Anda di halaman 1dari 32

PERKEMBANG

AN
MORAL
KELOMPOK 6:

Dian Dewi Agustini (140210101052)


Harvian Candra M. (1402101010)
Bunga Yana R. (1402101010)
PENGERTIAN MORAL

TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MORAL

PENDEKATAN PERKEMBANGAN MORAL


TERHADAP ANAK

FAKTOR-FAKTOR DAN CARA


MEMPELAJARI SIKAP MORAL

PROSES PERKEMBANGAN MORAL


Moral berasal dari kata latin mores
yang berarti tata cara, kebiasaan, dan
adat.
Moral adalah ajaran tentang baik
buruk perbuatan dan kelakuan,
akhlak, kewajiban, dan sebagainya
(Purwadarminto,1957;957).
Konsep moral ialah peraturan perilaku
yang telah menjadi kebiasaan bagi
anggota suatu budaya.
TEORI
TENTAN
G
MORAL

TEORI
TEORI
KOHLBER
PIAGET G
TEORI PIAGET

Piaget mengasumsikan bahwa


kognisi (pikiran) dan
afek(perasaan) berkembang
secara paralel dan keputusan
moral merupakan proses
perkembangan kognisi secara
alami.
TEORI KOHLBERG

Teori Kohlberg mengenai


perkembangan moral secara formal
disebut cognitive-developmental
theory of moralization, yang berakar
pada karya Piaget.
TIGA TINGKATAN DARI KEENAM
TAHAPAN

pra-
konvensional s io
n ve n
ko
n al

pasca-
konvensional
Pra-Konvensional
Tingkat pra-konvensional terdiri dari dua tahapan
awal dalam perkembangan moral, dan murni
melihat diri dalam bentuk egosentris.
Tahap pertama
Individu-individu memfokuskan diri pada
konsekuensi langsung dari tindakan mereka yang
dirasakan sendiri.
Tahap dua menempati posisi apa untungnya buat
saya, perilaku yang benar didefinisikan dengan apa
yang paling diminatinya.
Konvensional
Tingkat konvensional terdiri dari tahap
ketiga dan keempat dalam
perkembangan moral.

Tahap tiga, seseorang memasuki


masyarakat dan memiliki peran sosial.
Tahap empat, adalah penting untuk
mematuhi hukum, keputusan, dan
konvensi sosial karena berguna dalam
memelihara fungsi dari masyarakat.
Pasca-Konvensional
Tingkatan pasca konvensional, juga dikenal
sebagai tingkat berprinsip, terdiri dari tahap
lima dan enam dari perkembangan moral.

Tahap lima, individu-individu dipandang


sebagai memiliki pendapat-pendapat dan nilai-
nilai yang berbeda, dan adalah penting bahwa
mereka dihormati dan dihargai tanpa memihak.
Dalam tahap enam, penalaran moral berdasar
pada penalaran abstrak menggunakan
prinsip etika universal.
PENDEKATAN
PERKEMBANGAN
MORAL TERHADAP
ANAK Pendekatan
Pengemban
gan Moral
Bagi Anak
Taman
Kanak-kanak

Perkembangan
Moral
padaRemaja
Hal yang perlu menjadi bahan
pemahaman para guru dan orang tua
dalam rangka menentukan
pendekatan yang tepat dalam
kegiatan belajar mengajar adalah
pengetahuan tentang teknik
membentuk tingkah laku anak.
Macam-macam Pendekatan dan
Metode untuk Pengembangan Moral
Anak Taman Kanak-kanak

Materi Inti dan Contoh Penyusunan


Perencanaan Penanaman dan
Pengembangan Moral Anak Taman
Kanak-kanak

Alat Penilaian dalam


Pengembangan Moral Anak

Macam-macam Strategi
Perencanaan Penilaian dalam
Pengembangan Moral Anak Usia
Taman Kanak-kanak
Untuk pengembangan nilai dan sikap
anak dapat dipergunakan metode-
metode yang memungkinkan
terbentuknya kebiasaan-kebiasaan
yang didasari oleh nilai-nilai agama,
dan moralitas agar anak dapat
menjalani hidup sesuai dengan
norma yang dianut masyarakat.
Tujuan dari program pembentukan
perilaku adalah untuk
mempersiapkan anak sedini mungkin
dalam mengembangkan sikap dan
perilaku yang didasari oleh nilai-nilai
moral agama dan Pancasila.
Penilaian bertujuan untuk
mengetahui ketercapaian
kemampuan yang telah ditetapkan
dalam Garis-garis Besar Program
Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak.
Untuk mengekspresikan proses
kegiatan belajar, guru perlu
melakukan penilaian atau evaluasi.
Masa remaja adalah periode di mana
seseorang mulai bertanya-tanya
mengenai berbagai fenomena yang
terjadi di lingkungan sekitarnya
sebagai dasar bagi pembentukan
nilai diri mereka.
1. peran hati nurani atau kemampuan untuk
mengetahui apa yang benar dan salah apabila
anak di hadapkanpada situasi yang
memerlukan pengambilan keputusan atas
tindakan yang harus dilakukan.
2. Peran rasa bersalah dan rasa malu apabila
bersikap dan berperilaku tidak seperti yang
diharapkan dan melanggar aturan.
3. Peran interaksi sosial dalam memberi
kesempatan pada anak untuk mempelajari dan
menerapkan standart perilaku yang disetujui
dalam masyarakat, keluarga, sekolah, dan
dalam pergaulan dengan orang lain.
Sikap dan perilaku moral dapat dipelajari dengan cara
berikut :

1. Belajar melalui coba-ralat (trial and


error).
2. Pendidikan langsung
3. Identifikasi dengan orang yang
dikaguminya.
IMITASI KEMANDIRIAN

INTERNALISASI KETERGANTUNGAN

INTROVERT dan
EKSTROVERT BAKAT
Imitasi merupakan peniruan
sikap,cara pandang serta tingkah
laku orang lain yang dilakukan
dengan sengaja oleh anak.
Internalisasi adalah suatu proses
yang merasuk pada diri seseorang
(anak) karena pengaruh sosial yang
paling mendalam dan paling
langgeng dalam kehidupan orang
tersebut.
Introvert adalah kecenderungan seorang
anak untuk menarik diri dari lingkungan
sosialnya.
Ekstrovert adalah kecenderungan
seseorang untuk mengarahkan perhatian
keluar dirinya, sehingga segala minat,
sikap dan keputusan-keputusan yang di
ambil lebih banyak ditentukan oleh orang
lain atau berbagai peristiwa yang terjai di
luar dirinya.
Kemandirian adalah kemampuan
seseorang untuk berdiri sendiri tanpa
bantuan orang lain baik dalam hal
bentuk material maupun moral.
Ketergantungan atau
overdependency tersebut ditandai
dengan perilaku anak yang bersifat
kenak-kanakan, perilakunya tidak
sesuai dengan anak lain yang sebaya
usianya. Dengan kata lain anak
tersebut memiliki ketidakmandirian,
yang mencakup fisik atau mental dan
perilakunya berlainan dengan anak
normal.
Bakat atau aptitude merupakan
potensi dalam diri seseorang
yang dengan adanya rangsangan
tertentu memungkinkan orang
tersebut dapat mencapai
sesuatu tingkat kecakapan,
pengetahuan dan keterampilan
khusus yang seringkali melebihi
orang lain.
Terdapat dua jenis bakat yang dimiliki dan dapat
dikembangkan, yaitu :

1. Bakat yang bertalian dengan


kemahiran
2. Bakat yang diperlukan untuk
berhasil dalam tipe pendidikan
tertentu ata pendidikan khusus,
Cara atau metode untuk dapat mengembangkan
bakat anak tersebut antara lain :

1. Memperkaya anak dengan berbagai


macam pengalaman
2. Mendorong (encourage) dan
merangsang anak untuk
mengembangkan semua minatnya
3. Memberikan ganjaran dan pujian
terhadap hasil usaha anak agar anak
merasakan mendapat perhatian atas hasil
karyanya
4. Menyediakan sarana dan
prasarana yang cukup agar bakat
anak dapat diaktualisasikan
5. Apabila orang tua belum
mengetahui bakat anak
sesungguhnya, terlebih dahulu
kepada anak dipilihkan bidang yang
bersifat umum, selanjutnya setingkat
demi setingkat diarahkan kepada
suatu bakat khusus.

Anda mungkin juga menyukai