Anda di halaman 1dari 32

Geography Presentation

Karangsambung
Letak Karangsambung

Karangsambung adalah sebuah kecamatan di


Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.
Di Kecamatan Karangsambung terdapat Lokasi Cagar Alam
Geologi Nasional yang dikelola oleh
Balai Informasi Dan Konservasi Kebumian Karangsambung -
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Cagar Alam Geologi
Nasional-Karangsambung merupakan laboratorium alam untuk
mempelajari geologi pada khususnya dan kebumian pada
umumnya. Terdapat berbagai batuan yang berumur antara 125 -
65 juta tahun yang lalu. Pada zaman tersebut kawasan
Karangsambung merupakan dasar samudera. Akibat tumbukan
antara tiga lempeng bumi, maka kawasan Karangsambung
sekarang terangkat ke permukaan.
1. PROSES TERBENTUKNYA KARANG
SAMBUNG
Karangsambung merupakan dasar samudera. Akibat tumbukan Lempeng Samudera
Hindia Australia dengan Lempeng Benua Eurasia, maka kawasan Karangsambung
sekarang terangkat ke permukaan. Kawasan Karangsambung, bisa dikatakan laksana
suatu monumen atau taman batuan hasil evolusi bumi mulai Zaman Kapur (sekitar 120
juta hutan yang lalu) sampai sekaran

Bentukan lahan asal struktural (endogen) pada kawasan ini meliputi 2 macam yaitu
berupa daerah lipatan dan daerah patahan. Daerah lipatan berupa suatu antiklinal yang
telah mengalami erosi dan berubah menjadi lembah antiklin yang memiliki material
berupa batuan sedimen yaitu batu pasir dan breksi. Daerah patahan terdapat di sebelah
utara yang merupakan daerah melange, material yang terdapat pada daerah tersebut
meliputi antara lain sekis, filit, serpentinit, batu gamping, basalt
2. BUKTI YANG MENDUKUNG
TERBENTUKNYA KARANGSAMBUNG
3. BATUAN YANG TERDAPAT DI KARANG SAMBUNG

1. Batuan beku :
1.Basal
2.Granit
3.Andesit
4.Diabas
2. Batuan sedimen :
1.Batu Gamping Merah
2.Rijang
3.Konglomerat
3. Batuan metamorf :
1.Kuarsit
2.Serpentinit
3.Sekis mika
4.Filit
5.Marmer
4. PROSES TERBENTUKNYA BATUAN TERSEBUT
Batuan lempung merah gamping dan Rijang
Secara teori merupakan batuan yang hanya bisa ditemui di Dasar lautan. Batuan ini
terbentuk dari proses sedimentasi dari hasil pelapukan batuan yang kemudian mengalami
transport ke laut. Sedimentasi dibedakan menjadi dua, yaitu:

Sedimentasi di dasar laut dangkal. Contohnya Gamping.


Sedimentasi di dasar laut dalam (lebih dari 4000m). Contohnya Rijang (chert)
Batuan dari samudra yang terbentuk 60-140 juta tahun yang lalu bisa ditemui di
Karangsambung. Menurut ilmu geologi hal ini terjadi dikarenakan Karangsambung
dahulunya merupakan daerah subduksi, yaitu zona pertemuan 2 lempeng, lempeng benua
Eurasia dan lempeng Samudra Hindia.
Batuan basalt
Termasuk pada jenis batuan beku yang berasal dari letusan gunung api. Namun
gunung api disini merupakan gunung api dasar laut. Prosesnya berawal dari
gerakan saling menjauh (pemekaran) dasar samudra, muncul gunung api
kemudian memuntahkan lava yang selanjutnya membeku ketika terkena air
laut. Prinsipnya seperti membuat cendol ketika masih panas seketika masuk
kedalam air, kemudian membeku ditambah dengan adanya tekanan hidrostatis
menyebabkan batuan berbentuk bulat. Bentuknya bulat lonjong sehingga sering
disebut pillow lava. Batuan basalt biasanya berwarna hitam dan bersifat asam.
BATUAN SERPENTINITE
Termasuk pada batuan malihan. Berasal dari perut bumi di bawah lantai dasar samudera. Batu
ini malihan dari batu ultra basa hasil pembekuan magma pada kerak samudra. Sedangkan batu
ultrabasa sendiri batuan asalnya dari peridotite dan dunite, banyak mengandung mineral olivine
yang menyebabkan berwarna hijau. Batu-batu ini berubah ketika bersentuhan dengan air laut .
Kemudian batu ultrabasa bergerak bersama lempeng samudera, kemudian masuk zona subduksi,
terjadi proses penunjaman disertai metamorfosa kedua menjadi batu serpentinite, dan terakhir
muncul ke luar perut bumi disertai retak-retak dikarenakan tekanan.

Dalam dunia teknik sipil sebaiknya batuan ini dihindari sebagai basement pada suatu konstruksi
karena sifatnya yang rapuh(kekar). Serpentinite juga mempunyai sifat magnetis (nonfoliasi)
BATUAN FILIT
Berasal dari lempung hitam yang sudah kaya akan karbon (C).

Prosesnya berwal dari daerah palung, kemudian masuklah mineral-mineral organic terutama
karbon, kemudian lempeng samudera masuk zona subduksi, kemudian menerima panas dan
tekanan, kemudian berubah menjadi filit. Batuan ini memiliki microfault (sesar minor) yaitu
adanya garis lekukan-lekukan pada batuan berukuran kecil.
BATUAN SEKIS MIKA

Batuan ini berasal dari mineral asam lempeng benua. Batuan ini
berkilauan ketika tertimpa sinar matahari ini dan merupakan batu tertua
yang tersingkap di Pulau Jawa. Batuan alas Pulau Jawa ini memiliki nilai
ilmiah tinggi karena membuktikan bahwa sejak zaman itu telah terjadi
tumbukan lempeng samudra dengan lempeng benua di kawasan
Karangsambung.
BATUAN BEKU DIABAS
Batuan ini diinterpretasikan merupakan batuan intrusi, dan
menunjukan struktur kekar tiang (collumnar joint) yang mana
merupakan hasil gaya kontraksi pada saat pembekuan magma.
5. KLASIFIKASI BATUAN
KARANG SAMBUNG
BATUAN BEKU
Pengelompokan atau klasifikasi batuan beku secara sederhana didasarkan atas
tekstur dan komposisi mineralnya. Keragaman tekstur batuan beku diakibatkan
oleh sejarah pendinginan magma, sedangkan komposisi mineral bergantung pada
kandungan unsur kimia magma induk dan lingkungan krisalisasinya.
Tekstur Batuan Beku :
1. Gelas (Glassy), tidak berbutir atau tidak memiliki Kristal (amorf)
hanya dapat dilihat dengan mikroskop
2. Afanitik (fine grained texture), bebrutir sangat halus
3. Fanerik (coarse grained texture), berbutir cukup besar sehingga komponen
mineral pembentuknya dapat dibedakan secara megaskopis.
4. Porfiritik, merupakan tekstur yang khusus di mana terdapat campuran antara
butiran-butian kasar di dalam massa dengan butiran-butiran yang lebih halus.
Butiran besar yang bentuknya relative sempurna disebut Fenokrist sedangkan
butiran halus di sekitar fenokrist disebut massadasar.
BATUAN METAMORF
Proses metamorfosa diakibatkan oleh dua factor utama yaitu Tekanan dan
Temperatur (P dan T). Panas dari intrusi magma adalah sumber utama yang
menyebabkan metamorfosa. Tekanan terjadi diakibatkan oleh beban perlapisan
diatas (lithostatic pressure) atau tekanan diferensial sebagai hasil berbagai stress
misalnya tektonik stress (differential stress). Fluida yang berasal dari batuan
sedimen dan magma dapat mempercepat reaksi kimia yang berlangsung pada saat
proses metamorfosa yang dapat menyebabkan pembentukan mineral baru.
Metamorfosis dapat terjadi di setiap kondisi tektonik, tetapi yang paling umum
dijumpai pada daerah kovergensi lempeng.
Jenis-jenis metamorfosa adalah :
1. Metamorfosa kontak dominan pengaruh suhu
2. Metamorfosa dinamik dominan pengaruh tekanan
3. Metamorfosa Regional kedua-duanya (P dan T)
Fasies metamorfosis dicirikan oleh mineral atau himpunan mineral yang mencirikan sebaran T dan P tertentu. Mineral-mineral itu disebut sebagai mineral index. Beberapa contoh mineral index antara lain:

Staurolite high-grade metamorphism : intermediate


Actinolite intermediate metamorphism : low
Kyanite high-grade : intermediate
Silimanite: high grade metamorphism
Zeolite: low grade metamorphism
Epidote: contact metamorphism
Lanjutan
Pada prinsipnya batuan metamorfosa diklasifikasikan berdasarkan struktur.
Struktur foliasi terjadi akibat orientasi dari mineral, sedangkan non-foliasi yang
tidak memperlihatkan orientasi mineral. Foliasi merujuk kepada kesejajaran dan
segregasi mineral-mineral pada batuan metamorf yang inequigranular.
Batuan metamorf befoliasi membentuk urutan berdasarkan besar butir dan
atau berdasarkan perkembangan foliasi. Urut-urutannya adalah: gneiss schist
phyllite slate . Selain menunjukkan besar butir dan derajat foliasi urut-urutan ini
juga menunjukkan kandungan mika yang semakin banyak dari kiri ke kanan.
Salah satu ciri khas batuan metamorf yang dapat teridentifikasi adalah
kenampakkan kilap mika.
Sedangkan, untuk batuan metamorf non-foliasi contohnya adalah marmer,
kuarsit dan hornfels.
Sementara itu, untuk tekstur mineral pada batuan metamorfosa dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Lepidoblastik : terdiri dari mineral-mineral tabular/pipih, misalnya
mineral mika (muskovit, biotit)
Nematoblastik : terdiri dari mineral-mineral prismatik, misalnya mineral
plagioklas, k-felspar, piroksen
Granoblastik : terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional),
dengan batas-batas sutura (tidak teratur), dengan bentuk mineral anhedral,
misalnya kuarsa.
Tekstur Homeoblastik : bila terdiri dari satu tekstur saja, misalnya
lepidoblastik saja.
Tekstur Hetereoblastik : bila terdiri lebih dari satu tekstur, misalnya
lepidoblastik dan granoblastik
BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pecahan atau hasil abrasi dari
sedimen, batuan beku, metamorf yang tertransport dan terendapkan kemudian
terlithifikasi.
Batuan sedimen dapat dibagi menjadi 3 golongan:
terbentuk dari fragmen batuan lain ataupun mineral1. Batuan sedimen klastik
terbentuk karena penguapan, evaporasi2. Batuan sedimen kimiawi
terbentuk dari sisa-sisa kehidupan hewan/ tumbuhan3. Batuan sedimen organic
Klasifikasibatuan sedimen klastik adalah berdasarkan besar butirnya, oleh karenanya
digunakan skala Wentworth. Sedangkan untuk klasifikasi batuan sedimen kimiawi
dilakukan berdasarkan matriks maupun fragmennya dengan klasifikasi dari Dunham,
Embry-Klovan.
Batuan sedimen dapat dibagi menjadi 3 golongan:
Terbentuk dari fragmen batuan lain ataupun mineral1. Batuan sedimen klastik
Terbentuk karena penguapan, evaporasi2. Batuan sedimen kimiawi
Terbentuk dari sisa-sisa kehidupan hewan/ tumbuhan3. Batuan sedimen organic
Klasifikasi batuan sedimen klastik adalah berdasarkan besar butirnya, oleh karenanya
digunakan skala Wentworth. Sedangkan untuk klasifikasi batuan sedimen kimiawi
dilakukan berdasarkan matriks maupun fragmennya dengan klasifikasi dari Dunham,
Embry-Klovan.
Batuan sedimen dapat dibagi menjadi 3 golongan:
Terbentuk dari fragmen batuan lain ataupun mineral1. Batuan sedimen klastik
Terbentuk karena penguapan, evaporasi2. Batuan sedimen kimiawi
Terbentuk dari sisa-sisa kehidupan hewan/ tumbuhan3. Batuan sedimen organic
Klasifikasi batuan sedimen klastik adalah berdasarkan besar butirnya, oleh karenanya
digunakan skala Wentworth. Sedangkan untuk klasifikasi batuan sedimen kimiawi
dilakukan berdasarkan matriks maupun fragmennya dengan klasifikasi dari Dunham,
Embry-Klovan.
BATUAN TUA DI KARANG SAMBUNG
LOKASI 1, kali Lokidang, Sadang
Singkapan Batu Lempung merah gampingan+Rijang,batu basalt
Batuan lempung merah gamping dan Rijang secara teori merupakan batuan
yang hanya bisa ditemui di Dasar lautan. Dan batuan ini terbentuk dari proses
sedimentasi dari hasil pelapukan batuan yang kemudian mengalami transport
ke laut. Sedimentasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Sedimentasi di dasar laut dangkal. Contohnya Gamping.
2. Sedimentasi di dasar laut dalam (lebih dari 4000m). Contohnya Rijang
(chert)
3. Batuan dari samudra yang terbentuk 60-140 juta tahun yang lalu bisa
ditemui di Karangsambung. Menurut ilmu geologi hal ini terjadi dikarenakan
Karangsambung dahulunya merupakan daerah subduksi, yaitu zona
pertemuan 2 lempeng, lempeng benua Eurasia dan lempeng samudra Hindia.
Batuan lempung merah gampingan berlapis dengan rijang
Batuan gamping dan rijang ini termasuk batuan sedimen, dimana
ciri umumnya berlapis-lapis. Batuan sediment yang ditemui di
Karangsambung lapisannya vertical, hal ini dikarenakan tekanan
dari aktifitas tektonik selama berjuta-juta tahun. Untuk gamping
merah materi penyusunnya sebagian besar dari kalsium yang
terikat karbonat CaCO3. Sedangkan Rijang kebanyakan tersusun
atas silica SiO2 dan besi. Dari segi warna gamping berwarna
merah terang dan rijang merah gelap. Dari segi tekstur gamping
lebih kasar dan berpori sedangkan rijang lebih halus. Untuk
membedakan batuan gamping merah dengan rijang dilakukan
pengujian dengan larutan asam (HClaq). Dengan reaksi-reaksi
sebagai berikut:
-Gamping merah
CaCO3 + HCl CaCl2 +CO2 + H2O, artinya Gamping merah
bereaksi dengan asam. Ini terjadi karena komposisi kalsium
menyebabkan gamping merah bersifat basa.
-Rijang
SiO2 + HCl tidak bereaksi, artinya Rijang tidak bereaksi dengan
asam
Batuan Basalt
Batuan basalt termasuk pada jenis batuan beku yang berasal dari
letusan gunung api. Namun gunung api disini merupakan gunung api
dasar laut. Prosesnya berawal dari gerakan saling menjauh (pemekaran)
dasar samudra, muncul gunung api kemudian memuntahkan lava yang
selanjutnya membeku ketika terkena air laut. Prinsipnya seperti
membuat cendol ketika masih panas seketika masuk kedalam air,
kemudian membeku ditambah dengan adanya tekanan hidrostatis
menyebabkan batuan berbentuk bulat. Bentuknya bulat lonjong
sehingga sering disebut pillow lava. Batuan basalt biasanya berwarna
hitam dan bersifat asam.
LOKASI 2, batuan zona dasar dari subduksi, Sadang

Singkapan Batu lempung hitam


Pada zona dasar subduksi akan akan ditemui massa dasar yaitu
lempung hitam, warnanya hitam mengkilap. Hal ini disebabkan
gesekan antar lempung (uplift), akan tetapi akibatnya batuan
menjadi mudah rapuh. Bila dilihat dari strukturnya batuan lempung
hitam termasuk pada boudinade sehingga bisa mengetahui arah
gaya. Adanya tekanan membuat batuan menjadi memipih (foliasi)
dan memanjang, melempung sehingga struktur menjadi bersisik
(scaly clay).
LOKASI 3, Pucangan, Sadang

Singkapan Batuan metemorf serpentinite


Batuan serpentinite termasuk pada batuan malihan. Berasal dari perut
bumi di bawah lantai dasar samudera. Batu ini malihan dari batu ultra
basa hasil pembekuan magma pada kerak samudra. Sedangkan batu
ultrabasa sendiri batuan asalnya dari peridotite dan dunite, banyak
mengandung mineral olivine yang menyebabkan berwarna hijau.
Batu-batu ini berubah ketika bersentuhan dengan air laut . Kemudian
batu ultrabasa bergerak bersama lempeng samudera, kemudian masuk
zona subduksi, terjadi proses penunjaman disertai metamorfosa kedua
menjadi batu serpentinite, dan terakhir muncul ke luar perut bumi
disertai retak-retak dikarenakan tekanan.
LOKASI 4, Totogan ,Karangsambung

Zona sesar Karangsambung


Di zona sesar ini telah membagi dua kompleks bukit/bongkahan
batu antara batuan tua berumur pratresier yang disebut kompleks
mlange dengan batuan muda berumur tresier yang disebut formasi
waturondo. Seharusnnya batuan tua ada di bagian bawah
memanggul batuan yang muda, akan tetapi pada kenyataannya dua
kompleks bukit ini ketinggian puncak-puncaknya relative sama. Hal
ini disebabkan sesar telah menggeser salah satu kompleks tersebut.
Berikut perbedaan-perbedaan antara 2 kompleks terbagi sesar ini:
Parameter
Kompleks melange
Formasi waturondo
Keseragaman batuan
Campur aduk
Seragam
Jenis batuan
Metamorf, sedimen,beku
Sedimen
Lokasi batuan
Terpisah-pisah
Satu kawasan
Umur
Pratresier
Tresier
Kestabilan batuan
Zona lemah, banyak erosi
Lemah
Relief
Runcing
Rata
Batuan dominan
Batu lempung
Batu pasir dan breksi

Anda mungkin juga menyukai