Anda di halaman 1dari 39

FRAKTUR TERTUTUP DAN

FRAKTUR TERBUKA SERTA


PENATALAKSANAANYA

Sendy Jayanti
Pendahuluan
Fraktur : diskontuinitas bahagian
tulang dan dimana hubungan atau
kesatuan jaringan tulang terputus

Tulang mempunyai daya lentur


atau elastisitas dengan kekuatan
yang memadai, apabila trauma
melebihi dari daya lentur tersebut
maka terjadi fraktur.
3. Berdasarkan bentuk patahan tulang

a) Transversal - fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang
tulang atau bentuknya melintang dari tulang.

b) Spiral - fraktur meluas yang mengelilingi tulang yang timbul akibat torsi ekstremitas
atau pada alat gerak. Fraktur jenis ini hanya menimbulkan sedikit kerusakan jaringan lunak.

c) Oblik - fraktur yang memiliki patahan arahnya miring dimana garis patahnya
membentuk sudut terhadap tulang.

d) Segmental - Dua fraktur berdekatan pada satu tulang, ada segmen tulang yang retak
dan ada yang terlepas menyebabkan terpisahnya segmen sentral dari suplai darah.

e) Kominuta - Fraktur yang mencakup beberapa fragmen, atau terputusnya keutuhan


jaringan dengan lebih dari dua fragmen tulang.

f) Greenstick - Fraktur tidak sempurna atau garis patahnya tidak lengkap dimana
korteks tulang sebagian masih utuh demikian juga periosterum.
Fraktur jenis ini sering terjadi pada anak anak.

g) Fraktur Impaksi - Fraktur yang terjadi ketika dua tulang menumbuk tulang ketiga
yang berada diantaranya, seperti pada satu vertebra dengan dua vertebra lainnya.

h) Fraktur Fissura - Fraktur yang tidak disertai perubahan letak tulang yang berarti,
fragmen biasanya tetap di tempatnya setelah tindakan reduksi.
Bentuk patahan tulang
Etiologi
Fraktur dapat disebabkan oleh :
Cedera / injury
Stres yang berulang
Lemahnya tulang yang abnormal
Tipe Fraktur
Tipe fraktur terbagi menjadi 2 :
Complete frakture
Incomplete fraktur
Complete Fraktur
Tulang terbagi menjadi dua atau
lebih fragmen. Complete fraktur
terdiri dari :
Transversa
Segmental
Spiral
Incomplete Fraktur
Terputusnya tulang tidak
lengkap dan sebagian masih
tetap dalam kontinuitas.
Contohnya adalah greenstick
fracture
Klasifikasi Fraktur
Berdasarkan hubungan tulang
dengan jaringan disekitarFraktur
dapat dibagi menjadi :
Fraktur tertutup (closed),bila tidak
terdapat hubungan antara fragmen
tulang dengan dunia luar.
Fraktur terbuka (open/compound),
bila terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengandunia luar
karena adanya perlukaan di kulit.
Fraktur Tertutup
Klasifikasikan fraktur menurut Tscherne
(1984)
Grade 0 : fraktur ringan tanpa kerusakan
jaringan lunak
Grade 1 : fraktur dengan abrasi superfisial
atau memar pada kulit dan jaringan
subkutan
Grade 2 : fraktur yang lebih berat dengan
kontusio di jaringan lunak bagian dalam dan
terdapat pembengkakan
Grade 3 : fraktur tertutup terberat dengan
ancaman terdapat sindrom kompartemen.
Fraktur terbuka
Klasifikasi
Tipe I : luka kecil, luka tusuk bersih
pada tempat tulang menonjol keluar.
Terdapat sedikit kerusakan pada
jaringan lunak, tanpa penghancuran
dan fraktur tidak kominutif.
Tipe II : luka lebih dari 1 cm, tetapi
tidak ada penutup kulit. Tidak banyak
terdapat kerusakan jaringan lunak,
dan tidak lebih kehancuran atau
kominusi faraktur tingkat sedang.
Tipe III : Terdapat kerusakan yang
luas pada kulit, jaringan lunak
dan struktur neurovascular,
disertai kontaminasi luka.
Tipe IIIA : tulang yang fraktur
tertutup jaringan lunak
Tipe IIIB : terdapat pelepasan
periosteum, selain fraktur
kominutif berat
Tipe IIIC : Terdapat cedera arteri
yang perlu diperbaiki, tidak pedul
Gejala Klinis

1. Nyeri continue
2. Gangguan fungsi setelah fraktur
3. Deformitas
4. Pemendekan tulang
5. Krepitasi
6. Bengkak
Diagnosa
Look
Bengkak
Memar
Deformitas
Adanya kerusakan kulit (fraktur terbuka)
Perhatikan bagian distal dari cedera
apakah ada perubahan warna pada kulit
(sebagai tanda adanya kerusakan saraf
dan pembuluh darah)
Feel
Adanya nyeri saat di raba atau
ditekan
Saat dipalpasi bagian yang
cedera akan melemah
Bagian yang cedera teraba lebih
hangat atau dingin dari
sekitarnya
Perhatikan bagian distal yang
cedera apakah masih dapat
Move
Krepitasi
Pergerakan abnormal pad bagian
yang cedera
Perhatikan bagian distal yang
cedera apakah masih bisa
digerakan secara aktif atau
terbatas
Pemeriksaan Penunjang
Lakukan pemeriksaan foto X-ray
dengan metode rule of two :
1. Two views
2. Two joints
3. Two limbs
4. Two injuries
5. Two occasions
Penatalaksanaan Fraktur
tertutup
Secara umum, komponen
tatalaksana untuk fraktur
tertutup meliputi :
Reduce / reduksi
Hold / mempertahankan
Exercise / latihan
REDUCE
Reduksi terdiri dari 2 metode :
Closed reduction
Open reduction
Closed Reduction
Tiga tahap manuver yaitu :
bagian distal ditarik ke garis
tulang,
sementara fragmen terlepas,
fragmen tersebut direposisi
(dengan membalikkan arah
kekuatan asal kalau ini dapat
diperkirakan)
penjajaran disesuaikan di setiap
bidang.
Open Reduction
Reduksi terbuka pada fraktur dilakukan
atas indikasi :
Bila reduksi tertutup gagal, baik karena
kesukaran mengendalikan fragmen
atau karena terdapat jaringan lunak di
antara fragmen-fragmen itu
Bila terdapat fragmen artikular yang
cukup besar yang perlu ditempatkan
secara tepat.
Bila terdapat fraktur traksi yang
fragmennya terpisah
Setelah fraktur direduksi,
fragmen tulang harus
diimobilisasi, atau dipertahankan
dalam posisi kesejajaran yang
benar sampai terjadi penyatuan.
1. Traksi
2. Pembidaian Gips
3. Fiksasi Interna
4. Fiksasi Eksterna
Traksi
dengan cara menarik/tarikan pada bagian tulang-
tulang sebagai kekuatan dngan kontrol dan
tahanan beban keduanya untuk menyokong tulang
Tujuan:
1. mencegah reposisi deformitas,
2. mengurangi fraktur dan dislokasi,
3. mempertahankan ligamen tubuh/mengurangi
spasme otot
4. mengurangi nyeri
5. mempertahankan anatomi tubuh dan
mengimobilisasi area spesifik tubuh.
6. menurunkan soft tissue tension dan alignment
yang baik dapat dicapai.
Skin Traction
Skin Traction plaster moleskin skin traction slip, 5
kg, tidak lebih dari 3-4 minggu
Indikasi :
1. Terapi pilihan pada fraktur femur dan beberapa
fraktur suprakondiler humeri anak.
2. Reduksi tertutup dimana manipulasi dan imobilisasi
tidak dapat dilakukan.
3. Terapi sementara pada fraktur sementara menunggu
terapi definitif.
4. Fraktur yang sangat bengkak dan tidak stabil.
5. Terapi pada spasme otot atau pada kontraktur sendi
(misal sendi lutut dan panggul)
6. Terapi pada kelainan-kelainan tulang belakang
seperti HNP atau spasme otot tulang belakang
Skeletal Traction
Dipakai terutama pada keadaan yang tidak
stabil untuk mengatasi kerja otot dan
kekuatan traksi langsung pada tulang
Indikasi
Bila diperlukan traksi yang lebih berat.
Traksi pada anak yang lebih besar.
Fraktur yang tidak stabil, oblique atau kominutif.
Fraktur tertentu pada daerah sendi.
Fraktur terbuka dengan luka yang sangat jelek
dimana fiksasi eksterna tidak dapat dilakukan.
Digunakan sebagai traksi langsung pada traksi
yang sangat berat, misalnya dislokasi panggul
yang lama sebagai persiapan terapi definitif.
Pembidaian dengan Gips
Plaster of paris, gips powder
Batu putuh kalsium sulfat dan air
Tipe plester dan fibreglass
Tujuan :
Imobilisasi kasus dislokasi sendi
Fiksasi fraktur yang telah di reduksi
Koreksi cacat tulang
Imobilisasi pada kasus penyakit tulang
setelah dilakukan operasi
Mengoreksi deformitas
Fiksasi Interna
Terapi defintif, invasive, operatif
Indikasi
Fraktur yang tidak dapat direduksi kecuali dengan
operasi terbuka
Fraktur yang sememangnya tidak stabil dan mudah akan
displaced kembali selepas direduksi
Fraktur yang menyatu dengan lambat dan susah
terutamanya fraktur pada femoral neck
Fraktur patologikal dimana penyebab penyakit
menghalang penyembuhan
Fraktur multipel dengan fiksasi awal sama ada interna
atau eksterna yang mengurangkan komplikasi umum dan
memperlambat kegagalan multiorgan
Fraktur pada pasien yang sulit dijaga seperti pasien
paraplegik dan lansia
Fiksasi Eksterna
alat yang diletakkan diluar kulit
untuk menstabilisasikan fragmen
tulang dengan memasukkan dua
atau tiga pin metal perkutaneus
menembus tulang pada bagian
proksimal dan distal dari tempat
fraktur dan pin tersebut
dihubungkan satu sama lain
dengan menggunakan eksternal
bars.
Indikasi
Fraktur dengan kerosakan soft tissue yang parah
dana banyak termasuk fraktur terbuka dan
terkontaminasi, dimana fiksasi interna amat berisiko
dan dan memerlukan inspeksi luka, dressing atau
surgeri plastik
Fraktur di sekitar sendi yang dimana berpotensii
untuk fiksasi interna tetapi tidak dapat dilakukan
kerana pembengkakan soft tissue untuk surgeri yang
selamat. Fiksator externa akan memberi
pemyembuhan soft tissue dengan cepat
Pasien dengan fraktur multipel terutama pada fraktur
femur bilateral, fraktur pelvis dengan pendarahan
masif dan fraktur eksterimitas dengan trauma dada
dan kepala.
Rehabilitasi
Menghindari atrofi dan kontraktur
dgn fisioterapi
Latihan isometrik dan setting otot
diusahakan untuk meminimalkan
atrofi disused dan meningkatkan
peredaran darah.
Partisipasi dalam aktivitas hidup
sehari-hari diusahakan untuk
memperbaiki kemandirian fungsi
dan harga-diri.
Fixed traction

Balanced traction
Komplikasi traksi :
Dapat menghambat sirkulasi
darah terutama pada anak
Pada orang dewasa dapat
menyebabkan cedera saraf
peroneus communis yang
menyebabkan drop-foot.
Sindroma kompartmen yang
terjadi akibat traksi berlebihan
melalui pen kalkaneus.
Komplikasi pemakaian gips
Cetakan gips yang kuat
Nyeri dan ekstremitas biasanya
membengkak. Tungkai harus ditinggikan
untuk mengurangi keluhan. Jika nyeri
masih ada, maka gips harus dilepas
Luka akibat tekanan
Nyeri lokal diatas tempat tekanan.
Abrasi kulit
Terjadi bila pelepasan gips tidak dilakukan
dengan benar
Komplikasi fiksasi internal
Infeksi
Non-Union
Komplikasi eksternal fiksasi :
Kerusakan struktur soft tissue
Overdistraction fragmen
sehingga tidak menyatu
Infeksi di tempat pen
Tatalaksana Fraktur Terbuka
Menganggap semua fraktur terbuka sebagai satu
kasus kegawatdaruratan dengan penanganan kasus
trauma dan emergensi yang lain
Mencari adanya cedera organ lain yang mengancam
nyawa
Pemberian antibitiok 3 kali dalam 24 jam (1-3 hari)
dengan tergantung ketentuan klasifikasi fraktur
terbuka. Agar efektif dalam mencegah infeksi,
antibiotika harus diberikan sebelum, selama, dan
setelah penanganan luka.
Untuk fraktur terbuka tipe 1 dan tipe 2 direkomendasikan
menggunakan cephalosporin generasi terakhir. Sedangkan
pada fraktur terbuka tipe 3 dengan derajat kontaminasi yang
lebih tinggi, ditambahkan dengan aminoglikosida. Pada
fraktur terbuka dengan kontaminasi organik, ditambahkan
penisilin atau metronidazole
Debridement sesuai mengikut prosedur luar
ke dalam, lapis demi lapis dan melakukan
irigasi.
Fiksasi internal atau eksternal di mana Tipe
1,2, dan 3A memerlukan fiksasi interna dan
3B fiksasi eksterna.
Luka ditutup dengan kasa basah steril dan
tukar ikut kesesuaian
Tulang yang patah dan mempunyai gap
wajib di bone graft mengikuti prosedur
Pappinou
Rehabilitasi
Debridment
Debridement bertujuan untuk
membuat luka bebas dari
material asing dan jaringan mati
dengan pasokan darah yang baik

Anda mungkin juga menyukai