Anda di halaman 1dari 65

REFRESHING

Oleh:
Novita Putri Wardani (2011730157)
Pembimbing:
dr. Endang Triwahyuni, Sp.KK, M.Kes
1. SCABIES
DEFINISI

Penyakit kulit yang disebabkan oleh


infestasi dan sensitisasi terhadap
Sarcoptes scabiei varian hominis dan
produknya. Skabies merupakan penyakit
kulit menular.

Sinonim nya kudis, the itch, gudig,


budukan, dan gatal agogo.
ETIOLOGI
Skabies dapat disebabkan oleh kutu atau
tungau Sarcoptes scabei varian hominis
Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthopoda,
kelas Arachnida, ordo Ackarina, superfamili
Sarcoptes

Tungau berbentuk oval, punggungnya cembung


dan bagian perutnya rata. Tungau ini transient,
berwarna putih kotor, dan tidak bermata.
Ukurannya yang betina berkisar antara 330 - 450
mikron x 250 - 350 mikron, sedangkan yang
jantan lebih kecil yaitu 200 - 240 mikron x 150 -
GEJALA KLINIS

CARDINAL SIGNS : 2 DARI 4

Pruritus nokturna
Penyakit ditemukan secara berkelompok
Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi
yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau
berkelok, rata-rata panjang 1 cm pada ujung terowongan
ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam
kulitnya menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi, dan lain-lain)
Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostik
GEJALA KLINIS
PREDILEKSI

Daerah dengan stratum korneum yang tipis


Sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian
volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan,
aerola mammae dan lipat glutea, umbilicus,
bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian
bawah.
Pada bayi dapat menyerang bagian telapak
tangan dan telapak kaki bahkan seluruh
permukaan kulit.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Kerokan Kulit Mengambil Tungau


dengan Jarum

Biopsi irisan
Membuat biopsi dengan
irisan (epidermal pewarnaan HE
shave biopsy) (Hematoksilin
Eosin).
PENATALAKSANAAN
Harus efektif terhadap semua stadium tungau
Harus tidak menimbulkan iritasi dan
Sediaan tidak
: salap bersisik
atau krim.
Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian
Tidak efektif terhadap stadium telur,
Mudah diperoleh dan harganya murah
maka penggunaan dilakukan selama
Gama benzene heksa
3 hari berturut-turut.
Belerang endapan
klorida (gemeksan =
(sulfur presipitatum) Berbau gammaexane)
& mengotori pakaian serta
kadar
dengan kadar 4-20%
kadang-kadang 1% menimbulkan
iritasi.Dapat dipakai pada bayi
Emulsi benzyl- berumur kurang dari 2 tahun
benzoas (20- Krotamition 10%
25%)

Premetrin
dengan kadar 5%
PENATALAKSANAAN
Sediaan : Krim atau losio
Harus
termasuk obat efektif
pilihan terhadap
karena semua stadium tungau
efektif
Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak bersisik
dan jarang
Tidak berbaumemberi iritasi,
atau kotor sertaobat
tidakini
merusak atau mewarnai pakaian
tidak dianjurkanMudah diperoleh
pada anak dan harganya murah
di bawah
6 tahun dan ibu hamil karena toksis
Gama benzene heksa
Belerang
terhadap susunanendapan
saraf pusat. klorida (gemeksan =
(sulfur presipitatum)
Pemberian cukup gammaexane) kadar
dengan kadarsekali,
4-20% kecuali jika
1%
masih ada gejala, diulangi seminggu
kemudian.
Emulsibenzyl- Krotamition
benzoas (20-
25%)
10%

Premetrin
dengan kadar
5%
PENATALAKSANAAN
Harus efektif terhadap semua stadium tungau
Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak bersisik
Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian
Mudah diperoleh dan harganya murah
Efektif terhadap semua stadium,
Gama benzene
Belerang endapan heksaselama
diberikan setiap malam klorida
3
(sulfur presipitatum) (gemeksan =
hari. Obat ini sulit diperoleh,
dengan kadar 4-20% gammaexane) kadar
sering memberi 1% dan
iritasi,

Emulsi benzyl- Krotamition


kadang-kadang makin gatal dan
benzoas (20-
25%)
panas setelah dipakai. 10%

Premetrin
dengan kadar
5%
PENATALAKSANAAN
Harus efektif terhadap semua stadium tungau
Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak bersisik
Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian
Mudah diperoleh dan harganya murah

Belerang endapan Gama benzene heksa


(sulfur presipitatum) klorida (gemeksan =
gammaexane) kadar
dengan kadar 4-20%
1%

Emulsi benzyl-
Krotamition 10% dalam krim atau losia Krotamition
benzoas (20-
juga merupakan obat pilihan, mempunyai
25%)
10%
dua efek sebagai antiskabies dan
Premetrin
antigatal, harus dijauhkan dari mata dan
dengan kadar
uretra. 5%
PENATALAKSANAAN
Harus efektif terhadap semua stadium tungau
Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak bersisik
Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian
Belerang
Mudah diperoleh dan harganya murah

endapan Gama benzene


heksa klorida
(sulfur
efektifitasnya sama, aplikasi hanya sekali, dan (gemeksan =
presipitatum)
dibersihkan dengan mandi setelah pemakain 8-gammaexane)
dengan kadar kadar 1%
10 jam. Pengobatan diulangi setelah seminggu.
Emulsi4-20% benzyl-
Krotamition
benzoas (20-
Tidak dianjurkan pada bayi dibawah umur 2

tahun 25%)
10%

Premetrin
dengan kadar
5%
PENATALAKSANAAN
Harus efektif terhadap semua stadium tungau
Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak bersisik
Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian
Belerang
DiluarMudah
negeri diperoleh dan harganya murah

endapan
dianjurkan pemakaian
ivermectin (200g/kg) Gama benzene heksa
(sulfur klorida (gemeksan =
per oral, terutama
gammaexane) kadar
presipitatum)
pasien yang persisten 1%
dengan
atau resistenkadar
terhadap
Emulsi4-20%
benzyl-
permetrin
Krotamition
benzoas (20-
25%)
10%

Premetrin
dengan kadar
5%
PROGNOSIS

Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta


syarat pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi (antara
lain hygiene), maka penyakit ini dapat diberantas dan memberi
prognosis yang baik.
2. NEURODERMATITIS
DEFINISI
Neurodermatitis sirkumskripta adalah penyakit
peradangan kronis pada kulit, gatal,
sirkumskripta, dan khas ditandai dengan
likenifikasi. Gosokan dan Garukan yang
berulang-ulang
Likenifikas dalam waktu yang cukup lama
i

Kebiasaan menggaruk pada satu


area tertentu pada kulit sehingga
garis kulit tampak lebih menonjol
menyerupai kulit batang kayu
EPIDEMIOLOGI

Umumnya terjadi pada orang dewasa, 30-50 tahun


Lebih banyak wanita daripada pria
Banyak terjadi pada ras Asia
ETIOLOGI
ETIOLOGI

Faktor Faktor
Eksterna Interna

Lingkunga Dermatitis
n Atopik

Gigitan
Serangga Psikologi
GEJALA KLINIS
GATAL YANG
EFLORESENSI
BERAT

Rasa gatal memang tidak Likenifikasi


terus menerus
Biasanya pada waktu yang Plak yang berbatas tegas
tidak sibuk dengan ekskoriasis,
sedikit edematosa
Bila muncul sulit ditahan untuk
tidak digaruk Lambat laun edema dan
Penderita merasa enak bila digaruk,
eritema menghilang.
setelah luka baru hilang rasa
gatalnya untuk sementara (karena Bagian tengah berskuama dan
diganti dengan rasa nyeri). menebal, sekitarya
hiperpigmentasi, batas dengan
kulit normal tidak jelas.
Keparahan gatal dapat diperburuk
dengan berkeringat, suhu atau iritasi
Biasanya, hanya satu plak
dari pakaian. Gatal juga dapat
bertambah parah pada saat terjadi yang tampak, namun dapat
stress psikologis. melibatkan lebih dari satu
tempat.
PREDILEKSI
Variasi klinis dapat berupa prurigo

Skalp, Tengkuk, Samping nodularis, akibat garukan atau korekan

Leher, Lengan Bagian tangan penderita yang berulang-ulang

Ekstensor, Pubis, Vulva, pada suatu tempat. Lesi berupa nodus

berbentuk kubah, permukaan


Skrotum, Perianal, Paha
mengalami erosi tertutup krusta dan
Bagian Medial, Lutut, Tungkai
skuama, lambat laun menjadi keras
Bawah Lateral, Pergelangan
dan berwarna lebih gelap
Kaki Bagian Bagian Depan,
(hiperpigmentasi). Lesi biasanya
dan Punggung Kaki. multiple, lokalisasi tersering di

ekstremitas.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratoriu Histopatolog
m i
PENATALAKSANAAN

Non
medikamentosa
medikamentosa

Antipruritus : antihistamin
Hindari garukan (prometazin, difenhidramin,
hidroksizin)
Antihistamin topikal : doxepin 5% 8
Hindari faktor pencetus lain
hari

Kortikosteroid topikal, suntikan


intralesi

Pengobatan penyakit lain


PROGNOSIS
Prognosis untuk penyakit liken simpleks kronis adalah :

- Rasa gatal dapat diatasi, likenifikasi yang ringan dan perubahan

pigmentasi dapat diatasi setelah dilakukan pengobatan.

- Relaps dapat terjadi, apabila dalam masa stress atau tekanan emosional

yang meningkat.

- Pengobatan untuk pencegahan pada stadium-stadium awal dapat

membantu untuk mengurangi proses likenifikasi.

Biasanya prognosis berbeda-beda, tergantung dari kondisi pasien, apabila

ada gangguan psikologis dan apabila ada penyakit lain yang menyertai.

Pengobatan yang teratur dapat meringankan kondisi pasien. Penyebab

utama dari gatal dapat hilang, atau dapat muncul kembali. Pencegahan
Neurodermatitis
Psoriasis Likenplanus
27
3. PSORIASIS
DEFINISI

Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit kronik dengan dasar


Psoriasis
genetik yang kuatialah
denganpenyakit
karakteristikyang penyebabnya
perubahan pertumbuhan dan
autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai
diferensiasi sel epidermis disertai manifestasi vaskuler, juga diduga
dengan adanya bercak-bercak eritema,
berbatas
adanya pengaruhtegas
system dengan
saraf. skuama yang kasar,
berlapis-lapis dan transparan disertai
Umumnya lesi berupa plak keperakan dengan batas yang
fenomena tetesan lilin, Auspitz, dan Kobner.
tegas. Letaknya dapat terlokalisir, misalnya pada siku, lutut, atau
kulit kepala (scalp) atau menyerang hampir 100% luas tubuhnya
EPIDEMIOLOGI

o Psoriasis menyebar diseluruh dunia.


o Prevalensi anak-anak berkisar dari 0% di Taiwan-2.1% di Italia.
o Dewasa di Amerika Serikat 0,98%-8% ditermukan di Norwegia.
o Di Indonesai prevalensi pada tahun 1996, 1997 dan 1998 berturut-
turut 0,62%; 0,59%; dan 0,92%.
o Psoriasis terus mengalmi peningkatan jumlah kunjungan ke
layanan kesehatan di banyak daerah di Indonesia.
Hanseler dan Christoper membagi psoriasis :
- tipe 1 bila onset kurang dari umur 40 tahun, berkaitan dengan
faktor genetik dan berhubungan dengan HLA
- tipe 2 bila onset lebih dari umur 40 tahun
GEJALA KLINIS

Plak eritematosa dengan skuama putih disertai titik-titik perdarahan


bila skuama dilepas, berukuran milier sampai plakat menutupi
sebagaian besar area tubuh, umumnya simetris.
Pada kulit, kuku, mukosa dan sendi
Eritema yang sangat cerah (hot psoriasis) diikuti gatal sampai
merah pucat (cold psoriasis)
GEJALA KLINIS

Fenomena Kbner munculnya lesi psoriasis setelah terjadi


trauma maupun mikrotrauma pada kulit pasien psoriasis.
Pada lidah dijumpai plak putih mirip peta Lidah geografik
Psoriasis Plakat

90% pasien mengalami psorisis vulgaris, biasanya disebut


psoriasis plakat
Lesi dimulai dengan makula eritematosa berukuran <1cm atau
papul yang melebar ke arh pinggir dan bergabung beberapa lesi
menjadi satu, diameter 1 sampai beberapa cm.
Lingkaran putih pucat mengelilingi lesi psoriasis plakat
Woronoffs ring
Psoriasis Plakat

Bentuk lesi beragam sperti bentuk utama kurva linier (psoriasis


girata), lesi mirip cincin (psoriasis anular), dan papul berskuama
pada mulut folikel pilosebaseus (psoriasis folikularis).
Psoriasis hiperkeratotik tebal diameter 2-5cm Plak rupioid
Psoriasis hiperkeratotik tebal bentuk cembung menyerupai kulit
tiram Plak ostraseus
Dijumpai di skalp, siku, lutut, punggung, lumbal dan retroaurikuler
Psoriasis Plakat

70% pasien mengeluh gatal, rasa terbakar atau nyeri, terutama


bila kulit kepala terserang.
Psoriasis inversa letak lesi di daerah intertriginosa, tampak
lembab dan eritematosa. Bentuknya nyaris tidak berskuama dan
merah merona, mengkilap, berbatas tegas, mirip ruam intertrigo,
misalnya pada infeksi jamur.
Lesi dijumpai di daerah aksila, fosa antekubital, poplitea, lipat
inguinal, inframammae, dan perineum.
Psoriasis Gutata

33% kasus psoriasis gutata akut pada anak akan berkembang


menjadi psoriasis plakat.
Bentuk spesifik dijumpai lesi papul eruptif berukuran 1-10 mm
berwarna merah salmon, diskret secara sentripetal terutama di
badan, mengenai ekstremitas dan kepala.
Streptokokus beta hemolitikus dalam bentuk faringitis, laringitis
atau tonsilitis sering mengawali munculnya psoriasis gutata pada
pasien dengan predisposisi genetik
Psoriasis Pustulosa

Kulit tampak merah, nyeri, meradang dengan pustul milier tersebar


di atasnya. Pustul terletakk nonfolikuer, putih kekuningan, terasa
nyeri, dengan dasar eritematosa.
Pustul dapat bergabung membentuk lake of pustules, bila
mengering dan krusta lepas meninggalkan lapisan merah terang.
DIAGNOSIS BANDING
RENCANA
PEMERIKSAAN
HISTOPATOLOGIK

FAKTOR PENCETUS
Faktor lingkungan pada predisposisi genetik.
Emosional
Obat-obatan
Bakteri, virus, jamur
Obesitas, DM maupun sindroma metabolik memperparah kondisi
psoriasis
PENATALAKSANAAN

Tujuan pengobatan : menurunkan keparahan penyakit sehingga


pasien dapat beraktivitas dalam pekerjaan, kehidupan sosial dan
sejahtera untuk tetap dalam kondisi kualitas hidup yang baik, tidak
memperpendek masa hidupnya karena efek samping obat.

PRINSIP PENGOBATAN
Sebelum memilih pengobatan, evaluasi dampak penyakit terhadap
kualitas hidup pasien.
Edukasi pasien sehingga pasien mendapat informasi tentang
penyakitnya, pengobatan dan efek samping dari obat.
ALGORITMA PENATALAKSANAAN
PSORIASIS
Apakah psoriasis ringan (<3%)? Tidak (semua)
Apakah pasien menjadi tak berdaya karena
psoriasis ? Terapi topikal
Apakah psoriasis mempunyai akibat buruk
yang bermakna atas kualitas hidupnya?
Ya (satu di
antaranya)

Tidak (semua)
Apakah fototerapi kontraindikasi ?
Fototeapi
Apakah lesi resisten terhadap fototerapi?
Terapi sistemik
Apakah ada psoriasis arthritis ?

Ya (satu di
antaranya)

Terapi sistemik
TOPIKAL
KORTIKOSTEROID

Bekerja sebagai antiinflamasi, antiproliferasi, dan vasokonstriktor


.
Bila dalam 4-6 minggu lesi tidak membaik, pengobatan
dihentikan, ganti terapi jenis lain.
Kortikosteroid superpoten hanya diperbolehkan 2 minggu.
TOPIKAL
KORTIKOSTEROID

Bekerja sebagai antiinflamasi, antiproliferasi, dan vasokonstriktor


.
Bila dalam 4-6 minggu lesi tidak membaik, pengobatan
dihentikan, ganti terapi jenis lain.
Kortikosteroid superpoten hanya diperbolehkan 2 minggu.
FOTOTERAPI

Ultraviolet A (UVA) dan Ultraviolet B (UVB).


UVB spektrum sempit dosis suberitemogenik lebih efektif, lebih
aman.
Penyinaran 3-5 kali seminggu
SISTEMIK

Metotreksat , dosis rendah dewasa 7,5-15 mg setiap minggu


Asitretin, dosis 0,5-1 mg/kgBB/hari
Siklosporin, dosis 2,5mg/kgBB/hari, dosis maksimum
4mg/kgBB/hari
4. Herpes Zoster
HERPER ZOSTER

Infeksi akut bersifat localized


dengan ciri khas nyeri radikuler,
unilateral, gerombol vesikel
tersebar sesuai dermatome

Terjadi pada penderita yang


pernah menderita varicella

sering mengenai usia dewasa


DEFINISI

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi


virus varisela zoster yang menyerang
kulit dan mukosa, merupakan reaktivasi
virus yang terjadi setelah infeksi primer.

EPIDEMIOLOGI

Penyebaran herpes zoster sama


seperti varisela

Lebih dari 90 persen orang dewasa


terinfeksi virus varicella-zoster,
beresiko untuk terjadinya herpes
zoster.
ETIOLOGI

Varicella zoster
virus (VZV)
Partikel virus
VZV dapat meneteap
tinggal di ganglion
sensoris saraf
spinalis
Imunitas seluler
dan antibodi
spesifik menurun

Reaktiviasi virus

Virus berkembang dan Menyebar di bagian


menyebar dalam dermatom
ganglion

Menimbulkan ruam kulit


yang terlokalisata di satu
dermatom
Gejala Klinis

Terbagi menjadi 3 stadium :


Stadium Stadium Stadium
prodormal erupsi krustasi
Vesikel
Rasa sakit Makula,
bergerombol
dan papula, lalu
dengan isi
parestesi timbul
cairan keruh
disertai vesikel
akan pecah
panas, jernih
dan menjadi
malaise dan bergerombol
krusta
nyeri kepala selama 3-5
selama 7-10
hari
hari
Masa inkubasi 7-12 hari

Masa aktif 1-2 minggu

Lokasi unilateral

Bersifat dermatomal
DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Anamnesis fisik
Pemeriksaan penunjang
Diagnosa Banding
1. Herpes
simpleks
2. Varisela

3. Dermatitis
Venenata/DKA
4. Dermatitis
herpetiformis
5. Pemfigoid
Bulosa
DIAGNOSIS
BANDING

Herpes Simpleks

Dermatitis Venenata/
DKA
Varicella
Lesi primer Stadium Bahan yang
didahului gejala prodomal timbul bersifat
prodromal banyak makula sebagai
(panas dan atau papula yang alergen. Disini
gatal) cepat berubah ada riwayat
menjadi vesikula, alergi dan
Vesikel yang merupakan
mudah pecah, paparan ulang.
erosi, ulcus Lesi akut berupa
dangkal lesi polimorf yaitu
bergerombol di tampak makula
atas dasar yang eritematus,
eritema dan batas tidak jelas
disertai rasa pada efloresensi
nyeri dan diatas
makula yang
Predileksi eritematus
pada wanita terdapat papul,
antara lain vesikel, bula yang
labium mayor, bila pecah
labium minor, menjadi lesi yang
klitoris, eksudatif
vagina, serviks
dan anus.
Pada laki-laki
Dermatitis
herpetiformis

Pemfigoid bulosa
Bersifat kronis dan Penyakit kulit yang
rasa gatal yang ditandai oleh adanya
sangat dengan bula yang tegang dan
kekambuhan yang terutama menyerang
tinggi orang tua.
lesi polimorf yang predileksiAbdomen
bergerombol pada bawah, fleksor lengan
dasar yang bawah, lipat paha dan
eritematus. Predileksi tungkai medial
pada kepala, kuduk, Status dermatologi
lipatan ketiak bagian berbentuk bula tegang
belakang, sakrum, diatas kulit yang
bokong dan lengan normal atau
bawah. Distribusinya eritematus dan gatal
simetris, akut dan
polimorf
Herpes
Simpleks

Varisella
Dermatitis
Herpitiformis

Pemfigoid
bulosa
Dermatitis
Kontak
Alergik
Penatalaksanaan
Umum
1. Memberikan edukasi kepada pasien tentang penyakit dan
pengobatannya herpes zoster

2. Istirahat yang cukup, lalu mengatur pola makan dan minum dengan
baik sehingga kekebalan tubuh tidak menurun

3. Dianjurkan untuk tidak menggaruk bintil-bintil merah di tubuh


Khusus
1. Sistemik
a. Antivirus
Menurut FDA (Food and Drug Administration)
- Acyclovir : 5 x 800 mg
- Valasiklovir : 3 x 1000 mg
- Famsiklovor : 3 x 500 mg
Diberikan 72 jam awitan lesi selama 7 hari
b. Kortikosteroid
c. Analgetik
d. Antidepresan
2 . Topikal :
e. Analgetik topikal
f. Anestetik lokal
Prognosis

BAIK

Umumnya baik anak-anak dan


dewasa
Orang tua komplikasi semakin
tinggi dan dapat menimbulkan
hiperpigmentasi atau sikatrik.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai

  • Status Ujian Bedah
    Status Ujian Bedah
    Dokumen6 halaman
    Status Ujian Bedah
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • Stroke Infark
    Stroke Infark
    Dokumen22 halaman
    Stroke Infark
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • Journal Reading
    Journal Reading
    Dokumen15 halaman
    Journal Reading
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Tinea Kruris
    Lapkas Tinea Kruris
    Dokumen9 halaman
    Lapkas Tinea Kruris
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • Tutorial SSJ
    Tutorial SSJ
    Dokumen15 halaman
    Tutorial SSJ
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • Referat Ra
    Referat Ra
    Dokumen23 halaman
    Referat Ra
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • Referat Ra
    Referat Ra
    Dokumen23 halaman
    Referat Ra
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • Referat Ra
    Referat Ra
    Dokumen23 halaman
    Referat Ra
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • TINEA KRURIS
    TINEA KRURIS
    Dokumen20 halaman
    TINEA KRURIS
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Dermatitis Seboroik
    Laporan Kasus Dermatitis Seboroik
    Dokumen15 halaman
    Laporan Kasus Dermatitis Seboroik
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • Referat Da
    Referat Da
    Dokumen16 halaman
    Referat Da
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • Journal Reading
    Journal Reading
    Dokumen15 halaman
    Journal Reading
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • Referat Unresponsiveness
    Referat Unresponsiveness
    Dokumen16 halaman
    Referat Unresponsiveness
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • Pendekatan Diagnosis Diare Kronik
    Pendekatan Diagnosis Diare Kronik
    Dokumen19 halaman
    Pendekatan Diagnosis Diare Kronik
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Acs
    Lapkas Acs
    Dokumen37 halaman
    Lapkas Acs
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Tinea Kruris
    Lapkas Tinea Kruris
    Dokumen9 halaman
    Lapkas Tinea Kruris
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • Dermatitis Atopic
    Dermatitis Atopic
    Dokumen27 halaman
    Dermatitis Atopic
    Namun Sibora Bora
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Tinea Kruris
    Lapkas Tinea Kruris
    Dokumen9 halaman
    Lapkas Tinea Kruris
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • Refreshing
    Refreshing
    Dokumen14 halaman
    Refreshing
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • Refreshing
    Refreshing
    Dokumen38 halaman
    Refreshing
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • Refreshing
    Refreshing
    Dokumen39 halaman
    Refreshing
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • Kedokteran Keluarga HT
    Kedokteran Keluarga HT
    Dokumen22 halaman
    Kedokteran Keluarga HT
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • Otitis Media Supuratif Kronis
    Otitis Media Supuratif Kronis
    Dokumen13 halaman
    Otitis Media Supuratif Kronis
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • Lapkas I
    Lapkas I
    Dokumen20 halaman
    Lapkas I
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • URETEROLITHIASIS
    URETEROLITHIASIS
    Dokumen28 halaman
    URETEROLITHIASIS
    MaghfirahEkasariLaitjinara
    Belum ada peringkat
  • Kandidiasis Oral
    Kandidiasis Oral
    Dokumen10 halaman
    Kandidiasis Oral
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • REFERAT Hipo Dan Hiper
    REFERAT Hipo Dan Hiper
    Dokumen38 halaman
    REFERAT Hipo Dan Hiper
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Ppok
    Lapkas Ppok
    Dokumen18 halaman
    Lapkas Ppok
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat
  • Trauma Maksilofasial
    Trauma Maksilofasial
    Dokumen23 halaman
    Trauma Maksilofasial
    Gaplex Fendi
    100% (2)
  • Bibir Sumbing
    Bibir Sumbing
    Dokumen11 halaman
    Bibir Sumbing
    Novita Putri Wardani
    Belum ada peringkat