Anda di halaman 1dari 14

WHAT IS ACCOUNTING ?

KELOMPOK III
Umi Nandiroh
Dian Novia Anatami
Marselina Welerubun
American Insitute of Certified Public Accounting (AICPA)
Menyatakan bahwa akuntansi sebagai seni pencatatan,
penggolongan, dan pengikhtisaran dengan beberapa cara tertentu dalam
ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya
bersifat keuangan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya. dan meringkas
dengan cara tertentu dalam ukuran fiskal, pertukaran dan kesempatan
yang pada umumnya yang bersifat moneter dan dalam menguraikan
hasil.
http://
www.seputarilmu.com/2015/12/12-pengertian-akuntansi-menurut-para.html

American Acounting Association (AAA)


Mendefinisikan akuntansi sebagai proses pengidentifikasian,
pengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan
adanya penilaian-penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi
mereka yang menggunakan informasi tersebut.
http://
www.seputarilmu.com/2015/12/12-pengertian-akuntansi-menurut-para.html
Ikatan Akuntan Amerika
Menyatakan bahwa Akuntansi merupakan suatu potongan,
estimasi, dan pelaporan data keuangan, yang memungkinkan
sebuah penilaian dan pilihan membuat yang jelas dan tegas
bagi individu yang memanfaatkan data.
http://
www.seputarilmu.com/2015/12/12-pengertian-akuntansi-menurut
-para.html
Paton & Littleton, 1940; Littleton, 1953
Akuntansi sebagai sejarah, pandangan ini berkaitan dengan penyediaan catatan
yang terpercaya dari transaksi-transaksi dari suatu perusahaan, dan dengan
pelaporan transaksi tersebut dalam cara yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Littleton, A., The Structure of Accounting Theory (American Accounting Association,
1953).
Davis et aL, 1982

Akuntansi sebagai ekonomi; pandangan bahwa akuntansi harus mencerminkan


realitas ekonomi saat ini dan mencerminkan prinsip-prinsip dasar ekonomi.
Davis, S. W., Menon, K. & Morgan, G., The Images that Have Shaped Accounting
Theory, Accounting Organizations and Society (1982) pp. 307-318.
Prakash & Rappaport, 1977; Snowball, 1980
Akuntansi sebagai informasi; pandangan bahwa akuntansi harus menjadi bagian
darinkerangka system informasi manajemen yang lebih luas.
Prakash, P. & Rappaport, A., Information Inductance and its Significance in Accounting,
Accounting Organizations and Society (1977) pp. 29-38.
Belkaoui, 1978

Akuntansi sebagai Bahasa; pandangan bahwa akuntansi menyediakan konsep dan


kerangka pemikiran, percakapan, persepsi dan pengambilan keputusan yang
terstruktur, terutama untuk mendukung kapitalisme.
Belkaoui, A., Linguistic Relativity in Accounting, Accounting Organizations and Society
(1978) pp. 97-104.
Arrington, 1987
Akuntansi sebagai retorika; pandangan bahwa akuntansi (dan perdebatan
tentang system akuntansi yang berbeda) adalah sebagian besar argument
dan wacana yang dimana berbagai pendukung berusaha untuk meyakinkan
orang lain dari keunggulan prinsip satu dengan yang lainnya.
Arrington, C. E., The Rhetoric of Inquiry and Accounting Research, paper
presented to the European Accounting Association, London, 1987.
Burchell et aL , 1980
Akuntansi sebagai politik; pandangan bahwa akuntansi dan system
akuntansi mencerminkan dan mendukung nilai-nilai dan kebutuhan-kebutuhan
kelompok-kelompok kepentingan khusus. Informasi akuntansi dibangun dan
digunakan sebagai sumber daya dalam membentuk korporasi politik,
terutama dalam pengambilan keputusan dan engaruh manajemen.
Burchell, S., Clubb, C., Hopwood, A., Hughes, S. & Nahapiet,J., The Roles of
Accounting in Organizations and Society, Accounting Organizations and
Society (1980) pp. 5-28.
Boland, 1982
Akuntansi sebagai mitologi; pandangan bahwa system akuntansi
menyediakan sumber daya masyarakat untk digunakan dalam mempertahankan
mitos rasionalitas, dan sebagai sarana untuk, dan sebagai sarana untuk
pembenaran rasionalisasi dan pengesahan keputusan yang pada akhirnya
melayani individu lain dan dasar social.
Boland, R. J., Myth and Technology in the American Accounting Profession, Journal
of Management Studies (1982) pp. 107-127.
Gambling, 1977
Akuntansi sebagai magic; pandangan bahwa akuntansi dibawah lapisan
rasionalitas. Akuntansi dan penggunaan informasi akuntansi membentuk bagian
tata cara pelayanan masyarakat dengan fungsi yang sama untuk pengambilan
keputusan yang modern.
Gambling, T., Magic, Accounting and Morale,Accounting Organizations andSociety
( 1977 ) pp. 141-151.
Burchell etaL, 1980
Akuntansi sebagaikontrol disiplin; pandangan bahwa salah satu fungsi utama
akuntansi adalah untuk latihan pengawasan dengan menciptakan visibilitas,
seperti halnya yang dirancang untuk memaksimalkan visibilitas dan pengawasan
terhadap narapidana. Sistem akuntansi yang sering dirancang untuk meningkatkan
visibilitas dan pengawasan yang dilakukan melalui karyawan, bahkan mereka yang
bekerja di lokasi terpencil tanpa pengawasan langsung.
Burchell, S., Clubb, C., Hopwood, A., Hughes, S. & Nahapiet,J., The Roles of
Accounting in Organizations and Society, Accounting Organizations and Society
(1980) pp. 5-28.
Merino & Neimark, 1982; Tinker et aL, 1982
Akuntansi sebagai ideology; pandangan bahwa system akuntansi membentuk
bagian dari ideologis yang menopang kemampuan masyarakat untuk menghasilkan
dan memproduksi prinsip-prinsip yang jelas.
Merino, B. D. & Neimark, M. D., Disclosure Regulation and Public Policy, Journal of
Accounting andPublic Policy (1982) pp. 33-57.
Tinker, 1985

Akuntansi sebagai dominasi dan eksploitasi; pandangan bahwa akuntansi


menyediakan teknik untuk ekstraksi kekayaan untuk mendukung kelompok-kelompok
kepentingan elit, keduanyan dengan mengorbankan semesta dalam hal sumber daya
alam dan keseimbangan ekologi, dan orang-orang yang dipekerjakan dalam
pelayanan orang lain.
Tinker, T., Paper Prophets: A Social Critique of Accounting (New York: Praeger, 1985).
The Social Responsibility of Business is to Increase
its Profits
Milton Friedman

Banyak pengusaha yang meyakini bahwa bisnis tidak hanya tentang


keuntungan, tetapi juga kesadaran sosial dan mengambil tanggung jawabnya
untuk menyediakan lapangan pekerjaan, menghilangkan diskriminasi,
menghindari polusi, dsb.

RINGKASAN ARTIKEL
Eksekutif perusahaan memiliki "tanggung jawab sosial" dalam kapasitas sebagai
pengusaha. Pernyataan ini artinya pemilik perusahaan mempuyai tanggung jawab
terhadap pemangku kepentingan, bukan saja memikirkan kepentingan pribadi dari
pemilik perusaahaan, tetapi juga harus memikirkan lingkungan sekitarnya.
Contonya, bahwa ia menahan diri untuk meningkatkan harga produk dalam rangka
memberikan kontribusi untuk tujuan sosial yaitu mencegah terjadinya inflasi, meskipun
kenaikan harga merupakan keputusan terbaik bagi korporasi. Ataupun ia harus
menganggarkan pengeluaran lebih untuk mengurangi polusi demi kepentingan korporasi
atau hal ini yang diwajibkan oleh hukum untuk memberikan kontribusi pada lingkungan
sosial, tujuannya untuk memperbaiki lingkungan. Dengan mengorbankan keuntungan
perusahaan, Ia menyewa pegawai tambahan yang menganggur dari daerah sekitar yang
bukan dari pekerja yang tersedia lebih berkualitas, hal itu dikarenakan perusahaan
berkontribusi pada tujuan sosial perusahaan yaitu untuk mengurangi kemiskinan.

RINGKASAN ARTIKEL
Hanya orang-orang yang memiliki tanggung jawab sosial. Korporasi adalah
orang buatan dan dalam pengertian ini mungkin memiliki tanggung jawab
buatan, tapi bsnis secara keseluruhan tidak dapat dikatakan memiliki tanggung
jawab, bahkan dalam arti yang samar-samar ini.
Sebagian besar, baik perorangan maupun korporasi mengeluarkan sejumlah
uang yang berlabel tanggung jawab sosial untuk mengurangi laba, sehingga
pajak yang harus dibayarkan akan berkurang. Atau dengan kata lain, tanggung
jawab sosial perusahaan dikeluarkan hanya untuk mengurangi pajak.
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility
(CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya).
perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh
pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional
perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena
itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", yakni suatu
organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus
mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek
ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden, tetapi juga harus menimbang
dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka
pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut,
CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan
berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan
maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya.

REVIEW
Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya memerhatikan catatan keuangan perusahaan
semata (single bottom line), melainkan juga aspek sosial dan lingkungan yang
biasa disebut triple bottom line. Sinergis dari tiga elemen ini merupakan kunci dari
konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) (Wibisono, 2007).
Untuk setiap program CSR yang akan dilaksanakan oleh perusahaan, terdapat
beberapa hal yang terlebih dahulu disepakati:
(a) siapa kelompok penerima,
(b) apa indikator keberhasilannya, dan
(c) bagaimana tindak lanjutnya.
Program CSR harus efisien, efektif, bermutu, dan bisa diandalkan sehingga harus
dilakukan secara ekonomis dan rasional untuk dapat meningkatkan laba perusahaan.
Agar dapat dilakukan secara efektif dan efisien, program CSR membutuhkan suatu
alat atau teknik yang digunakan dalam perencanaan dan pengendalian fungsi-fungsi
CSR tersebut.

REVIEW

Anda mungkin juga menyukai