Anda di halaman 1dari 30

INDUKSI

ELEKTROMAGNETIK

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6

1. Esti Liani (A1E014011)


2. Silvia Anggri Wijaya (A1E014031)
3. Nia Kurniati (A1E014033)
4. Oktri Dwi Andalasia(A1E014057)
A. Konsep Induksi
Elektromagnetik
1. Konsep Fluks
Magnetik

Fluks magnetik divisualisasikan sebagai sejumlah garis


medan magnetik yang memotong tegak lurus suatu bidang.

Gambar 1.1 Fluks magnetik


Pada Gambar 1.1, tampak ada suatu kerapatan fluks magnetik B
(selanjutnya disebut induksi magnetik) dengan luas penampang
A. Fluks magnetik didefinisikan sebagai hasil kali antara
komponen induksi magnetik tegak lurus bidang B dengan luas
bidang A.

=B A = (B cos ) A.........................(1.1)
= BA cos ...........................................(1.2)

Dengan adalah sudut apit terkecil antara arah induksi


magnetik B dengan arah normal bidang (lihat Gambar 1.2)
Arah normal bidang adalah arah tegak lurus terhadap bidang.

Gambar 1.2
Satuan SI untuk fluks magnetik adalah weber (Wb) sehingga
dari Persamaan (1.1) diperoleh hubungan satuan

1 Wb = (1 T)(1 m2) atau 1 T = 1 Wb m-2

Bila bidang vertikal terhadap induksi magnetik B


(Gambar 1.3a), maka induksi magnetik B searah dengan arah
normal bidang sehingga sudut = 00, dan fluks magnetik yang
memotong bidang mencapai maksimum ( = BA cos 00 = BA).
Bila bidang horizontal terhadap induksi magnetik B (Gambar
1.3b), maka induksi magnetik B tegak lurus dengan arah
normal bidang sehingga sudut = 900, dan tidak ada fluks
magnetik yang memotong bidang ( = BA cos 900 = 0).

(a) (b)
Gambar 1.3
2. GGL Induksi pada Kawat yang Memotong
Medan Magnetik
Beda potensial antara ujung-ujung kumparan (solenoida),
disebut gaya gerak listrik induksi, disebabkan oleh adanya
perubahan fluks magnetik, , yang memotong kumparan.
Sesuai persamaan = BA cos , maka perubahan fluks
magnetik dapat disebabkan oleh perubahan luas bidang
kumparan yang memotong medan magnetik.

Gambar 1.4
Arus yang terjadi pada loop kawat PQRS dinamakan arus
induksi. Kita mengetahui bahwa arus listrik terjadi karena ada
beda potensial antara P dan Q. Beda potensial ini disebut
gaya gerak listrik (ggl) induksi.

Bagaimanakah cara yang mudah untuk mengingat arah


arus induksi?

Gambar 1.5
Kaidah telapak tangan kanan untuk arus induksi:

Buka telapak tangan kanan dengan keempat jari selain jempol


dirapatkan. Arahkan keempat jari sesuai dengan arah induksi
magnetik B kemudian putar jempol sehingga menunjuk sesuai
dengan arah kecepatan v, maka arah telapak tangan mendorong
menunjukkan arah induksi dalam kawat/penghantar.

Gambar 1.6 kaidah telapak tangan kanan untuk arus induksi dalam
kawat atau penghantar
Formulasi besar ggl induksi
Berapa besar ggl induksi pada ujung-ujung kawat PQ yang
digerakkan dalam medan magnetik (kasus gambar 1.5) ?

Pada kawat PQ berarus dengan panjang l, akan bekerja gaya


lorentz yang disebabkan oleh medan magnetik B, sesuai
dengan persamaan :

F = i l B sin

Karena arus dalam kawat PQ tegak lurus medan magnetik,


maka

F = i l B sin 90
F = i l B (sebab sin 90 = 1)

Untuk menjaga agar loop kawat bergerak dengan laju tetap


kekiri, gaya lorentz F harus diseimbangkan dengan suatu gaya
luar (Fluar) yang besarnya sama tetapi arahnya kekiri. Gaya luar
ini di kerjakan oleh tarikan tangan kita kekiri.
Gaya tarikan kita kekiri dikatakan melakukan usaha.
Selama selang waktu, kita telah menarik loop kawat
sepanjang jarak = v . Usaha yang kita lakukan selama
penarikkan ini adalah

W = Fluar = (-i l B) (v t)
W = -i l B v .....................................................(*)

Dengan demikian, usaha yang kita lakukan selama penarikan


memberikan energi untuk mengalirkan arus listrik dalam loop
kawat. Energi per muatan yang dibutuhkan untuk mengalirkan
arus dalam loop kawat inilah
W yang disebut gaya gerak listrik
(). Pernyataan ini dirumuskan
q sebagai

= .....................................................(1.3)

Bila jumlah muatan yang melewati setiap titik dalam


rangkaian selama selang waktu ialah q = i, maka energi total
t
yang di perlukan untuk menggerakkan muatan adalah
W=q
W=i .........................................(**)
Karena usaha W yang diperlukan untuk mengalirkan arus
dalam loop kawat (persamaan (**)) sama dengan usaha
yang kita perlukan dalam penarikan loop kawat (persamaan
(*)), maka diperoleh ( i t = - i l B v t)


= - l B v..................................................(1.4)

Keterangan : = ggl induksi (volt)


v = kecepatan penghantar digerakkan (m/s)
B = medan magnetik (tesla)
l = panjang penghantar (m)

Dari persamaan 1.4 dapat kita simpulkan sebagai berikut:


GGL induksi pada ujung-ujung sebuah penghantar yang
digerakkan memotong tegak lurus suatu medan magnetik
adalah :
1. Sebanding dengan panjang penghantar l ;
2. Sebanding dengan besar induksi magnetik B;
3. Sebanding dengan kecepatan penghantar digerakkan (v).
3. Hukum Faraday tentang Induksi Elektromagnetik


Konsep gaya gerak listrik pertama kali dikemukakan oleh Michael Faraday,
yang melakukan penelitian untuk menentukan faktor yang memengaruhi
besarnya ggl yang diinduksi. Dia menemukan bahwa induksi sangat bergantung
pada waktu, yaitu semakin cepat terjadinya perubahan medan magnetik, ggl
yang diinduksi semakin besar.
Mari kita tinjau ulang percobaan pada gambar 1.4 yang
memberikan persamaan 1.4
= - l B v..................................................(1.4)
Kalikan kedua ruas diatas dengan t, sehingga kita peroleh:
t = - B l vt...............................................(*)
Dalam selang waktu t, loop telah
menempuh jarak x = v t (Gambar1.8).
Gambar 1.8 terlihat P Q = l dan P S = x,
sehingga: A = l x = l v t.
Dari persamaan = B A = (B cos ) A,
perubahan fluks magnetik selama loop
Digerak kan adalah = BA

gambar 1.8
Gambar 1.8 loop digerakkan ke kiri dengan kecepatan v melintasi
tegak lurus medan magnetik B. Mula-mula posisi kawat adalah PQRS,
sekarang PQRS. Sehingga tampak berkurangnya luas bidang loop
sebesar A yang dilintasi medan magnetik B

Substitusikan nilai = l v t ke persamaan tersebut, kita peroleh


= Blvt

Substitusikan nilai ini ke dalam persamaan * sehingga kita peroleh


t= -Blvt
t= -
= - ..................................................(1.5)
Jika banyak lilitan kumparan = N, maka ggl induksi pada ujung-ujung
kumparan diberikan oleh:
= - N = - N .....................................(1.6)
Jika perubahan fluks magnetik terjadi dalam selang waktu singkat (t 0), ggl
induksi pada ujung-ujung kumparan diberikan oleh:
=-N

= - N ..................................................(1.7)
Persamaan-persamaan ini dikenal sebagai persamaan Faraday atau hukum
Faraday, yang berbunyi sebagai berikut.

Ggl induksi yang timbul pada ujung-ujung suatu penghantar atau kumparan
adalah sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh
loop penghantar atau kumparan tersebut.

Tanda negatif pada persamaan Faraday (Persamaan 1.6) dan Persamaan 1.7
berasal dari hukum Lenz, yang merupakan konsekuensi dan hukum kekekalan
energi.
Ggl induksi oleh perubahan luas
bidang kumparan

= - N = - N (B A cos )
= - N B cos ........................................(1.8)
= - N B cos = - N B cos ................(1.9)
Untuk kasus dA/dt tetap dan arah normal bidang sejajar dengan arah B (atau
arah medan magnetik B tegak lurus terhadap bidang kumparan), = 00 atau cos
= cos 00 = 1, sehingga Persamaan (1.9) menjadi
= - N B = - N B ...........................(1.10)
Ggl induksi oleh perubahan besar
induksi magnetik

Persamaan Faraday untuk kasus besar induksi magnetik berubah (A dan


tetap) adalah sebagai berikut.
= - N = - N (B A cos )
= - N A cos ...................................(1.11)
Untuk kasus laju perubahan induksi magnetik (dB/dt) tetap, persamaan 1.11
menjadi
= - N Acos = - N A cos ................(1.12)
Untuk kasus dB/dt tetap dan arah medan magnetik B tegak lurus pada bidang
loop, = 00 atau cos = cos 00 = 1, sehingga persamaan 1.12 menjadi
= - N A = - N A ........................(1.13)
Ggl induksi akibat perubahan
orientasi bidang kumparan

Persamaan Faraday untuk kasus orientasi sudut berubah (A dan B tetap)


adalah sebagai berikut.
= - N = - N (B A cos )
Karena A dan B konstan, maka keduanya dapat dikeluarkan dari tanda
deferensial sehingga diperoleh
= - N B A ..................................(1.14)
Untuk kasus laju perubahan cos (d cos /dt) tetap, persamaan 1.14 menjadi
= - N B A = - N B A ..............(1.15)
Dengan 1 adalah sudut awal antara arah normal bidang dengan arah B dan 2
adalah sudut akhirnya.
4. Hukum Lenz tentang Arah Arus Induksi

Hukum Lenz
Polaritas ggl induksi selalu sedemikian
rupa sehingga arus induksi yang ditimbul-
kannya sesalu menghasilkan fluks induksi
yang menentang perubahan fluks utama
yang melalui loop. Arus induksi cenderung
mempertahankan fluks utama awal yang
melalui rangkaian.
5. Induktor
A. Konsep ggl induksi diri sebuah kumparan
ggl induksi
yang di hasilkan
dalam kumparan
selalu menentang
perubahan fluks
utama
penyebabnya,
disebut ggl induksi
diri.
ggl induksi diri
sebanding dengan
laju perubahan kuat
arus terhadap
waktu (di/dt).
L adalah induktansi diri
Satuan induktansi diri dapat diperoleh
dari persamaan di atas

Satuan induktansi diri


Konsep Induktansi Diri Sebuah Kumparan
Induksi diri antara ujung-ujung Induksi diri
kumparan solenoida atau
toroida

Induktansi
solenoida

untuk toroida l =
L = induktansi diri (henry = H), N = 2r, dengan r
banyak lilitan, = fluks magnetik adalah jari-jari
(Wb), i = kuat arus melalui efektif.
kumparan (A)
Induktansi kumparan dalam bahan

L b kita bandingkan dengan induktansi solenoida tanpa inti


(berisi udara) L0

Permeabilitas relatif r dari suatu bahan adalah nilai


perbandingan antara induktansi diri kumparan dengan bahan
sebagai inti dan induktansi dri kumparan dengan udara
(vakum) sebagai inti.
Energi yang Tersimpan dalam Induktor

Energi dalam kapasitor tersimpan dalam bentuk medan listrik

Usaha total yang dikerjakan selam arus melalui induktor


diubah i = 0 ke nialai tetap i adalah

Energi Induktor
B. Aplikasi Induksi Elektromagnetik

1. Generator Listrik
a. Generator AC (Arus Bolak-Balik)
Gambar 1.13 (a) Generator
listrik ini terdiri dari sebuah
kumparan kawat (hanya satu
loop yang diperlihatkan) yang
diputar dalam suatu medan
magnetik B oleh usaha mekanik.
(b) Arus i muncul karena
perputaran kumparan
menyebabkan terjadinya
perubahan fluks magnetik yang
memotong kumparan.

Grafik ggl induksi (t) ditunjukkan
pada Gambar 1.14.

Gambar 1.14 Grafik ggl induksi (t) pada


generator AC.
b. Generator DC (Arus Searah)

Gambar 1.15 (a) Diagram skematik sebuah generator DC sederhana


dengan satu loop. (b) Besar ggl berubah terhadap waktu tetapi selalu
memiliki polaritas yang sama.

2. Kepala (Head) Kaset

Gambar 1.16 (a) Kepala dari sebuah tape recorder.


(b) Medan magnetik yang menjuntai lengkung
memagnetkan kaset selama perekaman.
Saat pemakaian praktis dari arus dan ggl induksi
adalah dalam tape recorder. Banyak tipe tape recorder
yang dibuat, tetapi prinsip dasarnya adalah sama, suatu
kaset magnetik bergerak melalui sebuah kepala perekam
(recording head) dan sebuah kepala playback, seperti
dalam Gambar1.16a.

Gambar 1.16b mengilustrasikan langkah-langkah


dalam proses. Suatu gelombang bunyi yang dikirim
melalui mikrofon diubah ke arus listrik, diperkuat oleh
amplifier dan dikirim lewat melalui sebuah kumparan
kawat yang mengitari inti besi yang berbentuk kue donat,
yang berfungsi sebagai kepala perekam.
3. Transformator

Gambar 1.17 Sebuah transformator terdiri dari sebuah kumparan primer dan
kumparan sekunder, keduanya dililitkan pada suatu inti besi. Fluks magnetik yang
berubah dihasilkan oleh arus dalam kumparan primer menginduksi ggl dalam
kumparan sekunder. Di sebelah kanan diberikan symbol untuk sebuah trafo.

Formulasi transformator

Arus bolak-balik (arus AC) dalam kumparan primer selalu


menghasilkan fluks magnetik dalam inti besi yang selalu
berubah. Fluks magnetik berubah ini menerobos
kumparan sekunder yang tidak diberi sumber tegangan.

Persamaan trafo =
Untuk trafo ideal, di mana efesiensi trafo dianggap 100%,
daya keluaran (Ps) sama dengan daya masukkan (Pp)
maka persamaannya adalah
Persamaan trafo ideal Ps = Pp Vs Is = Vp Ip
N s Is = N p I p

Efesiensi trafo nyata tak pernah 100% tetapi berkisar 90-


99%. Ini disebabkan adanya rugi-rugi daya karena arus
pusar yang diinduksikan dalam inti trafo dan karena
hambatan lilitan kawat. Jadi, untuk trafo nyata berlaku
persamaan
Ps = Pp + Prugi-rugi
Persamaan trafo nyata = = =

Anda mungkin juga menyukai