Anda di halaman 1dari 20

JURNAL READING

Impact of laryngopharyngeal
reflux on subjective and
objetive voice assessments:
a prospective study
Alvan Aresto Djari
11.2016.070

Dr. Pembimbing
Dr. Tenty Sp.THT-KL MKes
PENDAHULUAN
Laryngoparyngeal Reflux/LPR atau Refluks
Laringofaring adalah keadaan dimana asam
lambung bergerak retrogard kearah
esofagus bagian atas, faring, laring.
Ditemukan 4-10% pasien yang berobat ke

THT dan 1% pasien yang berobat ke dokter


umum.
Dengan gejala globus sensation 88%, throat

clearing 82%, suara serak 79%, nyeri ulu


hati kurang dari 40% sedangkan esofagitis
hanya 25%
TUJUAN PENELITIAN
Mengeksplorasi perubahan suara subjektif
dan objektif dalam penyakit LPR (LPRD)
Menilai kegunaan parameter akustik

sebagai hasil pengobatan di LPR umum dan


kasar populasi
Untuk lebih memahami patofisiologi

mekanisme yang mendasari pengembangan


gangguan suara
METODE
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit
Epicura (Belgia), penelitian prospektif,
menggunakan data pasien yang berobat ke
poli THT dengan gejala LPR (suara serak,
batuk, rasa mengganjal di tenggorokan,
nyeri menelan, PND dan nyeri ulu hati)
selama periode September 2013 sampai
Maret 2015
PEMILIHAN SAMPEL
Penelitian dilakukan dengan pasien yang
memiliki skor RSI >13 dan RFS >7

Exclude : vocal overuse, neurological


disease affecting voice, psychiatric illnes,
upper respiratory tract infections, antacid
treatment already started, active smoker,
alcoholics, pregnant and lactating woman
Setelah mendapat persetujuan dari pasien,
pasien diberi perlakuan dari gaya hidup, diet
dan PPI (pantoprazole 20mg) 2x1hari

Pasien tidak diajarkan tentang menjaga


kebersihan suara dan dilarang berkonsultasi
dengan ahli terapi bicara
3 bulan setelah pengobatan, pasien diberi
kuesioner RSI dan Indeks cacat suara (VHI)
dan videolaryngostroboscopy (RFS;
StrobeLED - CLL-S1, Olympus Corporation,
Hamburg, Jerman) dan rekaman suara

Yang dinilai: Grade, Kekasaran, Pernapasan,


Asthenia, Regangan, Ketidakstabilan
(GRBASI),
Dibagi menjadi dua kelompok: pasien tanpa
kekasaran (tidak ada atau ringan) dan pasien
dengan kekasaran (sedang atau berat)

Kemudian pemeriksa melalukan penilaian


rekaman suara, pemeriksa tidak mengetahui
kapan suara direkam (pre/post)

Suara yang direkam adalah suara pasien yang


diinstruksikan menguapkan (a) sebanyak 3
kali dengan mic yang berjarak 30 cm dari
mulut pasien
HASIL
Dari 54 pasien hanya 41 pasien yang
menyelesaikan test. 18 laki-laki (44%) dan 23
perempuan (56%). Dengan rata-rata usia 50 tahun.
IMT rata-rata peserta adalah 26,64 kg/m2

Gejala umum: batuk (N = 8, 19,51%), sensasi


globus (N = 7, 17,07%), odynophagia (N = 7,
17,07%), dan disfonia (N = 6, 14,63%)

RSI: throat clearing (N = 38, 92.68 %), dysphonia


(N = 37, 90.24 %), mucous sensation/postnasal
drip (N = 34, 82.93 %), and chest
pain/heartburn/stomach disorder(s) (N = 33, 80.49
%)
BAHASAN
LPR merupakan penyakit yang dapat
meyebabkan laringtisi kronik dan disfonia
Belfasky et al -> pemberian PPI selama 12

minggu, diet dan perubahan perilaku


memberikan hasil signifikan pada perbaikan
RSI & RFS.
Sereg-Bahar et al -> adanya penurunan

nilai VHI score setelah 8 minggu terapi PPI


dan saran diet
KESIMPULAN
perubahan diet yang dikombinasikan dengan
pantoprazole dua kali sehari menetralkan keasaman
lambung yang menyebabkan radang saluran
aerodigestive atas, menunjukkan perbaikan gejala
laring, gangguan suara persepsi, dan beberapa
parameter akustik mengukur gangguan jangka pendek
dari frekuensi dasar dan intensitas, terutama pada
pasien yang serak

Parameter akustik dapat membantu untuk lebih


memahami gangguan suara di LPR dan dapat
digunakan sebagai hasil pengobatan pada pasien
dengan serak
Suara serak pasien LPR dicurigai
disebabkan oleh mekanisme patofisiologis
yang kompleks dan tidak hanya edema dari
pita suara seperti dilaporkan sebelumnya
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai