
9295000
9310000
9310000
functions of water recharge areas, KETERANGAN
9305000
9305000
AIR/SUNGAI
FASILITAS UMUM
LAHAN TERBUKA
PERMUKIMAN
RAW A/TAMBAK/LAUT
SAWAH
9300000
9300000
VEGETASI
2002
9295000
9295000
ke
BogorSindangrasa Peta Lokasi Penelitian
Cipayung
Sindang Sari Megamendung 1 0 1 2
Cipayung datar girang
Pandansari
# Cilember Ki l omet er
Ciawi #
Jogjogan
Gadog Kopo Leuwi
Malang Batu
#
Sukamahi Layang
Sukakarya
Cisarua
Sukamaju Tugu Utara
Keterangan Sukamanah
ke Sukabumi
Batas desa Kuta
Batas Sub DAS
Sukaresmi Citeko
Sungai utama
Anak sungai Sukagalih
Tugu Selatan
Jalan utama ke Cianjur
#
Kota
Daerah penelitian Cibeureum
Bojong murni
Lau t Ja wa
Serang
Jakarta
#
#
#
Cianjur
# Majale ngka
#
Sukabumi
Pelabuhan Ratu #
# Bandung
# Tasikmalaya
#
6 37 48 - 6 46 12 LS
106 49 48 - 107 0 0 BT
705000 710000 715000 720000
9265000
9265000
9260000
9260000
Peta Penggunaan Lahan
Sub DAS Ciliwung Hulu Tahun 1981
Keterangan
Hutan lebat
Hutan semak/belukar 1 0 1 2
Kebun campuran
9255000
9255000
Kebun karet Kilometer
Kebun teh
Lahan terbuka Jalan utama
Permukiman Sungai utama
Sawah Anak sungai
Tegalan Batas Sub Das
1981
705000 710000 715000 720000
705000 710000 715000 720000
9265000
9265000
9260000
9260000
Peta Penggunaan Lahan
Sub DAS Ciliwung Hulu Tahun 1985
Keterangan
Hutan lebat
Hutan semak/belukar 1 0 1 2
Kebun campuran
9255000
9255000
Kebun karet Kilometer
Kebun teh
Lahan terbuka Jalan utama
Permukiman Sungai utama
Sawah Anak sungai
Tegalan Batas Sub Das
1985
705000 710000 715000 720000
705000 710000 715000 720000
9265000
9265000
9260000
9260000
Peta Penggunaan Lahan
Sub DAS Ciliwung Hulu Tahun 1990
Keterangan
Hutan lebat
Hutan semak/belukar 1 0 1 2
Kebun campuran
9255000
9255000
Kebun teh Kilometer
Lahan terbuka
Permukiman Jalan utama
Sawah Sungai utama
Tegalan Anak sungai
Batas Sub Das
1990
705000 710000 715000 720000
705000 710000 715000 720000
9265000
9265000
9260000
9260000
Peta Penggunaan Lahan
Sub DAS Ciliwung Hulu Tahun 1994
Keterangan
Hutan lebat
Hutan semak/belukar 1 0 1 2
Kebun campuran
9255000
9255000
Kebun teh Kilometer
Lahan terbuka
Permukiman Jalan utama
Sawah Sungai utama
Tegalan Anak sungai
Batas Sub Das
1994
705000 710000 715000 720000
705000 710000 715000 720000
9265000
9265000
9260000
9260000
Peta Penggunaan Lahan
Sub DAS Ciliwung Hulu Tahun 2001
Keterangan
Hutan lebat
Hutan semak/belukar 1 0 1 2
Kebun campuran
9255000
9255000
Kebun teh Kilometer
Lahan terbuka
Permukiman Jalan utama
Sawah Sungai utama
Tegalan Anak sungai
Batas Sub Das
2001
back 705000 710000 715000 720000
Struktur ruang
Adalah susunan pusat-pusat permukiman
sistem jaringan prasarana dan sarana yang
berfungsi sebagai pendukung kegiatan
sosial ekonomi masyarakat yang secara
hirarkis memiliki hubungan fungsional.
Hal-hal yang menyangkut keterkaitan
(interaksi, fenomena aliran dan
interaksi) dan hirarki dari komponen-
komponen ruang
Struktur (Pemanfaatan)
Ruang
Gambaran keterkaitan aktifitas/komponen
pemanfaatan ruang serta besaran
(magnitude) dan hirarki dari pusat-pusat
dan keterkaitan antar aktifitas
Unsur-unsur struktur pemanfaatan ruang:
a. Keterkaitan antar aktifitas/komponen
(arah, jenis/bentuk dan besaran aktifitas)
b. Besaran dan jenis aktifitas-aktifitas di
pusat-pusat aktifitas/pelayanan
c. Hirarki antar pusat/keterkaitan
HIRARKI FUNGSI KOTA DAN PUSAT
PELAYANAN/AKTIFITAS
Perkotaan Satelit
KAWASAN METROPOLITAN
Kota Inti
Pusat Kota
KAWASAN PERKOTAAN SATELIT
DJPR-Dep. PU
SISTEM
WILAYAH PKN
Kawasan Agropolitan
Jalan Arteri Primer
PKN
PKW
Kawasan Agropolitan
Kawasan Agropolitan
DJPR-Dep. PU
Kawasan
Perdesaan
(Agropolitan)
Desa Hinterland Sentra Produksi
Jalan Utama
antar Pusat
Agropolitan Jalan Primer
Pusat
Agro
polita
n
Jalan Akses
DJPR-Dep. PU
KETERKAITAN ANTAR KOTA PKN METROPOLITAN
JABODETABEK-PUNJUR (Eksisting)
Keluar antar Provinsi
Kuningan
Serang 1 jt
Bogor 0,7
jt Indramayu
0,5 jt
2,5 jt 0,1
2,3 jt 0,9 jt
Cianjurjt
Sukabumi
Bandung
370295
KAB TANGERANG
KOTA 112707
TANGERANG DKI JAKARTA
KAB BEKASI
222539
KOTA
BEKASI
100323
127830
KOTA DEPOK
(commuting)
didominasi pergerakan KAB BOGOR
dari Botabek ke Jakarta KOTA
BOGOR
PKN PKN
AP
AP AP
PK KP PKW
W
KP KP
PKL LP PKL
LP LP
Perdesaan Perdesaa
n
Subang
(PKW)
JAKARTA
Bekasi
Tangerang
Lebak Depok
(PKW)
Purwakarta
(PKW)
Bogor
PKN METROPOLITAN
JABODETABEK
Sukabumi
(PKW)
SKEMATIK PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN
Kota
OUTLET
DPP Besar
Pelabuhan
Sedang
Bandara
Kecil
Sentra Produksi
Kawasan Agropolitan
Jalan Arteri Primer
Jalan Kolektor
Primer
Ibukota Propinsi
Kota Jenjang I
Kota Jenjang II
Kawasan Agropolitan
Kawasan Agropolitan
Jalan Arteri Primer n a
uh
la b
Pe
et
tl
Ou
Sketsa Jaringan Jalan Dalam Kawasan Agropolitan
Sketsa jaringan jalan agar terjadi efisiensi desa-kota sebagai satu
kesatuan dalam meningkatkan SDA, Infrastruktur buatan & SDM
Jalan Utama
antar Pusat
Agropolitan Jalan Primer
Pusat
Agro
polita
n
Jalan Akses
Kawasan Sentra
Produksi (On-
Farm)
Kota Tani
Utama
(Agropolis)
KERANGKA STRATEGIS TATA RUANG NASIONAL
BERORIENTASI EKONOMI (INVESTASI)
Teluk Benggala,
Mediteran, Samudera
Hindia (Timur Tengah, Laut Cina Selatan
Eropa) Laut Cina Selatan (Jepang, Korea, Filipina)
(Hongkong, Cina, Taiwan) Samudera Pasifik
(Jepang, Korea, Amerika,
Kanada)
Banda Aceh
BANDAR SRI BEGAWAN
KUALA LUMPUR
Medan
Samudera Pasifik
SINGAPORE (Amerika, Kanada,
Entikong Bontang Manado Amerika Latin)
Gorontalo
Pekanbaru Ternate
Batam
Pontianak
Samarinda Sorong
Jambi
Palangkaraya Palu Biak
Padang
Pangkal Pinang Balikpapan
Jayapura
Palembang Pangkalan Bun Mamuju
Banjarmasin
Bengkulu Kendari Ambon
Lampung
Makasar
JAKARTA
Serang Semarang
Surabaya
Bandung
Samudera Hindia
Malang DILLI
(Afrika, Australia) Yogyakarta Merauke
Denpasar Mataram
Pulau Besar Samudera Hindia (Australia,
Kupang
Selandia Baru)
Gugus Pulau Samudra
Gugus Pulau Pantai Poros Pengembangan Startegis Global/Nasional Jalur Patahan dan Sesar Alur Pelayaran Internasional
Pegunungan Tinggi Poros Pengembangan Strategis Sub Regional Batas Teritorial Kota PKN
Kawan, Kapet, Kesr Poros Pengembangan Strategis Nasional Batas ZEE
DJPR-Dep. PU
Penataan Ruang
Proses perencanaan, implementasi dan
pengendalian pemanfaatan ruang
upaya untuk upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui upaya agar
upaya untuk
meningkatkan pelaksanaan perencanaan tata ruang, peman- penyelenggaraan
memberikan
kinerja faatan dan pengendalian Pemanfaatan ruang penataan ruang
landasan normatif
penataan ruang dapat diwujudkan
bagi Pemerintah,
yang diseleng- sesuai dengan
pemerintah daerah,
garakan peraturan
dan masyarakat
oleh Pemerintah, perundang-
dalam penataan Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian
pemerintah daerah, undangan yang
ruang Tata Ruang Ruang Pemanfaatan
dan masyarakat berlaku
Ruang
Upaya untuk Upaya untuk
Suatu proses mewujudkan mewujudkan
untuk menentukan struktur ruang tertib tata ruang Pemantauan
Penyusunan pedoman Pemerintah kepada struktur dan pola dan pola sehingga pemanfaatan
pemerintah daerah dan ruang Evaluasi
dan peraturan ruang sesuai ruang sesuai dengan
masyarakat dimasa depan rencana tata rencana tata ruang Pelaporan
perundang-undangan
yang meliputi ruang melalui melalui pengaturan
bidang penataan Pemprov. kepada (DIM 321 : Panja)
penyusunan dan penyusunan zonasi, perizinan,
Ruang Pemerintah Kab./Kota penetapan dan pelaksanaan pemberian insentif &
(DIM 131 : Panja) dan masyarakat rencana program beserta disinsentif,
Pemerintah Kab./Kota tata ruang Pembiayaannya pemantauan, evaluasi,
kepada masyarakat dan pengenaan Sanksi
(DIM 25 : Panja) (DIM 26: TimSin) (DIM 27 : Panja)
(DIM 132 : TimSin)
Pelaksanaan
program
Penyusunan Perizinan
pembangunan
rencana tata beserta Insentif
ruang pembiayaannya disinsentif
Penetapan dengan Peraturan
rencana tata mengacu pada zonasi
ruang fungsi yang Sanksi
ditetapkan
DJPR-Dep. PU dalam RTR
Beberapa kesalahan cara pandang
tentang Penataan Ruang
Asumsi ruang yang direncanakan seolah-olah adalah
ruang tanpa penghuni: berakibat penggusuran
top-down process
Master plan syndrome
Kewenangan/hak pemerintah semata (asumsi hanya
pemerintah yang dapat melakukannya)
B. Unsur non-fisik/non-spasial:
(1) aspek-aspek institusi dan organisasi
Perencanaan
Suatu proses menentukan apa yang
ingin dicapai di masa yang akan datang
serta menetapkan tahapan-tahapan
yang dibutuhkan untuk mencapainya.
Suatu cara rasional untuk
mempersiapkan masa depan.
Suatu kegiatan terkoordinasi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu di
dalam waktu tertentu.
Dua Unsur Utama
Perencanaan
Di dalam Proses Perencanaan, secara
umum selalu terdapat dua unsur
penting, yakni:
(1) hal yang ingin dicapai dalam
penataan ruang adalah berupa
tujuan-tujuan pembangunan itu
sendiri,
(2) cara untuk mencapainya.
Hal yang ingin dicapai di
dalam Penataan Ruang
Peningkatan efisiensi dan produktifitas dari
kacamata spasial (spatial arrangement):
a. Prinsip-prinsip economic land rent,
terutama
ricardian rent (kesesuian lahan) dan
locational rent.
b. Spatial interaction (sinergi antar wilayah)
Pemerataan dan keberimbangan
pembangunan antar wilayah (secara spasial)
Keberlanjutan: pemanfaatan yang
disesuaikan dengan daya dukung sumberdaya
fisik ruang/wilayah: environmental rent.
Tiga Kategori Keberlanjutan dalam
Pemanfaatan sumberdaya
Arah Penggunaan Lahan
Hutan primer
Komoditi harapan:
Hortikultura semusim
Komoditi andalan: sayur
Cabe/tomat
Komoditi andalan: aren
Komoditi harapan:
Horti, tanaman keras
Arah Penempatan Sarana
Agribisnis
Kios agribisnis
Suban Ayam
Air Duku
Sumber Bening
Sub-terminal agribisnis
Klinik agribisnis
Pabrik pengolahan
Arah Pengembangan
Jalan
Menciptakan keseimbangan
pembangunan antar wilayah
540000 560000 580000 600000 620000 640000 660000 LEGENDA
9120000
9120000
DESA P ESISIR :
Desa Nangamiro
Batas Desa
Desa Pe sisir dengan kategori Maju
Desa Pesisir dengan kategori Sedang
9100000
9100000
Desa Nang amiro Desa Pe sisir dengan kategori kurang maju
Desa Peka t
Karamat
9080000
9080000
Desa Beringin Ja ya
Lasi
Mbuju
Malaju
Desa K onte
9060000
9060000
Desa To lokalo
Sumber :
Nangatumpu 1. Peta Rupabumi Bakosurtanal, 19 98 .
Desa So ro
Nowa 2. Data Pokok Dompu, Tahun 19 99
Mbawi 2. Dina s Perikanan dan K elauta n Dompu
9040000
9040000
3. Kantor PEMDES Do mpu
Riwo
4. Hasil Penelitian
Jambu
Desa Kwangko N
Cempi Jaya W E
Rasabou
KABUPATEN SUMBAWA 10 0 10 20 Kilometers
Daha
9020000
9020000
Hu'u
Program Pas casarjana
Ins titut Pertanian Bogor ( IP B )
Program Studi
Pengelolaan S umberday a P es is ir dan Lautan
Digambar Oleh : Disetujui O leh :
9000000
9000000
1. Dr.Ir.D iet rich G.B eng en ,D EA
Pem bim bing U tam a
2. Dr.Ir.E rn an R ustia di, M .Ag r
540000 560000 580000 600000 620000 640000 660000 Edi Susilo
Pem bim bing An gg ota
RTRWN
National Spatial
Planning
Provinces and
Inter-Provinces
Spatial Planning
Districts and
Subdistricts
Spatial Planning
The Inconsistency
between Planning
and Existing Land
Cover (2001)
Regional
Workshop I
1. Aspirasi
2. Alternatif- alternatif pemecahan
Alternatif
Pengembangan (II)
Workshop II
Alternatif-alternatif
Terbaik
Master Plan
TOR
Penyusunan Rencana
Model Perencanaan
f
Desa Partisipatif Social Assesment (DIALOG I)
Survai Topografi/Geodesi
f Peta Lapangan
Survei Lapang
BudidayaAgronomi/ Agribisnis & Pasar Hidrologi
Tanah Perikanan/peternakan Teknik
Sipil
f
DIALOG III : Diskusi hasil survei
sementara
ANALISIS
f Lab./Studio
PELAKSANAAN
f
Proses Feedback, review/kaji ulang
Output Aliran Aktivitas
(Antara)