Anda di halaman 1dari 31

Folic Acid And Acute Diarrhea In

Children

Restabyandra Putra
01.211.6496
Pembimbing
dr. Agustinawati Ulfah, Sp.A
Background
Diare merupakan masalah kesehatan pada anak
berusia dibawah 5 tahun. Meskipun mortalitas
akibat diare akut telah menghilang dari berbagai
negara, namun kasus mortalitas ini meningkat
pada negara berkembang, seperti Indonesia.
Manajemen terpenting dari diare akut pada infan
dan anak adalah berfokus pada rehidrasi untuk
memperbaiki dehidrasi dan perbaikan nutrisi
selama dan sesudah terkena diare. Saat rehidrasi
dilakukan untuk mengurangi durasi dari diare,
penggunaan obat adalah penting, terutama pada
negara berkembang.
Asam folat terbukti mengurangi gejala dari diare
akut. Rotavirus merusak sel serap di ujung vili
usus kecil, sel-sel ini kemudian diganti dengan
migrasi sel dari kripte Lieberkuhn. Asam folat
memiliki peran penting dalam sintesis DNA dan
membantu dalam pembaharuan sel epitel
mukosa usus kecil dengan mempercepat generasi
normal sel-sel yang rusak.
Metods
Studi ini menggunakan single-blind, randomized
controlled trial di Kecamatan Secanggang,
Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara dari
bulan Agustus 2009 hingga bulan Januari 2010.
Kriteria inklusi yang digunakan adalah semua
anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun dengan
diare akut.
Anak dengan gejala dehidrasi, kolera, anak yang
mendapatkan asam folat, dan penyakit lainnya (malnutrisi,
encephalitis, meningitis, sepsis, bronchopneumonia dan
tuberkulosis) dimasukkan kedalam kriteria eksklusi.

Semua partisipan diberikan informed concent kepada orang


tuanya, yang telah disetujui oleh komite etik penelitian
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
WHO mendefinisikan diare dengan buang air
besar 3 atau lebih dalam sehari dengan
konsistensi lunak atau cair. Recovery dari diare
ditentukan dari buang air besar kurang dari 3 kali
sehari, konsistensi yang menjadi normal dan
volume feses yang normal (kurang dari 200 ml
per hari), selama 48 jam.
Selama perekrutan subjek berdasarkan standart
yang ditentukan melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang ditunjukkan oleh
pemeriksa. Setelah semua didapat, balita diacak
untuk menerima 5 mg asam folat atau placebo
selama 24 jam selama 5 hari.
Studi ini melibatkan 56 subjek dalam tiap grup.
Asam folat dan plasebo identik dalam penampilan
dan dikemas dalam wadah yang identik. Subjek
juga mendapatkan terapi rehidrasi menganut
pada aturan WHO dengan cairan rehidrasi oral.
Pengaruh dari asam folat dan placebo pada
frekuensi buang air besar, serta durasi diare akan
dinilai menggunakan uji independent T-Test.
Efek dari konsistensi feses akan dinilai
menggunakan uji Chi-Square. Hasil dianggap
signifikan secara statistik untuk nilai P <0,05
dengan interval kepercayaan 95% (95% CI).
Result
123 balita dengan diare akut mengunjungi klinik. 11
balita tereksklusi karena menderita malnutrisi (8
balita), gejala dehidrasi (1 balita) dan penolakan
orang tua untuk berpartisipasi (2 balita). Total yang
dimasukkan kedalam studi sebanyak 112 subjek yang
diacak untuk mendapatkan asam folat 5mg (n=56)
atau placebo (n=56) dosis per hari selama 5 hari.
Subjek dinilai untuk tingkat keparahan diare akut
sebelum pengobatan. Tidak ada perbedaan yang
signifikan secara statistik antara asam folat dan
kelompok plasebo untuk frekuensi, volume feses,
konsistensi cair, durasi diare, dan tidak dehidrasi
dalam 24 jam pertama.
Konsistensi feses tiap episode selama pemberian terapi juga
dilakukan penilaian. Berawal hari kedua saat terapi,
beberapa balita grup asam folat dengan diare cair
dibandingkan dengan grup placebo dan dilanjutkan hingga
hari kelima terapi.

Pada hari kedua, volume feses secara signifikan berkurang


pada pemberian asam folat dibandingkan pada placebo.
Perbedaan signifikan ini dilanjutkan hingga hari kelima.
Discussion
Pada studi ini direkrut subjek dengan diare. Rata rata
subjek mengalami diare 5,3 kali dalam 24 jam. Konsistensi
cair dan lunak, volume 76 ml per kali, dan durasi diare
selama 30,8 jam. Subjek berdasarakan kurang dari 6 bulan
di eksklusi karena masih membutuhkan ASI eksklusif.
Status dehidrasi juga diperiksa dan diobati mengacu pada
acuan WHO, namun kebanyakan subjek tidak mengalami
dehidrasi.
Walaupun studi ini tidak dapat menemukan
mikroorganisme yang menyebabkan diare,
rotavirus telah dikenal sebagai penyebab dari
diare akut pada balita di negara berkembang
maupun negara maju. Usia puncak infeksi
diantara 6 bulan hingga 2 tahun, dan penyebaran
bisa melalui fekal oral maupun respirasi.
Studi dari Lima, Peru pada anak dibawah 5 tahun
dengan diare rotavirus, 52% inpatien dan 35%
outpatien dari rotavirus. Pada wabah diare akut yang
dilaporkan di Kupang, Nusa Tenggara, Indonesia
pada bulan Agustus 2002, rotavirus ditemukan
sebagai agen etiologi, dengan serotipe 1. Dicurigai
kausa dari diare akut adalah rotavirus karena subjek
terdiri dari anak usia 6 bulan sampai 60 bulan.
Asam folat merupakan vitamin yang secara
koenzim berfungsi sebagai transfer carbon untuk
remethilasi dari homosistein ke metionin, sintesis
timidilat dan purin serta formasi metil grup
dibutuhkan untuk beberapa reaksi biologis.
Absorbsi dari monoglutamil folat melewati
transport proses saturasi pada pH asam.
Penelitian di Bangladesh melaporkan bahwa terapi
asam folat tidak memberikan manfaat pada infan dan
balita, hanya sebagai terapi diare cair akut. Namun,
studi itu dipatahkan oleh studi ini bahwa asam folat
bermanfaat untuk pengobatan diare cair akut pada
anak usia 6 bulan sampai 60 bulan. Dengan dosis oral
3x5mg perhari selama 5 hari mengurangi frekuensi,
volume, dan durasi diare cair akut hingga sembuh.
Conclussion

Kesimpulan, studi ini telah menunjukkan bahwa


asam folat diberikan sebagai tambahan untuk
terapi cairan dan elektrolit memberikan manfaat
klinis tambahan untuk bayi dan anak-anak
dengan diare akut.
Critical appraisal
Judul :
Terdiri < 12 kata, menggambarkan isi
jurnal, dan tidak ada singkatan yang tidak
perlu
Abstrak
Sesuai, menggambarkan latar belakang,
metode, hasil, dan kesimpulan penelitian
Hasil
Memuat data, disertai dengan tabel yang bisa
memperjelas data yang ada
Metode Penelitian
Metode yang digunakan baik, penjelasan jelas
serta kriteria inklusi maupun eksklusi tertulis
Analisis PICO
Population

112 anak dari kecamatan Secanggang,


kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara yang
terbagi atas 2 grup dan diobservasi dari bulan
Agustus 2009 hingga Januari 2010

Intervension

Rehidrasi cairan elektrolit + placebo


Comparison
Rehidrasi cairan elektrolit + asam folat 5mg
Outcome
Pemberian asam folat dapat mengurangi
frekuensi diare dan volume feses
BUKTI VALID
Apakah alokasi pada pasien ini dilakukan secara
acak?
Ya
Apakah pengamatan pasien dilakukan cukup
panjang?
Ya
Apakah semua pasien dalam kelompok yang
diacak dianalisis ?
Ya
Apakah pasien dan dokter tetap blind dalam
melakukan terapi, selain dari terapi yang diuji?

Tidak (dokter mengetahui perbedaan antara


placebo dan asam folat)

Apakah kelompok terapi dan kontrol sama?

Ya
APLIKASI

Apakah pada pasien kita terdapat perbedaan bila


dibandingkan dengan yang terdapat pada
penelitian sebelumnya sehingga hasil tersebut
tidak dapat diterapkan pada pasien kita?

Dapat diterapkan

Anda mungkin juga menyukai