Anda di halaman 1dari 23

APPENDICITIS AKUT

Dr. Desta Murdinia


Definisi

Appendicitis adalah infeksi


pada appendiks karena
tersumbatnya lumen oleh
fekalith (batu feces),
hiperplasia jaringan limfoid,
dan benda asing.
Epidemiologi

Menurut WHO (World Health Organization), insidensi


apendisitis di Asia pada tahun 2004 adalah 4,8%
penduduk dari total populasi

Menurut Departemen Kesehatan RI di Indonesia pada


tahun 2006, apendisitis menduduki urutan keempat
penyakit terbanyak setelah dispepsia, gastritis, dan
duodenitis dengan jumlah pasien rawat inap sebanyak
28.040.

Penelitian epidemiologi menunjukkan peran konsumsi


rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap
timbulnya appendicitis
Anatomi
Etiologi

Penyebab sumbatan 60% adalah hyperplasia


kelenjar getah bening

35% disebabkan karena fekalith

4% oleh benda asing atau parasit


(Entamoeba histolytica, Trichuris trichiura,
dan Enterobius vermikularis)

1% oleh striktur lumen yang bisa disebabkan


karsinoma
Klasifikasi
Akut
Sederhana
Purulen
Gangren

Infiltrat
Penyebarannya dibatasi omentum, usus halus, sekum, kolon dan
peritoneum sehingga membentuk gumpalan massa
Abses
Berisi nanah (pus)

Perforasi
Pecahnya appendiks yang sudah ganggren yang menyebabkan pus
masuk ke dalam rongga perut sehingga terjadi peritonitis umum
Kronik
Dapat ditegakkan jika ada riwayat serangan nyeri berulang di perut
kanan bawah lebih dari dua minggu

Patofisiologi
Nyeri
epiga
strum
Gejala Klinis ,
periu
mbili
kus,
di
selur
uh
abdo
men
Ano atau
di
reks kuadr
ia, an
mu kana
al, n
bawa
dan h
mu
nta
h
De
ma
m
Diagnosis

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Nyeri perut Pemeriksaan
kanan bawah Inspeksi Penunjang
Mual muntah Palpasi (Rovsing, Laboratorium
anoreksia Blumberg dan Radiologi
Demam Psoas,
Obturator) Analisa Urin
Perkusi
Auskultasi
Interpretasi Skor Alvarado atau MANTRELS:
1-4 = Bukan appendicitis akut
5-7 = Mungkin appendicitis akut
8-10 = Pasti appendicitis akut
Terapi

Konservatif Operasi
Antibiotik Appendiktomi
Cairan dan
elektrolit
Komplikasi
Abses
Perforasi
Peritonitis

Prognosis:
Dengan operasi awal, kemungkinan kematian
akibat appendicitis sangat rendah
Operasi dan antibiotik telah menurunkan
tingkat kematian hampir nol.
Kasus
Identitas Pasien
Nama : PA
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 51 tahun
Alamat : Desa Banjarasem
Tanggal Periksa : Selasa, 4 Oktober 2016
Ruangan : Nakula
Anamnesis
Keluhan utama
Nyeri perut kanan bawah sejak 2 hari sebelum masuk RS.

Riwayat penyakit sekarang


Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan
bawah sejak 2 hari sebelum masuk RS. Nyeri dirasakan
seperti ditusuk tusuk dan mulas. Sebelumnya pasien
mengeluh nyeri ulu hati kemudian menjalar ke
daerah dekat pusat dan kanan bawah. Keluhan disertai
mual namun tidak disertai muntah. Nyeri juga dirasakan
hilang timbul. Keluhan tidak disertai demam. Nafsu
makan pasien dirasakan menurun. Buang air kecil,
buang air besar, dan buang angin tidak ada keluhan.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak pernah mengalami penyakit
dengan gejala serupa sebelumnya. Pasien juga
menyangkal adanya riwayat asma, jantung dan
diabetes mellitus.

Riwayat penyakit keluarga


Tidak ada anggota keluarga dengan gejala yang
serupa. Riwayat penyakit sistemik dan
keganasan disangkal
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Compos mentis, tampak sakit ringan
Tanda vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 76 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36.7oC

Pemeriksaan Antropometri
Tinggi Badan : 165 cm
Berat Badan : 65 kg
Indeks Massa Tubuh : 23,87 kg/m2 (Normal)
Status Generalis
Kepala : Normosefali
Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak pucat, reflek pupil
+/+ isokor
THT : Tonsil T1/T1, Faring hiperemis -
Leher : Tidak teraba perbesaran KGB
Jantung : S1S2 tunggal, murmur -, gallop -
Paru : Vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/-
Abdomen : Lihat status lokalis
Ekstremitas : Cappilary Refill Time < 2, edema

Status Lokalis Abdomen


Inspeksi: Bentuk simetris
Palpasi : Nyeri tekan (+) di kanan bawah, defans muskuler (+),
McBurney sign (+), Rovsing sign (+), Blumberg sign (+), Psoas
sign (+)
Perkusi : Tidak dilakukan karena pasien merasa kesakitan
Auskultasi : Bising usus (+), normal
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium:
Leukosit 20,9
Diff: Lymfosit -10,4 Netrofil +81
Jumlah total cell: Eosinofil +0,46 Netrofil
+17,04 Large Imm +0,32 Atyp lym +0,79

Urinalisa:
Leukosit 1-3
Diagnosa Kerja
Appendicitis Akut

Diagnosa Banding
Infeksi Saluran Kemih
Divertikulitis
Penatalaksanaan

Farmako
Appendictomy
IVFD RL 20 tpm
Ceftriaxone 2 x 1gr

Nonfarmakologis
Rawat inap.
Tirah baring.
Follow Up
Pemeriksaan Tanggal

5/10/16 6/10/16

S Keluhan - Nyeri pada luka post operasi - Nyeri pada luka post operasi
(+) (+) minimal
- Flatus (+) - Flatus (+)

O Pemeriksaan Fisik TD : 110/70 mmHg TD : 120/80 mmHg


N : 84 x/menit N : 86x/menit
RR : 20 x/menit P : 20x/menit
S : 36.1C S : 36.3C
Abdomen: Abdomen:
Luka bekas operasi (+) Luka bekas operasi (+)
Rembesan (-) Rembesan (-)

A Diagnosis Post operasi appendictomy hari 1 Post operasi appendictomy hari 2

P Pengobatan - IVFD RL 20 tpm - BPL kontrol poliklinik


- Diet lunak - Cefadroxyl 3 x 500 mg p.o
- Cefadroxyl 3 x 500 mg p.o - Asam Mefenamat 3 x 500
mg p.o
Daftar Pustaka
Addiss, D. G., et.al., The Epidemiology of Appendicitis and Appendectomy in
the United States. vol. 132, No. 5: 910-925
American Academy of Family Physicians. Acute Appendicitis: Review and
Update.
Bendeck, S. et.al., Imaging for Suspected Appendicitis: Negative
Appendectomy and Perforation Rates.Radiology2002; 225:131-136.
eMedicine.com. Appendicitis.
MedscapeReference.com. Appendicitis.
National Digestive Diseases Information Clearinghouse. Appendicitis.
Rao, P,M. et al. Introduction of appendiceal CT: impact on negative
appendectomy and appendiceal perforation rates.Ann Surg. 1999 March;
229(3): 344349.
Syamsuhidajat. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Masjoer A Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W. Appendicitis. Kapita Selekta
Kedokteran. 2000. Jakarta: FK UI.
Schwartz, et al. Principles of Surgery 8 th edition Volume 2. Jakarta: EGC.
http://well.blogs.nytimes.com/2016/03/21/a-new-view-of appendicitis/?_r=0&re
gister=facebook
diakses 18 okt 2016 jam 8.32 a new view of appendicitis

Anda mungkin juga menyukai