Anda di halaman 1dari 77

Praktikum Ilmu Gizi

Blok DDT-FK UNDANA


Praktikum Ilmu Gizi
Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi
Ilmu Gizi Dasar antropometrik
(bayi, anak, dewasa)
Ilmu gizi klinik Terapi dietetik
(makanan padat biasa, makanan
lunak/ soft diet, makanan saring/
semi liquid diet, makanan cair/ full
liquid diet)
I. Ilmu Gizi Dasar
Penilaian Status gizi berdasarkan Antropometrik

Antropometrik: indikator status gizi dapat


dilakukan dengan mengukur beberapa
parameter
Parameter ukuran tunggal dari tubuh
manusia antara lain umur, berat badan, tinggi
badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala,
lingkar dada, lingkar panggul dan tebal
lipatan/lemak bawah kulit
Mengetahui ukuran tubuh
Dewasa:
Tinggi badan
Berat badan
Data tambahan: usia, jenis kelamin
Indeks masa tubuh
Bayi dan anak
Tinggi badan/ panjang badan
Berat badan
Lingkar kepala
Data tambahan: usia, jenis kelamin
Indeks BB-U, BB-TB, TB-U, LK-U
Mengetahui komposisi
tubuh
Dewasa
Lingkar lengan atas
Lingkar pinggang
Lingkar perut
TLBK (Tabel Durnin dan Wormersley)
ML, MBL
MUAMC
AOLA (tabel AOLA dari Frisancho,1981)
Anak
1. LLA
2. LLA untuk TB umur 1-10 thn
Praktikum I
Penilaian status gizi cara
antropometrik berat badan (BB)
untuk tinggi badan (TB)

Orang dewasa dan anak-anak


Syarat dan cara pengukuran sesuai
dengan kriteria WHO
Pendahuluan
Masalah kekurangan dan kelebihan
gizi pada orang dewasa (18 tahun ke
atas) merupakan masalah penting,
karena selain mempunyai risiko
penyakit tertentu juga
mempengaruhi produktivitas kerja
Indeks massa tubuh (IMT) / BMI
merupakan alat atau cara sederhana
untuk memantau status gizi dewasa
Alat yang digunakan
BB: -spring balance scale
- Platform balance scale
TB: - microtoise
Rumus penentuan status
gizi
BBI : (TB-100)-10% (TB-100)
IMT: BB/TB2

Satuan ukur:
BBI: TB dalam cm
IMT: BB dalam kg dan TB dalam meter
(m)
Klasifikasi Interpretasi status gizi
IMT
Status gizi IMT (kg/m2) Risiko ko-
morbiditas
BB kurang < 18,5 rendah
Normal 18,5-22,9 normal
BB lebih 23 risiko
Berisiko 23-24,9 meningkat
Obesitas I 25-29,9 moderat
Obesitas II 30 berat
Mengukur lingkar kepala
anak
Cara mengukur (Gibson 2005):
1. Subyek berdiri dengan sisi kirinya berhadapan dengan
pengukur, dengan lengan yang santai dan kedua kaki
terbuka
2. Subyekmenatap lurus ke depan sehingga garis sudut mata
membentuk Frankfurt plane
3. Tempatkan pita pengukur di atas supraorbital ridges
menutup pada bagian tonjolan frontal melingkari occiput
4. Pastikan dengan teliti bahwa pita melingkari belahan
kepala lainnya pada ketinggian yang sama
5. Kencangkan pita pengukur dan baca
6. Perhatikan agar tidak boleh terlalu kencang atau terlalu
longgar
PSG antropometri BB/TB, BB/U, TB/U,
IMT/U untuk anak
1. Ukur BB dan TB anak
2. Hitung Z-score (Gunakan formula di
bawah)
3. Interpretasi:
Baik : > -2 SD
Kurang : (-2)-(-3) SD
Buruk : < -3 SD
Formula
US-NCHS (National center for health statistic)

Skor baku rujukan: Nilai individual subyek


(NIS) nilai median baku rujukan

Nilai simpang baku rujukan (NSBR)

Z- score = BB sekarang median


+ 1SD - median
soal
Anak laki- laki 36 bulan, BB = 15,2 kg, PB = 96 cm
PB/U ; Z-score = 96 - 96,1 =
99,8 - 96,1
BB/U?: = 15,2 -14,3 =
16,2-14,3
BB/PB?

Anak laki- laki 21 bulan, BB = 14 kg, PB = 96 cm


PB/U ; Z-score =
BB/U?: =
BB/PB?
Praktikum 2
Penilaian Status Gizi cara
antropometri Lingkar Lengan Atas
(LLA) untuk orang dewasa
Pendahuluan
LLA dewasa ini merupakan salah satu pilihan
untuk penentuan status gizi, karena mudah
dilakukan dan tidak memerlukan alat2 yang sulit.
Selain itu alat tsb mudah diperoleh dan murah
Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan terutama jika digunakan sebagai
pilihan tunggal untuk indeks status gizi, misalnya
kesalahan pengukuran pada LLA relatif lebih
besar dibandingkan TB
Pengukuran dan indeksnya digunakan untuk
mengetahui komposisi tubuh seseorang
Alat yang digunakan
Insertion tape suatu pita pengukur
yang terbuat dari fiberglass atau
jenis kertas tertentu berlapis plastik
Tempat pengukuran LLA:
Pengukuran dilakukan di bagian
tengah antara acromion dan
olecranon
Syarat pengukuran LLA:
Lengan yang diukur adalah lengan yang
kurang aktif
Lengan dalam keadaan bergantung
bebas, tidak tertutup pakaian/ kain
Lengan baju dan otot lengan dalam
keadaan tidak tegang atau kencang
Alat pengukur dalam keadaan baik dalam
arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat
sehingga permukaannya tidak rata
Cara pengukuran LLA
1. Tetapkan posisi akromion dan olecranon
2. Letakkan pengukur antara akromion
dan olecranon
3. Tentukan titik tengah lengan, beri tanda
4. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan
sampai cukup terukur lingkar lengan
5. Pita jangan terlalu kuat ditarik atau
terlalu longgar
6. Baca skala dengan benar
Nilai standart LLA:
Laki-laki: 29,5 cm
Perempuan : 28,5
Rumus penentuan status gizi:
% SG = LLA yg diukur/ LLA standar x 100%

PSG:
Baik : > 85%
Kurang : 75,1-85%
Buruk : 75%
Praktikum 4
Penilaian status gizi cara
antropometrik
Lingkar lengan atas menurut umur
untuk bayi dan anak
LLA untuk bayi dan anak
Alat yang digunakan:
Insertion tape
Tempat pengukuran LLA (sama dengan dewasa)
Syarat pengukuran:
Lengan yang diukur adalah lengan yg tidak aktif
Lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak
tertutup kain/pakaian
Lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak
tegang/ kencang
Alat pengukur dalam keadaan baik, permukaannya
rata
Cara pengukuran LLA
1. Tetapkan posisi akromion dan olecranon
2. Letakkan pengukur antara akromion
dan olecranon
3. Tentukan titik tengah lengan, beri tanda
4. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan
sampai cukup terukur lingkar lengan
5. Pita jangan terlalu kuat ditarik atau
terlalu longgar
6. Baca skala dengan benar
Status gizi
Status gizi berdasarkan warna pada
pita shakir:
Merah : 7,5 12,5 cm : stat.gizi
buruk
Kuning : 12,6-13,5 cm : status gizi
kurang
Hijau : 13,5-17,5 cm : status gizi
baik
Putih : > 17,5 cm : status gizi
overweight
Rumus penentuan status gizi berdasarkan
daftar (LLA untuk umur):

% SG = LLA diukur/ LLA standar x 100%


LLA standart = LLA baku (80%) pada daftar 1
Interpretasi:
Status gizi baik : > 85%
Status gizi kurang : 70,1-85%
Status gizi buruk : 70%
Praktikum 4
(Kode Praktikum: GD/APM/B/III)

PSG antropometrik
Lingkar lengan atas untuk tinggi badan
anak umur 1-10 tahun
LLA untuk TB anak 1-10
tahun
Alat yang digunakan:
TB : microtoise
LLA : pita shakir. Quac stick
Rumus penentuan status gizi berdasarkan daftar (LLA
untuk TB):

% SG = LLA diukur/ LLA standar x 100%


LLA standart = LLA baku (85%) pada daftar 2
Interpretasi:
Status gizi baik : > 85%
Status gizi kurang : 70,1-85%
Status gizi buruk : 70%
Untuk menyeleksi secara cepat status gizi anak dengan
cara LLA untuk TB dikenal dengan menggunakan QUAC
stick.
Cara memakai QUAC stick:
-hubungan TB (cm) pada sisi kiri dengan LLA (cm) pada
sisi kanan
Bila garis penghubung:
Mendatar = gizi baik

Menurun = gizi kurang

Menanjak = gizi lebih


Praktikum 6
Mengukur tebal lipatan(lemak)
bawah kulit
Tentukan % massa lemak
Dan massa bebas lemak
Praktikum 5
Penentuan kebutuhan energi dengan
menggunakan rumus Harris benedict
Terapi dietetik
Praktikum 1
kode pratikum Gk/TDE/A/I

MAKANAN PADAT BIASA


PRAKTIKUM 1
Makanan Padat (Biasa)
Makanan padat (biasa) adalah bentuk makanan
yang diberikan pada orang normal.
Makanan biasa sama dengan makanan sehari-
hari yang beraneka ragam, bervariasi dengan
bentuk tekstur dan aroma yang normal
Makanan biasa terdiri dari golongan makanan
pokok, golongan lauk-pauk, golongan sayuran
dan golongan buah
SYARAT-SYARAT DIET MAKANAN BIASA

1. Energi sesuai kebutuhan normal orang


dewasa dalam keadaan istirahat.
2. protein 10-15% dari kebutuhan energi total.
3. lemak 10-25% dari kebutuhan energi total.
4. karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi
5. cukup mineral, vitamin dan kaya serat
6. makanan tak merangsang saluran cerna
7. makanan sehari-hari beraneka ragam dan
bervariasi.
INDIKASI PEMBERIAN MAKANAN BIASA:

MAKANAN BIASA DIBERIKAN


KEPADA PASIEN YANG TAK
MEMERLUKAN DIET KHUSUS YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT.
MAKANAN YANG DIANJURKAN

WALAU TAK ADA PANTANGAN SECARA KHUSUS, MAKANAN


SEBAIKNYA DALAM BENTUK YANG MUDAH DICERNA DAN
TAK MERANGSANG PADA SALURAN CERNA.

Makanan yang tak dianjurkan

Makanan yang tak dianjurkan untuk diet makanan biasa


adalah makanan yang berlemak tinggi, terlalu manis,
terlalu berbumbu dan minuman yang mengandung alkohol.
Bahan makanan tersebut dapat ditukar dengan bahan
makanan lain sesuai dengan makanan yang ada didaerah dan
kebiasaan makanan setempat.
Bahan makanan tiap golongan dalam jumlah yang didaftarkan
pada URT bernilai gizi hampir sama, oleh karna itu satu sama
lain dapat saling menukar.
Contohnya:
nasi 100g=3/4 gelas
kentang 200 g = 2 BIJI sedang

keduanya mengandung 175 kkal, 4 gr protein, 40 gr HA


Praktikum 2
(Kode Praktikum GK/TDE/A/II)

Makanan Lunak (soft Diet)


Praktikum II
Makanan Lunak (Soft Diet)
Makanan lunak adalah makanan yang
memiliki tekstur yang mudah dikunyah
,ditelan dan dicerna dibandingkan makan
biasa

Makanan lunak merupakan perpindahan


dari makanan saring ke makanan biasa
Syarat-syarat diet makanan
lunak
1. Energi,protein dan zat gizi lain
cukup.
2. Makanan di berikan dalam
bentuk cincang atau lunak,
sesuai dengan keadaan penyakit
dan kemampuan makan pasien
3. Makanan di berikan dalam porsi
sedang, yaitu 3kali makan
lengkap dan 2kali selingan.
4. Makanan mudah cerna, rendah
serat dan tak mengandung
bumbu tajam.
INDIKASI PEMBERIAN MAKANAN
LUNAK
1. Pasien sesudah operasi tertentu .
2. Pasien dengan penyakit infeksi
dengan kenaikan suhu tubuh tidak
terlalu tinggi.
3. Pasien dengan kesulitan
mengunyah dan menelan.
4. Sebagai perpindahan dari
makanan saring ke makanan
biasa .
MAKANAN YANG BOLEH
DIBERIKAN
1. Sumber HA: beras ditim , dibubur ,
kentang direbus , makaroni , soun ,
mi , misoa direbus ,roti, biskuit, tepung
sagu, tapioka, maizena, hunkwe dibubur
atau dibuat puding, gula, madu.
2. Sumber protein hewani: daging, ikan,
ayam, tak brlemak direbus, dikukus,
ditim, telur direbus, diceplok air, diorak-
arik, bakso ikan, sapi atau ayam direbus,
susu, milkshake, yoghurt,keju.
MAKANAN YANG BOLEH DIBERIKAN

Sumber protein nabati: tempe dan tahu rebus,


dikukus, ditumis, dipanggang, kacang hijau
rebus, susu kedelai.
Sayuran: sayuran tidak banyak serat dan
dimasak seperti daun bayam, daun kangkung,
kacang panjang muda, buncis muda, labu siam,
labu kuning, tomat, wortel.
Buah-buahan; buah segar dihaluskan atau
dipure, tanpa kulit seperti pisang matang,
pepaya, jeruk manis, dan jus buah.
MAKANAN YANG TAK BOLEH DIBERIKAN

Sumber HA; nasi digoreng, beras ketan,


ubi, singkong, tales, cantel.
sumber makanan protein hewani; daging
dan ayam berlemak dan berurat banyak,
daging ayam, ikan, dan telur digoreng,
ikan banyak duri seperti bandeng, mujair,
mas dan selar
sumber protein nabati; tempe, tahu dan
kacang-kacangan digoreng, kacang
merah.
MAKANAN YANG TIDAK BOLEH
DIBERIKAN
Sayuran : sayuran banyak seperti
daun singkong , daun katuk , daun
melinjo , nangka muda , pare ,
sayuran yang menimbulkan gas
seperti kol , sawi , lobak , sayuran
mentah.
Buah-buahan : buah banyak serat
dan menimbukan gas seperti nenas ,
nangka masak , dan durian , buah
lain dalam keadaan utuh kecuali
PRAKTIKUM 3
MAKANAN SARING (semi liquid diet)
Praktikum 3
Makanan saring (semi liquid diet)
Makanan saring adalah makanan
semiapadat yang mempunyai tekstur
lebih halus daripada makanan lunak,
sehingga mudah ditelan dan dicerna
Makanan saring merupakan
perpindahan dari makanan cair ke
makanan lunak
Syarat diet makanan saring
1. Hanya diberikan untuk jangka waktu
singkat selama 1-3 hari, karena kurang
memenuhi kebutuhan gizi, terutama
energi dan tiamin
2. Rendah serat, mudah dicerna, tidak
membentuk gas dalam saluran cerna,
tidak merangsang saluran cerna, diberikan
dalam bentuk disaring atau diblender
3. Diberikan dalam prosi kecil dan sering
yaitu 6-8 kali sehari
Indikasi pemberian
makanan saring
Pasien sesudah mengalami operasi
tertentu
Pasien pada infeksi akut termasuk
infeksi saluran cerna (misal: typhus
abdominalis atau gastroenteritis)
Pasien dengan kesulitan mengunyah
dan menelan
Sebagai perpindahan dari makanan
cair kental ke makanan lunak
Makanan yang boleh
diberikan
Sumber HA: beras dibubur saring atau
dihaluskan (blender), roti dipanggang atau
dibubur, krakers, biskuit, tepung2an, seperti
tepung beras, meizena, sagu, hunkwe,
havermout, dibubur atau dibuat puding, gula
pasir, gula merah, gula aren, sirop
Sumber protein hewani: daging ayam, dan
ikan tanpa tulang digiling dan dihaluskan,
telur ayam rebus masak atau dicampur
dalam makanan atau minuman, susu sapi,
yogurt
Makanan yang boleh
diberikan
Sumber protein nabati : tempe dan tahu
digiling, kacang hijau disaring atau
dihaluskan, susu kedelai
Sayuran: sayuran rendah serat dan
disaring atau dihaluskan seperti bayam,
labu siam, labu kuning, tomat, wortel
Buah-buahan: buah yang tidak banyak
serat disaring atau dibuat jus atau
dihaluskan seperti pepaya, semangka,
melon dan pisang
Makanan yang tidak boleh diberikan

Sumber HA: beras ketan, jagung,


cantel, ubi, talas, singkong
Sumber protein hewani: daging dan
ayam berlemak, daging ayam, ikan,
telur digoreng, daging diawetkan
seperti dendeng, diasap, ikan
diawetkan, ikan banyak duri seperti
bandeng, mujair, mas dan selar
Makanan yang tidak boleh diberikan

Sumber protein nabati: kacang-kacangan


dan hasil olah seperti tempe dan tahu
digoreng
Sayuran: sayuran yang banyak serat seperti
daun singkong, daun katuk, daun melinjo,
nangka muda, pare, sayuran yang
menimbulkan gas seperti kol, sawi dan lobak
Buah-buahan: buah yang banyak serat dan
menimbulkan gas seperti nenas, durian, dan
kedondong
Praktikum 4

Makanan cair
(full liquid diet)
Praktikum 4
Makanan cair (full liquid diet)
Makanan cair adalah makanan yang
mempunyai konsistensi cair hingga kental
Makanan dapat diberikan secara oral maupun
enteral
Menurut konsistensi makanan, makanan cair
terdiri atas 3 jenis, yaitu:
Makanan cair jernih
Makanan cair penuh
Makanan cair kental
Syarat diet makanan cair
jernih
1. Makanan yang diberikan dalam bentuk cair
jernih yang tembus pandang
2. Bahan makanan hanya terdiri dari sumber
karbohidrat
3. Tidak merangsang saluran cerna dan
mudah diserap
4. Sangat rendah sisa (residu)
5. Diberikan hanya selama 1-2 hari
6. Diberikan dalm porsi kecil tapi interval
sering
Indikasi pemberian makanan cair
jernih
Pasien sebelum dan sesudah operasi
tertentu
Pasien yang intakenya tidak adekuat
(mis; mual dan muntah)
Pasien pasca perdarahan saluran cerna
Makanan yang boleh diberikan

Teh, sari buah, sirop, air gula, kaldu


jernih, serta cairan mudah serap seperti
cairan mengandung maltodekstrin
Makanan dapat ditambah dengan
suplemen energi tinggi dan rendah sisa
Syarat syarat diet makanan cair
penuh
1. Tidak merangsang saluran cerna
2. Bila diberikan lebih dari 3 hari harus
dapat memenuhi kebutuhan energi
dan protein
3. Kandungan energi minimal 1 kkal/ml.
konsentrasi cairan dapat diberikan
secara bertahap dari ,1/4 sapai
penuh
Syarat syarat diet makanan cair
penuh

4. Berdasarkan masalah pasien, dapat


diberikan formula rendah atau bebas
laktosa, dan sebagainya
5. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin
dan mineral dapat diberikan tambahan
ferosulfat, vitamin B kompleks dan
vitamin C
6. Sebaiknya osmolaritas < 400 Mosml
Indikasi pemberian makanan cair penuh

Pasien yang mempunyai masalah


untuk mengunyah, menelan atau
mencernakan makanan padat
misalnya pada operasi mulut atau
tenggorokan, dan atau pada pasien
dengan kesadaran menurun.
Makanan yang boleh diberikan

Makanan dapat diberikan melalui oral,


pipa tau enteral ( Naso Gastric Tube )
secara bolus atau drip (tetes)
Makanan cair dengan susu penuh / skim
=> susu penuh, maizena, telur ayam,
margarin, minyak, gula, sari buah
Makanan di blender => nasi tim, telur
ayam , daging giling, ikan, tahu, tempe,
wortel, labu kuning, saribuah
Syarat syarat diet makanan cair
kental
1. Mudah ditelan dan tidak merangsang
saluran cerna
2. Cukup energi dan protein
3. Diberikan bertahap menuju ke
makanan lunak
4. Porsi diberikan kecil dan sering ( tiap 2
3 jam )
Indikasi pemberian makanan cair
kental
Pasien yang tidak mampu mengunyah,
menelan serta untuk mencegah aspirasi
( cairan masuk ke dalam saluran napas)
seperti pada penyakit yang disertai
peradangan, ulkus peptikum, atau
gangguan struktural atau motorik pada
rongga mulut.
Makanan yang boleh diberikan

Sumber HA : kentang, gelatin, tapioka


dibuat puding
Sumber protein : susu, eskrim,yoghurt,
telur ayam, tahu giling
Sumber lemak : margarin, mentega
Sayuran : sayuran dibuat jus dan
dikentalkan dengan gelatin
Buah - buahan : buah dibuat jus, jeli
dan pure
PRAKTIKUM 5
(Kode Praktikum : GK/TDE/A/V)

APLIKASI KOMPREHENSIF
DIETETIK PADA ORANG SAKIT
Sistem SOAP

A. Subjective data
B. Objective data
C. Assessment
D. plan
A. Subjective Data

Riwayat penyakit
Food recall 24 jam
Frekuensi konsumsi makanan
Ketidakmampuan untuk makan
sendiri
Pengetahuan tentang zat gizi
B. Objective Data

Evaluasi hubungan kebiasaan makan dan cara


hidup
Evaluasi asupan makanan 3 hari berturut turut
(recall diet )
Evaluasi kebiasaan makan dan asupan makan
sebelumnya, antropometrik, laboratorium dan
pemeriksaan klinis
Interpretasi hasil laboratorium
Evaluasi kemampuan penderita untuk dapat
menerima dan mengerti intruksi diet yang
diberikan
C. Assessment

Evaluasi and interprestasi subjective


dan objective data
Menentukan masalah gizi utama
D. Plan

Tindakan diambil berdasarkan data


Subjektif, Objektif, Assessment
Rekomendasi untuk melakukan
komunikasi dan evaluasi antara anggota
team
Implementasi, monitoring dan perbaikan
rencana asuhan nutrisi termasuk tujuan
objektif untuk memecahkan masalah gizi
penderita, termasuk follow-upnya
Energi : orang sehat dan sakit

Dapat dihitung menggunakan rumus


Harris -Benedict sbb:
Laki-laki : BEE=66 + 13.7W + 5H
6.8A
Perempuan : BEE=655 + 9.6W +
1.7H 4.7A
Untuk mendapatkan hasil yang akurat
perlu diperhitungkan aktivitas dan
injury factor utamanya pada penderita
yang sakit
-Aktivitas faktor :
1.2 pt bedrest
1.3 ambulatory pt pt
1.5-1.75 normal
2.0 extremely active
-Injury factor 1.2 minor operasi
1.35 skeletal trauma
1.44 elective operasi
1.6-1.9 major sepsis
1.88 trauma + steroid
2.1-2.5 luka bakar berat
Total daily expenditure (TDE) penderita dapat dihitung dengan mengalikan
BEE dengan aktifitas faktor (AF) dan Injury faktor (IF)
Keadaan Khusus

Untuk mempertahankan BB :
BEE x 1,2-1,5

Untuk peningkatan BB pada


pasien yang stabil:
BEE x 2
CARA CEPAT

- Laki-laki : 1 kkal x kg BB x 24 jam


Perempuan : 0,95 x kg BB x 24 jam
- Laki-laki : 30 kkal x kg BB
Perempuan : 25 kkal x kg BB
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai