Anda di halaman 1dari 27

TRANSFORMATOR

(DTE 2222, MKK)

Daftar bacaan :

Mittal A., Mittle V.N., 2004, Design of Electrical


Machines, Standard Publishers Distributors.

Chapman S.J., 1999, Electric Machinery


Fundamentals, Mc Graw-Hill,

Theraja, 1997, A Text Book of Electrical


Technology, S.chand & Company Ltd, Delhi.

Theodore, Wildi, 1997, Electrical Machines, Driver


and Power System, Prentisce Hall, New Jersey.
Pengertian Transformator

Transformator (trafo) adalah :


salah satu jenis mesin listrik
yang berfungsi untuk
mentransformasikan daya listrik
arus bolak-balik dari suatu
rangkaian ke rangkaian lainnya
secara induksi elektromagnetik
Umumnya trafo digunakan untuk
menaikkan atau menurunkan
tegangan listrik :
Trafo penaik tegangan (step up), misal
untuk menaikkan tegangan pembangkit
menjadi tegangan transmisi.
Trafo penurun tegangan (step down),
misal untuk menurunkan tegangan
transmisi menjadi tegangan distribusi.
Trafo instrumen, untuk pengukuran yang
dibedakan menjadi trafo tegangan dan
trafo arus, dipakai menurunkan tegangan
dan arus agar dapat masuk ke meter-
meter pengukuran.
Salah satu alasan mengapa dalam sistem
tenaga listrik banyak menggunakan
sistem arus bolak-balik adalah karena
kemudahannya dalam menaikkan dan
menurunkan tegangan listrik dengan
menggunakan trafo, sehingga dalam
jaringan tenaga listrik dikenal beberapa
tingkat tegangan, yaitu ;
Jaringan Tegangan Rendah (JTR),
Jaringan Tegangan Menengah (JTM),
Jaringan Tegangan Tinggi (JTT),
Jaringan Tegangan Ekstra Tinggi (JTET),
Jaringan Tegangan Ultra Tinggi (JTUT).
INDUSTRI

BISNIS

PLTA
PLTD RUMAH
PLTP
PLTG TRAFO
PLTU STEP DOWN SOSIAL/
PLTGU PUBLIK
GARDU GARDU
STEP-UP STEP DOWN

SISTEM PEMBANGKIT SISTEM TRANSMISI SISTEM KONSUMEN


DISTRIBUSI

Peran Trafo dalam Sistem Tenaga Listrik


Trafo pada sistem tenaga listrik
untuk kapasitas besar dapat
menggunakan tiga fase dan untuk
kapasitas kecil dapat menggunakan
fase tunggal
Contoh kapasitas trafo fase tunggal ;
10 KVA 50 KVA
15 KVA 167 KVA
25 KVA 250 KVA
Contoh kapasitas Trafo tiga fase :
25 KVA 50 KVA
550 KVA
100 KVA 160 KVA 630 KVA
200 KVA 250 KVA 1 MVA
325 KVA 400 KVA
1,2 MVA
Contoh pemasangan trafo pada saluran
distribusi
Contoh pemasangan trafo
pada GI
Jenis-jenis Transformator
A. Menurut letak kumparan terhadap intinya
1. Jenis Inti ( core type )
Pada trafo jenis ini letak kumparan inti letaknya
mengelilingi intinya
2. Jenis Shell ( shell type )
Untuk jenis trafo ini letak kumparan dikelilingi inti
B. Perbandingan Transformasinya
1. Trafo Penaik tegangan ( Step Up )
Trafo dikatakan sebagai penaik
tegangan jika GGL induksi sekunder
lebih besar daripada GGL induksi
primer atau (k >1)
2. Trafo Penurun tegangan ( Step down )
Trafo yang mempunyai criteria jenis ini
apabila GGL induksi primer lebih besar
daripada GGl induksi sekunder, atau ( k
<1)
C. Bentuk Inti Transformator
Bentuk E- I
Inti trafo dibuat tiap lapisan dari lempenagan
dengan menggunakan bahan feromagnetik
yang berbentuk E-I dan disusun saling
mengisi.
Bentuk U-I
Inti trafo dibuat menggunakan bahan
feromagnetik yang berbentuk U-I disusun
saling mengisi.
Bentuk L
Inti transformator disusun dari plat plat
menggunakan bahan feromagnetik yang
berbentuk L dan disusun saling mengisi.
Contoh bentuk inti E-I
Contoh bentuk inti U-I
Contoh bentuk inti L
Konstruksi
Umumnya konstruksi trafo terdiri atas
:
Inti, yang terbuat dari lembaran-

lembaran plat besi lunak atau baja


yang diklem jadi satu.
Belitan, terbuat dari bahan tembaga.

Sistem pendinginan, pada trafo

untuk daya yang cukup besar.


Bushing, untuk menghubungkan

rangkaian dalam trafo dengan


rangkaian luar.
Bagian penting transformator :

1 : inti trafo
2 : Gulungan primer
3 : Gulungan sekunder
ep : ggl induksi pada kumparan primer.
es : ggl induksi pada kumparan sekunder.
Np : Jumlah lilitan primer
Ns : Jumlah lilitan sekunder.
: Fluks magnet
Bagan transformator

U1 : Tegangan primer.
U2 : Tegangan sekunder.
I1 : Arus primer.
I2 : Arus sekunder.
Prinsip Kerja Transformator
Transformator bekerja
berdasarkan prinsip kerja elektro
magnetik, apabila kumparan
primer dihubung dengan sumber
tegangan AC, maka mengalir arus
bolak-balik I1 dan menimbulkan
fluks magnet yang berubah-ubah
terhadap intinya. Akibat adanya
fluks magnet yang berubah-ubah
pada kumparan primer akan
timbul GGL induksi (ep).
Induksi pada kumparan primer adalah sebesar :

e p Np d
dt
dengan :
ep : GGL induksi pada kumparan primer (volt )
Np : Jumlah lilitan kumparan primer
d : Perubahan garis-garis gaya magnet (weber)
dt : perubahan waktu (detik)
Fluks magnet yang menginduksi GGL (ep) juga
dialirkan oleh kumparan sekunder dengan
demikian fluks tersebut menginduksi GGL (es)
pada kumparan sekunder yang nilainya adalah :

d
es N s dt

es : GGL induksi pada kumparan primer (volt )


Ns : Jumlah lilitan kumparan sekunder
d : Perubahan garis-garis gaya magnet (weber)
dt : Perubahan waktu (detik)
Fluks pada t dinyatakan dengan pernyataan , dimana
nilai fluks maksimum dalam weber, sehingga ggl
induksi pada kumparan primer adalah

e p N p d
dt

e p Np m sin t
dt
e p Np m cos t

e p Np m sin(t ( 2 ))
Besarnya tegangan efektif (Ep) dapat dihitung
dengan persamaan :
(e p ) max
Ep
2
Np m
Ep
2
2 f Np m 2
Ep
2

Ep 3,14 1,41 f Np m

E p 4,44 f Np m
Besarnya tegangan efektif (Es) dapat dihitung
dengan persamaan :

E s Ns m
2

E s 2 f Ns m 2
2

E s 3,14 1,41 f Ns m

E s 4,44 f Ns m
Perbandingan Lilitan
Yang dimaksud dengan perbandingan lilitan
adalah perbandingan jumlah lilitan kumparan
sekunder terhadap jumlah lilitan primer

E 4.44 N f m
k 2 2
E 4.44 N f m
1 1
N
E
k 2 2
E1 N1
dengan : k = perbandingan jumlah
lilitan
Berdasarkan perbandingan trafo
dikenal beberapa jenis trafo.
Trafo step up, bila ggl induksi sekunder
(E2) lebih besar dari ggl induksi (E1) atau
(k>1)
Trafo step down, bila ggl induksi
sekunder (E2) lebih kecil dari ggl induksi
(E1) atau (k<1)
Trafo isolasi, bila ggl induksi sekunder
(E2) sama dengan ggl induksi (E1) atau
(k=1)
Juga dapat dinyatakan bahwa besarnya
perbandingan trafo adalah :

N I U
k s 2 1
N U I
p 1 2

dengan :
Np = lilitan primer
NS = lilitan sekunder
U1 = tegangan yang terpasang pada lilitan primer
U2 = tegangan yang terpasang pada lilitan sekunder
I1 = arus yang mengalir pada lilitan primer
I2 = arus yang mengalir pada lilitan sekunder

Anda mungkin juga menyukai