2010-2014
RPJMN Merupakan:
Penjabaran Visi, Misi dan Program Presiden
Memuat:
Srategi pembangunan Nasional, dan Kebijakan umum
Program Kementerian/Lembaga (K/L), dan lintas K/L
Program kewilayahan dan lintas wilayah
Kerangka ekonomi makro, termasuk:
Arah kebijakan fiskal;
Kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat
indikatif
Prevalensi kekurangan gizi pada anak balita menurun secara signifikan dari 28,0 % (Susenas, 2005)
menjadi 18,4 % (Riskesdas, 2007). Angka
April 2010 penurunan
Soekirman GIZI DANprevalensi
MDG kekurangan gizi ini telah melampaui
18
target yang ditetapkan pada tahun 2009 yaitu sebesar 20JAKARTA
Bhn Kuliah persen. 18
Permasalahan
Masih tingginya prevalensi kekurangan gizi pada anak
balita
Masih terjadi disparitas yang cukup besar antar provinsi
Kekurangan energi protein, kurang vitamin A (KVA),
gangguan akibat kurang yodium (GAKY), anemia gizi
besi dan kekurangan zat gizi mikro lainnya
Akibat kekurangan gizi pada waktu yang lama
menyebabkan tingginya prevalensi anak balita yang
kronis (pendek atau stunting)
Status gizi ibu hamil yang masih rendah dan
menyebabkan tingginya bayi BBLR
Keadaan gizi-lebih (kelebihan berat badan dan obesitas)
menunjukkan kecenderungan meningkat
Target
Sasaran Status Awal
2014
a.Meningkatnya umur harapan hidup (tahun) 70,6 72,0
Total
Sasaran Indikator Target Alokas
i 2010-
Program / 2010 2014
2014
Kegiatan
(Rp
Prioritas
Milyar)
Target
Sasaran Status Awal
2014
a.Meningkatnya umur harapan hidup (tahun) 70,6 72,0
Total
Sasaran Indikator Target Alokas
i 2010-
Program / 2010 2014
2014
Kegiatan
(Rp
Prioritas
Milyar)
AprilSusenas
Sumber: 2010 Soekirman GIZI DAN MDG 30
Bhn Kuliah JAKARTA
30
Permasalahan
sumber: BPS,