Anda di halaman 1dari 29

Laporan Kasus

DERMATITIS VENENATA

Oleh:
M Patrio G.S
Nur Amalina .D
Rama Rapina
Preceptor:
dr. Yulisna, Sp.KK

SMF PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH H. ABDOEL MOELOEK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
Pendahuluan
STATUS PASIEN

Masuk poli penyakit kulit dan kelamin


RSAM: Identitas

Tanggal 14 Mei 2016


No. RM : 338228
Anamnesis
Riwayat penyakit

Keluhan utama
Bercak kemerahan gatal di punggung
sejak 1 hari yang lalu

Keluhan tambahan : -
Riwayat Perjalanan
Penyakit

Pasien menggaruk bagian


1 hari kulit yang terasa gatal
SMRS sampai bagian kulit
Bercak kemerahan tersebut terluka. Pasien
gatal di bagian merasa gatal setelah
punggung pasien bangun dari tidur.
Pasien menggunakan obat
Acyclovir 5%

Keluhan belum berkurang

Pasien ke poli KK RSAM


Anamnesis
Riwayat penyakit dahulu
Keluhan dirasakan pertama kali
Pasien tidak memiliki riwayat
penyakit kronis sebelumnya.
Riwayat penyakit keluarga
Keluhan yang sama di dalam
keluarga disangkal.
Status Generalis
Pemeriksaan Fisik
Kepala dan leher: dalam batas
normal
Kesadaran : Thoraks: dalam batas normal
Compos mentis Abdomen : dalam batas
Status Gizi : Baik normal
Ekstremitas : dalam batas
normal
Vital sign
KGB : dalam batas
TD : 120/80 normal
Nadi : 88 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu: -
Status Dermatologis
Pemeriksaan dermatologis
Tampak makula dan papula eritematus, erosi dan lesi
linier berukuran milier hingga lentikuler berbentuk
ireguler berbatas tegas.
Tampak makula dan papula eritematus, erosi dan lesi linier
berukuran milier hingga lentikuler berbentuk ireguler berbatas
tegas.
Resume
Pasien datang ke Poliklinik KK RSUD Abdul Moeloek dengan keluhan
bercak kemerahan di punggung sejak 1 hari yang lalu. Bercak dirasa sangat
gatal sehingga pasien sering menggaruk hingga lecet. Pasien merasa
gatal setelah bangun dari tidur. Pasien mengaku sering tidur hanya
menggunakan singlet dan mengganti seprei 1 minggu sekali.Pasien mengaku
sudah menggunakan obat acyclovir 5% diberikan oleh pamannya. Riwayat di
gigit serangga disangkal oleh pasien.Tidak ada anggota keluarga yang
memiliki keluhan serupa. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit kronis
sebelumnya.

Dari inspeksi di regio trunkus posterior ditemukan makula dan papula


eritematus, erosi dan lesi linier berukuran milier hingga
lentikuler berbentuk ireguler berbatas tegas.
Diagnosis

Diagnosis Banding
Dermatitis venenata
Dermatitis kontak alergik

Diagnosis Kerja
Dermatitis venenata
Penatalaksanaan
Non medikamentosa
Penjelasan mengenai penyakit dan
terapinya :
Mengetahui jenis serangga penyebabnya
Mengedukasi pasien agar tidak
menggaruk luka yang ada
Memberitahu pasien bahwa penyakit
tersebut bisa sembuh sendiri
Medikamentosa
Topikal
Hydrocortison Cream 1%
Prognosis

Quo ad vitam : bonam


Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Dermatitis venenata: Dermatitis Kontak Iritan yang
disebabkan oleh terpaparnya bahan iritan dari beberapa
tanaman seperti rumput, bunga, pohon mahoni, kopi,
mangga, serta sayuran seperti tomat, wortel dan
bawang. Bahan aktif dari serangga juga dapat menjadi
penyebab
Gejala klinis
Stadium akut : kelainan kulit berupa
eritema, edema, vesikel, atau bula, erosi
dan eksudasi, sehingga tampak basah.
Stadium sub akut : eritema berkurang,
eksudat mengering menjadi krusta
Stadium kronis : tampak lesi kronis,
skuama, hiperpigmentasi, likenifikasi,
papul, mungkin juga terdapat erosi atau
ekskoriasi karena garukan
Diagnosis
Kriteria Diagnostik DKI
Mayor Minor
Subyektif
Onset dimulai dari beberapa menit hingga Onset dimulai 2 minggu setelah paparan
beberapa jam kemudian dari paparan Banyak orang mempunyai gejala sama pada
Pada awalnya terdapat rasa nyeri, rasa terbakar, lingkungan tersebut
perasaan tidak enak yang berlebih, gatal

Obyektif
Didominasi oleh macula eritem, hiperkeratosis, Pada perubahan morfologi menunjukkan
fissure tingkat konsentrasi menghasilkan sedikit
Terdapat gambaran epidermis kering, seperti perbedaan sedangkan waktu kontak
terbakar menghasilkan perbedaan yang banyak pada
Proses penyembuhan dimulai dengan tingkat kerusakan kulit
menghindari iritan
Patch tes negative
Tatalaksana
Penanganan dermatitis kontak yang tersering adalah menghindari
bahan yang menjadi penyebab.
Pengobatan medikamentosa terdiri dari:
Pengobatan sistemik :
Kortikosteroid, hanya untuk kasus yang berat dan digunakan dalam waktu
singkat.
Prednisone
Dewasa : 5-10 mg/dosis, sehari 2-3 kali p.o
Anak : 1 mg/KgBB/hari
Dexamethasone
Dewasa : 0,5-1 mg/dosis, sehari 2-3 kali p.o
Anak : 0,1 mg/KgBB/hari
Triamcinolone
Dewasa : 4-8 mg/dosis, sehari 2-3 kali p.o
Anak : 1 mg/KgBB/hari
Antihistamin
Chlorpheniramine maleat
Dewasa : 3-4 mg/dosis, sehari 2-3 kali p.o
Anak : 0,09 mg/KgBB/dosis, sehari 3 kali

Diphenhydramine HCl
Dewasa : 10-20 mg/dosis i.m. sehari 1-2 kali
Anak : 0,5 mg/KgBB/dosis, sehari 1-2 kali
Loratadine
Dewasa : 1 tablet sehari 1 kali
- Pengobatan topikal :
Bentuk akut dan eksudatif diberi kompres larutan garam faali (NaCl 0,9%)
Bentuk kronis dan kering diberi krim hydrocortisone 1% atau diflucortolone
valerat 0,1% atau krim betamethasone valerat 0,005-0,1% (11)
PEMBAHASAN
DIAGNOSIS
De

Gejala yang
dialami
lesi di daerah
punggung , lesi
linear dengan
papula eritem

Predileksi
Bentuk
Efloresensi yang
ditemukan
Pasien dengan
dermatitis venenata:
Datang dengan gatal
pada daerah yang o Pasien mengatakan merasa gatal
tidak ditutup pada punggung secara tiba-tiba
Lesi berbatas tegas, o Lesi makula eritematosa pada
berbatas pada bagian daerah punggung berbatas tegas .
o Riwayat digigit serangga disangkal
yang terkena iritan
o Pasien memperlihatkan lesi yang
Bahan iritan dirasa gatal
tergantung pada
konsentrasi dan letak
kulit yang terpapar
Reaksi yang muncul
biasanya akibat
kerusakan jaringan
DIAGNOSIS BANDING
Perbedaan DKI DKA

Keluhan Gatal, nyeri, perih menyengat Nyeri, gatal

Lesi Batas tegas, terbatas pada daerah Lesi dapat melebihi daerah yang
yang terpapar bahan iritan terpapar bahan alergen, biasanya
berupa vesikel yang kecil

Bahan Bahan iritan, tergantung pada Bahan alergen, tidak tergantung


konsentrasi dan letak kulit yang konsentrasi bahan, hanya pada
terpapar, semua orang bisa kena orang yang mengalami
hipersensitifitas

Reaksi yang Akibat kerusakan jaringan Proses reaksi hipersensitivitas tipe


muncul 4
TERAPI

o Sebagai anti inflamasi dan


Hydrocortison antipruritus dari seluruh
luka yang ada pada tubuh
cream 1% pasien

Terapi sudah tepat, secara garis besar terdiri dari


antiinflamasi, dan anti priritus
KESIMPULAN
Dermatitis yang disebabkan spesifik diakibatkan oleh
bahan aktif yang dikandung oleh serangga genus
Paederus, yakni pederin, disebut dengan paederus
dermatitis atau dermatitis lineari atau blister beetle
dermatitis.
Patogenesis penyakit ini ialah terjadi gejala
peradangan klasik di tempat terjadinya kontak di kulit
berupa eritema, edema, panas, nyeri, bila iritan kuat.
penatalaksanaan penyakit ini yang baik adalah
mengidentifikasi penyebab dan menyarankan pasien
untuk menghindarinya, terapi individual yang sesuai
dengan tahap penyakitnya dan perlindungan pada kulit
Pentingnya KIE ( Konfirmasi penyakit, Informasi, Edukasi
pencegahan dan talaksana) terhadap pasien dan keluarganya guna
melakukan pencegahan terjadinya paederus dermatitis, seperti:
Jika menemukan serangga ini, sebaiknya tidak dipencet, agar racun
tidak mengenai kulit. Lebih baik disingkirkan dengan cara ditiup
Hindari terkena kumbang ini pada kulit terbuka.
Jangan menggosok kulit dan atau mata bila kumbang ini terkena
kulit .
Segera cuci dengan air mengalir dan sabun pada kulit yang
bersentuhan dengan kumbang.
Mencegah serangga ini masuk ke dalam rumah dengan cara selalu
menutup pintu
Tidur menggunakan kelambu.
Membersihkan lingkungan sekitar rumah, terutama tanaman yang
tidak terawat yang ada disekitar rumah yang bisa menjadi tempat
kumbang Paederus.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah B.,Dermatologi Pengetahuan Dasar dan Kasus di Rumah Sakit,Indonesia: Pusat Penerbitan
Universitas Airlangga., 2009, hal 94-96.
James WD., Berger TG., Elston DM., Andrews Diseases of The Skin: Clinical Dermatology,10th ed,
Canada: Elsevier Inc., 2006, pg 421-427.
Djuanda A., Hamzah M., Aisah S., editor. Djuanda S., Sularsito SA., penulis. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin, Edisi Kelima, Jakarta Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007, hal 129-138.
Morsy TA, Arafa MA, Younis TA, Mahmoud IA. Studies on Paederus alfieni Koch (Coleoptera:
Staphylinide) with special reference to the medical importance. J Egypt Soc Parasitol 1996;26:337-51
Zargari O, Asadi AK, Fathalikhani F, Panahi M. Paederus dermatitis in northern Iran: A report of 156 cases.
Int J Dermatol 2003;42:608-12
Gurcharan Singh, Syed Yousuf Ali. Paederus Dermatitis. Indian J Dermatol Venerol Leprol January-February
2007.Vol 73
Gelmetic C, Grimalt R. Paederus dermatitis: An easy diagnosable but misdiagnosed eruption. Eur J Pediatr
1993;153:6-8
Kamaladasa SD, Perera WD, Weeratunge L. An outbreak of Paederus dermatitis in a suburban hospital in Sri
lanka. Int J Dermatol 1997; 36(1): 34-6.
Wolff K., Goldsmith LA., Katz SI., Gilchrest BA., Paller AS., Leffell DJ., Fitzpatricks DERMATOLOGY
IN GENERAL MEDICINE, 7th ed, USA: McGraw-Hill Companies., 2008, pg 395-401
Syed Nurul Rasool Qadir MMBS1, Naeem Raza MMBS2, Simeen Ber Rahman MD3. Paederus dermatitis In
Sierra Leone. In Dermatology Online Journal Vol 12 Num.7
Pohan SS., Hutomo MM., Sukanto H., Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin, Indonesia: Pusat Penerbitan Universitas Airlangga., hal 5-8
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai