Anda di halaman 1dari 80

MODUL IV

KELAINAN KULIT NON INFLAMASI

TUTOR : dr. Fury Maulina, MPH


KELOMPOK 5
ANGGOTA :
1. Safira Nurullita Irsa
2. Sartika Dwi Ananda
3. Dara Fitri Safira
4. Fajri Alratisda
5. Laila Syifa Rahmi
6. Misbahul Janna
7. Khairun Nisa
8. Dara Ayu Ramadhani
9. Nouva
10. M. Naufal Awal M
SKENARIO 4 : Dilema Mata Ikan

Bu Avi, usia 45 tahun datang ke dokter untuk konsultasi


tentang pembengkakan di telapak kaki kirinya sejak 2 minggu
yang lalu. Keluhan yang sama sudah 4 kali muncul dalam 1
tahun terakhir, walaupun tidak terlalu nyeri tapi membuat
pasien tidak nyaman saat berjalan. Dokter melakukan
pemeriksaan dermatologis, didapatkan hoperkeratosis
berbatas tegas, tidak merata, bagian tengah seperti inti dan
tampak seperti kerucut terbalik diregio plantar pedis sinistra.
Dokter menjelaskan penyakit ini bisa timbul brulang akibat
gesekan dan tekanan yang berulang, kemudian menyarankan
terapi eksisi sebagai pilihan. Bu Avi dilema, ia takut dibedah
dan lebih takut jika harus minum obat, karena ia trauma
dengan kasus anaknya yang sebulan lalu pernah mengalami
alergi obat yang parah dengan kulit seluruh tubuh melepuh
dan harus dirawat di Rumah Sakit. Selain itu, ia juga takut
penyakitnya bisa berujung seperti kakaknya
Kakak Bu Avi, usia 55 tahun saat ini juga
dirawat, karena benjolan kulit yang awalnya
disangka tahi lalat, dalam 2 bulan terakhir
semakin membesar, gatal, nyeri serta berdarah.
Dokter mendiagnosis dengan kanker kulit setelah
sebelumnya dilakukan pemeriksaan penunjang.
Bagaimana anda menjelaskan tentang masalah
kulit yang dialami keluarga Bu Avi?
JUMP 1: TERMINOLOGI
Hiperkeratosis: Penumpukan berlebihan dari sel-
sel kulit yang bersamaan dengan sebum dan
bakteri, sehingga menyebabkan sumbatan
difolikel rambut yang menghasilkan lesi jerawat.
Mata ikan (clavus): disebabkan oleh gesekan yang
berulang atau bisa karna virus dan
bakteri.Sifatnya hiperkeratosis, tampak seperti
kerucut terbalik.
JUMP 2&3
Apa yang menyebabkan pembengkakan pada
telapak kaki bu Avi?
Pembengkakan: gesekan dan tekanan yang
berulang membentuk massa seperti kerucut
terbalik sensasi nyeri terbentuk hiperkeratosis
(sel2 kulit yang menumpuk)
Adakah hubungan usia dan jenis kelamin
dengan keluhan bu Avi?
Usia: bisa di semua tingkatan usia, meningkat
pada usia pubertas
Jenis kelamin: Wanita > Pria (3 : 1)
Mengapa bu Avi mengeluh nyeri muncul
dengan frekuensi 4 kali dalam setahun dan
tidak nyaman saat berjalan?
Frekuensi nyeri 4 kali dalam setahun: nyeri
terjadi berulang terjadi proses infeksi
berulang gesekan dan penekanan berulang
terjadi hiperkeratinisasi dan terbentuk massa
berbentuk kerucut terbalik nyeri dan rasa tak
nyaman berjalan
Pemeriksaan apa yang dapat dilakukan
pada bu Avi selain di sknenario?
Anamnesis
Px fisik: inspeksi, palpasi (perabaan dan
penekanan daerah terbentuknya clavus)
Apakah dd dan dx pada kasus bu Avi?
DD: veruka plantaris, Squamous cell carsinoma
Dx: clavus plantar pedis sinistra

Apatujuan eksisi dan obat apa yang


diberikan oleh dokter?
Tujuan eksisi: mengangkat inti clavus yag
terhiperkeratinisasi
Medikamentosa: As. Salisilat 40% topikal
Pencegahan: Mengurangi gesekan pada kaki,
menghindari sepatu yang sempit, atau
penggunaan sepatu tertutup yang terlalu lama,
atau penderita dapat menggunakan alas kaki
yang empuk.
Bagaimanakah prognosis dan komplikasi pada
bu Avi?
Prognosis: dubia et bonam
Komplikasi: ulkus kulit, artritis septik, osteomyelitis

Mengapa anak bu Avi mengalami kulit seluruh


tubuhnya melepuh?
Kulit melepuh:
Reaksi hipersensitivitas tipe 3: kompleks antigen
antibodi yg membentuk mikropresipitasi ->
aktivasi sistem komplemen -> akumulasi neutrofil
-> melepaskan lisosim -> kerusakan jaringan
Reaksi hipersensitivitas tipe 4: limfosit T yg
tersensitisasi berkontak kmbali dgn antigen yg
sama -> limfokin dilepaskan -> reaksi radang.
Apakah dd dan dx penyakit anak bu
Avi?
DD: toksik epidermal nekrolisis (TEN),
sindrom steven johnson, pemfigus
vulgaris, dermatitis hipertiformis.
Dx: toksik epidermal nekrolisis (TEN)

Obatapakah yang menyebabkan


keluhan pada anak bu Avi?
ciprofloxacin
Tetracyclin
Phenobarbital
penicilin
Tatalaksana apakah yang dapat diberikan
untuk anak bu Avi?
Menstabilkan keadaan hemodinamik
Rx hipersensitifitas: kortikosteroid
(dexamethason)
Antibiotik: gentamicin 2 x 60 mg/hari
Transfusi darah
Pengobatan topical: sofratulle
Bagaimanakah prognosis dan
komplikasinya?
Prognosis:
Skor TEN: 0-1 (angka kematian 3,2%), 1-2
(angka kematian 12,1%), 2-3 (angka kematian
35,8%), 3-4 (angka kematian 58,3%), 4-5
(angka kematian 90%)
Apakah dd dan dx pada penyakit kakak bu
Avi?
DD: melanoma maligna, karsinoma sel basal,
squamous cell carsinoma
Dx: melanoma maligna

Px penunjang apa yang dapat dilakukan?


Px penunjang: biopsi eksisi, CT scan, MRI
Tatalaksana apakah yang dapat dilakukan?
Non medikamentosa: hindari pajanan sinar UV,
penggunaan sunscreen SPV 15
Terapi bedah: pilihan utama WLE( White Lokal
Eksition)
Terapi lain: terapi sistemik dan radioterapi
Bagimanakah prognosis dan
komplikasinya?
Prognosis: memburuk seiring meningkat
usia, wanita memiliki angka kehidupan
yang lebih baik
Komplikasi: selulitis, metastasis ke organ
lain (kelenjar limfe)
JUMP 4: SKEMA Kelainan Kulit Non
Inflamasi

Neoplas Alergi pada Kelainan rx


ma pada kulit obat
kulit

Definisi,epidemiologi,f
aktor
resiko,patofisiologi

Menifestasi klinis
Pemeriksa
an fisik
DD dan DX Pemeriksa
an
penunjang
Tatalaksana

Komplikasi dan rujuka


prognosis n
JUMP 5: LEARNING OBJECTIVE
1. Alergi kulit
2. Neoplasma kulit
a. Tumor jinak kulit
b. Tumor ganas kulit
3. Kelainan reaksi obat
PENYAKIT KULIT ALERGI
Urtikaria
Definisi
Urtikaria adalah reaksi vaskular pada
kulit,ditandai dengan adanya edema setempat
yang timbul dan menghilag perlahan-
lahan,berwarna pucat atau kemerahan,
umumnya di kelilingi oleh flare dan disertai
gatal ,rasa tersengat,dan tertusuk.
Klasifikasi
1. Urtikaria akut ( >6 minggu )
2. Urtikaria kronik (>6 minggu)
Umumnya dialami :
Orang dewasa
Perbandingan wanita dan laki 2:1
Faktor resiko :
Usia
Ras
Jenis kelamin
Pekerjaan
Lokasi geografis
Musim
Etilogi :
- Terjadi karena vasodilatasi disertai
permeabilitas kapiler yang meningkat akibat
pelepasan histamin dari sel mast dan basofil.
Makan dan food additive
Obat
Infeksi dan Infestasi
Proses inflamasi
Penyakit sistemik
Keganasaan
Proses autoimun dan rangsangan fisik
Gambar klinis :
Gatal
Timbul rasa terbakar atau rasa tertusuk

klinis :
Lesi urtikaria ( eritema dan edema yan
berbatas tegas)ndengan beerbagai benuk dan
ukuran, kadang bagian tengah pucat.
Terlihat urtikari bentuk papular, pucat
( dicurigai adanya gigitan serangga atau sinar
ultraviolet)
Uritkari kolinergik :
Urtikaria ukuran kecil 2-3 mm
Folikular
Dipicu oleh peningkatan suhu tubuh
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan darah,urin,fases rutin untuk
menilai ada tidaknya infeksi
2. Pemeriksaan kadar igE total dan eosinofil
3. Pemeriksaan gigi
4. Uji tusuk kulit terhadap berbagai makanan
dan inhalan
5. Uji serum analog
6. Uji dermografismes
Dd :
Vaskulitis
Mastositosis
Pemfigoid bulosa

Tatalaksan :
Eliminasi penyebab dan faktor pencetus
Antihistamin H1 non-sedasi
NEOPLASMA
Melanoma Maligna
Tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit dengan
gambaran berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit

Etiologi belum diketahui


Epidemiologi sering pada usia 30-60 tahun jarang pada anak-
anak
frekuensi pria sama dengan wanita
Faktor resiko trauma, genetik, infeksi virus, iritan pada nevus
pigmentosus, faktor pekerjaan (lebih banyak pada petani
dan buruh)

25 4/12/17
Manifestasi
klinis
bentuk superfisial bercak-bercak berukuran 1-3 cm
dengan berbagai warna (kehitaman,
kecoklatan, putih/biru), tidak teratur, batas
tegas sedikit penonjolan diatas permukaan
kulit
bentuk nodular berupa nodus hitam kebiruan, batas
tegas, dapat mengalami ulserasi
lentigo maligna nodular plak berbatas tegas, warna coklat
kehitaman tidak homogen, kelainan ini dapat
berkembang nodula kehitaman yang
invasif, agak hiperkeratotik
melanoma subungual tampak berupa nodula atau
papul yang mengalami ulserasi pada
ujung jari kaki dan tangan

26 4/12/17
Diagnosis
banding
Keratosis seboroika
Karsinoma sel basal tipe
berpigmen
Granuloma subungual
Nevus pigmentosus

4/12/17
Tatalaksana
Eksisi luas, pengangkatan kelenjar limfe regional yang
membesar
Bedah dengan teknik mohs
Kemoterapi sistemik diberikan pada stadium 3 dengan
dimetil triazon, imidazol karboksamida, dekarbazin

27
KISTA EPIDERMOID ( Epithelial
cyst)
Kista epidermoid terjadi akibat oklusi folikel
pilosebasea.
Sering ditemukan pada & dewasa.
Kista epidermoid juga dapat terjadi karena
implantasi trauma sel epidermal ke jaringan
yang lebih dalam.
Produksi keratin dalam ruang sekitarnya
mengakibatkan terbentuknya kista.
Lokasi kista epidermoid : di mana saja.
Lesi yang tidak berhubungan dengan trauma :
dada, punggung atas, leher atau kepala.
Lesi yang berhubungan dengan trauma :
telapak tangan, telapak kaki dan bokong.
Gambaran klinis : nodul
dermal atau subkutan
yang mobile dengan
punctum sentral.
Bila terdapat punctum
kemungkinan terdapat
oklusi pilosebaseus
dengan debris seperti
keju.
Lesi dapat berwarna
seperti warna kulit
sekitar, kuning atau putih.
Kista biasanya tumbuh
dengan lambat dan
asimptomatik, walaupun
ruptur dapat terjadi.
Komplikasi dapat berupa reaksi benda asing
bila kista ruptur dan mengelilingi jaringan
sekitar.
Reaksi benda asing ini dapat menyerupai
infeksi bakteri sekunder.
Infeksi polimikrobial kista dapat terjadi akibat
organisme aerob atau anaerob.
Tdp laporan transformasi ke arah keganasan
karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa,
karsinoma epiteloid.
Gambaran histopatologi berupa kista yang dilapisi oleh
epitel skuamosa dgn lapisan granuler yang intak.
Kista ini mengandung eosinofilik, debris keratin
Diagnosis banding
Steatosistoma multipel Steatosistoma multipel
bila dilakukan insisi akan keluar cairan dan
tidak didapatkan stratum granular pada
pemeriksaan histopatologi.
Pilar cyst umumnya terdapat pada kepala
sedangkan
Lipoma pada perabaannya lebih lunak, lebih
dalam dan tidak terdapat punctum.
Diagnosis banding
Steatosistoma
multipel bila
diinsisi akan keluar
cairan dan tidak
didapatkan stratum
granular pada
pemeriksaan
histopatologi.
Diagnosis banding
Pilar cyst umumnya
terdapat pada
kepala
Mucul dari akar
folikel rambut
bagian luar.
Pd pemeriksaan
histopatologi: tidak
didapatkan stratum
granular.
Lipoma pada
perabaannya lebih
lunak, lebih dalam
dan tidak terdapat
punctum.
Pengobatan
Eksisi total cegah rekurensi
Kortikosteroid intralesi 5 mg/mL mengontrol
lesi kecil, inflamasi, nyeri atau lesi inflamasi.
Bila kista mengalami inflamasi, nyeri, purulen,
maka harus dipikirkan kemungkinan infeksi.
Bila kista ruptur atau mengalami infeksi
insisi & drainage + antibiotik eksisi harus
ditunda sampai inflamasi selesai.
Keratosis seboroik
Definisi
merupakan tumor jinak yang sering dijumpai
pada orangtua berupa tumor kecil atau
makula hitam yang menonjol diatas
permukaan kulit
Penyebab : tidak diketahui, diduga ada
hubungan genetik
Umur : sering pada orang tua
Faktor yang mempengaruhi :
Orang negro lebih sering
Infeksi kronik dapat mempercepat timbulnya
penyakit
Sinar matahari
Keturunan : kecenderungan diturunkan secara
autosomal dominan
Gejala :
Gatal
Timbul bercak berwarna kecoklatan kehitaman
lama kelamaan makin membesar membentuk
papula dengan permukaan verukosa
Konsistensi agak lunak
Pemeriksaan kulit
1. Lokalisasi : dada, punggung, wajah dan leher
2. Efloresensi : papula dan plak berbentuk
lonjong , ukuran miliar sapai lantikular
dengan permukaan kasar,berwarna
kecoklatan sampai kehitaman.
Diagnosa banding :
3. Epitelioma sel basal
4. Nevus pigmentosus
5. Keratosis senilis
Penatalaksanaan :
1. Bedah listrik : elektrokoagulasi
2. Bedah beku NO dan salju CO
3. Bedah kimia dengan triklorasetat 50%

Prognosis :
baik
TUMOR EPITEL
KARSINOMA SEL BASAL

Karsinoma Sel Basal (KSB) adalah tumor ganas dari


lapisan basal epidermis
Kanker paling banyak dijumpai pada manusia
Jarang metastasis, invasi lokal destruksi jaringan
Perlu deteksi dini
FAKTOR RISIKO

Sering terpajan sinar matahari


Terapi radiasi
Kulit putih
Supresi imun
Kulit yang mudah terbakar (tipe kulit I atau II)
Riwayat KSB dalam keluarga

46
PATOGENESIS

Sinar ultraviolet terutama ultraviolet B (290-


320nm)

Mutasi gen supresor PTCH1

Pertumbuhan sel yang tidak terkendali

47
GAMBARAN KLINIS

Lesi kronis yang tumbuh lambat


Terutama bagian tubuh yang sering terpajan
sinar matahari
Cenderung membentuk ulkus dan berdarah
tanpa disertai nyeri
Klasifikasi: KSB subtipe nodular, pigmented,
superfisial, sclerosing (morpheaform),
fibroepitelioma.

48
PENATALAKSANAAN

Tujuan: menyembuhkan secara permanen


dengan hasil kosmetik terbaik

1. Terapi bedah: bedah eksisi, kuretase dan


electrodesiccation (ED&C), bedah beku,
bedah mikrografi Mohs
2. Terapi non bedah: topikal (krim imiquimid
5% dan 5-florourasil), terapi radiasi, terapi
fotodinamik

49
TUMOR DERMIS
Hemangioma
Hemangioma tumor yang paling sering terjadi
pada bayi
Biasanya tidak langsung muncul pada saat lahir
Mulai tampak minggu ke 4-6 kehidupan
Berproliferasi cepat pada tahun pertama
kehidupan dan diikuti periode involusi yang lambat
menunjukkan pertumbuhan postnatal yang cepat
dan regresi lambat selama masa kanak
Hemangioma yang merupakan lesi jinak, bercirikan
proliferasi endotel pembuluh darah dan di
klasifikasikan berdasarkan saat muncul dan
penampilan fisik lesi
PATOGENESIS

Fase Fase
Proliferasi Involusi
KLASIFIKASI
Umumnya tidak tampak atau cenderung
samar saat kelahiran mengalami
pertumbuhan yang progresif pada minggu-
minggu pertama kehidupan
Pertumbuhan berlanjut hingga usia 6-20 bulan
hemangioma akan mengalami fase involusi
pada usia 5-7 tahun.
Secara morfologis dapat terbagi
menjadi tiga yaitu:
Hemangiom Hemangiom Hemangiom
a terlokalisir a segmental a multiple
paling plaque
sering yang sering
ditemukan tampak
berbatas kulit yang
tegas, dan spesifik
tumbuh tumbuh
dari fokus secara
tunggal linier
maupun
geometris
lebih sering
mengalami
ulserasi
TATA LAKSANA
Kortikosteroid
Lini pertama
tingkat respon mencapai 85%
per oral maupan intralesi
Hemangioma kutaneus yang terlokalisasi baik (diameter
<2,5 cm) dapat diobati dengan kortikosteroid intralesi
Triamcinolon (25 mg/ml) disuntikan perlahan-lahan pada
tekanan darah rendah, tidak memberikan lebih dari 3-5 mg/kg
pertindakan
Biasanya 3-5 suntikan, diberikan interval 6-8 minggu
Tingkat responnya serupa dengan sistemik kortikosteroid
Prednisolon oral 2 sampai 3 mg/kgBB/hari selama 4
sampai 6 minggu; dosis diturunkan perlahan selama
beberapa bulan dan dihentikan pada usia 10 sampai 11
bulan.
Suatu hemangioma sensitif menunjukkan tanda-tanda
Kemoterapi Bedah eksisi
Vinkristin salah satu Indikasi bedah eksisi ialah
dari golongan lini kedua sebagai berikut.
untuk pengobatan Hemangioma yang tumbuh
hemangioma pada bayi secara progresif
gagal dalam pengobatan Hemangioma yang mengalami
dengan kortikosteroid infeksi berulang
atau mengalami komplikasi Hemangioma yang
yang serius dari kortikosteroid permukaannya bergaung,
Dosis yang dianjurkan 1.5 sehingga ditakutkan disertai
keganasan
mg/m2 per kali suntikan Mengganggu secara kosmetika
jika diperlukan dapat Hemangioma yang gagal
diulang satu kali lagi dengan pengobatan
dengan interval 2-3 bulan medikamentosa
setelah suntikan pertama Hemangioma yang bertangkai
TUMOR SEL MELANOSIT
PENYAKIT VESIKOBULOSA
PENYAKIT KULIT DARURAT

Penyakit Kulit yang termasuk Penyakit Kulit Darurat adalah


:
Sindrom Stevens-Johnson
Nekrolisis Epidermal Toksik (NET)

MDL/PKD/Jan/2006
Sindrom Stevens-Jonhson
Sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir di orifisium, dan mata
dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat; kelainan
pada kulit berupa eritema, vesikel/bula, dapat disertai purpura.
Differential Diagnosis

SSJ NET
Keadaan Umum Ringan-Berat Berat

Kesadaran Compos mentis Menurun

Tanda Nikolsky (-) (+)

Epidermolisis (-) (+)

Nekrosis (-) (+)


Epidermis

Prognosis Lebih baik Lebih buruk


Etiologi

Penyebab utama alergi obat, lebih dari 50%


Sebagian kecil karena infeksi, vaksinasi,
penyakit graft-versus-host, neoplasma, dan
radiasi.
SSJ yang diduga alergi obat tersering:
- Analgetik/antipiretik (45%)
- Karbamazepin (20%)
- Jamu (13,3%)
Gejala Klinis

Pada SSJ terdapat trias kelainan, yaitu:


Kelainan kulit
Eritema, vesikel, dan bula.
Kelainan selaput lendir di orifisium
Mukosa mulut (100%), lubang alat genital
(50%), dan lubang hidung (8%)
Kelainan mata
80% diantara semua kasus
tersering: konjungtivitis kataralis.
Penatalaksanaan
1.
1. Kortikosteroid (KS)
Deksametason dengan dosis 20-30 mg/hari secara
i.v.
Prednisone 20 mg/hari secara oral, lalu diturunkan
secara bertahap
2. Antibiotika (AB)
Gentamisin : 2 x 60 mg/hari, secara i.m atau i.v.
Sefotaksim : 3 x 1 gr/hari secara i.v (dibagi dalam 3-
4 kali pemberian)
3. Infus dengan cairan dekstrosa 5%, NaCl 0,9% dan
Ringer laktat dengan perbandingan 1:1:1
4. Pasien dimandikan dengan larutan permanganas
kalikus 1 : 10.000. Lesi pada bibir dioleskan kanalog
in orabase
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
Penyakit berat, > berat dr SSJ
Sering Kematian
Perlu th/ cepat, tepat menghindari akb buruk

SINONIM
Sindrom Lyell
Toxic Epidermal Necrolysis (TEN)
Epidermolisis nekrotikans kombustiformis

MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)

DEFINISI
NET: penyakit akut & berat. Ditandai dengan :
Epidermolisis luas
Kelainan selaput lendir, orifisium, mata
Lesi eritema, vesikel, bula, erosi & purpura

MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
ETIOLOGI
Penyebab = SSJ, Penyebab utama NET : obat-obatan
Tabel 1. Obat-obat penyebab NET
Alopurinol Eritromisin Fenolftalein Penisilin Sulfonamid

Aspirin Fenbufen Hidantoin Pirosikam Tetrasiklin

Barbiturat Fenilbutason Karbamasepin Rifampisin

MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
Tabel 2. Penyebab NET lain

Difteri Aspergilosis paru


Vaksinasi polio Sepsis akibat E coli
Vaksinasi morbili Limfoma
Anti toksin tetanus Leukemia
Infeksi virus (varisela, Penyakit graft versus host
herpes simpleks
MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
PATOGENESIS
Belum diketahui
Dianggap NET bentuk berat SSJ
Sebagian SSJ NET

MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
SIMTOMATOLOGI
Gejala prodromal : malaise, lelah, mual, muntah, diare, angina, demam,
konjungtivitis ringan, radang mukosa mulut & genital
Beberapa jam hari kemudian kelainan kulit : makula, papel, eritematosa,
morbiliformis disertai dengan bula flaccid cepat meluas & konfluens
Lesi wajah, ekstremitas & badan
Lesi eritem,vesikel, erosi mukosa pipi, bibir, konjungtiva, genitalia, anus
Onikolisis, alis, bulu mata rontok + epidermolisis kelopak mata
KU buruk, suhu , Kesadaran
Tanda Nikolsky (+)
Organ tbh : perdarah tr. GI, trakeitis, bronkopneumonia, udem paru, emboli paru,
ggg keseimbangan cairan & elektrolit, syok hemodinamik & kegagalan ginjal
Komplikasi lain : sepsis akb inf Staphylococcus aureus / Pseudomonas aeroginosa,
sering kematian

MDL/PKD/Jan/2006
Gambar NET

MDL/PKD/Jan/2006
Nekrolisis epidermal toksik
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)

LABORATORIUM
Leukositosis
Enzim transaminase serum
Albuminuria
Ggg keseimbangan elektrolit & cairan

MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
PEM. RADIOLOGI
Untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi : TBC,
bronkopneumonia

HISTOPATOLOGI
Nekrosis di seluruh lapisan epidermis, kecuali str.
Korneum

MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)

DIAGNOSIS
Anamnesis, gejala klinik
Bl ragu laboratorium, histopatologi

DIAGNOSIS BANDING
SSJ
Kombusio
Staphylococcal scalded skin syndrome (SSSS)
Eksantema fikstum multipel / generalisata

MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
Tabel 3. Perbedaan antara SSJ dengan NET

SSJ NET
Usia Anak sp dewasa Dewasa
KU Ringan sp berat Berat
Kesadaran Kompos mentis Sering menurun
Tanda Nikolsky (-) (+)
Epidermolisis (-) (+)
Nekrosis epidermis (-) (+)
Prognosis Lebih baik Buruk
MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
Tabel 4. Perbedaan NET dengan SSSS
NET SSSS
Usia pasien > tua > muda

Lesi target Sering ditemukan Tidak ada


Nyeri kulit Ringan sp sedang Sangat nyeri
Lesi oral Umumnya ada Jarang
Tanda Nikolsky (+) hanya di daerah lesi (+) pada lesi & klt (N)
Derajat eksudasi 4+ (tampak dermis) 1+ (tampak epdermis
superfisial)
Penyembuhan > lama 10 14 hari
Jaringan parut Srg ditemukan, dpt disertai Jarang
hiper / hipopigmentasi
Mortalitas Tinggi (20 50 %) Rendah, umumnya sembuh
spontan
MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
KOMPLIKASI
Tabel 5. Komplikasi NET
Perdarahan tr. Gastro-intestinal Kegagalan ginjal
Trakeitis Sepsis
Bronkopneumonia Simblefaron
Udem paru-paru Ektropion
Emboli paru Kekeruhan kornea
Ggg keseimbangan cairan & elektrolit Kebutaan
Syok hemodinamik Kematian

MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)

PENGOBATAN
T.U Penanganan infeksi
Mempertahankan keseimbangan cairan &
elektrolit
Pasien sebaiknya dirawat secara aseptik di ruang
khusus / unit luka bakar

MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
PENGOBATAN
1. Pengaturan keseimbangan cairan & elektrolit
2. KS : deksametason : 20-30 mg/hr, i.v. dibagi 3-4 x/hr. Bl lesi baru (-) dosis di
scr cepat dg laju 4 x 0,5 mg/hr atau dg prednison 4-5 mg/hr, oral di
bertahap
3. AB : th/ AB krn th/ KS dosis , mgk infeksi/sepsis/tutup tanda infeksi
AB broad spectrum, bakterisidal & tdk rx alergi
a. Sefotaksim : 3 x 1 gr/hr, i.v. (maks. 12 gr/hr) dibagi 3-4 x
b. Gentamisin : 2 x 60 mg/hr, i.v.
c. Netilmisin sulfat : BB > 50 kg : 2 x 150 mg/hr, i.m.
BB < / = 50 kg : 2 x 100 mg/hr, i.m.
Rata2 : 4 6 mg/kgBB/hr
AB dihentikan bl dosis prednison tlh mencapai 5 mg/hr & tanda infeksi (-)

MDL/PKD/Jan/2006
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
PENGOBATAN
4. Terapi topikal : lihat SSJ
5. Konsultasi ke disiplin ilmu lain : lihat SSJ
6. Tindakan lanjut : lihat SSJ
7. Lain-lain : lihat SSJ

PROGNOSIS
> Buruk dari SSJ

MDL/PKD/Jan/2006

Anda mungkin juga menyukai