Definisi,epidemiologi,f
aktor
resiko,patofisiologi
Menifestasi klinis
Pemeriksa
an fisik
DD dan DX Pemeriksa
an
penunjang
Tatalaksana
klinis :
Lesi urtikaria ( eritema dan edema yan
berbatas tegas)ndengan beerbagai benuk dan
ukuran, kadang bagian tengah pucat.
Terlihat urtikari bentuk papular, pucat
( dicurigai adanya gigitan serangga atau sinar
ultraviolet)
Uritkari kolinergik :
Urtikaria ukuran kecil 2-3 mm
Folikular
Dipicu oleh peningkatan suhu tubuh
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan darah,urin,fases rutin untuk
menilai ada tidaknya infeksi
2. Pemeriksaan kadar igE total dan eosinofil
3. Pemeriksaan gigi
4. Uji tusuk kulit terhadap berbagai makanan
dan inhalan
5. Uji serum analog
6. Uji dermografismes
Dd :
Vaskulitis
Mastositosis
Pemfigoid bulosa
Tatalaksan :
Eliminasi penyebab dan faktor pencetus
Antihistamin H1 non-sedasi
NEOPLASMA
Melanoma Maligna
Tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit dengan
gambaran berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit
25 4/12/17
Manifestasi
klinis
bentuk superfisial bercak-bercak berukuran 1-3 cm
dengan berbagai warna (kehitaman,
kecoklatan, putih/biru), tidak teratur, batas
tegas sedikit penonjolan diatas permukaan
kulit
bentuk nodular berupa nodus hitam kebiruan, batas
tegas, dapat mengalami ulserasi
lentigo maligna nodular plak berbatas tegas, warna coklat
kehitaman tidak homogen, kelainan ini dapat
berkembang nodula kehitaman yang
invasif, agak hiperkeratotik
melanoma subungual tampak berupa nodula atau
papul yang mengalami ulserasi pada
ujung jari kaki dan tangan
26 4/12/17
Diagnosis
banding
Keratosis seboroika
Karsinoma sel basal tipe
berpigmen
Granuloma subungual
Nevus pigmentosus
4/12/17
Tatalaksana
Eksisi luas, pengangkatan kelenjar limfe regional yang
membesar
Bedah dengan teknik mohs
Kemoterapi sistemik diberikan pada stadium 3 dengan
dimetil triazon, imidazol karboksamida, dekarbazin
27
KISTA EPIDERMOID ( Epithelial
cyst)
Kista epidermoid terjadi akibat oklusi folikel
pilosebasea.
Sering ditemukan pada & dewasa.
Kista epidermoid juga dapat terjadi karena
implantasi trauma sel epidermal ke jaringan
yang lebih dalam.
Produksi keratin dalam ruang sekitarnya
mengakibatkan terbentuknya kista.
Lokasi kista epidermoid : di mana saja.
Lesi yang tidak berhubungan dengan trauma :
dada, punggung atas, leher atau kepala.
Lesi yang berhubungan dengan trauma :
telapak tangan, telapak kaki dan bokong.
Gambaran klinis : nodul
dermal atau subkutan
yang mobile dengan
punctum sentral.
Bila terdapat punctum
kemungkinan terdapat
oklusi pilosebaseus
dengan debris seperti
keju.
Lesi dapat berwarna
seperti warna kulit
sekitar, kuning atau putih.
Kista biasanya tumbuh
dengan lambat dan
asimptomatik, walaupun
ruptur dapat terjadi.
Komplikasi dapat berupa reaksi benda asing
bila kista ruptur dan mengelilingi jaringan
sekitar.
Reaksi benda asing ini dapat menyerupai
infeksi bakteri sekunder.
Infeksi polimikrobial kista dapat terjadi akibat
organisme aerob atau anaerob.
Tdp laporan transformasi ke arah keganasan
karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa,
karsinoma epiteloid.
Gambaran histopatologi berupa kista yang dilapisi oleh
epitel skuamosa dgn lapisan granuler yang intak.
Kista ini mengandung eosinofilik, debris keratin
Diagnosis banding
Steatosistoma multipel Steatosistoma multipel
bila dilakukan insisi akan keluar cairan dan
tidak didapatkan stratum granular pada
pemeriksaan histopatologi.
Pilar cyst umumnya terdapat pada kepala
sedangkan
Lipoma pada perabaannya lebih lunak, lebih
dalam dan tidak terdapat punctum.
Diagnosis banding
Steatosistoma
multipel bila
diinsisi akan keluar
cairan dan tidak
didapatkan stratum
granular pada
pemeriksaan
histopatologi.
Diagnosis banding
Pilar cyst umumnya
terdapat pada
kepala
Mucul dari akar
folikel rambut
bagian luar.
Pd pemeriksaan
histopatologi: tidak
didapatkan stratum
granular.
Lipoma pada
perabaannya lebih
lunak, lebih dalam
dan tidak terdapat
punctum.
Pengobatan
Eksisi total cegah rekurensi
Kortikosteroid intralesi 5 mg/mL mengontrol
lesi kecil, inflamasi, nyeri atau lesi inflamasi.
Bila kista mengalami inflamasi, nyeri, purulen,
maka harus dipikirkan kemungkinan infeksi.
Bila kista ruptur atau mengalami infeksi
insisi & drainage + antibiotik eksisi harus
ditunda sampai inflamasi selesai.
Keratosis seboroik
Definisi
merupakan tumor jinak yang sering dijumpai
pada orangtua berupa tumor kecil atau
makula hitam yang menonjol diatas
permukaan kulit
Penyebab : tidak diketahui, diduga ada
hubungan genetik
Umur : sering pada orang tua
Faktor yang mempengaruhi :
Orang negro lebih sering
Infeksi kronik dapat mempercepat timbulnya
penyakit
Sinar matahari
Keturunan : kecenderungan diturunkan secara
autosomal dominan
Gejala :
Gatal
Timbul bercak berwarna kecoklatan kehitaman
lama kelamaan makin membesar membentuk
papula dengan permukaan verukosa
Konsistensi agak lunak
Pemeriksaan kulit
1. Lokalisasi : dada, punggung, wajah dan leher
2. Efloresensi : papula dan plak berbentuk
lonjong , ukuran miliar sapai lantikular
dengan permukaan kasar,berwarna
kecoklatan sampai kehitaman.
Diagnosa banding :
3. Epitelioma sel basal
4. Nevus pigmentosus
5. Keratosis senilis
Penatalaksanaan :
1. Bedah listrik : elektrokoagulasi
2. Bedah beku NO dan salju CO
3. Bedah kimia dengan triklorasetat 50%
Prognosis :
baik
TUMOR EPITEL
KARSINOMA SEL BASAL
46
PATOGENESIS
47
GAMBARAN KLINIS
48
PENATALAKSANAAN
49
TUMOR DERMIS
Hemangioma
Hemangioma tumor yang paling sering terjadi
pada bayi
Biasanya tidak langsung muncul pada saat lahir
Mulai tampak minggu ke 4-6 kehidupan
Berproliferasi cepat pada tahun pertama
kehidupan dan diikuti periode involusi yang lambat
menunjukkan pertumbuhan postnatal yang cepat
dan regresi lambat selama masa kanak
Hemangioma yang merupakan lesi jinak, bercirikan
proliferasi endotel pembuluh darah dan di
klasifikasikan berdasarkan saat muncul dan
penampilan fisik lesi
PATOGENESIS
Fase Fase
Proliferasi Involusi
KLASIFIKASI
Umumnya tidak tampak atau cenderung
samar saat kelahiran mengalami
pertumbuhan yang progresif pada minggu-
minggu pertama kehidupan
Pertumbuhan berlanjut hingga usia 6-20 bulan
hemangioma akan mengalami fase involusi
pada usia 5-7 tahun.
Secara morfologis dapat terbagi
menjadi tiga yaitu:
Hemangiom Hemangiom Hemangiom
a terlokalisir a segmental a multiple
paling plaque
sering yang sering
ditemukan tampak
berbatas kulit yang
tegas, dan spesifik
tumbuh tumbuh
dari fokus secara
tunggal linier
maupun
geometris
lebih sering
mengalami
ulserasi
TATA LAKSANA
Kortikosteroid
Lini pertama
tingkat respon mencapai 85%
per oral maupan intralesi
Hemangioma kutaneus yang terlokalisasi baik (diameter
<2,5 cm) dapat diobati dengan kortikosteroid intralesi
Triamcinolon (25 mg/ml) disuntikan perlahan-lahan pada
tekanan darah rendah, tidak memberikan lebih dari 3-5 mg/kg
pertindakan
Biasanya 3-5 suntikan, diberikan interval 6-8 minggu
Tingkat responnya serupa dengan sistemik kortikosteroid
Prednisolon oral 2 sampai 3 mg/kgBB/hari selama 4
sampai 6 minggu; dosis diturunkan perlahan selama
beberapa bulan dan dihentikan pada usia 10 sampai 11
bulan.
Suatu hemangioma sensitif menunjukkan tanda-tanda
Kemoterapi Bedah eksisi
Vinkristin salah satu Indikasi bedah eksisi ialah
dari golongan lini kedua sebagai berikut.
untuk pengobatan Hemangioma yang tumbuh
hemangioma pada bayi secara progresif
gagal dalam pengobatan Hemangioma yang mengalami
dengan kortikosteroid infeksi berulang
atau mengalami komplikasi Hemangioma yang
yang serius dari kortikosteroid permukaannya bergaung,
Dosis yang dianjurkan 1.5 sehingga ditakutkan disertai
keganasan
mg/m2 per kali suntikan Mengganggu secara kosmetika
jika diperlukan dapat Hemangioma yang gagal
diulang satu kali lagi dengan pengobatan
dengan interval 2-3 bulan medikamentosa
setelah suntikan pertama Hemangioma yang bertangkai
TUMOR SEL MELANOSIT
PENYAKIT VESIKOBULOSA
PENYAKIT KULIT DARURAT
MDL/PKD/Jan/2006
Sindrom Stevens-Jonhson
Sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir di orifisium, dan mata
dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat; kelainan
pada kulit berupa eritema, vesikel/bula, dapat disertai purpura.
Differential Diagnosis
SSJ NET
Keadaan Umum Ringan-Berat Berat
SINONIM
Sindrom Lyell
Toxic Epidermal Necrolysis (TEN)
Epidermolisis nekrotikans kombustiformis
MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
DEFINISI
NET: penyakit akut & berat. Ditandai dengan :
Epidermolisis luas
Kelainan selaput lendir, orifisium, mata
Lesi eritema, vesikel, bula, erosi & purpura
MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
ETIOLOGI
Penyebab = SSJ, Penyebab utama NET : obat-obatan
Tabel 1. Obat-obat penyebab NET
Alopurinol Eritromisin Fenolftalein Penisilin Sulfonamid
MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
Tabel 2. Penyebab NET lain
MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
SIMTOMATOLOGI
Gejala prodromal : malaise, lelah, mual, muntah, diare, angina, demam,
konjungtivitis ringan, radang mukosa mulut & genital
Beberapa jam hari kemudian kelainan kulit : makula, papel, eritematosa,
morbiliformis disertai dengan bula flaccid cepat meluas & konfluens
Lesi wajah, ekstremitas & badan
Lesi eritem,vesikel, erosi mukosa pipi, bibir, konjungtiva, genitalia, anus
Onikolisis, alis, bulu mata rontok + epidermolisis kelopak mata
KU buruk, suhu , Kesadaran
Tanda Nikolsky (+)
Organ tbh : perdarah tr. GI, trakeitis, bronkopneumonia, udem paru, emboli paru,
ggg keseimbangan cairan & elektrolit, syok hemodinamik & kegagalan ginjal
Komplikasi lain : sepsis akb inf Staphylococcus aureus / Pseudomonas aeroginosa,
sering kematian
MDL/PKD/Jan/2006
Gambar NET
MDL/PKD/Jan/2006
Nekrolisis epidermal toksik
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
LABORATORIUM
Leukositosis
Enzim transaminase serum
Albuminuria
Ggg keseimbangan elektrolit & cairan
MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
PEM. RADIOLOGI
Untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi : TBC,
bronkopneumonia
HISTOPATOLOGI
Nekrosis di seluruh lapisan epidermis, kecuali str.
Korneum
MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
DIAGNOSIS
Anamnesis, gejala klinik
Bl ragu laboratorium, histopatologi
DIAGNOSIS BANDING
SSJ
Kombusio
Staphylococcal scalded skin syndrome (SSSS)
Eksantema fikstum multipel / generalisata
MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
Tabel 3. Perbedaan antara SSJ dengan NET
SSJ NET
Usia Anak sp dewasa Dewasa
KU Ringan sp berat Berat
Kesadaran Kompos mentis Sering menurun
Tanda Nikolsky (-) (+)
Epidermolisis (-) (+)
Nekrosis epidermis (-) (+)
Prognosis Lebih baik Buruk
MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
Tabel 4. Perbedaan NET dengan SSSS
NET SSSS
Usia pasien > tua > muda
MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
PENGOBATAN
T.U Penanganan infeksi
Mempertahankan keseimbangan cairan &
elektrolit
Pasien sebaiknya dirawat secara aseptik di ruang
khusus / unit luka bakar
MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
PENGOBATAN
1. Pengaturan keseimbangan cairan & elektrolit
2. KS : deksametason : 20-30 mg/hr, i.v. dibagi 3-4 x/hr. Bl lesi baru (-) dosis di
scr cepat dg laju 4 x 0,5 mg/hr atau dg prednison 4-5 mg/hr, oral di
bertahap
3. AB : th/ AB krn th/ KS dosis , mgk infeksi/sepsis/tutup tanda infeksi
AB broad spectrum, bakterisidal & tdk rx alergi
a. Sefotaksim : 3 x 1 gr/hr, i.v. (maks. 12 gr/hr) dibagi 3-4 x
b. Gentamisin : 2 x 60 mg/hr, i.v.
c. Netilmisin sulfat : BB > 50 kg : 2 x 150 mg/hr, i.m.
BB < / = 50 kg : 2 x 100 mg/hr, i.m.
Rata2 : 4 6 mg/kgBB/hr
AB dihentikan bl dosis prednison tlh mencapai 5 mg/hr & tanda infeksi (-)
MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
PENGOBATAN
4. Terapi topikal : lihat SSJ
5. Konsultasi ke disiplin ilmu lain : lihat SSJ
6. Tindakan lanjut : lihat SSJ
7. Lain-lain : lihat SSJ
PROGNOSIS
> Buruk dari SSJ
MDL/PKD/Jan/2006