Anda di halaman 1dari 63

PRESENTASI KASUS BANGSAL

AFASIA MOTORIK PADA


STROKE HEMORAGIK

Laksmi Indira K.T.


Moderator :
dr. Hexanto Muhartomo, Sp.S(K), M.Kes
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi stroke di Indonesia meningkat dari 8,3/1000
penduduk (Riskesdas 2007) 12,1/1000 penduduk
(Riskesdas 2013)
Afasia terjadi pada 21-38% kasus stroke akut
Wanita > Pria (Brkic et al)
Stroke hemoragik > stroke
10% infark (Brkic et al)

29%

61%

Afasia global Afasia motorik Afasia sensorik Lain-lain


DEFINISI STROKE 2013
Stroke intracerebral hemorrhage
Defisit neurologis yang terjadi akibat dari adanya fokus perdarahan pada parenkim otak
maupun sistem ventrikel yang tidak disebabkan oleh trauma

Silent cerebral hemorrhage


Fokus perdarahan pada parenkim otak, ruang subarakhnoid, maupun sistem ventrikel yang
dibuktikan oleh pemeriksaan imaging. Namun, tidak dijumpai adanya defisit neurologis

Stroke subarachnoid hemorrhage


Defisit neurologis yang terjadi akibat dari adanya perdarahan pada ruang subarachnoid
(ruang antara arachnoid dan piamater)
DEFINISI AFASIA
Gangguan fungsi bahasa
Afasia yang didapat

Kompleks simbol yang


Bahasa digunakan untuk
berkomunikasi (termasuk
membaca dan menulis)
ANATOMI & FISIOLOGI
Girus angularis
(Broadmann 39), bahasa
tulisan (kompresensi
Girus Heschl (Broadmann membaca)
41,42), bahasa lisan
(komprehensi
pendengaran) Area Wernicke
(Broadmann 22), bahasa
lisan (komprehensi
pendengaran)

Area Broca (Broadmann


44 dan 45), aspek
motorik dari proses
bicara
TEORI WERNICKE-GRESHWIND

Area Broca
Area motorik primer
Fasikulus arkuata
Korteks auditorik primer
Area Wenicke
Girus angularis
Area visual primer
Impuls auditorik akan dibawa ke area
auditorik primer pada lobus temporal. Impuls visual akan dibawa menuju ke
Impuls auditorik kemudian dibawa ke area korteks visual primer di lobus
area Wernicke. Area Wernicke berfungsi occipital. Impuls visual lalu diteruskan
untuk menerjemahkan impuls auditorik menuju ke area Wernicke.
ke dalam pemahaman.
KLASIFIKASI AFASIA (BOSTON)
Kelancara Meniru Pemaha
Jenis Afasia n Ucapan man
Tidak Tergangg
Afasia Global Lancar Terganggu u
Tidak
Afasia Broca Lancar Terganggu Normal
Afasia Transkortikal Tidak
Motorik Lancar Normal Normal
Afasia Transkortikal Tidak Tergangg
Campuran Lancar Normal u
Tergangg
Afsia Wernicke Lancar Terganggu u
AFASIA MOTORIK

Gangguan fluency

Komprehensi baik

Monophasia/verbal
stereotypy

Depresi
AFASIA SENSORIK
Gangguan komprehensi
Sangat ekspresif

AFASIA GLOBAL
Gangguan semua aspek
bahasa
AFASIA KONDUKSI
Komprehensi normal
Repetisi terganggu

AFASIA ANOMIK
Gangguan pada naming
Sulit menyebut nama benda
AFASIA TRANSKORTIKAL MOTORIK
Sulit memulai pembicaraan
Repetisi intak
DD/ Pure word deafness

AFASIA TRANSKORTIKAL SENSORIK


Gangguan membaca/menulis
Repetisi intak

AFASIA TRANSKORTIKAL CAMPURAN


Bicara tidak lancar
Pemahaman terganggu
Repetisi intak
DIAGNOSIS

Bahasa ibu

Kinan/kidal

Riwayat pendidikan & sosek

Gejala lain
PEMERIKSAAN AFASIA
Fluency

Comprehensive

Repetition

Naming

Reading

Writing
FLUENCY
Pasien diminta menyebutkan Komponen Non fluen Fluen

sebanyak mungkin nama Kecepatan Menurun Normal/meningkat


biacara
hewan dalam 60 detik. Skor : Upaya Menurun Normal
orang normal dapat Tekanan Menurun Meningkat (beberapa
menyebutkan 18-20 nama bicara dengan logorea)

hewan. Prosodi Disprosodi Normal


Isi Substantif Gramatikal (kata
Menyebutkan kata yang (menggunakan benda dan
dimulai dengan huruf kata dan kalimat pengisi/sirkumoklusi)
aksi)
tertentu, misal huruf S, A, Panjang fase Pendek Panjang
atau P. Jika <12 kata maka
perlu dicurigai adanya Parafasia Jarang nyata Dapat ada

gangguan kelancaran bicara.


COMPREHENSIVE
Percakapan
Perintah
Pilihan Ya atau Tidak
Menunjuk

REPETITION
Pasien diminta mengulang kata-kata yang
diucapkan pemeriksa
Orang normal mengulang kalimat yang
mengandung 19 suku kata
NAMING
Pasien diminta menyebutkan nama objek, bagian dari
objek, bagian tubuh, warna, dan bila perlu gambar
geometrik, simbol matematik, atau nama suatu
tindakan
READING
Kemampuan membaca dinilai dari kemampuan menilai
stimulus tulisan berupa simbol, kata, ejaan, kalimat,
dan paragraf
WRITING
Kemampuan menulis dilakukan dengan menilai tulisan,
menulis serial alfabet, dikte huruf, kata, menulis
kalimat, dan tulisan narasi dari sebuah gambar situasi
TOOLS
BDAE : Boston Untuk mendiagnosis jenis afasia
Diagnostic Aphasia Pedoman penilaian perkembangan terapi
Examination
WAB : Western Aphasia Untuk mendiagnosis jenis afasia berdasarkan klasifikasi
Battery Boston

MTDDA : Minnesota Test


Untuk membedakan afasia dengan apraksia, disatria
for Differential atau gangguan persepsi
Diagnosis of Aphasia
PICA : Porch Index of Menentukan kemajuan terapi dan prognosis
Communicative Ability

Untuk mengukur pemahaman bahasa auditif tanpa


TT : Token Test mengandalkan daya ingat atau intelegensi pasien
TADIR
Membuat
Membuat
diagnosis
diagnosis sindrom
afasia/bukan
afasia yang mana
afasia

Memberi
Menjadi titik tolak
informasi kepada
untuk
pasien,
penanganan
lingkungannya
wicara
dan orang ketiga
(rehabilitasi)
yang lain.
MANAJEMEN

PENYAKIT
FARMAKOLO SPEECH
YANG
GIS THERAPY
MENDASARI
FARMAKOLOGI
Penelitian ini Devalos et al,
Kelompok yang diberikan
menunjukan 25% pasien
piracetam selama 12 minggu Cho et al menyatakan
stroke menunjukan perbaikan
pasca stroke memiliki pemberian citicholin selama
fungsi kognitif. Citicholin lebih
perbaikan yang lebih cepat 12 minggu lebih superior
superior dibandingkan dengan
dibandingkan dengan dibandingkan pemberian
placebo (20%). Hasil terbaik
kelompok yang mendapatkan selama 6 minggu
didapat dengan pemberian
plasebo (Enderby)
citicholin 2000 mg/24 jam.

Fiioravanti dan Yanagi Sabin et al menyatakan


menyatakan pemberian pasien yang diberikan
citicholin 1000 mg/hari citicholin 1 gr/hari selama 12
selama 4-12 minggu terbukti bulan memiliki perbaikan
aman klinis yang cepat
SPEECH THERAPY

PACE :
MIT : Melodic Promoting
Tehnik VAT : Visual
Intonation Aphasics
Stimulasi Action Therapy
Therapy Communicativ
e Effectiveness

Buku saku Buku Organizer


Buku kategori
bahasa percakapan Elektronik
SPEECH THERAPY

Apabila sudah
Terapi
dicapai hasil
diberikan 3-5 Reevaluasi
yang baik, Terapi 1-2 Reevaluasi VI,
kali/minggu pada bulan I,
terapi kali/minggu VII
selama 2-3 II, III
dihentikan
bulan
bertahap
PROGNOSIS

Pemulihan terutama terjadi pada satu bulan pertama setelah onset


stroke
Afasia jenis fluent mengalami perbaikan yang cepat pada 6 bulan
pertama paska stroke
Afasia non fluent perbaikan paling cepat terjadi pada bulan ke 6-12
paska stroke
Afasia motorik pada umumnya memiliki prognosis yang lebih baik
Pasien dengan usia yang lebih muda (sampai dengan dekade ke-4)
dapat mengalami perbaikan yang sempurna
50% pasien dengan afasia mengalami perubahan bentuk afasia selama
proses penyembuhan
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. YI
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Alamat : Kebonharjo RT 007 RW 005,
Semarang
Tgl masuk RS : 1 Juni 2015
No. CM : C528389
DATA SUBJEKTIF
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluhan Utama : Penurunan kesadaran
Lokasi : Intrakranial
Onset : 5 jam sebelum masuk Rumah Sakit,
mendadak
Kualitas : Pasien membuka mata dengan rangsang
suara
Kuantitas : Aktivitas sehari hari dibantu oleh
keluarga
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Kronologis :
5 jam SMRS, saat sedang menyapu pasien tiba-tiba terjatuh,
pasien masih sadar namun tidak dapat bicara dan tidak dapat
menggerakan anggota gerak sebelah kanan. Pasien hanya dapat
mengeluarkan suara aaaa dan masih dapat memahami
pembicaraan. Mulut pasien perot ke sisi kiri. Makan minum tersedak
disangkal, rasa kesemutan disangkal. Riwayat nyeri kepala
sebelumnya disangkal, riwayat muntah disangkal. BAB dan BAK
tidak ada keluhan. Pasien dibawa ke RS Panti Wilasa Citarum, saat
di RS Panti Wilasa Citarum, pasien mengalami penurunan
kesadaran, pasien hanya membuka mata saat dipanggil, lalu pasien
dirujuk ke RSDK.
Faktor yang memperberat :-
Faktor yang memperingan :-
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat darah tinggi (+) sejak 5 tahun yang lalu, tidak rutin
kontrol dan tidak pernah minum obat
Riwayat DM (-), sakit jantung (-), stroke (-)

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Riwayat stroke dalam keluarga disangkal
Riwayat darah tinggi dalam keluarga (+) ayah pasien

RIWAYAT SOSIAL EKONOMI


Pasien seorang pedagang, suami sudah meninggal. Anak 2
orang, anak pertama sudah bekerja di perusahaan swasta di
bagian marketing, anak ke dua belum menikah. Biaya : pribadi.
Kesan sosial ekonomi cukup
DATA OBJEKTIF
STATUS PRESENS
Kesadaran : Somnolen, GCS : E3M5Vsuspek afasia
Tanda Vital :
TD : 161/100 mmHg (120)
RR : 17 x/menit
N : 92 x/menit
T :36,5 C
BMI = BB = 57 kg = 26.7 kg/m2(Obesitas)
TB2 (1,46 m)2
STATUS INTERNUS
Kepala : Simetris, mesosefal
Mata: Konjungtiva tidak anemis, sclera ikterik -/-
Leher : Simetris, pergerakan bebas
Dada : simetris, statis dinamis.
Jantung : Bunyi jantung I-II murni, irregular gallop (-),
bising ()
Paru : Vesiculer, ronkhi (-), wheezing ()
Abdomen : Supel, nyeri tekan ()
STATUS PSIKIKUS
Cara berpikir : Sulit dinilai
Perasaan hati: Sulit dinilai
Tingkah laku : Sulit dinilai
Ingatan : Sulit dinilai
Kecerdasan : Sulit dinilai
STATUS NEUROLOGI
Kesadaran : GCS=E3M5Vsuspek afasia
Kepala : Mesosefal,simetris
Mata : Pupil bulat, isokor 2,5mm/2,5mm, Reflek cahaya +/+,
Leher : kaku kuduk (-)
Nn.Craniales : kesan paresis N VII dextra sentral
Badan
Respirasi : thorakoabdominal
Bentuk Kolumna Vertebralis : dbn
Pergerakan Kolumna Vertebralis : bebas
Ekstremitas Superior Dekstra Sinistra
Gerak : N
Kekuatan: Sulit dinilai kesan lateralisasi kanan
Tonus : normotonus normotonus
Trofi : eutrofi eutrofi
R. Fisiologis
Biseps : (+++) (++)
Triseps: (+++) (++)
R. Patologis
Hoffman/Tromner: (-)
Sensibilitas : Sulit dinilai
Ekstremitas Inferior Dekstra Sinistra
Gerak : +
Kekuatan: Sulit dinilai kesan lateralisasi kanan
Tonus : normotonus hipertonus
Trofi : eutrofi eutrofi
R. Fisiologis
Patella : (+++) (++)
Achilles : (+++) (++)
R. Patologis
Babinski : (+) (+)
Chaddock : (+) (-)
Oppenheim: (-) (-)
Gordon : (-) (-)
Schaefer: (-) (-)
Bing: (-) (-)
Gonda : (-) (-)
Rossolimo : (-) (-)
Mendel-bachterew : (-) (-)
Klonus : (-) (-)
Sensibilitas : sulit dinilai

Siriraj Score :
(1x2,5) + (0x2) + (0x2)+ (100x0,1)- (0x3)-12 = -0,5 meragukan
KOORDINASI, GAIT, KESEIMBANGAN
Cara berjalan : tidak dilakukan
Tes Romberg : tidak dilakukan
Ataksia : tidak dilakukan
Disdiadokokinesis : tidak dilakukan
Rebound phenomen : tidak dilakukan
Dismetri : tidak dilakukan

GERAKAN ABNORMAL
Tremor : (-)
Athetose: (-)
Mioklonik : (-)
Khorea : (-)
HASIL
Laboratorium
LABORATORIUM
Nilai Nilai normal
Hb 14.8 12-16
Ht 43 35-47
Eritrosit 4.9 3,9-5,6 juta
MCH 30.1 27-33
MCV 87.1 76-96
MCHC 34.5 29-36
Leukosit 10.500 4000-11000
Trombosit 317.2 150-400ribu
GDS 85 80-160
Ureum 28 15-39
Creatinin 0.49 0,60-1,30
Natrium 141 136-145
Kalium 3.9 3,5-5,1
Chlorida 107 98-107
HASIL MSCT KEPALA NON KONTRAS

Kesan :
Perdarahan pada capsula interna kiri volume 27.8 cc
Tampak subarachnoid hemorrhage pada temporal kiri
Tak tampak tanda-tanda peningkatan TIK
HASIL X FOTO THORAX

Kesan :
Cor tak membesar
Tak tampak adanya infiltrat
HASIL EKG

Kesan :
Normosinus rhytym
RESUME (SUBYEKTIF)
Seorang wanita 52 tahun datang dengan keluhan
penurunan kesadaran mendadak disertai hemiplegia
dextra, afasia, dan paresis N VII dextra sentral. Riwayat
hipertensi (+) tidak rutin kontrol dan tidak minum obat.
Riwayat hipertensi dalam keluarga (+) ayah pasien.
RESUME (OBYEKTIF)
GCS : E3 M5 Vsuspek afasia
Tanda vital : TD : 161/100 mmHg (120), N : 92x/mnt, RR :
17x/mnt, t : 36,5oC
Nn. Craniales : kesan Paresis N. VII Dextra Sentral
Motorik : Sulit dinilai, kesan lateralisasi ke kanan
Sensibilitas : Sulit dinilai
Vegetatif : BAK (+) terpasang DC, urin jernih
Siriraj score : -0.5 meragukan
Hasil CT-Scan : ICH pada capsula interna kiri vol 27.8 cc, PSA
pada lobus temporal kiri
DIAGNOSIS
1. Diagnosis klinik : Penurunan kesadaran
Suspek afasia
Hemiplegia dextra spastik
Paresis N. VII dextra sentral
Diagnosis topis : capsula interna kiri, lobus
temporal kiri
Diagnosis etiologi : Stroke hemoragik (ICH dan PSA)
2. Hipertensi st II
3. Obesitas
RENCANA AWAL
1. Stroke hemoragik
IP Dx :
Laboratorium : GD I/II, kolesterol total, trigliserid, HDL, LDL, asam urat, PPT/PPTK,
Konsul mata (Funduskopi)
IP Tx :
Head up 30
O2 Nasal kanul 3 Lpm
Pasang NGT
Infus RL 20 tts/mnt
Inj. Cithicoline 500 gram/ 8 jam (intravena)
Inj. Ranitidin 50 mg/ 12 jam (intravena)
Inj. Asam tranexamat 1 gr/ 6 jam (intravena)
Nimodipin 2 mg/jam syringe pump
Konsul SpKFR (Rehabilitasi Medik)
IP Mx : GCS, Tanda vital, Defisit neurologis
IP Ex: Menjelaskan kepada keluarga mengenai penyakit, komplikasi yang mungkin
terjadi, rencana tatalaksana selanjutnya, dan prognosis penyakit
RENCANA AWAL
2. Hipertensi st II
IP Px : konsul mata untuk funduskopi
IP Tx :
Amlodipin 10 mg/24 jam
Konsul gizi klinik
IP Mx : tanda vital
IP Ex : Menjelaskan kepada keluarga mengenai penyakit,
komplikasi yang mungkin terjadi, rencana tatalaksana
selanjutnya, dan prognosis penyakit
RENCANA AWAL
3. Obesitas
IP Px :-
IP Tx : Konsul gizi
IP Mx : BMI
IP Ex : Menjelaskan kepada keluarga untuk
mengkonsumsi makanan sesuai diet yang disediakan
Rumah sakit
Tanggal 02-06-2015 (hari perawatan ke 1)

S Kontak (+), bicara (-) hanya dapat bicara aaa, tidak dapat membentuk kata-kata,
pasien dapat memahami pembicaraan, lemah anggota gerak kanan (+)
O KU tampak sakit sedang GCS E4M6Vsusp.Afasia motorik

TD 140/83 mmHg (102) Nadi 85x/menit

RR 17x/ menit S 36.5oC

Nn.Cran Paresis N.VII dan XII Dextra Sentral

Motorik Hemiplegia dextra spastik

Sensorik Sulit dinilai

Vegetatif terpasang DC, urin jernih, BAB (+)


A Stroke hemoragik Hipertensi st I Obesitas Dislipidemia

P Terapi tetap Terapi tetap Diet sesuai gizi klinik Simvastatin 20 mg/24
Fisiotherapy jam
Speech therapy Diet sesuai gizi kliunik
Mx: GCS, TTV
HASIL LABORATORIUM (02/06/2015)
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
KOAGULASI
PLASMA PROTHROMBIN TIME
Waktu prothrombin 9.8 detik 9.4 11.3
PPT kontrol 10.9 detik
PARTIAL THROMBOPLASTIN TIME
Waktu thromboplastin 29.1 detik 23.4 36.8
APTT kontrol 10.9 detik
KIMIA KLINIK
Glukosa puasa 89 mg/dL 80 109 : Baik
110 125 : Sedang
126 : Buruk
Glukosa PP 2 jam 96 mg/dL 80 140 : Baik
145 179 : Sedang
180 : Buruk
Cholesterol total 259 mg/dL < 200
Trigliserid 86 mg/dL < 150
HDL cholesterol 52 mg/dL 40 - 60
LDL direk 178 mg/dL 0 - 100
Asam urat 2.3 mg/dL 2.6 6.0
HASIL KONSUL MATA
ODS Retinopati hipertensi grade II, aterosklerosis grade
II
ODS tidak didapatkan retinopati diabetik
ODS tidak ditemukan papil edem sbagai salah satu
peningkatan TIK
Saran : Pengendalian faktor resiko tekanan darah
Konsul ulang untuk evaluasi visus bila KU baik
HASIL KONSUL REHABILITASI MEDIK
FT : Proper positioning
Alih baring tiap 2 jam
Passive ROM Excercise
Stretching
Mobilisasi bertahap sesuai toleransi
Breathing excercise (jika compos mentis)
ST : Evaluasi lebih lanjut mengenai afasia
Latihan peningkatan kemampuan berbahasa ekspresif
Latihan oromotor dan menelan
SW : Evaluasi sosial ekonomi
OT : Rencana wheel chair (untuk ambulasi) & evaluasi ulang
HASIL KONSUL GIZI KLINIK
Status gizi : obesitas
Status metabolik : meningkat
Status gastrointestinal : disfagia terkontrol
Kebutuhan : Kalori 33 kkal/kgBBI = 1500 kkal
Protein 1.2 gr/kgBB = 55 gr (15%)
Karbohidrat 60%, lemak 25%
Diet diberikan dalam bentuk cair II rendah lemak jenuh 1500
kkal/55 gr protein
Monitoring asupan dan daya terima
Usul pemberian B complex 1 tab/8 jam
Tanggal 03-06-2015 (hari perawatan ke 2)

S Kontak (+), bicara (-) hanya dapat bicara satu suku kata seperti ya, pasien dapat
memahami pembicaraan, lemah anggota gerak kanan (+)
O KU tampak sakit sedang GCS E4M6Vsusp.Afasia motorik

TD 145/91 mmHg (109) Nadi 86x/menit

RR 17x/ menit S 36.5oC

Nn.Cran Paresis N.VII dan XII Dextra Sentral

Motorik Hemiplegia dextra spastik

Sensorik Sulit dinilai

Vegetatif terpasang DC, urin jernih, BAB (+)


A Stroke hemoragik Hipertensi st I Obesitas Dislipidemia

P Terapi tetap Terapi tetap Diet sesuai gizi klinik Simvastatin 20 mg/24
Fisiotherapy jam
Speech therapy Diet sesuai gizi kliunik
Mx: GCS, TTV
Tanggal 06-06-2015 (hari perawatan ke 5)
S Kontak (+), bicara (+) kata-kata terbata-bata, sulit untuk memulai bicara, sulit untuk
mengulangi kata-kata yang diucapkan pemeriksa, pemahaman baik, pelo (+), lemah
anggota gerak kanan
O KU tampak sakit sedang GCS E4M6Vsusp.Afasia motorik

TD 115/77 mmHg (89) Nadi 92x/menit

RR 20x/ menit S 36.5oC

Nn.Cran Paresis N.VII dan XII Dextra Sentral

Motorik Hemiplegia dextra spastik


Sensorik Sulit dinilai

Vegetatif terpasang DC, urin jernih, BAB (+)


A Stroke hemoragik Hipertensi Obesitas Dislipidemia
terkontrol

P Terapi tetap Terapi tetap Diet sesuai gizi klinik Simvastatin 20 mg/24
NGT aff, ganti diet lunak
Ganti diet lunak jam
Inj. Asam tranexamat 1 gr/6 jam STOP
Nimodipin SP STOP ganti Nimodipin 60 Diet sesuai gizi klinik
mg/6 jam
Bladder training
Fisiotherapy
Speech therapy
Mx: GCS, TTV
Tanggal 10-06-2015 (hari perawatan ke 9)
S Kontak (+), bicara (+) kata-kata masih belum lancar, belum dapat mengucapkan
kalimat yang panjang, kesulitan untuk menirukan kata-kata yang diucapkan
pemeriksa, pemahaman baik, pelo (+), lemah anggota gerak kanan (+)
O KU tampak sakit sedang GCS E4M6Vsusp.Afasia motorik

TD 120/74 mmHg (99) Nadi 92x/menit

RR 20x/ menit S 36.5oC

Nn.Cran Paresis N.VII dan XII Dextra Sentral

Motorik Hemiplegia dextra spastik

Sensorik Sulit dinilai

Vegetatif terpasang DC, urin jernih, BAB (+)


A Stroke hemoragik Hipertensi st I Obesitas Dislipidemia

P Terapi tetap Terapi tetap Diet sesuai gizi klinik Simvastatin 20 mg/24
Ganti diet biasa
Ganti diet biasa jam
DC aff
Fisiotherapy Diet sesuai gizi klinik
Speech therapy
Mx: GCS, TTV
Tanggal 15-06-2015 (hari perawatan ke 14)

S Kontak (+), bicara (+) kata-kata belum lancar, belum dapat mengucapkan kalimat yang
panjang, pemahaman baik, pelo (+), lemah anggota gerak kanan (+)
O KU tampak sakit sedang GCS E4M6Vafasia motorik

TD 115/80 mmHg (91) Nadi 82x/menit

RR 22x/ menit S 36.2oC

Nn.Cran Paresis N.VII dan XII Dextra Sentral

Motorik Hemiplegia dextra spastik

Sensorik Sulit dinilai

Vegetatif BAB (+), BAB (+)


A Stroke hemoragik Hipertensi st I Obesitas Dislipidemia

P Infus RL 20 tts/mnt STOP Terapi tetap Diet sesuai gizi klinik Simvastatin 20 mg/24
Inj. Cithicoline 500 gram/ 8 jam
(intravena) STOP jam
Inj. Ranitidin 50 mg/ 12 jam Diet sesuai gizi kliunik
(intravena) STOP
Citicholine 500 mg/8 jam po
Nimodipin 60 mg/6 jam po
Vitamin B complex 1 tab/8 jam
Boleh pulang
TES KLASIFIKASI AFASIA
Bicara spontan : terganggu
Kelancaran bicara: tidak lancar
Pemahaman : intak
Repetisi : terganggu
Menamai : terganggu
Kesan : Afasia Motorik
No Masalah aktif Tgl No Masalah Pasif Tgl
1. Penurunan kesadaran 6 01/06/201
2. Paresis N.VII dextra sentral 5
3. 6 01/06/201
4. Paresis N. XII dextra sentral 5
5. 6 01/06/201
6. Hemiplegi Dextra Spastik 6 5
7. Afasia Motorik 6 01/06/201
8. Stroke hemoragik 5
9. Hipertensi st II 01/06/201
Obesitas 5
Dislipidemia 01/06/201
5
01/06/201
5
02/06/201
BAGAN ALUR
DECISION MAKING
TERIMA KASIH
BICARA SPONTAN
BICARA
SPONTA
N
Area
motorik
Area primer
Broca
Impuls
visual &
auditori
k
ANATOMI
FAKTOR RESIKO (AHA/ASA)

Anda mungkin juga menyukai