Disusun Oleh :
Magindra Nursani Afifa
112170041
Teguh Yudha Adiguna
112170069
Pembimbing :
dr. Ismi Cahyadi, Sp. THT-KL
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 37 tahun
Alamat : Babakan
Agama : Islam
Pekerjaan: Ibu rumah tangga
Status : Menikah
Tanggal Masuk : 4 Januari 2017
Tanggal Pemeriksaan : 4 Januari 2017
ANAMNESIS
Keluhan utama
Keluar cairan dari telinga kiri
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke poli THT RSUD waled dengan keluhan keluar cairan dari
telinga kiri sejak satu minggu yang lalu. Cairan tiba-tiba keluar dari lubang telinga
dan tidak didahului dengan rasa nyeri. Cairan kental, berwarna kuning kehijauan, dan
berbau. Cairan keluar terus menerus. Pasien juga mengeluh telinga kiri berdenging
dan pendengaran berkurang sejak keluarnya cairan. Nyeri telinga pun dirasakan oleh
pasien. Nyeri dirasakan hilang timbul dan tidak dipengaruhi oleh gerakan mengunyah.
Riwayat panas badan dan batuk pilek dirasakan sering. Pasien juga mengeluhkan
nyeri menelan jika telinga terasa sakit. Keluhan suara sengau, benjolan di leher, dan
nyeri gigi disangkal pasien.
Tidak ada keluhan pada telinga kanan
ANAMNESIS
Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Berat badan : 60 kg
Tinggi Badan : 157 cm
Status Gizi : Cukup
Tanda vital
Tekanan darah : 100/70 mmhg
Nadi : 88 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 37 c
Kepala
Bentuk lonjong, simetris, warna rambut hitam, rambut mudah rontok (-), deformitas (-)
PEMERIKSAAN
Mata FISIK
Conjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-
Thoraks :
Inspeksi :
Pernapasan simetris kanan dan kiri, tidak ada yang tertinggal, retraksi IC (-), iktus kordis tidak terlihat.
Palpasi :
Nyeri tekan (-), fremitus taktil simetris kanan = kiri, iktus cordis teraba di ICS V linea midlavicularis
sinistra, ekspansi pernapasan normal.
Perkusi :
Sonor pada kedua lapangan paru
Batas jantung : batas atas : linea parasternalis sinistra ICS II, batas kanan : linea parasternalis dextra
ICS IV, batas kiri: linea midclavicula sinistra ICS V
Auskultasi :
Vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
S1 = S2 reguler murni, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, luka/bekas luka (-), sikatrik (-)
Auskultasi : bising usus (+) 7 kali / menit normal
Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen
Palpasi : nyeri tekan (-), soepel, Hepar dan Lien tak teraba, ginjal
tidak teraba, vesika urinaria tidak teraba penuh
Ketok ginjal : -/-
Ekstremitas :
Ekstremitas atas:
Akral hangat
Edema (-/-),pigmentasi normal, telapak tangan pucat (-), sianosis
(-), clubbing finger (-), nyeri tekan (-)
Ekstremitas bawah:
Edema (-/-),pigmentasi normal, telapak tangan pucat (-),
sianosis(-), clubbing finger (-), nyeri tekan (-)
STATUS LOKALIS TELINGA
No. Pemeriksaa Telinga kanan Telinga kiri
n Telinga
1. Tragus Nyeri tekan (-), edema (-) Nyeri tekan (-), edema (-)
2. Daun telinga Bentuk dan ukuran dalam batas Bentuk dan ukuran dalam batas
normal, hematoma (-), nyeri tarik normal, hematoma (-), nyeri tarik
aurikula (-) aurikula (-)
3. Liang telinga Serumen (+), hiperemis (-), furunkel Serumen (+), hiperemis (+),
(-), edema (-), otorhea (-) furunkel (-) edema (-), otorhea (-)
4. Membran Retraksi (-), bulging (-), hiperemi (-), Retraksi (-), bulging (+) ringan,
timpani perforasi (-), cone of light (+) opaque(+), hiperemi (-),perforasi
(+) cone of light (-)
STATUS LOKALIS HIDUNG
Pemeriksaan Hidung kanan Hidung kiri
Hidung
Hidung luar Bentuk (normal), Bentuk (normal),
hiperemi (-), nyeri hiperemi (-), nyeri
tekan (-), deformitas tekan (-), deformitas
(-) (-)
Rinoskopi anterior
Vestibulum Normal, ulkus (-) Normal, ulkus (-)
nasi
Cavum nasi Bentuk (normal), Bentuk (normal),
mukosa pucat (-), mukosa pucat (-),
hiperemis(-) hiperemis (-)
Meatus nasi Mukosa normal, sekret Mukosa normal,
media (-)mengkilat (-). sekret (-mengkilat (-).
Konka nasi Edema (-), mukosa Edema (-), mukosa
inferior hiperemi (-) hiperemi (-)
Septum nasi Deviasi (-), perdarahan Deviasi (-),
(-), ulkus (-) perdarahan (-), ulkus
(-)
STATUS LOKALIS TENGGOROKAN
Bibir Mukosa bibir basah, berwarna
merah muda (N)
Mulut Mukosa mulut basah berwarna merah
muda
Geligi Normal
Lidah Tidak ada ulkus, pseudomembrane (-)
Uvula Bentuk normal, hiperemi (-), edema (-),
pseudomembran (-)
Palatum mole Ulkus (-), hiperemi (-)
Faring Mukosa hiperemi (-), reflex muntah (+),
membrane (-), sekret (-)
Tonsila palatine Kanan Kiri
T1 T1
Fossa hiperemi (-) hiperemi (-)
Tonsillaris dan
Arkus
Faringeus
STATUS LOKALIS MAKSILOFASIAL
DIAGNOSA KERJA
OMA Rekuren Stadium Perforasi Auris Sinistra
PROGNOSIS
Ad Sanationam : Dubia ad bonam
Ad Functionam : Dubia ad bonam
Ad Vitam : Dubia ad bonam
PENATALAKSANAAN
1. Stadium Oklusi
2. Stadium Hiperemis
3. Stadium Supurasi
4. Stadium Perforasi
5. Stadium Resolusi
Stadium Oklusi
1. Stadium Oklusi
Pada stadium oklusi pengobatan terutama bertujuan untuk
membuka kembali tuba Eustachius sehingga tekanan negatif di telinga
tengah hilang. Untuk ini diberikan obat tetes hidung. HCl efedrin 0,5%
dalam larutan fisiologis (anak < 12 tahun) atau HCl efedrin 1% dalam
larutan fisiologis untuk yang berumur di atas 12 tahun dan orang dewasa.
Selain itu sumber infeksi harus diobati. Antibiotika diberikan apabila
penyebab penyakit adalah kuman, bukan oleh virus atau alergi.
Penatalaksanaan
2. Stadium Hiperemis
Terapi pada stadium presupurasi ialah antibiotika, obat tetes
hidung, dan analgetika. Antibiotika yang dianjurkan ialah dari golongan
penisilin atau ampisilin. Pemberian antibiotika dianjurkan minimal
selama 7 hari. Bila pasien alergi terhadap penisilin, maka diberikan
eritromisin. Pada anak, ampisilin diberikan dengan dosis 50-100
mg/kgBB per hari, dibagi dalam 4 dosis, atau amoksisilin 40
mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis, atau eritromisin 40 mg/kgBB/hari.
Penatalaksanaan
3. Stadium Supurasi
Pada stadium supurasi selain diberikan antibiotika, idealnya harus
disertai dengan miringotomi, bila membran timpani masih utuh. Dengan
miringotomi gejala-gejala klinis lebih cepat hilang dan ruptur dapat
dihindari. Miringotomi ialah tindakan insisi pada pars tensa membran
timpani, agar terjadi drainase sekret keluar dari telinga tengah ke liang
telinga luar.
Penatalaksanaan
4. Stadium Perforasi
Pada stadium perforasi sering terlihat sekret banyak
keluar dan kadang terlihat sekret keluar secara berdenyut
(pulsasi). Pengobatan yang diberikan adalah obat cuci
telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotika yang
adekuat. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi dapat
menutup kembali dalam waktu 710 hari.
Penatalaksanaan
5. Stadium Resolusi
Pada stadium resolusi, maka membran timpani berangsur normal
kembali, sekret tidak ada lagi dan perforasi membran timpani menutup.
Bila tidak terjadi resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir di liang
telinga luar melalui perforasi di membran timpani. Keadaan ini dapat
disebabkan karena berlanjutnya edema mukosa telinga tengah. Pada
keadaan demikian antibiotika dapat dilanjutkan sampai 3 minggu. Bila 3
minggu setelah pengobatan sekret masih tetap banyak, kemungkinan
telah terjadi mastoiditis.
Komplikasi