(PTK612403)
Proses Sintesis -Terpineol dari Terpentin dengan Zeolit Alam Lampung Sebagai Katalis
Variasi Temperatur dan Waktu Reaksi Variasi Perbandingan Air dan Waktu
Ria Putri Hermiyati Reaksi
1215041039 Dwi Derti Sulistiowati
12150410
TERPENTIN
TERPINEOL
A SI
R
HID
ZAL
Rumusan Masalah
1. Pada Temperatur berapakah yang paling baik untuk melangsungkan reaksi hidrasi -pinene menjadi -terpineol
pada sistem heterogen dengan menggunakan katalis zeolit alam Lampung?
2. Berapakan perbandingan reaktan yang menghasilkan konversi -terpineol tertinggi dalam reaksi hidrasi?
Tujuan Penelitian
1. Pada temperatur berapakah yang paling baik untuk melangsungkan reaksi hidrasi -pinene menjadi -terpineol
pada sistem heterogen dengan menggunakan katalis zeolit alam Lampung?
2. Mengetahui perbandingan reaktan yang menghasilkan konversi -terpineol tertinggi pada reaksi hidrasi minyak
terpentin menjadi -terpineol dengan katalis zeolit alam Lampung.
HIipotesis
1. Diduga semakin tinggi temperatur maka semakin baik untuk melangsungkan reaksi hidrasi -pinene menjadi -
terpineol. Hal ini terjadi karena semakin tinggi temperatur yang digunakan akan meningkatkan aktifitas katalis
terhadap reaktan.
2. Diduga -terpineol yang dihasilkan dari bahan baku minyak terpentin dengan katalis zeolit alam Lampung
dengan reaksi hidrasi adalah Semakin besar perbandingan reaktan dan semakin lama waktu reaksi, maka akan
semakin tinggi pula konversi yang dihasilkan.
li ng ku p
Ruang
1. Dalam penelitian ini sintesis -terpineol dari minyak
1. Dalam penelitian ini konversi minyak terpentin
terpentin menggunakan katalis zeolit alam Lampung
menjadi -terpineol menggunakan katalis
2. Proses dimulai dengan aktivasi zeolit terlebih dahulu.
Zeolit alam Lampung (ZAL)
Aktivasi yang dilakukan melalui cara fisika (kalsinasi)
dan kimia (penambahan larutan asam) 2. Dalam penelitian ini, minyak terpentin
3. Reaksi hidrasi -pinene menggunakan katalis zeolit direaksikan pada suhu 70C.
alam Lampung dilakukan dengan memvariasikan 3. Variasi perbandingan minyak terpentin dan
temperatur dan waktu reaksi. H22O adalah 1 : 5, 1 : 10, 1 : 15 dan 1 : 20
4. Variasi temperatur yang digunakan pada penelitian ini 4. Variasi waktu selama mereaksikan minyak
yaitu 6000C, 7000C , 8000C , dan 8300C terpentin adalah 60 menit, 90 menit, 120 menit
5. Variasi waktu reaksi yang akan digunakan pada dan 180 menit
penelitian ini adalah 60 menit, 120 menit, 180 menit, 5. Analisis besarnya konversi minyak terpentin
dan 240 menit. mejnadi -terpineol dilakukan dengan
6. Analisis besarnya konversi -pinene menjadi - menggunakan GC-MS dan GC
terpineol dilakukan dengan menggunakan GC-MS dan
GC.
TINJAUAN PUSTAKA
XRF
Pretreatment zeolit dilakukan untuk
melarutkan bahan-bahan pengotor
pada zeolit (mengandung unsur
alkali/alkali tanah) dari kisi-kisi
struktur, sehingga secara fisik
permukaan spesifik pori dari zeolit
menjadi lebih luas dan situs
aktifnya juga meningkat.
Pretreatment pada zeolit dapat
dilakukan secara fisik seperti
dengan pemanasan, secara kimia FTIR
menggunakan larutan asam atau
basa, dan gabungan antara
pretreatment fisik-kimia
Penelitian
PenelitianTerdahulu
Terdahulu
(Adhiati, 2014) melakukan penelitian tentang hidrasi -pinene menggunakan H-zeolit dengan
memvariasikan waktu reaksi hidrasi dan penambahan volume air untuk menghasilkan -terpinoel. Aktivasi
katalis dilakukan dengan metode penambahan larutan asam dan kalsinasi. Tujuan dari penambahan larutan
asam antara lain untuk menghilangkan pengotor, dealuminasi dan memasukan NH 4 sebagai pengganti
mineral dalam zeolit. Reaksi hidrasi -pinene menggunakan zeolit alam dengan suhu 70-75 oC dan volume
air 2,5 ml pada waktu 90 menit didapatkan kadar -terpinoel yaitu sebesar 59,49 %.
(Wijayati dkk,.2014) melakukan hidrasi -pinene menggunakan katalis zeolit alam Malang menghasilkan
senyawa terpineol dengan selektivitas 59,12 % pada temperatur 65 0C selama 120 menit. (Agustina, 2012)
melangsungkan reaksi hidrasi -pinene menggunakan katalis zeolit alam pada temperatur 65 0C dengan
variasi waktu 60, 120, dan 240 menit. Hasil -terpinoel terbaik didapatkan pada reaksi dengan waktu selama
120 menit yakni sebesar 60,34%.
Penelitian
PenelitianTerdahulu
Terdahulu
Nugroho (2013) telah melakukan penelitian transformasi -pinene melalui reaksi hidrasi menggunakan katalis
zeolit alam dengan rasio massa 1 (-pinene):5 (H2O), 1 (-pinene): 10 (H2O), 1 (-pinene): 20 (H2O).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar efek rasio massa reaktan pada reaksi pembentukan -
terpineol. Air berpengaruh sebagai reaktan penghidrasi dalam transformasi -pinene di mana rasio 1:10
menghasilkan -terpineol paling banyak dalam reaksi ini. Berdasarkan kromatogram GC, diketahui bahwa
produk -terpineol terbaik yang dihasilkan kadarnya mencapai 21.41%, yang diperoleh dari reaksi -pinene
0.25 g ditambah air 2.5 g dan katalis zeolit alam dengan waktu reaksi 60 menit.
Amilia dkk (2013) Reaksi terbaik dalam reaksi hidrasi -pinene menjadi -terpineol menggunakan katalis
zeolit alam teraktivasi diperoleh pada kondisi temperatur 70 oC dalam waktu reaksi 120 menit dengan kadar
sebesar 68,53% dan nilai energi aktivasi reaksi hidrasi -pinene menjadi -terpineol menggunakan katalis
zeolit alam teraktivasi yang dihitung menggunakan persamaan Arrhenius adalah 69,654692 kJ/mol
Metode Penelitian
Campuran tersebut didiamkan selama 3 jam. Setelah itu, bilas ZAL yang
telah dicampur dengan HCl tersebut dengan aquades hingga pH netral. Lalu
keringkan di dalam oven dengan suhu 110oC selama 3 jam.
Siapkan 12,65 gram minyak terpentin, 126,5 mL aquades dan Kemudian Minyak terpentin, Aquadest dan Isopropil alkohol di campurkan
105 mL isopropil alkohol, kemudian masukan campuran dalam labu leher tiga kemudian diaduk sambil dipanaskan sampai temperatur
tersebut ke dalam labu alas leher tiga 70ooC Setelah suhu tercapai, dimasukan 0,4 g katalis zeolit alam Lampung
Campuran dipusingkan selama 10-15 menit untuk Selama berlangsung reaksi ambil sampel setiap 60 menit, 90
memisahkan zeolit alam dari campuran. Saring menit, 120 menit , 180 menit, dan 240 menit dari masing-
masing variasi volume H2O dan temperatur
campuran tersebut dengan kertas saring dan corong pisah
untuk memisahkan lapisan bawah dari lapisan atas (fase
organik)
Hasil diuji dengan kromatografi gas (GC)
dan kromatografi gas spektrometer massa
Diekstraksi dengan aquades, Na2CO3, dan dikloromentana. (GC-MS)
Pisahkan fase organik dengan air hasil pencucian. Kemudian
fase organik ditambah Na2SO4.
Rangkaian Alat
Keterangan:
1. Hot plate
2. Labu leher tiga
3. Pendingin balik
4. Penyangga
5. Pengaduk
6. Termometer
60
12,65 20 105
120
180
240
Rancangan percobaan
90
180
GRAFIK PENELITIAN
Grafik Penelitian
100
90
80
70
60
Temperatur 50
40
30
20
10
0
50 100 150 200 250
Waktu reaksi (Menit)
Grafik penelitian
200
180
160
140
120
Reaktan 100
80
60
40
20
0
40 60 80 100 120 140 160 180 200