KINERJA PELABUHAN
PETI KEMAS NUSANTARA DI KOTA KENDARI
ALFIN
E1A1 14 076
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama
semakin meningkat, baik jumlahnya maupun
macamnya. Usaha-usaha dalam pembangunan
sarana angkutan laut yang dilakukan sampai saat ini
adalah merupakan cerminan dalam mengatasi
peningkatan kebutuhan tersebut. Salah satu
komponen dari sistem angkutan laut adalah
Pelabuhandimana Pelabuhan laut merupakan salah
satu sub sistem transportasi laut yang mempunyai
fungsi utama, yaitu sebagai tempat yang aman
untuk berlabuh dan bertambatnya kapal-kapal dan
sebagai terminal transfer barang dan penumpang
melalui angkutan darat dan angkutan laut.
Dengan bertambahnya kebutuhan akan barang di
setiap wilayah yang ada di Provinsi Sulawei
Tenggara, maka di perlukan penambahan
pemasokan barang tiap tahunnya, salah satu jalur
untuk pemasokan barang barang kebutuhan
tersebut adalah jalur laut. Dengan demikian di
perlukan banyak kapal untuk mengangkut barang
barang tersebut ke daerah Sulawesi Tenggara
Khususnya Kota Kendari. karna banyaknya barang
atau peti kemas dan tiap tahun akan meningkat
karna kebutuhan penduduk, maka di perlukan
luasan yang cukup dalam menampung arus peti
kemas sebelum didistribusikan di wilayah
wilayah yang ada di Sulawesi Tenggara.
Dengan melihat peran dan fungsi Pelabuhan Peti
Kemas Nusantara Kota Kendari yang begitu
penting, sehingga perlu di evaluasi kinerja
Pelabuhan Peti Kemas di Kota Kendari, kinerja
pemanfaatan fasilitas Pelabuhan Peti Kemas Kota
Kendari serta meramalkan pengembangan
fasilitas Pelabuhan Peti Kemas Kendari di waktu
yang akan datang. Maka Penulis ingin
mengangkat judul skripsi yaitu:
2.1Moda angkutan
Moda Angkutan air merupakan moda angkutan yang berperan
sebagai alat angkut penumpang maupun barang untuk
melintasi sungai, danau, ataupun laut. Moda angkutan air ini
dapat berupa rakit, sampan sederhana yang menggunakan
tenaga manusia sampai dengan kapal besar yang berteknologi
tinggi (Rollin Daryatman,2013).
2.1.1. Kapal
Kapal merupakan suatu moda transportasi angkutan air yang
banyak digunakan untuk penyebrangan penumpang dan barang
ke berbagai wilayah dalam dan luar negeri, adapun beberapa
defenisi atau istilah-istilah yang terkait dengan kapal antara
lain: Panjang, lebar dan sarat (draft) kapal yang akan
menggunakan Pelabuhan berhubungan langsung pada
perencanaan Pelabuhan dan fasilitas-fasilitas yang harus
tersedia di Pelabuhan (Bambang Triatmojo,2011 dalam Rollin
Daryatman,2013).
2.1.2. Jenis Kapal
Selain dimensi kapal, karekteristik kapal
seperti tipe dan fungsinya juga berpengaruh
terhadap perencanaan Pelabuhan. Tipe kapal
berpengaruh pada tipe Pelabuhan yang akan
direncanakan sesuai dengan fungsinya kapal
dapat dibedakan menjadi beberapa tipe
seperti berikut ini:
1.Kapal Penumpang
2. Kapal Barang
a. Kapal Barang Umum
b. Kapal Barang Curah
c. Kapal Barang Tanker
d. Kapal Barang Tanker
2.2. Pelabuhan dan Klasifikasinya
2.2.1. Defenisi dan Fungsi Pelabuhan
Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2008(Dalam Pius
Hongo Wijoyo,2012) tentang Pelayaran, Pelabuhan
diartikan sebagai tempat yang terdiri atas daratan
dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu
sebagai tempat berkegiatan pemerintah dan
kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai
tempat kapal berlabuh, naik turun penumpang
dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal
dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan
kegiatan penunjang Pelabuhan serta sebagai
tempat perpindahan intra dan antar moda
transportasi.
2.2.2. Klasifikasi Pelabuhan
Klasifikasi Pelabuhan ditinjau dari beberapa sudut antara
lain (Rollin Daryatman,2013):
a. Dari sudut pemungutan jasa :
Pelabuhan yang diusahakan
Yaitu Pelabuhan dalam pembinaan pemerintah yang sesuai
kondisi, kemampuan dan pengembangan menurut hukum
perusahaan.
b.Pelabuhan yang tidak diusahakan
Yaitu Pelabuhan dalam pembinaan pemerintah yang sesuai
dengan kondisi, kemampuan dan pengembangan
potensinya masih menonjol sifat overheld zorg dan atau
yang belum ditetapkan sebagai Pelabuhan yang diusahakan.
c.Pelabuhan otonom
Yaitu Pelabuhan yang diberi wewenang untuk mengatur diri
sendiri.
Dari sudut teknis :
a. Pelabuhan alam (Natural and Protected
Harbour)
Pelabuhan ini merupakan suatu daerah yang
menjurus kedalam (inlet), terlindungi oleh suatu
pulau, jazirah atau terletak sedemikian rupa
sehingga navigasi dan berlabuhnya kapal dapat
dilakukan.
Lokasi
Penelitian
Pelabuhan Peti
Kemas Kendari
2010
427 33426 78 5 9 23,5
2011
485 45550 94 5 11 32,1
2012
628 63670 101 5 12 44,8
2013
690 69243 100 5 12 48,8
2014
824 66037 80 5 10 46,5
2. Berth Through Put (BTP)
Tabel 4.4 Perhitungan Berth Through Put (BTP)
BTP Kapasitas
Arus PK BONGKA
Tahun Terpasang Dermaga
( Teus) Teus/Tambatan Teus/m/Thn R/MUAT
/Thn (Teus/m/Thn) (Teus/Tahun)
(Teus/Jam)
n Loa L1 L
Arus Kapal
TAHUN (Vs) Panjang Panjang
(Banyaknya Panjang
(Unit/Tahun) Dermaga Untuk Dermaga
Kapal) Kapal (m)
1 Kapal(m) (m)
2
Tabel 4.6 Perhitungan luas lapangan penumpukan Peti Kemas
(A)
Dt Sf Sth A A
800
PROYEKSI ARUS KAPAL
f(x) = 99.9x + 311.1
R = 0.98
700
600
Arus Kapal
500
400
300
200
100
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Tahun Ke
80000
60000
50000
40000
( ARUS PTI KEMAS )
30000
20000
10000
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
(TAHUN KE)
Gambar. 4.4 Grafik Arus Bongkar/Muat Peti Kemas Persamaan regresi Linear
Tabel 4.10. Tabel Proyeksi Arus Kapal dan Arus bongkar/muat Peti Kemas
Service
Arus PK Teus/ Kapasitas
Arus Kapal Time
Tahun BOR (% )
(Unit)
( Teus) Kapal (Teus/Jam) ( Jam )
(6)=(4)/
(5)*
(1) (2) (3) (4)=(3)/(2) (5) (7)
(G)*(1+0,2
)
2019
1310 117821 90 5 11 83
2024
1810 162276 90 5 11 114
2034
2809 251186 89 5 11 177
2. Perhitungan Dimensi Dermaga
n Loa L1 L
2019
1310 3,6 124 136 502
2024
1810 5,0 124 136 689
2034
2809 7,7 124 136 1062
4. Perhitungan Luas Lapangan Penumpukan
Peti Kemas
2
Tabel 4.14 Perhitungan Proyeksi Luas Lapangan Penumpukan Peti Kemas
(A)
Dt Sf Sth A A
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan pengolahan dan analisis data dari
Pelabuhan Peti Kemas Kendari, maka diambil beberapa
kesimpulan:
1. Pada tahun 2014 nila BOR pada Pelabuhan Nusantara
Kendari Masih memenuhi Nilai yang disarankan oleh
UNCTAD yaitu 46,5 % sedangkan Setelah melakukan
Proyeksi 5,10 dan 20 tahun akan datang maka nilai Berth
Occupancy Ratio (BOR), lebih besar dari nilai yang
disarankan oleh UNCTAD yaitu di bawah 50%.Hal ini
menandatakan Pelabuhan Peti Kemas Kendari tidak lagi
bisa melayani arus kapal dan arus bongkar muat Peti
Kemas dengan baik , sehingga dibutuhkan penambahan
tambatan dan penambahan produktivitas alat berat agar
kinerja Pelabuhan Peti Kemas dapat berjalan dengan baik.
2.Berdasarkan perhitungan panjang maka di ketahui
kebutuhan panjang Dermaga pada tahun 2019 adalah
502m, tahun 2024 adalah dan 2034 adalah 1062m,
Sedangkan panjang Dermaga pada Pelabuhan Nusantara
Kendari saat ini adalah 365m, Sehingga di butuhkan
penambahan panjang Dermaga pada tahun tersebut sesuai
perhitungan pada Skripsi ini. Luas lapangan penumpukan
Peti Kemas Kendari pada tahun 2019 masih bisa
menampung arus peti kemas yaitu 2,43 Ha karna
kebutuhan Lapangan peti kemas sesuai hitungan pada
tahun 2019 adalah 21843m 2 atau 2,18 Ha.Pada tahun 2024
adalah 30084m2, atau 30,1 Ha dan pada tahun 2034
adalah 46567m2 atau 4,66Ha. Sehingga hal ini menunjukan
Lapangan Penumpukan Peti Kemas kendari tidak bisa lagi
memenuhi kebutuhan Luas lapangan penumpukan yang
dibutuhkan pada tahun 2019,2024 dan 2034. Sehingga di
butuhkan penambahan luasan Pelabuhan Peti kemas sesuai
hitungan pada Skripsi ini.
3. Berdasarkan perhitungan panjang maka di ketahui
kebutuhan panjang Dermaga pada tahun 2019 adalah
502m, tahun 2024 adalah dan 2034 adalah 1062m,
Sedangkan panjang Dermaga pada Pelabuhan Bungku Toko
Kendari saat ini adalah200m, sehingga di butuhkan
penambahan panjang Dermaga pada tahun tersebut
sesuai perhitungan pada Skripsi ini. Berdasarkan hasil
perhitungan pada tahun 2019 adalah 21843m2 atau
2,18Ha, pada tahun 2024 adalah 30084m2, atau 3,01 Ha
dan pada tahun 2034 adalah 46567m2 atau 4,66Ha.
Sedangkan luas lapangan penumpukan Peti Kemas
Pelabuhan Bungku toko pada saat ini adalah 18236m2 atau
1,82Ha. Sehingga hal ini menunjukan Lapangan
Penumpukan Peti Kemas Bungku Toko Kendari tidak bisa
lagi memenuhi kebutuhan Luas lapangan penumpukan
yang dibituhkan pada tahun 2019,2024 dan 2034.
Sehingga di butuhkan penambahan luasan Pelabuhan Peti
kemas sesuai hitungan Pada Skripsi ini.
5.2 Saran