Anda di halaman 1dari 30

Retardasi Mental

Definisi retardasi mental menurut AAMR


(American Association on Mental Retardation)
mengacu pada keterbatasan fungsi-fungsi
substansial yang ditandai dengan:
kemampuan intelektual yang berada di bawah
rata-rata
adanya keterbatasan pada area skill adative yang
muncul secara bersamaan dua atau lebih yaitu:
communication, self-care, home living, social
skill, community use, self direction, health and
safety, functional academic, leisure and work.
Retardasi Mental

Menurut APA (American Psychiatric Association)


retardasi mental dinyatakan sebagai suatu keadaan
dimana individu secara signifikan memiliki
kemampuan intlektual di bawah rata-rata, yang
selanjutnya berpengaruh pada fungsi adaptif
(Adaptive functioning).
Dalam APA (1994) seseorang dikatakan mengalami
retardasi mental apabila memenuhi 3 syarat sbb
Kemampuan inteligensi berada di bawah rata-rata
Fungsi adaptive terbatas
kondisi tersebut muncul sebelum usia 18 tahun
Sementara itu berdasarkan Pedoman
Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di
Indonesia (PPDGJ) edisi III (1993) dijelaskan
bahwa retardasi mental adalah suatu
perkembangan mental yang terhenti atau tidak
lengkap yang terutama ditandai oleh adanya
hambatan keterampilan selama masa
perkembangan sehingga berpengaruh pada
semua tingkat inteligensinya, yaitu kemampuan
kognitif, bahasa, motorik dan sosial.
American Association on Mental Retardation
(AAMR) melakukan klasifikasi retardasi mental
sbb:
Kelompok IQ

Mild Mental Retardation 50-55 sampai 70

Moderate Mental Retardation 35-40 sampai 50-55

Severe Mental Retardation 20-25 sampai 35-40

Profound Mental Retardation dibawah 20 atau 25

Unspecified
Klasifikasi Retardasi Mental
Klasifikasi retardasi mental yang lain adalah menurut
sistem pendidikan. Pada klasifikasi ini, retardasi
mental dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1. Educable mentally retarded
Adalah individu dengan IQ antara 75 atau 70 dan 50.
Individu ini dapat berpikir tentang beberapa
pelajaran/subjek akademik.
2. Trainable mentally retarded
Adalah individu dengan IQ antara 50 dan 25. Kurikulum
yang diberikan lebih berkonsentrasi pada subjek akademik
fungsional, dengan penekanan pada self-help dan
keterampilan khusus
3. The severely and profoundly handicapped
Adalah individu dengan IQ dibawah 25 (Hallahan dan
Kaufman, 1988)
KARAKTERISTIK ANAK DENGAN
RETARDASI MENTAL
Karakteristik kognitif
Karakter yang paling tampak dari retardasi mental
adalah berkurangnya kemampuan untuk belajar.
Penelitian menunjukan bahwa paling tidak, terdapat
empat bidang ketidak mampuan yang berkaitan
dengan kognisi:
1. Kemampuan perhatian
Anak harus mampu memiliki perhatian pada tugas
sebelum ia diharapkan dapat belajar. Masalah kognitif
pada retardasi mental sering kali berkaitan dengan
kesulitan perhatian.
2. Memori
Masalah memori, kerap kali menekankan pada
kemampuan individu dalam memproses informasi
secara mendalam, untuk mengingat materi
tertentu.
Penelitian menunjukkan, bahwa semakin dalam
tingkat prosesing yang dibutuhkan, semakin besar
kesulitan anak dengan retardasi mental dalam
masalah memori dibanding kan anak sebayanya.
Semakin rumit suatu tugas yang berkaitan dengan
memori, semakin besar kesulitan anak dengan
retardasi mental.
3. Masalah bahasa
Kesulitan bahasa, sering terjadi pada anak dengan
retardasi mental dan kemampuan bahasa mereka
biasanya ada dibawah, tingkat usia mental secara
umum.
Masalah yg berhub dgn kemampuan bicara lebih
sering terjadi pada anak retardasi mental dari
pada anak tidak retardasi mental
4. Kemampuan akademik
Karena ada keterkaitan erat antara inteligensi
dan prestasi, anak dengan retardasi mental
memiliki prestasi yang lebih rendah
dibandingkan anak sebayanya. Mereka juga
cenderung menjadi underachiever dibandingkan
dengan mental age nya (Hallahan dan Kaufman,
1988)
Karakteristik kepribadian
Anak dengan retardasi mental sering kali
memiliki masalah sosial dan emosi.
Penelitian menunjukkan, bahwa anak retardasi
mental memiliki konsep diri yang lebih rendah.
Retardasi mental tidak hanya berpengaruh pada
inteligensi yang rendah, tetapi juga pada faktor
kepribadian dan motivasi.
Banyak anak dengan retardasi mental, karena pengalaman
masa lalunya sering kali merasa bahwa dirinya akan gagal,
dan perasaan ini mempengaruhi pendekatan mereka pada
situasi yang membuntuhkan kemampuan kognitif.
Untuk menggambarkan kepercayaan diri mereka, sering di
pakai istilah, outer-directed dan external locus of control.
Mereka tidak percaya, bahwa mereka akan dapat
mengontrol kehidupannya, mereka merasa bahwa mereka
dikontrol oleh faktor diluar dirinya.
Anak dengan retardasi mental juga kurang memiliki
keinginan untuk menyelesaikan tugas yang menantang,
dan cenderung pasif. Hal ini disebabkan kerena sering kali
mereka mendapatkan feedback yang cenderung negatif
(Hallahan dan Kaufman, 1988)
Karakteristik
RM Ringan
Dapat mengembangkan keterampilan social dan
komunikasi; retardasi ringan pd bidang sensori
mororik; sering tidak dapat dibedakan dari anak
normal sampai anak tersebut mencapai usia
yang lebih tua
RM Sedang
Dapat berbicara dan belajar berkomunikasi;
tetapi kurang memperlihatkan kesadaran social;
perkembangan motorik cukup (sedang);
mendapat manfaat dari latihan self-help; dapat
ditangani dengan pengawasan sedang
RM Berat
Perkembangan motorik yang buruk; berbicara
sedikit, biasanya tidak mampu belajar dalam
latihan self-help; sedikit atau tidak mempunyai
kemampuan komunikasi
RM Berat Sekali
Retardasi yang berat; kapasitas berfungsi yang
minimal dalam bidang sensori motorik;
memerlukan perawatan dan pengawasan terus-
menerus
KAPAN HARUS CURIGA TERJADINYA
RETARDASI MENTAL?

Ketika anak terlambat mencapai tahap


perkembangan yang sesuai
Ketika anak mengalami kesuliatn belajar di
sekolah dan bermain dgn anak lain
Ketika anak tidak mampu melakukan apa yang
diperintahkan
PENYEBAB RETARDASI MENTAL

RM dpt disebabkan oleh faktor: (APA, 2000)


Biologis
Abnormalitas Kromosom) (Down Syndrome,
Turners Syndrome, Klinefelters Syndrome
Genetis
Penyakit infeksi
Penggunaan alkohol saat mengandung
Psikososial
Kombinasi
PENYEBAB RETARDASI MENTAL
FAKTOR BIOLOGIS
Abnormalitas kromosom (down syndrome,
turners syndrome, klinefelters syndrome)
Hereditas
Gangg. yg disebabkan gen2 dominan
Gangg. yg disebabkan gen2 resesif
Gangg. Yang disebabkan oleh lingkungan prenatal
Masalah pada waktu kelahiran dan sesudah
kelahiran
PENYEBAB RETARDASI MENTAL
FAKTOR PSIKOSOSIAL:
Lingkungan psikososial yang terbatas
Perawatan fisik atau medis yg kurang baik
Penelantaran atau kekerasan dr orang tua
Gaya pengasuhan
Pendidikan
INTERVENSI (penanganan)
Tergantung Kepada derajat keparahan/ tingkat
gangguan dan tipe MR:
Penempatan di lembaga
Perawatan
Pendidikan
INTERVENSI
Dgn pelatihan yg tepat, anak RM ringan dpt
mencapaikemampuan setara dgn anak kls 6 SD
Dpt menguasai keterampilan vocasional yg
memungkinkan mrk bekerja utk membiayai diri
sendiri
Anak dgn RM berat membutuhkan penanganan dgn
ditempatkan di pusat pelayanan
Penempatan ini didasarkan pd kebutuhan utk
mengontrol perilaku agresif atau merusak
Konseling psikologi utk membantu
menyesuaikan diri di masyarakat, meningkatkan
harga diri (self esteem)
Konseling supportif dan terapi perilaku
digunakan untuk membantu memperoleh
keterampilan bekerja dan keterampilan sosial
Anak dgn RM memiliki peluang 3-4 kali lebih
besar drpd anak normal utk mengalami
gangg,psikologis lain, seperti ADHD, depresi,
kecemasan.
PREVENTIF
Sebelum Kelahiran:
Pastikan ibu mendapat asupan nutrisi dan
istirahat yg cukup
Monitor perkembangan kehamilan scr teratur,
jika ditemukan adanya keterlambatan
perkembangan rujuklah ke ahli kandungan
Anjuran utk menghindari kehamilan di usia muda
Jika ibu menderita penyakit serius semasa
kehamilan, terutama pd 3 bln pertama rujuklah ke
ahli kandungan
Jika ibu berusia lebih dr 40th jelaskan ttg resiko
retardasi mental, jika ibu khawatir, rujuklah ke
ahli kandungan
Sebelum Kelahiran:
Menganjurkan ibu menghindari minuman
berakohol
Mengatasi segera jika ibu mengalami tekanan
darah tinggi atau kejang
Hindari penggunaan obat-obatan, X-ray kecuali
sangat diperlukan
Hindari beraktivitas/bekerja yang membahayakan
Berikan imunisasi campak dan tetanus pd ibu;
hindari kontak dgn penderita penyakit menular
Jika ada riwayat RM dlm klrg, rujuk ibu untuk
konseling
Saat Persalinan:
Hindari persalinan prematur, jk ada tanda2
persalinan dini anjurkan utk istirahat (bed rest),
rujuk ke dokter ahli
Berikan perawatan maternal yg baik (hindari
perlambatan persalinan atau percepatan
persalinan)
Terampil dalam memimpin persalinan, pahami
semua jenis ke-gawatdarurat-an persalinan
Jika diketahui posisi janin tdk normal, rujuk kpd
ahli
Setelah Persalinan
Anak yg dilahirkan sehat dpt mengalami RM jk
mengalami infeksi serius di otak, cedera otak
atau kurang suplai makanan ke otak. Kondisi tsb
harus dicegah:
Pemberian ASI eksklusif
Pemberian imunisasi
Memberi edukasi pd keluarga ttg nutrisi
Jk anak sakit (demam) segera diatasi rujuk ke ahli
anak
Jk pertumbuhan anak krg baik, rujuk ke ahli anak
Jelaskan pd org tua cara pengasuhan yang baik
PRINSIP PREVENTIF
Meningkatkan Kekuatan Individu
Menurunkan/meminimalisir keterbatasan
individu
Meningkatkan Sosial Support
Menurunkan stress sosial
Meningkatkan sumber daya dan menurunkan
tekanan
INTERVENSI DINI BAGI BAYI
BERESIKO TINGGI
Tujuan Intervensi Dini:
Mengotimalkan perkembangan anak
Menurunkan efek kecacatan
Mengedukasi org tua mengenai ketidakmampuan
anak dan mengajari bgmn cara mengatasi
ketidakmampuan tsb
Membantu/mensupport orgtua utk menerima
ketidakmampuan anak dan meningkatkan fungsi
keluarga
Beberapa Prinsip dlm program intervensi dini
Menetapkan tingkat perkembangan anak, dgn
cara mengamati apa yg dapat dan tdk dpt
dilakukan
Memutuskan langkah ke depan agar anak dpt
mempelajari keahlian (perilaku target) baru
Membagi setiap keahlian menjadi tahap-tahap
kecil
Memilih kegiatan utk orangtua agar mereka dpt
mengajari anak keahlian tertentu
Mengajak org tua utk mengulang/menstimulasi
aktivitas setiap hari
Beberapa petunjuk umum bagi orangtua agar
program stimulasi berhasil
Berikan pujian secara maksimal
Banyak berbicara dgn anak mengenai apa yg ia
lakukan
Arahkan gerakkan anak, secara bertahap kurangi
pemberian dukungan hingga anak mampu
menyelesaikan aktivitas tsb sendirian
Mengajari anak dgn cara menirukan
Gunakan cermin utk meningkatkan kewaspadaan
anak thd tubuhnya
Menciptakan suasana belajar yg menyenangkan
dgn mencoba hal-hal baru
Melibatkan anak lain

Anda mungkin juga menyukai