AN
MORAL
KELOMPOK 6:
TEORI
TEORI
KOHLBER
PIAGET G
TEORI PIAGET
pra-
konvensional s io
n ve n
ko
n al
pasca-
konvensional
Pra-Konvensional
Tingkat pra-konvensional terdiri dari dua tahapan
awal dalam perkembangan moral, dan murni
melihat diri dalam bentuk egosentris.
Tahap pertama
Individu-individu memfokuskan diri pada
konsekuensi langsung dari tindakan mereka yang
dirasakan sendiri.
Tahap dua menempati posisi apa untungnya buat
saya, perilaku yang benar didefinisikan dengan apa
yang paling diminatinya.
Konvensional
Tingkat konvensional terdiri dari tahap
ketiga dan keempat dalam
perkembangan moral.
Perkembangan
Moral
padaRemaja
Hal yang perlu menjadi bahan
pemahaman para guru dan orang tua
dalam rangka menentukan
pendekatan yang tepat dalam
kegiatan belajar mengajar adalah
pengetahuan tentang teknik
membentuk tingkah laku anak.
Macam-macam Pendekatan dan
Metode untuk Pengembangan Moral
Anak Taman Kanak-kanak
Macam-macam Strategi
Perencanaan Penilaian dalam
Pengembangan Moral Anak Usia
Taman Kanak-kanak
Untuk pengembangan nilai dan sikap
anak dapat dipergunakan metode-
metode yang memungkinkan
terbentuknya kebiasaan-kebiasaan
yang didasari oleh nilai-nilai agama,
dan moralitas agar anak dapat
menjalani hidup sesuai dengan
norma yang dianut masyarakat.
Tujuan dari program pembentukan
perilaku adalah untuk
mempersiapkan anak sedini mungkin
dalam mengembangkan sikap dan
perilaku yang didasari oleh nilai-nilai
moral agama dan Pancasila.
Penilaian bertujuan untuk
mengetahui ketercapaian
kemampuan yang telah ditetapkan
dalam Garis-garis Besar Program
Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak.
Untuk mengekspresikan proses
kegiatan belajar, guru perlu
melakukan penilaian atau evaluasi.
Masa remaja adalah periode di mana
seseorang mulai bertanya-tanya
mengenai berbagai fenomena yang
terjadi di lingkungan sekitarnya
sebagai dasar bagi pembentukan
nilai diri mereka.
1. peran hati nurani atau kemampuan untuk
mengetahui apa yang benar dan salah apabila
anak di hadapkanpada situasi yang
memerlukan pengambilan keputusan atas
tindakan yang harus dilakukan.
2. Peran rasa bersalah dan rasa malu apabila
bersikap dan berperilaku tidak seperti yang
diharapkan dan melanggar aturan.
3. Peran interaksi sosial dalam memberi
kesempatan pada anak untuk mempelajari dan
menerapkan standart perilaku yang disetujui
dalam masyarakat, keluarga, sekolah, dan
dalam pergaulan dengan orang lain.
Sikap dan perilaku moral dapat dipelajari dengan cara
berikut :
INTERNALISASI KETERGANTUNGAN
INTROVERT dan
EKSTROVERT BAKAT
Imitasi merupakan peniruan
sikap,cara pandang serta tingkah
laku orang lain yang dilakukan
dengan sengaja oleh anak.
Internalisasi adalah suatu proses
yang merasuk pada diri seseorang
(anak) karena pengaruh sosial yang
paling mendalam dan paling
langgeng dalam kehidupan orang
tersebut.
Introvert adalah kecenderungan seorang
anak untuk menarik diri dari lingkungan
sosialnya.
Ekstrovert adalah kecenderungan
seseorang untuk mengarahkan perhatian
keluar dirinya, sehingga segala minat,
sikap dan keputusan-keputusan yang di
ambil lebih banyak ditentukan oleh orang
lain atau berbagai peristiwa yang terjai di
luar dirinya.
Kemandirian adalah kemampuan
seseorang untuk berdiri sendiri tanpa
bantuan orang lain baik dalam hal
bentuk material maupun moral.
Ketergantungan atau
overdependency tersebut ditandai
dengan perilaku anak yang bersifat
kenak-kanakan, perilakunya tidak
sesuai dengan anak lain yang sebaya
usianya. Dengan kata lain anak
tersebut memiliki ketidakmandirian,
yang mencakup fisik atau mental dan
perilakunya berlainan dengan anak
normal.
Bakat atau aptitude merupakan
potensi dalam diri seseorang
yang dengan adanya rangsangan
tertentu memungkinkan orang
tersebut dapat mencapai
sesuatu tingkat kecakapan,
pengetahuan dan keterampilan
khusus yang seringkali melebihi
orang lain.
Terdapat dua jenis bakat yang dimiliki dan dapat
dikembangkan, yaitu :