Anda di halaman 1dari 36

INFORMED CONSENT

DAN
MENJAGA PRIVASI DAN KERAHASIAAN

Dr. Ferry Yusrizal, dr, SpOG(K), MKes

Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)


Fakultas Kedokteran UNSRI / RSUP dr. Mohammad Hoesin
Palembang
2015
Dr. Ferry Yusrizal, dr, SpOG(K), MKes
FACULTY OF MEDICINE SRIWIJAYA UNIVERSITY
Dr. MOHAMMAD HOESIN GENERAL HOSPITAL , PALEMBANG
INFORMED CONSENT
DAN
MENJAGA PRIVASI DAN KERAHASIAAN

Dr. Ferry Yusrizal, dr, SpOG(K), MKes

Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)


Fakultas Kedokteran UNSRI / RSUP dr. Mohammad Hoesin
Palembang
2015
Persetujuan Tindakan Kedokteran
(Informed consent)

o Informed consent is a process for


getting permission before conducting a
healthcare intervention on a person. A
health care provider may ask a patient to
consent to receive therapy before
providing it, or a clinical researcher may
ask a research participant before
enrolling that person into a clinical trial.
Informed consent is collected according to
guidelines from the fields of
medical ethics and research ethics.
Persetujuan Tindakan Kedokteran
(Informed consent)

Informed Consent

Informed :Telahdiberitahukan,telah
disampaikan
atau telah diinformasikan

Consent
:Persetujuanyangdiberikankepada
seseorang untuk berbuat
sesuatu
Fungsi Informed Consent

1. Penghormatan terhadap harkat dan


martabat pasien selaku manusia dalam
menentukan nasibnya sendiri
2. Untuk mendorong dokter melakukan
kehati-hatian dalam mengobati pasien
3. Secara tidak langsung merupakan
pemberian ijin oleh pasien pada dokter
untuk melakukan tindakan medis
4. Merupakan Risk transfer
Landasan Filosofis Informed
Consent
Informed consent diperlukan karena:

1. Tuntutan dari patients autonomy.


2. Melindungi status pasien sebagai human being.
3. Mencegah pemaksaan dan tipu daya.
4. Mendorong self-criticism dokter.
5. Membantu proses rasional dalam pembuatan keputusan
( rational decision-making process).
6. Mengedukasi masyarakat.

Informed consent juga penting:


6. Manakala tindakan medis tidak mencapai tujuan.
7. Merupakan penghormatan terhadap hak asasi manusia (dignity
and rights of each human being).
Penerapan Informed Consent

1. Dalam kasus-kasus yang menyangkut dengan


pembedahan / operasi
2. Dalam kasus-kasus yang menyangkut dengan
pengobatan yang memakai teknologi baru yang
sepenuhnya belum dipahami efeksampingnya
3. Dalam kasus-kasus yang memakai terapi atau
obatyang kemungkinan banyak efeksamping,
seperti terapi dengan sinar laser,dll.
4. Pada kasus-kasus penolakan pasien
5. Pada kasus-kasus dimana disamping
mengobati,dokter juga melakukan riset
daneksperimen denganberobjekan pasien
Landasan Etika Informed
Consent

Etika menghendaki agar setiap Dokter dalam


menjalankan profesinya senantiasa memperhatikan
4 dasar moral, yaitu :

1. Beneficence (to do good).


2. Non-maleficence (to do no harm).
3. Justice (as a fairness or as distributive justice).
4. Autonomy (the right to make decisions about ones health care).

Jadi informed consent bukan sekedar isu hukum, tetapi


juga isu moral dan isu etika sebab berkaitan erat dengan
prinsip autonomy (hak pasien membuat keputusan).
Konsekuensi Hukum Informed
Consent

Bila tindakan medik tidak disertai informed consent,


konsekuensi hukumnya:

1. Merupakan bukti adanya unsur pidana, yaitu


perbuatan tercela (actus reus) dan sikap batin yang salah (mens rea).
2. Merupakan bukti adanya unsur tindakan melawan hukum sehingga
Dokter bisa digugat.
3. Merupakan bukti adanya tindakan Dokter yang
tidak patuh terhadap Hukum Disiplin, sehingga Dokter dapat diadili
oleh MKDKI.
DOKTER PASIEN

PERIKATAN

KEWAJIBAN HAK KEWAJIBAN


HAK
Melakukan tindakan medis, berupa:
1. Tindakan diagnosis:
a. Tindakan diagnosis A Tiap-tiap tindakan yang
b. Tindakan diagnosis B ada risikonya harus
2. Tindakan terapetik: dilengkapi INFORMED
a. Tindakan terapetik X CONSENT sendiri-sendiri
b. Tindakan terapetik Y
Informed consent

PERATURAN MENTERI KESEHATAN


(Permenkes)
REPUBLIK INDONESIA
No. 290/MENKES/PER/III/2008
tentang

PERSETUJUAN TINDAKAN
KEDOKTERAN
Persetujuan Tindakan Kedokteran
(Informed consent)

o Definisi : PTK adalah persetujuan yang


diberikan oleh pasien atau keluarga
terdekat setelah mendapat penjelasan
secara lengkap mengenai tindakan
kedokteran yang akan dilakukan terhadap
pasien. (1:1)

o Keluarga terdekat : suami atau isteri,


ayah atau ibu kandung atau
pengampunya. (1:2)
Persetujuan Tindakan Kedokteran
(Informed consent)

o Tindakan kedokteran yang mengandung risiko


tinggi adalah tindakan medis yang berdasarkan
probabilitas tertentu, dapat mengakibatkan kematian
atau kecacatan. (1:5)

o PTK terhadap pasien harus mendapat persetujuan,


persetujuan tersebut dapat diberikan secara tertulis
maupun lisan

o Setiap tindakan kedokteran yang berisiko tinggi harus


memperoleh persetujuan tertulis dan ditandatangani
oleh yang berhak melakukan persetujuan.
Persetujuan Tindakan Kedokteran
(Informed consent)

o Persetujuan tertulis dibuat dalam bentuk


pernyataan yang tertuang dalam formilir khusus
yang dibuat untuk itu.

o Persetujuan lisan dapat dalam bentuk ucapan


setuju atau bentuk gerakan menganggukkan
kepala yang dapat diiartikan sebagai ucapan setuju
(3:4) bila meragukan minta persetujuan tertulis.

o Dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkan


jiwa pasien dan atau mencegah kecacatan tidak
diperlukan persetujuan tindakan kedokteran (4:1)
Persetujuan Tindakan Kedokteran
(Informed consent)

o Keputusan untuk melakukan tindakan


kedokteran diputuskan oleh dokter dan
dicatat di dalam rekam medik. (4:2)

o Pemberian PTK tidak menghapuskan


tanggung gugat hukum dalam hal terbukti
adanya kelalaian dalam melakukan TK
yang mengakibatkan kerugian pada
pasien. (6:1)
Persetujuan Tindakan Kedokteran
(Informed consent)

Penjelasan tentang TK, sekurang-


kurangnya mencakup :

1. Diagnosis dan tata cara TK


2. Tujuan TK yang dilakukan
3. Alternatif tindakan lain, dan risikonya
4. Risiko dan komplikasi yang mengkin terjadi;
dan
5. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
6. Perkiraan pembiayaan
Persetujuan Tindakan Kedokteran
(Informed consent)

Penjelasan tentang diagnosis dan keadaan


kesehatan pasien meliputi (8:1):

1. Temuan klinis dan hasil pemeriksaan medis hingga saat


tersebut.
2. Diagnosis penyakit atau dalam hal belum dapat
ditegakkan, maka sekurang-kurangnya diagnosis kerja
dan
diagnosis banding.
3. Indikasi atau keadaan klinis pasien yang membutuhkan
dilakukannya TK
4. Prognosis apabila dilakukan tindakan atau apabila tidak
dilakukan tindakan.
Persetujuan Tindakan Kedokteran
(Informed consent)

Penjelasan tentang prognosis meliputi (8:4):

1. Prognosis tentang hidup-matinya (ad vitam)

2. Prognosis tentang fungsinya (ad functionam)

3 . Prognosis tentang kesembuhan (ad sanationam)

Perluasan TK yang tidak terdapat indikasi sebelumnya,


hanya
dapat dilakukan untuk menyelamatkan jiwa pasien. (12:1)
Persetujuan Tindakan Kedokteran
(Informed consent)

Pasal 15 :

Dalam hal tindakan kedokteran harus


dilaksanakan sesuai dengan program pemerintah
dimana tindakan medik tersebut untuk
kepentingan masyarakat banyak, maka PTK tidak
diperlukan.

Penolakan TK dapat dilakukan oleh pasien dan/atau


keluarga
terdekatnya setelah menerima penjelasan tentang TK
yang
akan dilakukan.
Penolakan TK tersebut dilakukan secara tertulis (16:1-2)
RAHASIA MEDIS

(MENJAGA PRIVASI DAN


KERAHASIAAN)
RAHASIA MEDIS
(MENJAGA PRIVASI DAN KERAHASIAAN)

Definisi : (PP No. 10 Tahun 1966 :1 )

Rahasiakedokteranialah segala sesuatu yang diketahui oleh


orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama
melakukan pekerjaannya dalam lapangan kedokteran.

Kata-kata "segala sesuatu yang diketahui", dimaksud :

Segala fakta yang didapatdalam pemeriksaan penderita


interpretasinya untuk menegakkan diagnose dan
melakukan pengobatan: dari anamnese, pemeriksaan
jasmaniahpemeriksaan dengan alat-alatkedokteran dan
sebagainya . Juga termasuk fakta yang dikumpulkan oleh
pembantu-pembantunya
RAHASIA MEDIS
(MENJAGA PRIVASI DAN KERAHASIAAN)

Hipocratic Oath

Whateverinconnectionwithmy
professionalserviceornotinconnecti
onwithitIseeorhear in the
lifeofmen which oughtnottobe
spoken of abroad Iwillnotdivulgeas
reckoningthat all such should be
keptsecret .
RAHASIA MEDIS
(MENJAGA PRIVASI DAN KERAHASIAAN)

Declaration of Geneve

I will respect the secrets which are


confided in me, even after the
patient has died

RAHASIA MEDIS
(MENJAGA PRIVASI DAN KERAHASIAAN)

Declaration of Lisbon (1981)

The patient has the right to expect


that his physician will respect the
confidential nature of all his medical
and personal details
RAHASIA MEDIS
(MENJAGA PRIVASI DAN KERAHASIAAN)

International Code of Medical Ethics


(1968)

A doctor shall preserve absolute


secrecy on all he knows about his
patients because the confidence
entrusted in him
RAHASIA MEDIS
(MENJAGA PRIVASI DAN KERAHASIAAN)

KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA (Kodeki)

Pasal 7c

Seorang dokter harus senantiasa menghormati hak-


hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga
kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien

Pasal 12

Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang


diketahuinya tentang seorang pasien , bahkan juga setelah
pasien itu meninggal dunia.

RAHASIA MEDIS
(MENJAGA PRIVASI DAN KERAHASIAAN)

UU Kesehatan N0. 36 tahun 2009

Pasal 57

Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya


yangtelahdikemukakankepadapenyelenggarapelayanan
Kesehatan (1)

Ketentuan mengenai hak atas rahasia kondisi kesehatan


pribadi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku
dalam, hal :
a. Perintah undang-undang;
b. Perintah pengadilan;
c. Izin yang bersangkutan
d. Kepentingan masyarakat; atau
e. Kepentingan orang tersebut
RAHASIA MEDIS
(MENJAGA PRIVASI DAN KERAHASIAAN)

Permenkes 1419 tqhun2005


tentang Penyelenggaraan Praktek Dokter / Dokter Gigi, Pasal
18
(1)

Dokter dan dokter gigi dalam melaksanakan tindakan kedokteran


wajibmenyimpansegalasesuatu yang diketahui
dalam pemeriksaan pasien, interpretasi penegakan diagnosis
dalam melakukan pengobatan termasuk segala sesuatu yang
diperoleh dari tenaga kesehatan lainnya
sebagai rahasia kedokteran;

(2) Ketentuan rahasia kedokteran sebagaimanadimaksud dalam ayat


(1) dilaksanakan sesuai peraturanperundang-undangan

RAHASIA MEDIS
(MENJAGA PRIVASI DAN KERAHASIAAN)

PERMENKES 269 Th 2008


tentang Rekam Medis
Pasal 10

1. Informasi tentang identitas, diagnosis,


riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan
dan riwayat pengobatan pasien, harus
dijaga kerahasiaannya oleh dokter,
dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu,
petugas pengelola dan pimpinan
sarana pelayanan kesehatan.
RAHASIA MEDIS
(MENJAGA PRIVASI DAN KERAHASIAAN)

PERMENKES 269 TAHUN 2008


tentang Rekam Medis
Pasal 10-2

Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit,


riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka
dalam hal :
a.Untukkepentingankesehatanpasien;
b.Memenuhipermintaanaparaturpenegakhukum
dalamrangka penegakan hukum atas perintah
pengadilan;
c.Permintaandan/ataupersetujuanpasiensendiri;
d.Permintaaninstitusi/lembagaberdasarkanketentuan
perundang-undangan;dan
e.Untukkepentinganpenelitian,pendidikan,danaudit
medis,sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien
RAHASIA MEDIS
(MENJAGA PRIVASI DAN KERAHASIAAN)

PP No. 10Tahun 1996


tentang
Wajib Simpan Rahasia Kedokteran (Ps. 3)

Yangdiwajibkanmenyimpanrahasiayang dimaksud
dalam pasal 1 ialah :
a.Tenagakesehatanmenurut pasal2Undang-
undang tentang Tenaga Kesehatan(Lembaran Negara
tahun 1963 No. 79);
b.Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas
dalam lapangan pemeriksaan,pengobatan dan/atau
perawatan, dan oranglain yang ditetapkan oleh
MenteriKesehatan.
RAHASIA MEDIS
(MENJAGA PRIVASI DAN KERAHASIAAN)

Sanksipidanamembukarahasia
KUHP Pasal 322

(1) Barangsiapadengan sengaja membuka rahasia


yang wajib disimpannya
karenajabatanataupencariannya,baikyang
sekarang maupun yang dahulu, diancam dengan
pidana penjara paling lama sembilan bulan atau
pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah.

(2) Jika
kejahatan dilakukan terhadap seseorang
tertentu, maka perbuatan itu hanya dapat
dituntut atas pengaduanorang itu
RAHASIA MEDIS
(MENJAGA PRIVASI DAN KERAHASIAAN)

Pengendoran terhadap prinsip


PP No. 10 Tahun 1996
Pasal 2

Pengetahuantersebut pasal1harusdirahasiakanolehorang-orang tersebut


dalam pasal 3, kecuali apabila suatu peraturan lain yang sederajat atau lebih
tinggi dari padaPeraturan Pemerintah ini menentukan lain.

KUHAP Pasal 170

1.Merekayangkarenapekerjaan,harkatmartabatataujabatannyadiwajibk
an menyimpan rahasia, dapat minta dibebaskan dari kewajiban untuk
memberi keterangan sebagai saksi, yaitu tentang halyang dipercayakan
kepadamereka.
2.Hakimmenentukansahatau tidaknya
segalaalasanuntukpermintaantersebut
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai