Anda di halaman 1dari 17

Praktikum Untilitas

pertukaran ion
Nama kelompok :
1. Titie dwi putri (1512050 )
2. Ayuni rahmi (1512037 )
3. Ilham hidayat ( 1512055 )
4. Rafi guswandi (1512038 )
5. Renanda erman (1312041)
I Pendahuluan
I.1 Larat Belakang
Beraneka ragam bahan, organik dan anorganik,
memperagakan perilaku pertukaranion, tetapi pada
penelitian di laboratorium dimana keseragaman sangat
penting, pertukaran ion yang sangat disukai biasanya
adalah bahan-bahan sintesis yang dikenal sebagai resin
pertukaran ion. Resin ini dibuat dengan memasukkan
gugus yang dapat diionisasi ke dalam matriks polimer
organik, yang paling utama adalah polistirena terhubung
silang sebagai adsorben
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
dilakukan percobaan kromatgrafi kolom (resin penukar
ion).
I. 2 Tujuan Praktikum
1) Dapat mengetahui dan memahami
prinsip pemisahan dengan metode
resin penukar ion
2) Dapat menentukan kapasitas resin
penukar ion
3)Dapat melakukan pemisahan ion
dalam larutan campuran dengan
tehnik resin penukar ion
II Tinjauan Pustaka
Resin adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi sampai
tingkat yang tinggi yang mengandung ikatan-ikatan hubung
silang (cross-linking) serta gugusan yang mengandung ion-
ion yang dapat dipertukarkan. Penukar ion adalah
pertukaran ion-ion secara reversible antara cairan dan
padatan.
Pertukaran ion antar fasa yang berlangsung pada
permukaan padatan tersebut merupakan proses
penyerapan yang menyerupai proses penyerapan. Dalam
pengolahan air, penukar ion dapat digunakan dalam
pelunakan air, demine-ralisasi atau recovery ion-ion metal
yang terdapat di dalam air. Bahan penukar ion merupakan
suatu struktur organik/anorganik yang berupa gugus-gugus
fungsional berpori.
Larutan yang melalui kolom disebutinfluent,
sedangkan larutan yang keluar kolom
disebuteffluent. Proses pertukarannya adalah
serapan dan proses pengeluaran ion adalah
desorpsi atau elusi. Mengembalikan resin
yang sudah terpakai ke bentuk semula
disebut regenerasi sedangkan proses
pengeluaran ion dari kolom dengan reagent
yang sesuai disebut elusi dan pereaksinya
disebuteluent. Yang disebut dengan kapasitas
pertukaran total adalah jumlah gugusan-
gugusan yang dapat dipertukarkan di dalam
kolom, dinyatakan dalam miliekivalen.
SyaratSyarat Resin Penukar Ion
Sebagai media penukar ion, maka resin penukar
ion harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Kapasitas total yang tinggi. Maksudnya resin
memiliki kapasitas pertukaran ion yang tinggi.
Kelarutan yang rendah dalam berbagai larutan
sehingga dapat berulang-ulang. Resin akan
beroperasi dalam cairan yang mempunyai sifat
melarutkan, karena itu resin harus tahan terhadap
air
Kestabilan kimia yang tinggi. Resin diharapkan
dapat bekerja pada range pH yang luas serta
tahan terhadap asam dan basa. Demikian pula
terhadap oksidasi dan radiasi.
syarat-syarat dasar bagi suatu resin yang
berguna adalah:
a.Resin itu harus cukup terangkai silang
sehingga kelarutannya dapat diabaikan.
b.Resin harus cukup hidrofilik untuk
memungkinkan difusi ion-ion melalui
strukturnya dengan laju yang terukur (finite)
dan berguna.
c.Resin harus menggunakan cukup banyak
gugus penukar ion yang dapat dicapai dan
harus stabil kimiawi.
d.Resin yang sedang mengembang harus
lebih besar rapatannya daripada air.
Teknik Pertukaran Ion

Larutan yang melalui kolom disebut influent,


sedangkan larutan yang keluar kolom disebut
effluent. Proses pertukarannya adalah serapan
dan proses pengeluaran ion adalah desorpsi atau
elusi. Mengembalikan resin yang sudah terpakai
ke bentuk semula disebut regenerasi, sedangkan
proses pengeluaran ion dari kolom dengan
reagent yang sesuai disebut elusi dan
pereaksinya disebut dengan eluent. Yang
disebut dengan kapsitas pertukaran total adalah
gugusan-gugusan yang dapat dipertukarkan di
dalam kolom, dinyatakan dalam mili ekivalen.
III. Metodologi Percobaan
III.1 Alat
Perangkat alat penukar ion digunakan sebagai alat penukar ion
Gelas ukur 1000 ml digunakan sebagai wadah sampel sementara
Stopwatch digunakan sebagai pengukur waktu saat percobaan
berlangsung
PH meter diguanakan sebagai pengukur pH percobaan
Spektrofotometer digunakan sebagai sebagai pengukur
Konduktometer digunakan sebagai sebagai untuk pengantar listrik
Gelas piala 1000 ml digunakan sebagai wadah sementara
Erlenmeyer 250 ml digunakan untuk titrasi
Buret digunakan untuk mengeluarkan cairan tetes demi tetes
Standar dan klem digunakan untuk menegakkan buret
Pipet tetes untuk meneteskan laturan
III.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
Resin penukar anion digunakan sebagai resin
penukar ion
Aqua dimeneralisasi digunakan sebagai pelarut
Indikator pH digunakan sebagai penentu tingkat
keasaman dan kebasaan
Garam digunakan sebagai umpan
HCL 0,1N digunakan untuk menentukan konsentrasi
NaOH
Indikator PP digunakan sebagai penentu titik akhir
titrasi
Natriumboraks digunakan sebagai strandarisasi HCl
III.3 Prosedur Kerja
Buat larutan garam dengan kosentrasi sesuai penugasan
Siapkan peralatan resin penukar ion
Masukkan larutan garam kedalam tangki umpan bagian atas
Kemudian buka katub 1 untuk penukar resin kation dan tampung
larutan yang keluar dengan menggunakan gelas piala dan hitung
pH larutan resin penukar ion dengan pH meter, lakukan percobaan
sebanyak 3 kali.
Selanjutkan tutup katub 1 dan buka katup 2 untuk resin penukar
anion, tampung air yang keluar dengan gelas piala dan hitung pH
larutan menggunakan kertas pH, lakukan percobaan sebanyak 3
kali.
Setelah resin penukar anion dan kation, buka aliran penuh yakni
membuka katup 1 dan katup 2 serta katup 3 kemudian tampung air
lalu hitung nilai pH. Lakukan percobaan sebanyak 3 kali.
Setelah percobaan dilakukan, bersihkan alat kembali dan tutup
semua katup.

III. 4 Skema Kerja


IV. Hasil dan Pembahasan
IV.1 Hasil
Pada percobaan kali ini pratikan tidak
memperoleh hasil seperti yang
diinginkan, hal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor.
IV.2 Pembahasan
Pertukaran ion melibatkan butiran-butiran resin dengan permukaan
yang bermuatan positif (kation) atau negatif (anion). Biasanya resin-
resin tersebut memiliki pori-pori kecil untuk menambah luas
permukaan kontak.
Pada percobaan ini pratikan menggunakan resin penukar anion
dengan sampel NaCl 0,1 N, dan NaOH digunakan untuk mengaktifkan
resin, namun praktikan tidak berhasil mendapatkan data yang
diinginkan, hal ini dikarenakan resin yang digunakan oleh praktikan
sudah dalam keadaan jenuh, sehingga pada saat melakukan
pertukaran ion larutan NaCl yang diumpankan tidak berubah
menjadi NaOH, oleh karnanya pada saat proses titrasi dilakukan
praktikan tidak mendapatkan data konsentrasi NaOH.
Seharusnya dari praktikum yang dilakukan akan diperoleh data
berupa konsentrasi NaOH, dengan data itu bisa dibuat kurva
konsentrasi NaOH vs waktu atau volume NaOH yang didapatkan
dalam selang waktu tertentu, namun karena pada percobaan ini
pratikan menggunakan resin yang jenuh data-data yang diperlukan
tidak bisa diperoleh sehingga pratikan tidak bisa membuat kurva
konsentrasi NaOH vs waktu atau volume.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1.Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik bebebrapa
kesimpulan :
1. ion exchange merupakan salah satu proses pemisahan zat-
zat yang berupa ion didalam suatu senyawa dengan
menggunakan resin.
2. Prinsip dasar pemisahan dengan kromatografi kolom penukar
ion adalah perbedaan kecepatan migrasi ion-ion di dalam
kolom penukar ion.
3. kejenuhan resin mempengaruhi proses penukaran ion, karena
resin yang jenuh menyebabkan proses penukaran ion tak
terjadi.
4.cara yang dilakukan agar resin tak jenuh yaitu meregenerasi
resin tersebut.
V.1.Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik
bebebrapa kesimpulan :
1. ion exchange merupakan salah satu proses
pemisahan zat-zat yang berupa ion didalam suatu
senyawa dengan menggunakan resin.
2. Prinsip dasar pemisahan dengan kromatografi kolom
penukar ion adalah perbedaan kecepatan migrasi
ion-ion di dalam kolom penukar ion.
3. kejenuhan resin mempengaruhi proses penukaran
ion, karena resin yang jenuh menyebabkan proses
penukaran ion tak terjadi.
4.cara yang dilakukan agar resin tak jenuh yaitu
meregenerasi resin tersebut.
V.2. Saran
1. Disarankan kepada praktikan untuk
memakai APD lengkap
2. Memastikan resin yang digunakan
tidak jenuh dengan melakukan
regenerasi resin
3. Pastikan saat membuat PP dengan
benar dan melakukan strandarisasi
dengan tepat.

Anda mungkin juga menyukai