Anda di halaman 1dari 44

GIGITAN

BINATANG
BERBISA
Disajikan Oleh :
DIDIK SUDARSONO
Kasi Penanggulangan Bencana
PMI KABUPATEN MOJOKERTO
10 JENIS ULAR PALING BERBISA

no:1 fierce snake/inland taipan 2.king brwon 3.taipa/oxyuranusscutellatus


snake/pseudaochis
Australis

7 Tiger snake/notechis stutatus


4&5 tiger snake/mainland 6 Sea Krait/laticauda colubrina

8 Black tiger snake/notechis acther 9 Death adder/achantopis antarcticus


10 Westren brown snake/pseudonaja
nuchalis
Ular berbisa
Ular yang tidak berbisa
Dalam kehidupan kita sehari-hari, tidak
terlepas dengan lingkungan yang
diantaranya dengan hewan, terutama
dengan hewan peliharaan.
Terdapat segi yang
menguntungkan dan
segi yang merugikan.
Segi yang merugikan
inilah yang akan kita
bahas.
Beberapa Cara Yang Diterima Oleh
Penderita :
1. Gigitan : Anjing, Ular, Ikan
2. Sengatan : Semut, Tawon,
Kalajengking
3. Kontak Pasif : Ulat Bulu
4. Semprotan : Serangga
Paling Banyak Kasus Yang
Ditanggulangi :
Gigitan Anjing, Kucing, Kera yang
dicurigai terkena rabies
Sikap Kita :
a. Menghadapi Penderita
b. Menghadapi
Binatangnya
A. Pada Binatang
Harus mengetahui daerah
tempat tinggal kita. Endemik
rabies atau tidak
Keadaan binatang saat
mengigit :
a. Sedang beranak
b. Dalam keadaan terangsang
c. vaksinasi yang masih
berlaku
B. Pada Manusia
Jenis Luka
Banyaknya luka &
dekat / tidak
dengan CNS
Vaksinasi Yang
Diterima
Penanggulangan Penderita :
1. Pemberian
Vaksin dengan
serum anti
rabies
2. Pemberian ATS
/ Toksoid
3. Analgetik /
Antibiotika
Pemberian Frofilaksis Terhadap Rabies
Spesies Hewan Keadan Hewan Pada Saat Menyerang Pemberian Imunisasi

Anjing & Kucing Sehat, riwayat imunisasi (+) Tidak Perlu

Sehat, provokasi (+) Tidak Perlu

Sehat, tanpa provokasi, hewan Tidak Perlu, kecuali selama


harus diobservasi selama 10 observasi terlihat gejala
hari rabies
Rabies atau diduga menderita Serum anti rabies
rabies Vaksin anti rabies

Liar, tidak tertangkap Konsultasi ke instansi


depkes setempat, bila
indikasi berikan SAR + VAR

Kelelawar, Srigala, atau Dianggap menderira rabies, Serum anti rabies


golongan carnivora kecuali terbukti negatif, pada Vaksin anti rabies
lainnya pemeriksaan laboratorium.

Hewan ternak, binatang Umumnya tidak pernah Konsultasi ke instansi


pengerat (Kelinci, terjangkit rabies, kecuali pada depkes untuk mengetahu
Marmut, Tikus, dll) saat terjadi endemik status rabies pada
kawasan tersebut.
Pemberian ATS/ Toksoid
Luka Bersih Luka Kotor
Imunisasi Sebelumnya
Toksoid ATS Toksoid ATS

Tidak Ada / Tidak Pasti Ya * Tidak Ya * Ya *

Satu Kali DTP / DT Ya * Tidak Ya * Ya *

Dua Kali DTP / DT Ya * Tidak Ya * Ya *

Tiga Kali /DTP/DT atau Tidak # Tidak Tidak @ Tidak


lebih

Keterangan : * Seri Imunisasi harus sampai lengkap


# Kecuali booster terakhir sudah 10 tahun yang lalu/lebih
@ Kecuali booster terakhir sudah 5 tahun yang lalu/lebih
Patokan Ular
A. Bisa ular mengandung toksin & enzim
yang berasal dari air liur ular.
B. Sifat Bisa :
Neurotoksin : berakibat pada syaraf
perifer sentral dan menyebabkan
paralyse otot-otot.
Haemotoksin : menyebabkan haemolitik
Mytoksin : menyebabkan haemotoksin,
myoglobulin, uria dengan kerusakan
ginjal, hyperkalemia akibat kerusakan
sel otot.
Kardiotoksin : merusak serat-serat otot
jantung yang dapat menyebabkan kerusakan
otot jantung.
Cytotoksin : dengan melepas histamin
dengan zat-zat lainnya yang dapat
menyebabkan gangguan kardiovaskuler.
Cytolitik : zat ini dapat menyebabkan
peradangan dengan nekrose jaringan pada
tempat patukan.
Enzim-enzim dengan hyaluronidase : sebagai
zat aktif dalam penyebaran bisa.
Anti Bisa :
Jenis : Polyvalent. Untuk beberapa jenis
ular tertentu :
Cobra
Ancistrodon Ular Tanah
Bungarus Fasciatus Weling
Bungarus Candidus
Beberapa Jenis Ular Dan Bisanya
Cobra > Neurotoksik yang hebat
Ancistrodon > Haemolysis yang hebat
Lainnya > merupakan jenis campuran
Khusus ular laut > bersifat neurotoksin
Manifestasi Klinik
Lokal sakit bukan gambaran umum
Tanda-tanda bekas taring/laserasi
Bengkak dan kemerah. Kadang-
kadang bulae/vasikular
Sakit kepala, enek, muntah
Rasa sakit pada otot-otot, dinding
perut
Demam, keringat dingin
Derajat Keracunan Bisa Ular
Menurut Parrish :
0 : - Tidak Terdapat Keracunan
- Nyeri Lokal Minimal
1 : - Keracunan Minimal
- Nyeri Lokal Hebat
- Gejala Sistemik Tidak Ada
2 : - Keracunan Sedang
- Gejala Sistemik Ada; Mual, Neurotik,
Parestesia
- Pembesaran Kelenjar Getah Bening Regional
3 : - Keracunan Berat
- Gejala Sistemik; Hypertensi, ptekiae,
ekimosis, syok.
4 : - Keracunan sangant berat; gagal ginjal, koma.
UNTUK BISA NEUROTOKSIK
Kelumpuhan otot pernafasan.
Kardiovaskuler terganggu.
Kesadaran menurun sampai koma.
BISA HAEMOLITIK
Luka bekas patukan yg terus berdarah
Haematoma pada tiap suntikan I.M.
Haematuria.
Haemoptysis/haematemesis.
Kegagalan ginjal
PRINSIP PENGELOLAAN
1. Menghalangi penyarapan dan
penyebaran bisa.
2. Menetralkan bisa.
3. Mengobati komplikasi.
PERTOLONGAN YANG DIBERIKAN :
1. Tourniquet dengan pita lebar untuk mencegah
aliran getah bening. Pita dilepaskan bila anti bisa
telah diberikan.
2. Imobilisasi penderita trauma yang terkena patuk.
3. Transportasi secepatnya ke tempat diberikannya
anti bisa dan tempat dimana resusitasi bisa
dikerjakan.
4. Kecuali jenis ular, usahakan ular mati dibawa
bersama penderita.

Tidak dianjurkan memasang tourniquet untuk arterial


dan insisi luka.
PERTOLONGAN SELANJUTNYA :
1. Penting menentukan diagnosa patukan ular
berbisa.
2. Bila ragu observasi 24 jam. Kalau gejala keracunan
bisa nyata perlu memberikan anti bisa.
3. Pasang infus, berikan A.B.U I.V. tetesan cepat (20
cc A.B.U kedalam pelarut NaCl/Dextrose 5%).

Derajat 0 -1 (Parrish) - S.A.B.U tak perlu


Derajat 2 - 5-20 cc
Derajat 3 4 - 40 100 cc

4. Bila tanda-tanda laryngopasme, bronchopasme,


urtikaria, hipotensi
- - - - - - - - - Adrenalin 0,6 mg I.M
- - - - - - - - - Hydrokortisone 100 mg I.V
Supportif :
a. Awasi kardiovaskuler, pernafasan dan status
neurologicus dengan ketat. Apabila terjadi
penurunan, anti bisa diberikan lagi atau
sesuai dengan simptom.
b. Laboratorium : Darah : - Hb, Ht.
c. O2 diberikan, bila perlu intubasi
d. Cairan untuk koreksi dehydrasi/hypovolemi.
Plasma Expander, digitalis kalau perlu.
e. Diuretika untuk mempertahankan diurese;
kalau perlu dialyse.
f. Heparin apabila ada D.I.C
g. Antibiotik dan ATS/ Toksoid
Serangga
Korban oleh serangga biasanya ringan dan
tidak banyak bahayanya
Dasar timbulnya reaksi dari penderita adalah
suatu reaksi alergi
Reaksi bermacam-macam, bergantung pada
individu
Biasanya serangga itu bersifat allergen
Kematian bersifat antiflaksis dan timbulnya ini
biasanya disebabkan oleh sengatan
Manifestasi Klinik
Dari bentuk urtikaria eksterna sampai
reaksi alergi khronik yang muncul
hebat dengan reaksi anafilaksis dan
didahului oleh reaksi setempat berupa
kemerahan, rasa bengkak, rasa
terbakar kemudian enek, muntah dan
kesadaran menurun
Serangga Yang Menyengat
Semut, tawon, laba-laba,
kalajengking. Letak sengat di
segmen terakhir dari bagian perut
Sifat Bisa :
Warna jernih seperti air
BD : 1.1313
Larut dalam air dan asam
Tak dapat larut dalam alkohol
Rasa tajam
Neurotoksik, hemorrhagik, dan haemolytik.
Mengandung unsur-unsur hiphoridae,
fostolifase A dan Histamins
Sengatan Tawon
Pada orang yang sensitif. Hanya
mengeluh sakit setempat, bengkak,
kemerahan.
Berat Reaksi
1. Reaksi Ringan : urtikaria, malaise, gelisah
kurang lebih selama 24 jam.
2. Reaksi Sedang : edema anasarca, sesak
nafas, nyeri perut, enek dan muntah.
3. Reaksi Berat : reaksi sedang diikuti sesak
hebat, dysfagi, suara serak, pelo, tidak
sadar.
4. ReaksiSyok : salah satu gejala diatas,
diikuti dengan sianosis, tensi menurun,
tidak sadar.
Gigitan
Kutu Busuk, lalat, nyamuk :
Reaksi berupa kemerahan, edema, rasa
gatal. Pada reaksi-reaksi hebat berupa
edema yang menyeluruh.
Gesekan Atau Sentuhan
Ulat-Ulat
Bulunya bersifat allergen
sekaligus terdapat bisa
Kadang-kadang disebarkan
tertiup angin.
Manifestasi Klinik
Berupa gatal dan kemerahan, yang berat
berupa syok sebagai reaksi histamin

Antihistamin lokal dan


Pengobatan
parenteral
Binatang-Binatang Laut
Ubur-ubur dan Jelatang :
Dengan tentakel yang ditembakkan
biasanya hanya menyebabkan
edema lokal, hiperemis, reaksi
anafilaksis terjadi bila jumlah
serangan banyak : berupa oksilasi,
tekanan darah, kegagalan
pernafasan dan kardiovaskuler.
Pengobatan
Resusitasi
torniquet arterial
Lokal dengan pasir panas dan alkohol
Obat-obatan : narkotik, anestesi lokal,
kortison kream.
GURITA
Bisa dari saluran ludah yang mengandung
hyaluronidase, dengan neurotoksin yang
bersifat blokade dengan neuromoskuler. Zat
ini sangat sesuai dengan anticholinterase.
Gambaran Klinis
Bekas gigitan tidak sakit, hanya bengkak dengan
cairan serohemorrhagis.
Beberapa menit kemudian, muncul gejala
keracunan dengan bengkak, dengan bentuk
paralyse otot-otot, termasuk otot pernafasan :
kadang-kadang diikuti enek, muntah, hipotensi dan
bradikardi. Gejala ini biasanya berakhir setelah
beberapa jam.
Pertolongan
Luka gigitan dicuci, sebelumnya dipasang
torniquet arterial.
Jalan nafas dipertahankan, kalau perlu
resusitasi.
simptomatik.
Ikan Beracun
Tusukan dari salah
satu sirip bila ereksi
yang memang
mengandung bisa.
Bisa ini bersifat
hyaluronidase yang
menyebabkan jaringan
nekrosis vasokontriksi
dan mytoksin.
Gambaran Klinik
Rasa sakit yang hebat pada saat tertusuk. Sering
menyebabkan pingsan. Penderita meninggal karena
pingsan kemudian tenggelam.
Reaksi radang tampak pada bekas sengatan dianggota
badan yang diserang, lemas, dan didaerah regional
terasa sakit.
Systemis berupa kegagalan kardiovaskuler akibat
depresi myokardial dan hilangnya tonus pembuluh darah.
Paralyse umum yang kadang-kadang diikuti koma.
Apabila masa akut dilewati, penyembuhan lamban
berupa luka yang lama sembuh akibat keadaan umum
yang jelek.
Pertolongannya
Pasang Torniquet arterial
Suntik anestesi lokal untuk mengurangi
sakit.
Daerah luka dihangati dan rendam
dengan air hangat kuku / larutan PK
(kalium permanganas)
Obat-obatan : Narkotik, ATS, Toksoid,
Antibiotik.
Debridement luka.

Anda mungkin juga menyukai