Penurunan laba tahun 2015 disebabkan oleh kenaikan
aspek beban pokok produksi seperti kenaikan tarif dasar listrik dan biaya transportasi. Solusinya: PT Semen Indonesia dapat menekan biaya listrik dengan mempertimbangkan untuk membangun pembangkit listriknya sendiri seperti pembangkit listrik tenaga matahari atau dengan pemanfaatan limbah. PT Semen Indonesia dapat menekan biaya transportasi dengan mengadakan kerjasama yang bersinergi dengan perusahaan transportasi (contoh PT KAI) untuk proses distribusi produk. Solusi Penurunan laba juga disebabkan tingkat penjualan yang relatif tetap, tidak sesuai dengan kenaikan beban pokok produksi. Solusinya yaitu dengan menerapkan strategi marketing dengan menyediakan produk yang berinovasi dan jasa penunjang seperti jasa konstruksi bangunan dengan menggunakan produk Semen Indonesia. Solusi Pembangunan pabrik di Rembang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Kapasitas produksi harus diimbangi dengan peningkatan penjualan, karena jika tidak akan meningkatkan kapasitas menganggur. Kapasitas menganggur akan meningkatkan carrying cost sehingga akan menurunkan tingkat laba. Solusi PT Semen Indonesia menghadapi isu penolakan dalam pembangunan pabriknya di Rembang terkait lingkungan hidup khususnya isu pencemaran air. Solusi untuk masalah ini yaitu Semen Indonesia perlu membangun fasilitas water treatment dengan melibatkan pemerintah, LSM dan perguruan tinggi di Indonesia bersama-sama menciptakan teknologi untuk kemaslahatan. Solusi Dalam upaya meningkatkan harga saham, perusahaan harus memperbaiki nilai intrinsik dan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dengan meredakan gejolak sosial mengenai isu lingkungan hidup dan meningkatkan laba dengan cara-cara tersebut di atas. Selain itu, Semen Indonesia dapat memerangi isu negatif dengan berita positif tentang apa-apa yang sudah dilakukan oleh Semen Indonesia terhadap lingkungan. Misalnya, CSR PT. Semen Indonesia di Tuban telah berhasil membantu berapa ratus anak yang putus sekolah hingga dapat merasakan pendidikan yang lebih layak. Sehingga, keberadaan perusahaan disuatu tempat bukan menjadi beban bagi masyarakat namun menjadi solusi bagi masyarakat. Tindak Lanjut Program Water treatement 1.Semen Indonesia melakukan analisis dan penyesunan design teknologi water treatment yang air hasil pengolahan limbah tersebut dapat digunakan kembali dengan aman oleh masyarakat bersama universitas-universitas di Indonesia yang memiliki teknologi tersebut. Teknologi ini seperti konsep water reuse yang dikelola oleh Israel. Mereka mengakui berhasil menggunakan 86% air yang telah digunakan. Konsep ini yang kemudian menjadi latar belakang sinergi teknologi dan tenaga Indonesia untuk membangun fasilitas bersama yang berguna bagi Indonesia. 2.Teknologi tersebut kemudian disinergikan dan di rancang untuk diaplikasikan dalam bentuk water treatment plant of Rembang yang nantinya akan dimiliki oleh Pemerintah lewat Semen Indonesia. 3.Rancangan tersebut ditawarkan kepada LSM untuk disetujui sebagai syarat diberikannya izin operasi pabrik semen di Rembang. Sehingga, proyek ini melibatkan tidak hanya Semen Indonesia, Pemerintah, dan Universitas-universitas namun juga melibatkan pengawasan LSM sebagai perwakilan masyarakat daerah atau sekitar pabrik di Rembang. 4.Melalui LSM program ini kemudian di sosialisasikan ke masyarakat untuk turut mendukung program ini. Masyarakat akan di beri pengarahan pentingnya membangun water treatment untuk dapat mensuplai kebutuhan air bagi masyarakat sekitar. 5.Jika masyarakat sudah mensetujuinya, maka selanjutnya program ini akan dijalankan beserta mulai dijalankannya pabrik Semen Indonesia di Rembang yang 50% profit-nya akan disumbangkan dalam program ini sebagai bentuk CSR yang bukan filantropy tetapi CSR yang tepat sasaran dalam mengatasi dampak lingkungan yang ditimbutkan. 6.Sumber dana yang digunakan adalah dari pemerintah, Semen Indonesia, dan Perbankan. 7.Program ini kemudian akan menjadi program masyarakat Indonesia yang manfaatnya akan dirasakan seluruh Indonesia.