Anda di halaman 1dari 36

ANALGETIKA PERIFER DAN

ANALGETIKA NARKOTIKA
KELOMPOK 2

ARAITO TINAMBUNAN 1501003


FATHULLAH DHYA MUTIARA 1501016
FIRDA FITRI 1501017
IDHADI PUTRA 1501021
JIHAN VIRDIANTI PUTRI 1501024
NURUL KHASANAH 1501034
SHERINA PUTRI 1501043
YELLY HIDAYANTI 1501053
APA ITU NYERI?
Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional
yang tidak enak dan yang berkaitan dengan
(ancaman) kerusakan jaringan.
Rasa nyeri adalah bentuk respon secara
langsung saat terjadi sesuatu yang tidak
menyenangkan yang ada hubungannya dengan
rusaknya jaringan seperti luka dan inflamasi.
MEKANISME TERJADINYA NYERI
Rangsangan(mekanik, termal atau Kimia)
diterima oleh reseptor nyeri yang ada di
hampir setiap jaringan tubuh, Rangsangan
ini di ubah kedalam bentuk impuls yang di
hantarkan ke pusat nyeri di korteks otak.
Setelah di proses dipusat nyeri, impuls di
kembalikan ke perifer dalam bentuk persepsi
nyeri (rasa nyeri yang kita alami).
MEKANISME TERJADINYA NYERI
Rangsangan yang diterima oleh reseptor nyeri dapat
berasal dari berbagai faktor dan dikelompokkan menjadi
beberapa bagian, yaitu:
Nyeri yang muncul akibat
Rangsangan pengaruh mekanik, seperti
mekanik tertusuk, tertekan , atau teriris
benda tajam.

Nyeri yang disebabkan oleh


Rangsangan pengaruh suhu yang terlalu dingin
termal ataupun terlalu panas.

Nyeri yang disebabkan bahan kimia, dimana


tubuh akan mengalami kerusakan ,
Rangsangan kemudian mediator yang kemudian
kimia berikatan dengan reseptor nyeri. Contoh :
histamin, bradikinin, serotonin
PENYEBAB RASA NYERI
Penyebab rasa nyeri adalah rangsangan-
rangsangan mekanis, fisik, atau kimiawi yang
dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan
dan melepaskan mediator nyeri yang letaknya
pada ujung-ujung saraf bebas di kulit, selaput
lendir, atau jaringan (organ) lain. Dari tempat
ini rangsangan dialirkan melalui saraf-saraf
sensoris ke Sistem Saraf Pusat (SSP) melalui
sumsum tulang belakang ke thalamus dan
kemudian ke pusat nyeri di dalam otak besar,
dimana rangsangan dirasakan sebagai nyeri.
Didalam lokasi jaringan yang mengalami luka atau
peradangan beberapa bahan algesiogenic kimia
diproduksi dan dilepaskan, didalamnya terkandung
dalam prostaglandin dan brodikinin. Brodikinin sendiri
adalah perangsang reseptor rasa nyeri. Sedangkan
prostaglandin ada 2 yang pertama Hiperalgesia yang
dapat menimbulkan nyeri dan PG(E1, E2, F2A) yang
dapat menimbulkan efek algesiogenic.
JENIS-JENIS NYERI
1. Nyeri Nosiseptif
Nyeri dengan stimulasi singkat dan tidak menimbulkan
kerusakan jaringan. Pada umumnya, tipe nyeri ini tidak
memerlukan terapi khusus karena perlangsungannya yang
singkat. Nyeri ini dapat timbul jika ada stimulus yang cukup
kuat sehingga akan menimbulkan kesadaran akan adanya
stimulus berbahaya, dan merupakan sensasi fisiologis vital.
Intensitas stimulus sebanding dengan intensitas nyeri.
Contoh: nyeri pada operasi, nyeri akibat tusukan jarum, dll.

2. Nyeri Inflamatorik
Nyeri dengan stimulasi kuat atau berkepanjangan yang
menyebabkan kerusakan atau lesi jaringan. Nyeri tipe II ini
dapat terjadi akut dan kronik dan pasien dengan tipe nyeri
ini, paling banyak datang ke fasilitas kesehatan. Contoh:
nyeri pada rheumatoid artritis.
3. Nyeri Neuropatik
Merupakan nyeri yang terjadi akibat adanya lesi sistem saraf
perifer (seperti pada neuropati diabetika, post-herpetik neuralgia,
radikulopati lumbal, dll) atau sentral (seperti pada nyeri pasca
cedera medula spinalis, nyeri pasca stroke, dan nyeri pada sklerosis
multipel).

4. Nyeri Fungsional
Bentuk sensitivitas nyeri ini ditandai dengan tidak ditemukannya
abnormalitas perifer dan defisit neurologis. Nyeri disebabkan oleh
respon abnormal sistem saraf terutama hipersensitifitas aparatus
sensorik. Beberapa kondisi umum memiliki gambaran nyeri tipe ini
yaitu fibromialgia, iritable bowel syndrome, beberapa bentuk nyeri
dada non-kardiak, dan nyeri kepala tipe tegang. Tidak diketahui
mengapa pada nyeri fungsional susunan saraf menunjukkan
sensitivitas abnormal atau hiper-responsifitas (Woolf, 2004).
PENGERTIAN ANALGETIK
Analgetik atau obat-obat penghilang nyeri
adalah zat-zat yang mengurangi atau
melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran.
BERDASARKAN AKSINYA, OBAT-ABAT ANALGETIK
DIBAGI MENJADI 2 GOLONGAN, YAITU:

1. Analgesik Nonopioid/Perifer(Analgesik Non


Narkotik)
2. Analgesik Opioid/Analgesik Narkotika
1. ANALGESIK NON OPIOID (NON
NARKOTIK)
DISEBUT JUGA ANALGETIK PERIFER KARENA
TIDAK MEMPENGARUHI SSP. Analgetik Non-
Narkotik menghilangkan atau meringankan
rasa sakit tanpa berpengaruh pada SSP
atau bahkan hingga menurunkan tingkat
kesadaran. Obat Analgetik Non-Narkotik
ini juga tidak mengakibatkan efek
ketagihan pada pengguna (seperti pada
penggunanaan Obat Analgetika
Narkotik).Analgesik golongan ini juga
berkhasiat sebagai antipiretik, dan
antiinflamasi.
MEKANISME KERJA
Obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target aksi
pada enzim, yaitu enzim siklooksigenase (COX). COX
berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah satunya
adalah prostaglandin. Mekanisme umum dari analgetik
jenis ini adalah mengeblok pembentukan prostaglandin
dengan jalan menginhibisi enzim COX pada daerah yang
terluka dengan demikian mengurangi pembentukan
mediator nyeri . Mekanismenya tidak berbeda dengan
NSAID dan COX-2 inhibitors. Efek samping yang paling
umum dari golongan obat ini adalah gangguan lambung
usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal serta
reaksi alergi di kulit. Efek samping biasanya disebabkan
oleh penggunaan dalam jangka waktu lama dan dosis
besar.
PENGGOLONGAN OBAT ANALGETIK
PERIFER
secara kimiawi analgetika perifer dapat dibagi dalam bebrapa
kelompok, yakni :
1. Golongan Salisilat
saat ini banyak digunakan sebagai antiplatelet, memiliki
efek samping mengiritasi lambung, efektif untuk
meredakan nyeri ringan sedang ( nyeri otot,
pembuluh darah, gigi, post persalinan, artritis).

Mekanisme Efek Analgetik :


aspirin menghambat biosintesis enzim siklooksigenase
menjadi endoperoksida, shg menurunkan atau bahkan
menghambat sintesis prostaglandin (PG), tromboxan
A2 (TX-A2), tetapi tidak menurunkan leukotrien.
Contoh golongan salisilat :
Asetosal/ Asam asetil salisilat
Indikasi :
Sebagai analgetik & anti-inflamasi & obat
rematik (artritis reumatoid, osteoartritis).
Pengobatan nyeri ringan sampai sedang.
Penurun demam.
Profilaksis serangan iskemik transien (transient
ischemic attack / TIA).
infark miokard.
Efek samping: Mengiritasi lambung.
Sediaan : tablet 80 mg, 100mg,200mg, 500mg
Obat dagang : Aspirin , Naspro, Aspilets,
bodrexin
2. Golongan Para aminofenol
menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan
sampai sedang dan dapat menurunkan suhu
tubuh dalam keadaan demam.
Contoh :
Parasetamol / Acetaminophen
Merupakan derivat P-aminofenol/asetanilida /
anilin. Parasetamol tidak memiliki efek anti
inflamasi yang signifikan karena di hipotalamus
rendah kadar peroksida (yg memicu
terbentuknya PGE2 / PGF2 sbg mediator
peradangan). Sedangkan lokasi inflamasi banyak
peroksida yg dihasilkan leukosit, sehingga efek
anti-inflamasi parasetamol tidak ada dan tidak
digunakan untuk anti-rematik.
Indikasi : Nyeri ringan sampai sedang , demam
Efek samping:Reaksi hipersensitifitas & kelainan
darah, gangguan fungsi hati dan ginjal, iritasi
saluran cerna.
Sediaan : tablet 500mg, sirup 120mg/5ml
Obat dagang :panadol, sanmol, dumin, praxion
3. Golongan Pirazolon
digunakan sebagai analgesik, antipiretik karena
efek inflamasinya lemah, golongan ini memiliki
efek samping yang dapat menyebabkan
agranulositosis, anemia aplastik,
trombositopenia.
Contoh :
Fenilbutazon, Metamphyron, propifenazon,
isopropilaminofenazon.
4. Golongan Antranilat
Digunakan sebagai analgesik karena sebagai
antiinflamasi efeknya kurang efektif. Dengan
efek samping iritasi mukosa lambung dan
gangguan sal. Cerna.
Contoh : Asam Mefenamat
5. Golongan lainnya
Contoh: benzidamin (Tantum)
AINS / NSAID (ANALGETIK ANTI
INFLAMASI NON STEROID)
AINS adalah obat-obat analgesik yang memiliki efek
anti inflamasi , sehingga digunakan untuk
pengobatan simptomatis berupa nyeri dan
kekakuan otot seperti rheumatik , dan penyakit
sendi degeneratif seperti ostheoarthritis.
Mekanisme NSAID:
Selama inflamasi berlangsung dilepas mediator kimiawi secara
lokal : histamin, 5-hidroksitriptamin (5 HT), faktor kemotaktik,
bradikinin, LT & PG
Terjadi migrasi sel fagosit ke daerah inflamasi, terjadi lisis
membran lisozim & lepasnya enzim pemecah.
NSAID hanya bekerja terhadap penghambatan sintesa PG.
MEKANISME KERJA NSAID & KORTIKOSTEROID
(GB. DIAGRAM PEROMBAKAN ASAM ARACHIDONAT MENJADI PROSTAGLANDIN & LEUKOTRIEN )

gangguan pd membran sel

Fosfolipid / membran sel

dihambat fosfolipase
kortikosteroid

asam arachidonat

lipooxigenase dihambat
dihambat NSAID / Cyclooxygenase
zileuton
obat serupa
montelukast
aspirin

endoperoksid radikal bebas as. hidroperoksid

COX-1 COX-2
dihambat
leukotrien
nebumeton
Tromboxan prostacyclin prostaglandin LTA
celecoxib
TXA2 PGI2 PGE2/F2

- vaso <
- proteksi peradangan
- bronchi <
lambung
- agregasi > LTB4 LTC4 LTD4 LTE4
- vaso >
- antiagregasi
peradangan
- vaso <
- permeab >
Contoh obat yang tergolong NSAID:
1. Diklofenak
Merupakan derivat fenilasetat yang terkuat efek anti
inflamasinya, dan memiliki efek samping yang
tidak begitu kuat, obat golongan ini digunakan
untuk segala macam nyeri seperti migrain, encok,
dll. Pada pemberian parenteral efektif untuk
mengatasi nyeri kolik hebat( kandung kemih dan
kandung empedu ).
Ada dua bentuk sediaan yaitu garam kalium dan
natrium, dimana garam kalium lebih cepat
absorbsinya dibanding natrium sehingga kurang
mengiritasi lambung.
Contoh : Diklofenak Na (Voltaren, voltadex, diclofam,
flammar)
Diklofenak Ka (cataflam, diflam, catanac)
2. Indometasin
Digunakan untuk nyeri peradangan sedang sampai
berat pada kasus rematik dan gangguan otot
skeletal, dan gout akut.
Efek samping: gangguan sal. Cerna, sakit kepala,
pusing, kepala terasa ringan.
Sediaan: kapsul 25mg
Nama dagang : Ibufen, benocid, dialon, Dolofen F
3. Derivat ibuprofen
adalah turunan asam propionat, berkhasiat
antiinflamasi analgetik, dan antipiretik.
Memiliki efek samping yang kecil dibanding obat AINS
lainnya,efek antinflamasinya lemah sehingga tidak
bisa mengurangi rasa nyeri seperti pada peradangan
sendi hebat.
Contoh obat : ketoprofen, ibuprofen.
4. Fenilbutazon
Merupakan derivat pirazolon, yang efek anti
flogistiknya lebih besar dibanding efek
analgetiknya.
Contoh nama dagang : Irgapan

5. Piroksikam
Derivat oksikam bekerja sebagai antiradang,
analgetik dan antipiretik yang kuat dan bekerja
lama. Efek samping berupa perdarahan dalam
lambung dan usus. Contoh sediaan piroksikam :
tablet 10mg, 20mg
6. Naproksen
Berdaya analgetik dan anti radang yang baik
sehingga sering digunakan untuk meredakan
berbagai nyeri.
2. ANALGESIK
OPIOID/ANALGESIK NARKOTIKA
Adalah obat yg daya kerjanya meniru opioid
endogen / endorfin dengan memperpanjang
aktivasi reseptor opioid (reseptor ) di SSP
sehingga persepsi nyeri & respon emosional
terhadap nyeri berubah / dikurangi. Umumnya
mengurangi kesadaran (sifat meredakan dan
menidurkan) dan menimbulkan perasaan nyaman
(euforia) atau ketergantungan pada si pemakai.
Dapat mengakibatkan toleransi dan kebiasaan
(habituasi) serta ketergantungan psikis dan fisik
(ketagihan adiksi) dengan gejala-gejala
abstinensia bila pengobatan dihentikan.
Mekanisme kerja analgetik narkotik:
analgetik opioid berikatan dg (sisa)
reseptor opioid pd SSP (yg belum
ditempati endorfin) sehingga mengubah
persepsi & respon terhadap stimulus
nyeri sambil menghasilkan depresi SSP
secara umum.

Minimal ada 4 macam reseptor opioid


sbg tempat pengikatan analgetik
narkotik untuk menghasilkan efek
analgesia yg menyerupai endorfin.
Ada 3 golongan obat ini yaitu :
1. Obat yang berasal dari opium-morfin
2. Senyawa semisintetik morfin
3. Senyawa sintetik yang berefek seperti
morfin.
Penggolongan analgetik narkotik :
a. Alkaloid alam.
Contoh : morfin dan kodein.
b. Derivat semi sintesis
Contoh : heroin
c.Derivate sintetik
Contoh : metadon, fentanil
d. Antagonis morfin
Contoh : nalorfin , nalokson, pentazocin
MORFIN

Indikasi : selama dan setelah


pembedahan
Kontra indikasi : depresi,
pernafasan akut, alkoholisme
akut, penyakit perut akut,
peningkatan tekanan otak atau
cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah,
konstipasi.
Sediaan: Morfin HCl sirup
5mg/5ml, tablet
10mg,30mg,60mg, injeksi
10mg/ml, 20mg/ml
CODEIN
Indikasi analgesic : nyeri ringan sampai
sedang
Kontra indikasi : depresi, pernafasan akut,
penyakit perut akut, peningkatan tekanan
otak atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstifasi,
ketergantungan atau adiksi, pada over dosis
menimbulkan keracunan dan dapat
menyebabkan kematian.
Sediaan : Codein posfat 10mg,25mg,20mg.
Codein HCl 10mg,25mg,20mg
PETIDINE HCL
Petidin Hcl
indikasi analgesic : nyeri sedang sampai
berat, nyeri pasca bedah.
Kontra indikasi : depresi, pernafasan akut,
penyakit perut akut, peningkatan tekanan
otak atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi
dengan ketergantungan.
Sediaan : Petidin Hcl (generik) injeksi
50mg/ml, tablet 50 mg.
Fentanil
Indikasi analgesic : nyeri kronik yang sukar di
atasi pada kanker
Kontra indikasi : depresi, pernafasan akut,
penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak
atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstifasi,
ketergantungan atau adiksi, pada over dosis
menimbulkan keracunan dan dapat
menyebabkan kematian.
Sediaan : injeksi atau transdermal.
Tromadol Hcl
Indikasi analgesic : nyeri sedang sampai berat
Kontra indikasi : depresi, pernafasan akut,
penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak
atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstifasi,
ketergantungan atau adiksi, pada over dosis
menimbulkan keracunan dan dapat
menyebabkan kematian.
Sediaan : Tramadol (generik) injeksi 50mg/ml,
tablet 50 mg.
Nalorfin, nalokson
Antagonis morfin, bekerja meniadakan semua
khasiat morfin dan bersifat analgesic khusus
digunakan pada over dosis atau intoksikasi
obat-obat analgetik narkotik.
Sediaan: injeksi i.v, s.c, i.m

Anda mungkin juga menyukai