Anda di halaman 1dari 29

FISIKA I

BESARAN DAN SATUAN


KONSEP
BESARAN POKOK
BESARAN TURUNAN
DIMENSI BESARAN
DIMENSI BESARAN
KESALAHAN

Kesalahan Sistematis
Kesalahan alat ukur
Kesalahan Paralaks
Kesalahan karena kecerobohan

Kesalahan Kebetulan
Kesalahan Menaksir
Kesalahan Gangguan
GAYA GESEKAN
F Gaya gesek statik : fs = F
fs
F = 0 a=0
Jika gaya F diperbesar maka fs juga membesar sampai
nilai maksimum, di mana jika gaya F diperbesar lagi
sehingga lebih besar daripada fs maksimum maka benda
bergerak. fsmax sebanding dengan gaya normal benda
dan suatu konstanta, yaitu koefisien gesekan statik s.
F Gaya gesek statik : fsmax = sN
fs
F = 0 a=0
GAYA GESEKAN
F Gaya gesek kinetik : F fk = ma
fk
fk = sN
Untuk gaya F lebih besar daripada gaya gesekan statik
maksimum, benda akan bergerak dengan percepatan a.
Jika benda bergerak maka gaya gesek yang bekerja
adalah gaya gesek kinetik yang besarnya sebanding
dengan gaya normal benda dan suatu konstanta, yaitu
koefisien gesekan kinetik k. Nilai k selalu lebih kecil
daripada s.
GAYA PEGAS
x

xo
F

x
Gaya pegas terjadi jika pegas ditarik dari posisi setimbangnya dan
yang besarnya sebanding dengan pergeseran ujung pegas yang
ditarik.
Besar gaya F = k.x dengan k konstanta pegas dan x menyatakan
besar pergeseran.
GAYA SENTRIPETAL
Setiap gaya yang bekerja pada suatu benda dan
menghasilkan percepatan sentripetal, dikatakan sebagai
gaya sentripetal.
Sebagai contoh, sebuah benda diikat dengan tali,
kemudian diputar. Maka benda tersebut akan berputar
dan memiliki percepatan sentripetal.
Dalam kasus ini sebagai gaya sentripetal adalah
tegangan tali T. Perlu diperhatikan, arah gaya sentipetal
tidak searah dengan arah gerak benda.
Gaya sentripetal adalah gaya total yang menuju pusat
lingkaran.
KERANGKA ACUAN
INERSIA
Kerangka acuan inersia adalah kerangka acuan yang
diam atau GLB relatif terhadap acuan yang diam.
Hukum Newton berlaku dalam kerangka acuan inersia.

O
KERANGKA ACUAN NON
INERSIA
Kerangka acuan non inersia adalah kerangka acuan
yang bergerak GLBB atau bergerak melingkar terhadap
acuan yang diam. Dengan kata lain, kerangka itu
bergerak dipercepat terhadap acuan diam. Dalam
kerangka acuan demikian hukum Newton tidak berlaku.
Sebagai contoh, jika seseorang sedang berada dalam
mobil yang dipercepat atau diperlambat, maka akan
terasa ada dorongan atau tarikan yang terasa oleh
tubuh kita padahal tidak ada gaya yang bekerja pada
badan. Ini berarti tidak sesuai dengan hukum Newton.
GAYA FIKTIF
Untuk memenuhi hukum Newton pada kerangka non
inersia diberikan gaya fiktif sehingga gaya ini yang
menyebabkan percepatan yang dialami oleh benda
dalam kerangka non inersia.
Contoh dari gaya fiktif adalah gaya sentripugal, yang
terjadi pada kerangka acuan yang bergerak melingkar
terhadap acuan yang diam.
Besar gaya fiktif :
Ff = ma
Dengan a menyatakan percepatan kerangka acuan
benda.
Diagram Benda Bebas
Setiap benda dalam suatu sistem
dipandang sebagai benda bebas yang
berdiri sendiri.
Gambarkan semua gaya yang mungkin
terjadi dalam setiap benda dan diuraikan
menjadi 2 komponen yaitu sejajar dan
tegak lurus bidang kontak.
Benda satu dengan yang lainnya
dihubungkan oleh percepatan.
Percepatan masing-masing benda mengacu
kepada kerangka inersial (a=0).
Contoh
N1
m1 F
m1 F
fg1
m2

m1g

N2
m1 g fg1
Bagaimana diagram
benda bebas jika F m2
bekerja pada m2?
fg2
m2g
CONTOH
1. m1

m2

Hitung percepatan masing-masing benda dan


tegangan tali pada gambar di atas jika diketahui
m1 = 2 kg dan m2 = 3 kg! Anggap lantai licin.
CONTOH
2. m1

m2

Diketahui koefisien gesekan pada lantai k = 0,2 dan


s = 0,3. Massa m1 = 10 kg. Tentukan :
a. Massa m2 pada saat benda tersebut akan
bergerak
b. Percepatan benda jika massa m2 ditambah 1 kg
SOLUSI
1. T
m1 Gaya yang bekerja pada benda
T m1 : F = m1a T = m 1a
m2 Gaya yang bekerja pada benda
a m2 : F = m2a W 2 T = m 2a
Dengan menjumlahkan kedua persamaan di atas
diperoleh :
W2 = m2g = (m1 + m2)a
m2 3
Atau a = g .10 6 m/s2
m1 m 2 5
Tegangan tali T = m1a = 2.6 = 12 N
SOLUSI
N
2. a. m1 T Saat sistem akan bergerak,
pada benda 1 tegangan tali T =
T
fsmax. Sedangkan pada benda 2,
m2
W karena tidak mengalami
percepatan maka T = W2 = m2g.

Dengan demikian massa benda 2 :


f smax s m1g
m2 = 0,3.10 = 3 kg
g g
SOLUSI
2. b. Jika massa ditambah, maka masing-masing
benda mengalami percepatan. Massa m2
menjadi 4 kg.
Benda A : T fk = m 1a
Benda B : m 2g T = m 2a
Jika kedua persamaan di atas dijumlahkan
diperoleh :
m2g fk = (m1 + m2)a
m 2 k m1 4 0,2.10
Atau percepatan a =
m1 m 2 4 10
a = 0,14 m/s2
SOAL
1.
A
B

37O 53O

Hitung percepatan masing-masing benda dan


tegangan tali pada gambar di atas jika diketahui mA = 2
kg dan mB = 3 kg! Anggap lantai licin.
SOAL
2. Licin

Kasar, k = 0,1 A
B

37O 53O

Jika massa tali dan katrol diabaikan dan percepatan


gravitasi bumi 10 m/s2, maka hitung percepatan
masing-masing benda untuk gambar dibawah ini !
Diketahui massa benda A = 5 kg dan massa benda
B = 3 kg.
SOAL
3. Dua benda A (mA = 2 kg) dan B (mB = 4 kg) diletakkan
seperti pada gambar. Benda B dihubungkan dengan
benda C oleh sebuah tali tak bermassa. Massa m C =
6 kg. Antara benda B dengan alas mempunyai k =
0,5. Benda B dipercepat tepat pada saat benda A
akan bergeser dari B. Percepatan g = 10 m/s2.
A a. Hitung koefisien gesek
statik antara A dan B
B
b. Hitung tegangan tali

C
SOLUSI
1. Gaya yang bekerja pada
T benda A :
T
T WAsin 37o = mAa
A
B Gaya yang bekerja pada
a
benda B :
37O 53O

WBsin 53o T = mBa


Dengan menjumlahkan persamaan di atas diperoleh :
(mBsin 53o- mAsin 37o)g = (mA + mB)a
Diperoleh :
mB sin 53 o m A sin 37 o 3.0,8 2.0,6
a= g 10 2 m/s2
m A mB 6
Tegangan tali T = WAsin 37o + mAa = 16 N
SOLUSI
2. Dalam sistem benda seperti
T T soal, benda A turun ke
A
B bawah. Dengan demikian
fk
a persamaan geraknya
37O 53O adalah : WA sin37o T fk
Diketahui fk = kWA cos37o. = mAa.
Persamaan gerak untuk benda dengan massa 3 kg
adalah T WB sin53o = mBa. Dari kedua persamaan
tersebut diperoleh WA sin37o kWA cos37o WB
sin53o = (mA + mB)a
Diperoleh : 8a = 50.0,6 0,1.50.0,8 30.0,8 atau a =
m/s2
SOLUSI
3. a. A Untuk benda A, gaya yang
bekerja :
B NA

Ff
fs
C

WA

Ff menyatakan gaya fiktif karena kerangka acuan


dari benda A, yaitu benda B, mengalami
percepatan.Besar gaya fiktif Ff = mAa. Dengan a
menyatakan percepatan benda B. Dengan demikian
berlaku persamaan : Ff = fs atau sNA = mAa (1)
SOLUSI
Untuk benda B, gaya yang bekerja :
NB a

T
fk

WA + W B
Untuk arah percepatan persamaan gayanya adalah :
T fk = mBa (2)
Dengan fk = kNB = k(WA + WB) = kg(mA + mB)
Untuk benda C, gaya yang bekerja : T

WC
SOLUSI
Untuk arah percepatan persamaan gayanya adalah :
WC T = m Ca (3)
Jika persamaan (2) dan (3) dijumlahkan, diperoleh :
(mA + mB)a = [mC - k(mA + mB)]g
Atau :
6a = (6 0,5.6).10 = 30. Diperoleh a = 5 m/s2
Dari persamaan (1) diperoleh : s =

Anda mungkin juga menyukai