ANALGETIKA NARKOTIKA
KELOMPOK 2
2. Nyeri Inflamatorik
Nyeri dengan stimulasi kuat atau berkepanjangan yang
menyebabkan kerusakan atau lesi jaringan. Nyeri tipe II ini
dapat terjadi akut dan kronik dan pasien dengan tipe nyeri
ini, paling banyak datang ke fasilitas kesehatan. Contoh:
nyeri pada rheumatoid artritis.
3. Nyeri Neuropatik
Merupakan nyeri yang terjadi akibat adanya lesi sistem saraf
perifer (seperti pada neuropati diabetika, post-herpetik neuralgia,
radikulopati lumbal, dll) atau sentral (seperti pada nyeri pasca
cedera medula spinalis, nyeri pasca stroke, dan nyeri pada sklerosis
multipel).
4. Nyeri Fungsional
Bentuk sensitivitas nyeri ini ditandai dengan tidak ditemukannya
abnormalitas perifer dan defisit neurologis. Nyeri disebabkan oleh
respon abnormal sistem saraf terutama hipersensitifitas aparatus
sensorik. Beberapa kondisi umum memiliki gambaran nyeri tipe ini
yaitu fibromialgia, iritable bowel syndrome, beberapa bentuk nyeri
dada non-kardiak, dan nyeri kepala tipe tegang. Tidak diketahui
mengapa pada nyeri fungsional susunan saraf menunjukkan
sensitivitas abnormal atau hiper-responsifitas (Woolf, 2004).
PENGERTIAN ANALGETIK
Analgetik atau obat-obat penghilang nyeri
adalah zat-zat yang mengurangi atau
melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran.
BERDASARKAN AKSINYA, OBAT-ABAT ANALGETIK
DIBAGI MENJADI 2 GOLONGAN, YAITU:
dihambat fosfolipase
kortikosteroid
asam arachidonat
lipooxigenase dihambat
dihambat NSAID / Cyclooxygenase
zileuton
obat serupa
montelukast
aspirin
COX-1 COX-2
dihambat
leukotrien
nebumeton
Tromboxan prostacyclin prostaglandin LTA
celecoxib
TXA2 PGI2 PGE2/F2
- vaso <
- proteksi peradangan
- bronchi <
lambung
- agregasi > LTB4 LTC4 LTD4 LTE4
- vaso >
- antiagregasi
peradangan
- vaso <
- permeab >
Contoh obat yang tergolong NSAID:
1. Diklofenak
Merupakan derivat fenilasetat yang terkuat efek anti
inflamasinya, dan memiliki efek samping yang
tidak begitu kuat, obat golongan ini digunakan
untuk segala macam nyeri seperti migrain, encok,
dll. Pada pemberian parenteral efektif untuk
mengatasi nyeri kolik hebat( kandung kemih dan
kandung empedu ).
Ada dua bentuk sediaan yaitu garam kalium dan
natrium, dimana garam kalium lebih cepat
absorbsinya dibanding natrium sehingga kurang
mengiritasi lambung.
Contoh : Diklofenak Na (Voltaren, voltadex, diclofam,
flammar)
Diklofenak Ka (cataflam, diflam, catanac)
2. Indometasin
Digunakan untuk nyeri peradangan sedang sampai
berat pada kasus rematik dan gangguan otot
skeletal, dan gout akut.
Efek samping: gangguan sal. Cerna, sakit kepala,
pusing, kepala terasa ringan.
Sediaan: kapsul 25mg
Nama dagang : Ibufen, benocid, dialon, Dolofen F
3. Derivat ibuprofen
adalah turunan asam propionat, berkhasiat
antiinflamasi analgetik, dan antipiretik.
Memiliki efek samping yang kecil dibanding obat AINS
lainnya,efek antinflamasinya lemah sehingga tidak
bisa mengurangi rasa nyeri seperti pada peradangan
sendi hebat.
Contoh obat : ketoprofen, ibuprofen.
4. Fenilbutazon
Merupakan derivat pirazolon, yang efek anti
flogistiknya lebih besar dibanding efek
analgetiknya.
Contoh nama dagang : Irgapan
5. Piroksikam
Derivat oksikam bekerja sebagai antiradang,
analgetik dan antipiretik yang kuat dan bekerja
lama. Efek samping berupa perdarahan dalam
lambung dan usus. Contoh sediaan piroksikam :
tablet 10mg, 20mg
6. Naproksen
Berdaya analgetik dan anti radang yang baik
sehingga sering digunakan untuk meredakan
berbagai nyeri.
2. ANALGESIK
OPIOID/ANALGESIK NARKOTIKA
Adalah obat yg daya kerjanya meniru opioid
endogen / endorfin dengan memperpanjang
aktivasi reseptor opioid (reseptor ) di SSP
sehingga persepsi nyeri & respon emosional
terhadap nyeri berubah / dikurangi. Umumnya
mengurangi kesadaran (sifat meredakan dan
menidurkan) dan menimbulkan perasaan nyaman
(euforia) atau ketergantungan pada si pemakai.
Dapat mengakibatkan toleransi dan kebiasaan
(habituasi) serta ketergantungan psikis dan fisik
(ketagihan adiksi) dengan gejala-gejala
abstinensia bila pengobatan dihentikan.
Mekanisme kerja analgetik narkotik:
analgetik opioid berikatan dg (sisa)
reseptor opioid pd SSP (yg belum
ditempati endorfin) sehingga mengubah
persepsi & respon terhadap stimulus
nyeri sambil menghasilkan depresi SSP
secara umum.