Anda di halaman 1dari 33

Metodologi

Penelitian

Dosen Pembimbing:
Drs. Maya Istyadji, M.Pd
Disusun oleh:
Rizki Fahreza
(A1C314042)
M. Awaluddin Fitri
(A1C314068)
Nuansa Rusina Hakiki
(A1C314078)
Yulia Anggraeni
(A1C314088)
Nor Aulia Azizah
(A1C314206)
1..Masalah Penelitian
1
2..
2 Teknik
Pengembangan

Fisibilitas
3..
3 Permasalahan

4.. Rumusan Masalah


4
Latar Belakang &
55.. Asumsi

66.. Hipotesis
Masalah
Penelitian
Masalah adalah sesuatu yang
Masalah Penelitian memerlukan jawaban, penjelasan atau
pemecahan. Dalam bahasa yang lebih
Penelitian
formalsering dideskripsikan
masalah sering dirumuskan
sebagai suatu proses
sebagai investigasi
kesenjangan yang
antara harapan
dilakukan
dandengan aktif,
kenyataan. tekun, dan
Kenyataan tidak
sistematis,
semuayang
siswabertujuan untuk
menunjukkan hasil
belajarmenginterpretasikan,
menemukan, yang memuaskan (seperti
danyang
diharapkan) adalah masalah
merevisi fakta-fakta.
Penemuan Masalah

Aktif Pasif
Sumber Masalah
Penelitian

Sumber masalah penelitian yang sejati


sebenarnya adalah alam semesta dengan
segala isi semua fenomena yang ada di
dalamnya. Seorang peneliti dianjurkan untuk
mengarahkan perhatiannya dan
menggunakan segala kempuannya untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang
mungkin timbul dari keberadaan dan
dinamika semseta tersebut
Howard dan Sharp (1986:26) mengurutkan gradasi
nilai bahan-bahan pustaka tersebut sesuai sebagai
sumber masalah penelitan sebagai berikut:

1. Tesis dan disertasi


2. Artikel dalam jurnal akdemik dan profeisional
3. Laporan penelitian
4. Buku dan tinjauan buku
5. Komunikasi dengan ahli- ahli dalam bidang terkait
6. Pendapat para pemakai hasil penelitian
7. Hasil diskusi dengan sejawat
8. Media lain dalam arti luas
Teknik
Pengembangan
Masalah
Penelitian
Kepekaan saja belumlah cukup untuk
melahirkan masalah atau topik penelitian yang
baik. Salah satu dari dua keadaan berikut
sering terjadi pada tahap-tahap awal
pengembangan masalah penelitian:
perumusan masalah kurang terfokus, atau
sebaliknya, terlalu sempit.
Teknik Pengembangan
Masalah Penelitian

Analogi

Peta Permasalahan

Analisis Morfologi
Analogi

Analogi setidaknya memberikan dua manfaat bagi proses


penelitian:
1. Memberikan inspirasi kepada peneliti untuk mengembangkan
pemikiran yang sejalan atau setara dengan paradigma
penelitian yang telah ada.
2. Memberikan inspirasi digunakannya metodologi yang telah
terbukti sukses dalam penelitian yang lain.
Peta Permasalahan

Dengan menggunakan relevance-trees (peta permasalahan) seorang


peneliti dapat mengembangkan masalah penelitian dengan menjabarkan
ide-ide terkait berlandaskan suatu konsep dasar. Agar efektif konsep
yang digunakan sebagai landasan berfikir harus cukup luas cakupannya.
Dengan peta permasalahan peneliti dapat menjabarkan masalah yang
dikajinya dan kemudian memfokuskan kajiannya pada aspek-aspek
tertentu atau mengembangkan topik-topik sampingan dari masalah
pokok.
Analisis Morfologi

Analisis morfologi bertumpu pada suatu proses yang terdiri dari tiga
langkah dalam pengembangan masalah penelitian. Ketiga langkah tersebut
adalah:
1. Identifikasi faktor-faktor atau dimensi-dimensi utama dari suatu
masalah
2. Mendaftar berbagai atribut/ tingkatan dari faktor-faktor tersebut
(variasi keadaan yang dapat terjadi pada faktor-faktor terkait)
3. Merumuskan berbagai pola hubungan yang mungkin terjadi antara
faktor-faktor tersebut.
Fisibilitas
Permasalahan
Sebelum keputusan diambil apakah suatu penelitian layak untuk
dikerjakan atau tidak perlu dievaluasi menurut beberapa kriteria
seperti disebutkan dibawah ini

Kemungkinan diperolehnya data yang


diperlukan
Dapat-tidaknya dikembangkan disain
penelitian yang sesuai

Ketersediaan waktu yang dibutuhkan

Dikuasainya keterampilan teknik yang


dibutuhkan

Ketersediaan dana

Resiko yang harus dihadapi

Kesesuaian dengan minat peneliti


Latar Belakang
dan Rumusan
Masalah
Penelitian
Sebelum menentukan pilihan masalah yang akan diteliti
seorang peneliti hendaknya meyakinkan dirinya terlebih
dahulu bahwa masalah yang dipilihnya memang pantas untuk
ditelit. Kepantasan ini bersumber antara lain pada urgensi
masalah yang dikaji dalam kaitan dengan hajat-hajat tertentu,
manfaat bagi peningkatan kesejahteraan umum atau
pengembangan IPTEK. Selain itu kaitannya dengan konteks
permasalahan yang lebih luas, dan posisinya dalam ranah
keilmuan tertentu, harus jelas pula. Pada prinsipnya peniliti
harus mampu menjawab pertanyaan. mengapa masalah ini
dipilih untuk diteliti?
rumusan masalah yang baik harus memenuhi dua syarat:

(1). Menyebutkan dengan jelas apa yang akan dicari


jawabannya
Kedua syarat tadi dapat dipenuhi apabila
peneliti menyebutkan dengan jelas hal-hal
berikut:

Variable-variable yang terkait

Hubungan antara variable-variabel


tersebut

Populasi terkait atau sasaran kajian yang


merupakan subjek-subjek yang paling jelas
yang keterkaitannya dengan permasalahan
yang dikaji.

Berbagai antribut (lokasi, waktu, dsb) yang berfungsi


membatasi lingkup kajian yang berkaitan dengan tempat dan
waktu terjadinya permasalahan maupun identitas khusus dari
populasi / bagian populasi yang bersangkutan.
Contoh (disusun dalam bentuk
umum dan khusus)
Bagaimanakah penerapan prinsip demokrasi dalam
pemilihan kepala desa pada masyarakat suku
terasing ?
a. Apakah kriteria bagi calon kepala desa?
b. Siapakah yang mempunyai hak pilih?
c. Bagaimanakah mekanisme pencalonannya?
d. Bagaimanakah mekanisme pemilihannya?
e. Siapakah yang menetapkan keapsahan pemilihan
tersebut? Dan seterusnya
Asumsi
Asumsi adalah pernyataan yang dapat
diuji kebenarannya secara empiris
berdasarkan pada penemuan,
pengamatan dan percobaan dalam
penelitian yang dilakukan
sebelumnya.
Jenis 1. Asumsi konseptual
Asumsi konseptual berakar pada
Asumsi pengakuan akan kebenaran suatu
konsep atau teori.

2. Asumsi situasional/ probabilistik


Asumsi situasional diperlukan apabila
peneliti melihat atau mengantisipasi
adanya kondisi lokal atau situasi yang
bersifat sementara yang berpotensi
mempengaruhi atau menentukan
berlakunya suatu hokum atau prinsip-
prinsip sehingga dapat menggoyahkan
rancangan penelitian yang telah disusun.
Jenis 3. Asumsi pragmatik/
operasional
Asumsi
Asumsi pragmatik bertolak dari
masalah-masalah operasional yang
sebenarnya masih di dalam
jangkauan peneliti untuk
mengendalikannya. Tetapi karena
alasan-alasan praktis, kebenaran hal-
hal yang seharusnya dikendalikan
tersebut dijadikan asumsi saja.
Dalam membuat asumsi, maka
hal-hal yang harus diperhatikan
yaitu:
Asumsi harus operasional dan asumsi merupakan dasar bagi
pengkajian teoritis.
Asumsi harus menyatakan keadaan yang sebenarnya,
bukankeadaan yang diprediksi atau seharusnya.
Peneliti harus mengenal betul asumsi yang dipakainya dalam
menyusun kerangka berpikirnya. Asumsi yang berbeda, maka
beda juga teori yang digunakan.
Asumsi harus dinyatakan tersurat, sebab asumsi yang tersirat
terkadang menyesatkan dan menyebabkan interprestasi yang
berbeda.
Hipotesi
s
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara
atas masalah-masalah yang diteliti.

Hipotesis dinyatakan sebagai jawaban sementara


karena kebenaran suatu hipotesis masih harus diuji
atau diverifikasi dengan data yang akan
dikumpulkan(Moehnilabib, Mukhadis, Ibnu, Suparno,
Rofiudin, & Sukaryana, 2003:20).
Hipotesis

H0 H1

Rumusan formal
Disusun untuk dari hasil
kepentingan analisis pemikiran
pengujian secara deduktif
statistik & mengenai
dinyatakan masalah
dalam kalimat yang dikaji
negatif. peneliti &
dinyatakan dalam
kalimat
positif.
RUMUSAN HIPOTESIS YANG BAIK
1. Menyebutkan variabel-variabel yang terkait
2. Menyebutkan hubungan antara variabel-variabel
tersebut
3. Menyebutkan populasi/sasaran kajian
4. Menyebutkan berbagai atribut (lokasi, waktu, dsb.)
untuk membatasi lingkup kajian
5. Dinyatakan dalam kalimat deklaratif, yang jelas,
padat, & spesifik (Suryana, 2010:20)
CONTOH MASALAH

Masalah Pengaruh motivasi siswa pada


penerapan E-Learning berbasis kelas
virtual

Terjadi peningkatan motivasi siswa selama


Harapan
berlangsungnya pembelajaran dalam
kelas virtual, sebab dengan adanya kelas
virtual, maka seharusnya siswa dapat
lebih termotivasi untuk menggali
pengetahuannya dalam bidang studi
kimia dengan lebih mudah serta agar
dapat terus berperan aktif dalam
pembelajaran kelas virtual
CONTOH MASALAH

Kenyataan Terjadi penurunan motivasi siswa selama


berlangsungnya pembelajaran dalam kelas
virtual

Harus ada variasi dalam pembelajaran kelas


Solusi
virtual, baik dalam hal strategi, maupun dalam
konten pembelajaran yang lebih menarik &
lebih beragam

Anda mungkin juga menyukai