Anda di halaman 1dari 41

Imunodefisiensi

Lutfi Aulia Supriyadi


SGD 10
MODUL IMUN
Tambayong
J.;2000;Patofisiologi;pg
58
Defisiensi Imun

Terjadi bila 1 komponen imun rusak


Kerusakan imun dapat diturunkan atau didapat
Kerusakan imun dapat terjadi pada :
- sel T
- sel B
- Sel T dan sel B
- sistem komplemen
- APC
Tambayong J.;2000;Patofisiologi;pg
58 - 59
Hubungan Imunodefisiensi dengan
peny. kulit

Gould B. E.,
Dyer R.
M.;2011;Patho
physiology for
the Health
Professions Ed
4;pg 57
Hubungan dengan TB paru
Harries A. D., Maher
D., Graham
S.;2004;TB/HIV: A
Clinical Manual Ed
2;pg 36 - 39
Kartikeyan S.,
Bharmal R. N., Tiwari
R. P., Bisen P.
S.;2007;HIV and
AIDS: Basic Elements
and Priorities;pg 81
Lymphocyte Adaptive immunity Sel sel
sistem imun
Macrophage Phagocytosis
Monocyte Ag presentation Progenitor
Limpoid
Umum
Neutrophil Phagocytic
PMN Anti-bacterial

Pluripotent
haemopoietic
Eosinophil Anti-parasite
immunity stem cell

Basophil ?Protection of Myeloid


mucosal surfaces? progenitor

Mast cell Protection of


mucosal surfaces
GANGGUAN LIMPOSIT T
Kerusakan Imun yang
diturunkan (Genetik)
Kerusakan genetik dapat terjadi pada hampir semua
molekul yg terlibat dalam respon imun

Kerusakan sel T

DiGeorge syndrome: Kegagalan pembentukan


thymus (thymic aplasia).

Pasien menderita kepekaan terhadap infeksi

Dengan tidak adanyua limposit T juga berdampak


pada kemampuan sel B mensintesis antibodi
Kerusakan (genetik) Sel B/
Inherited B cell defects

X-linked agammaglobulinemia:
Ketidak mampuan X-chromosome-linked untuk memproduksi limposit B,
mengakibatkan tidak adanya Ig.
Pasien terutama menderita penyakit infeksi bakteri dan virus yg memerlukan antibodi
untuk membuangnya
Imunodefisiensi
Campuran/Mixed
Immunodeficiencies

Kerusakan sel T dan sel B yg diturunkan :


Severe combined immune deficiencies (SCID).
Pasien menderita kepekaan total terhadap infeksi karena tidak
adanya sel T dan sel B yg mengatur
Kerusakan fungsi fagosit yg bersifat turunan
Kerusakan komnplemen yg bersifat turunan: hilangnya
komponen komplemen spesifik .
HIV/AIDS
Deskripsi

HIV bergantung pada tubuh manusia bereplikasi dan bertahan hidup


HIV memasuki limposit, beriplakis di dalamnya & mengakibatkan destruksi progresiv
sistem imun humoral dan selular hingga orang yg terinfeksi menjadi tidak mampu
melawan infeksi dan berkembang menjadi Acquired Immune Deficiency Syndrome
(AIDS).
Acquired immune deficiency syndrome
(AIDS).

Respon imun menjadi rusak karena terpapar Human Immunodeficiency Virus


(HIV).
HIV menginfeksi secara selektivCD4+ sel T dan makrofag
Penyakitnya biasanya bersifat letal karena tidak adanya CD4+sel T
AIDS

Virus HIV
PATHOGENESIS HIV
Elektron mikroskop HIV
Infection with the human
immunodeficiency virus (HIV)

Gambaran Serokonversi :
Penyakit demam tipe kelenjar
with maculopapular rash and
Tukak orogenital kecil
Gambaran awal penyakit:
Kelenjar secara umum membengkak
Kulit menjadi merah
shingles
Infection with the human
immunodeficiency virus (HIV)

Gambaran klinis lanjut:


Kehilangan berat badan
Demam yg berulang
Lesu
Lemah
Diare kronis
anaemia
Infeksi berulang
TB
oral candidiasis
Diagnosis:

Harus dilakukan konseling pre-test dan post-test yang Adequate


Adanya "window period hingga 3 bulan (periode waktu antara terinfeksi dan
munculnya antibodi yg dapat dilacak melalui pemeriksaan darh)
Pastikan bahwa diagnosis direkam dg cara tertentu dimanakerahasiaan
pasien terjaga
Tahap klinis 3 atau 4 WHO

CD4 count <200


106/l
Total lymphocyte
count <1.25 109/l
(digunakan jika hitung
CD4 tidak tersedia)
Human Immunedeficiency Virus Pada
Anak anak

Infeksi Human immune deficiency virus


(HIV) dan penyakit yang diakibatkannya,
yaitu acquired immune deficiency disease
syndrome (AIDS) pada anak anak
merupakan penyebab utama penderita dan
kematian anak anak di Afrika Selatan
setelah usia 1 bulan
Diagnosis infeksi HIV :

Tes Antibody: - rapid tes antibodi HIV


- HIV ELISA test
- Western Blot test,
Pengujian tersebut menentukan respon tubuh terhadap
virus dan biasa digunakan untuk mendiagnosis infeksi
Antigen tests (DNA atau RNA HIV dengan PCR dan
antigen p24;
Pengujian tersebut mencari bagian virus HI tapi secara
teknis sulit dilakukan dan tidak rutin tersedia di fasilitas
pelayanan kesehatan umum
Tes antibodi yang positif
Pada anak < 15 tahun :
Dapat direfleksikan pd antibodi ibu
dibanding infeksi pada anak
Jika tes antibodi ke dua positif dan anak
menunjukkan gejala infeksi HIV (AIDs),
sangat muingkin anak tsb terinfeksi HIV
Jika anak tidak menunjukkan gejala infeksi
HIV, anak tsb masih mungkin terinfeksi HIV,
tapi sifatnya asimptomatik Tesnya harus
diulangi setelah anak berusia 15 18 bulan
Diperlukan untuk melakukan tes antibodi
HIV kedua . Jika positif anak anak terinfeksi
HIV
Tes antibodi negatif

Berarti anak tsb tidak terinfeksi HIV, dimana anak tidak


menerima ASI selama 6 bulan pertama
Jika anak menerima ASI selama 6 bulan pertama
usianya, , tes harus diulang 6 bulan setelah nberhenti
menerima ASI untuk konfirmasi bahwa anak tsb betul
betul HIV negative
Risiko Infeksi
Gambaran klinis


THERAPY-AIDS

Sampai sekarang penelitian mengenai


pengobatan HIV masih terus berlanjut, sementara
obat yang diperoleh seperti nucleoside reverse
transcriptase inhibitor (RTi), nucleoside analog
(AZT), dan sebagainya telah dicobakan dan
hanya dapat memperlambat transmisi HIV dalam
tubuh dan menunda infeksi bakteri oportunis.

Anda mungkin juga menyukai