Anda di halaman 1dari 74

PENCEGAHAN

PENYAKIT &
PERTAHANAN TUBUH

dr. Farida Heriyani, MPH


Sehat :
keadaan yg lengkap: kesejahteraan fisik,
mental dan sosial
Sakit :
keadaan yang memperlihatkan adanya
keluhan & gejala sakit scr subjektif &
objektif
akibat dr kesalahan adaptasi thd
lingkungan & reaksi an manusia & sumber
penyakit
perlu pengobatan u/ mengembalikan
keadaan sehat
Sejarah alamiah penyakit dpt dipakai sbg
cara dlm usaha pencegahan/pengontrolan
dr penyakit tsb
Tingkatan dr sejarah alamiah penyakit :

1. Tingkat kepekaan (stage of susceptibility


2. Tingkat sebelum sakit (stage of
presymtomatic disease)
3. Tingkat sakit scr klinis (stage of clinical
disease)
4. Tingkat kecacatan (stage of disability)
TINGKAT KEPEKAAN
Penyakit blm nampak, tp sdh ada
hubungan antara host, agent, &
environment

Menimbulkan faktor
risiko
Faktor risiko dipengaruhi o/ :
a. umur d. keadaan budaya
b. jenis kelamin e. dll
c. gaya hidup
TINGKAT SEBELUM SAKIT
Penyakit blm tampak
Adanya faktor kepekaan & interaksi
antara host, agent, & environment

Timbul perubahan2 scr patologis


TINGKAT SAKIT SCR KLINIS
Tjd perubahan anatomi & fungsional

Timbul gejala & tanda dr penyakit


TINGKAT KECACATAN
Penyakit yg tetap berlangsung sampai
lama walau sudah di terapi

Timbul kerusakan pd bagian tubuh


kecacatan
Risiko : lamanya proses & beratnya

penyakit
Definisi cacat(The National Health Survey)

berkurangnya aktivitas seseorang


sementara /jangka panjang sbg akibat
terserang o/ penyakit akut/kronis
PENCEGAHAN PENYAKIT
Pencegahan : mengadakan inhibisi
thd perkembangan s/ penyakit sebl
terjadi
Pencegahan tdk dpt dipisahkan dg
kondisi lingkunganDeteksi
& sejarah
& intervensi
terjadinya penyakit
penyebab & fc risiko
Pd pencegahan penyakit
Tingkat dr Pencegahan
Penyakit
1. Pencegahan Primer
Pd fase kepekaan dr sejarah alami
penyakit. Tdd dr 2 kategori :
a. Peningkatan kes (Health
promotion) :
- perbaikan gizi masyarakat
- perbaikan kondisi rumah, tpt
rekreasi
- pendidikan kes
b. Pencegahan spesifik (Spesific
protection) :
- Imunisasi
- Penjernihan air minum
- Pencegahan kecelakaan
- Pengaturan makan & olah raga
Dlm pelaksanaannya dipengaruhi o/
sikap individu & lingkungan
2. Pencegahan Sekunder
Dpt dilakukan pd fase preklinik &
klinik
Tdd :
a. Penemuan/deteksi dini (Early
detection)
- penemuan kanker scr dini
- penemuan DM scr dini
b. Pengobatan penyakit scr dini
3. Pencegahan Tersier
Dpt dilakukan pd fase penyakit yg
sdh lanjut / fase kecacatan
Tdd :
a. membatasi kecacatan (Disability
limitation)
b. Rehabilitasi
Five Levels of Prevention
dari Leavel and Clark
1. Promosi Kesehatan
. makanan sehat

. perbaikan higiene sanitasi

lingkungan
. pendidikan kesehatan kpd

masy
. usaha kesehatan jiwa
2. Spesific protection
imunisasi

penggunaan kondom

isolasi penderita peny menular

K3

3. Diteksi dini dan Pengobatan


segera
papsmear, IVA, Sadari
pengobatan segera
4. Pembatasan kecacatan
(Disability Limitation )
Pengobatan sampai tuntas

5. Rehabilitasi
rehabilitasi fisik

rehabilitasi mental
KEKEBALAN
TUBUH dan
IMUNISASI
PENDAHULUAN

Pencegahan penyakit infeksi pada


anak dengan imunisasi merupakan
salah satu keberhasilan terbesar
dalam sejarah kedokteran.

Imunisasi: proses pembentukan


kekebalan tubuh baik dengan
imunisasi aktif ataupun pemberian
antibodi (imunisasi pasif).
Vaksin adalah suatu produk biologis yang
terbuat dari kuman,komponen kuman (bak-
teri,virus atau riketsia),atau racun kuman
(toxoid) yg tlh dilemahkan atau dimatikan
dan akan menimbulkan kekebalan spesifik
secara aktif terhadap penyakit tertentu.

Vaksinasi
Respon imun dan memori mirip dgn infeksi
alamiah, tetapi tanpa menimbulkan penyakit
(tinggi imunogenitas,rendah reaktogenitas)
Tujuan Imunisasi
Melindungi seseorang terhadap
penyakit tertentu (intermediate goal)

Menurunkan prevalensi penyakit


(mengubah epidemiologi penyakit)

Eradikasi penyakit (final goal)


Alur Terjadinya Kekebalan

Antigen

Sistim imun

Humoral Seluler

Kekebalan
Tujuan Umum Imunisasi
Menurunkan :
Angka kesakitan, Kecacatan /Kematian
Akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan
Imunisasi (PD3I)

Peny. Yang Dapat Dicegah dgn Imunisasi


Imunisasi Rutin :
BCG, Polio, Hepatitis B, Difteri, Tetanus, Pertusis,
Campak

Imunisasi Khusus :
Program : Meningokokus (Haji), Demam Kuning,
Rabies (Zoonosis)
Bukan program : Pneumokokus, Rotavirus,
Kep. Menkes no. 1611/Menkes/SK/XI/2005
Influenza, Mumps, Rubella, Tifoid, HepA, Cacar air,
Jenis Penyakit yg dpt
dicegah dg Imunisasi (PD3I)
TB, difteri, pertusis, campak, polio,
Hep B, Hep A, meningitis,
Haemophilis influenza, kolera, rabies,
japanese encephalitis,
tifusabdominalis, rubella, varicella,
pneumoni pneumococus, yellow
fever, Shigella, parotitisepidemica
Yg saat ini msk dlm program
imunisasi : TB, difteri, pertusis, polio,
Imunisasi Pentavalen dengan nama
dagang Pentabio adalah Vaksin DTP-
HB-HiB (vaksin difteri, tetanus,
pertusis, hepatitis B rekombinan,
Hemophilus influenzae tipe B)
Kekebalan

Pasif Aktif

Imunisasi aktif
Suntikan (vaksinasi)
imunoglobulin Terpajan alamiah
Dari ibu

Sebenta Lama
r
Imunitas
Menghalangi mikroorganisme
menembus tubuh dan
menghancurkannya oleh
mekanisme :

1.innate immunity (imunitas


alami=bawaan)
2.adaptive immunity (imunitas
didapat)
Imunitas didapat (Adaptive Immunity)

Menjadi aktif setelah dirangsang oleh


patogen yang masuk tubuh tidak
dikenal dan dianggap benda asing

Mekanisme ini terjadi setelah infeksi


atau vaksinasi
Vaksin v/s Antibodi
Vaksin
Imunisasi aktif Antibodi
Pertahanan
Imunisasi pasif
didapat dari dalam Pertahanan didapat dari
sendiri luar
Untuk pencegahan
Untuk pengobatan
(sesudah terpapar)
(sebelum terpapar) Cepat (jam)
Onset: 2 minggu Efeknya sebentar
Efeknya lama (minggu)
(tahun)
Faktor yang mempengaruhi
efektifitas vaksin
Adanya antibodi maternal (Ibu)
Antigenesitas vaksin
Dosis
Cara pemberian
Cara penyimpanan & transport
Ajuvan yang dipakai
Kondisi penjamu (host)
Genetik
Status gizi
Status kesehatan
Vaksin yang ideal
Antigenesitas tinggi
Pemberian cukup sekali
Tidak ada KIPI
Memberikan kekebalan 100%
Ditujukan sekaligus untuk banyak penyakit
(kombinasi)

Masih jauh!
KOMPONEN VAKSIN
1. Antigen aktif
bakteri yang dilemahkan
bakteri yang dimatikan
zat yang dikeluarkan oleh bakteri
virus yang dilemahkan/ mati
virus mati /fraksi antigen /rekayasa genetika:
Hepatitis B.

2. Zat tambahan:
Cairan pelarut aquades/ NaCl 0.9%
bahan pengawet/stabilisator mercuri dan
antibiotika
Ajuvant aluminium
Jenis Vaksin
Vaksin Bakteri Vaksin Virus

Campak
BCG
Vaksin OPV
Parotitis
Hidup Yellow
Rubela
Fever
Varisela
Difteria Meningo Influenza
Vaksin Tetanus Pneumo
Inaktif Pertusis Rabies
IP
Kolera V Hepatitis B
Hepatitis A
Vaksin Hidup yang dilemahkan

Harus replikasi
Reaksi berat penyakit alamiah
Kontraindikasi : imunodefisiensi, kehamialan
Respon imun serupa dengan infeksi alamiah
Biasanya efektif dengan satu kali
pemberian
Berinterferensi dengan antibodi
Tidak stabil : penanganan yang hati-hati
Vaksin mati/ inaktif

Tidak dapat replikasi: aman pada pasien


imunodefisiensi
Tidak seefektif vaksin hidup
Titer menurun : perlu boster
Membutuhkan 3 5 dosis
Berinterferensi minimal dengan
antibodi yang beredar
Sasaran
Program rutin :
1. Bayi (< 1 tahun) : HepB, Polio, BCG, DPT, Campak
2. Wanita usia subur (WUS) 15 39 tahun, TT
Ibu hamil (bumil) dan calon pengantin (catin), TT
Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)

3. Anak usia sekolah dasar (SD) : Campak, DT/DPT, TT

Program khusus
. Meningokokus ACW135Y: calon haji, petugas PPIH,
TKHI, >10 hari sebelum berangkat, berlaku 2 tahun
. Demam Kuning : ke/dari negara endemis, > 10 hari
sebelum berangkat, kecuali bayi < 9 bln dan ibu hamil
trimester I, berlaku 10 thn
. Rabies : semua kasus gigitan tersangka rabies
Di daerah 2 thn terakhir kasus (+), laboratori (+) radius
10km
Kep. Menkes no. 1611/Menkes/SK/XI/2005
Aturan pemberian vaksin
Penjelasan : tujuan, kemungkinan efek samping
Cari kontraindikasi : meminimalkan efek samping :
Cek list, antisipasi dan siapkan alat resusitasi
Lihat jadwal, catch up vaccination.
Tehnik yang benar: dosis, tempat suntikan,
tindakan aseptik, rantai dingin
Pencatatan dan pelaporan : termasuk KIPI
Cek list/ quesioner
Bagaimana kondisi anak hari ini
Riwayat alergi ?
Apakah ada efek samping berat pada imunisasi sebelumnya
Apakah ada masalah dengan respon imun? , anggota
keluarga ?
Menerima transfusi darah, imunoglobulin
Apakah mendapat vaksinasi virus hidup dalam 4 mgg
Hamil / akan hamil
Pernah kejang, problem / penyakit syaraf?
Kontraindikasi/precautions (umum)
Permanent :
Reaksi berat setelah vaksinasi sebelumnya DPT :
ensefalopati, syok, menangis terus menerus 3 jam
suhu > 40,5 C dalam 48 jam kejang dalam 3 hari,
Sindrom Guillain Barre dalam 6 minggu
temporary:
Vaksin hidup: kehamilan, pend. Imunodefisiensi,
setelah transfusi/ terapi imunoglobulin
Menderita penyakit berat/ sedang
Bukan Kontraindikasi

Penyakit ringan dengan/ tanpa demam ringan


Reaksi ringan/ demam ringan setelah
vaksinasi sebelumnya
Dalam terapi antibiotika
Terpapar penyakit, masa penyembuhan
Kehamilan dalam keluarga
Menyusui, malnutrisi, prematur (BBL > 2 kg)
Alergi terhadap bukan komponen vaksin
Efek samping ( umum )

Bervariasi : ringan berat, lokal sistemik, segera tertunda


Lokal:
Nyeri, bengkak, kemerahan tempat suntik
Biasanya vaksin dgn adjuvant ( DPT< TT< DT )
Biasanya ringan , sembuh sendiri
sistemik:
Demam, lesu, sakit kepala

Vaksin hidup: gejala seperi infeksi alamiah, ringan, setelah inkubasi


Apakah alergi terhadap komponen vaksin ? Lainnya ?
Jarang, dapat diminimalkan dengan skrining
Prosedur Vaksinasi
Penyimpanan dan transportasi vaksin
Persiapan alat dan bahan : untuk vaksinasi dan mengatasi gawat - darurat
Persiapan pemberian :
anamnesis, umur, jarak dgn vaksinasi sebelumnya, riwayat KIPI, Indikasi kontra dan perhatian kh
Informed consent : manfaat, risiko KIPI
pemeriksaan fisik
Cara pemberian
dosis, interval
Lokasi, sudut, kedalaman
Pemantauan KIPI
Sisa vaksin, pemusnahan alat suntik
Pencatatan (dan pelaporan)
Jadwal Imunisasi dasar

Tujuan : melengkapi imunisasi,


berurutan!!
Jangan kaku
Tidak terlalu mempersoalkan : tempat
lahir dan tempat imunisasi, lebih praktis
Umur Imunisasi
0 bulan HB 1, Polio 0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT-HB2, Polio 2
3 bulan DPT-HB3, Polio 3
4 bulan DPT-HB4, Polio 4
9 bulan Campak
Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Anak
Sekolah

IMUNISASI PEMBERIAN DOSIS


ANAK IMUNISASI
SEKOLAH
Kelas 1 DT 0,5cc
Campak 0,5cc

Kelas 2 TT 0,5 cc
Kelas 3 TT 0,5 cc

Kep. Menkes no. 1611/Menkes/SK/XI/2005


Penyimpanan vaksin
Di Tingkat Propinsi : kmr dingin & kmr beku
Suhu kamar dingin: +2 s/d +8 C
Suhu kamar beku: -15 s/d -25 C

Di Kabupaten dan Pelayanan Primer


Jarak lemari es dengan dinding belakang 15 cm
Lemari es tidak terkena sinar matahari langsung
Sirkulasi ruangan cukup

Penyusunan vaksin
Jarak menyusun dos vaksin 1-2 cm atau
satu jari antar dos vaksin
Cool Box
Untuk Menyimpan Vaksin
Plastik penetes (dropper) Polio
JANGAN disimpan di lemari es
krn jadi rapuh, mudah robek
Masa simpan vaksin belum dipakai Vademicum Bio Farma Jan.2002

Jenis Vaksin Suhu Umur Vaksin


Penyimpanan
BCG +2 s/d +8C 1 tahun
-15s/d -25C 1 tahun
DPT +2 s/d +8C 2 tahun

Hepatitis B +2 s/d +8C 26 bulan

TT +2 s/d +8C 2 tahun

DT +2 s/d +8C 2 tahun

OPV +2 s/d +8C 6 bulan


-15 s/d -25C 2 tahun
Campak +2 s/d +8C 2 tahun
-15 s/d -25C 2 tahun
Persiapan pemberian vaksin
Cuci tangan dengan antiseptik
Baca nama vaksin, tanggal kadaluwarsa,
Teliti kondisi vaksin apakah masih layak : warna
indikator VVM,
Kocok : penggumpalan, perubahan warna
Alat suntik : sekali pakai
Encerkan dan ambil vaksin sebanyak dosis
Ukuran jarum : ketebalan otot bayi / anak
Pasang dropper polio dengan benar
Penyediaan vaksin dan alat-
alat
Vaksin + pelarut khusus
termos, cool pack, cold pack
peralatan vaksinasi (alat cuci tangan, pemotong ampul,
alat suntik sekali pakai, kapas alkohol, plester, kotak
limbah)
Alat penanganan kedaruratan (adrenalin, kortikosteroid,
selang dan cairan infus, oksigen),
Pencatatan : Buku KIA, KMS, blangko vaksinasi
Anamnesis / KIE
Cek identitas, vaksinasi yang telah didapat
Umur, jarak dgn vaksinasi sebelumnya
Informed consent : manfaat dan KIPI
Indikasi kontra, perhatian khusus, penyakit, obat
KIPI vaksinasi sebelumnya
Penanggulangan KIPI seandainya terjadi
Rutin pediatrik
Asupan nutrisi, miksi, defekasi, tidur
Pertumbuhan dan perkembangan
Jadwal vaksinasi berikutnya
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan umum
Pemeriksaan khusus
Mencari indikasi kontra atau hal-hal
yang perlu diperhatikan
bekas vaksinasi terdahulu
Lokasi vaksinasi yang akan dikerjakan
Uji Kocok (Shake Test)
Vaksin tidak pernah beku Vaksin pernah beku

Setelah dikocok

Setelah 15 menit

Setelah 30 menit

Setelah 60 menit
Jangan digunakan
Boleh digunakan
VVM = Vaccine Vial Monitor
Penempatan alat
untuk memudahkan vaksinasi

Kotak
pembuangan jarum
bekas
Kotak Form R&R Air & sabun
untuk cuci
pembawa tangan
vaksin

Tempat
sampah
Kursi pasien Kursi vaksinator

Gambar Alur Kerja Vaksinator


Posisi anak ketika divaksinasi

Lengan yg satu Tangan yg lain


dipegang ibu,
dijepit ketiak ibu
Kemudian anak
dipeluk

Tungkai anak
dijepit paha ibu
Posisi anak ketika di
vaksinasi
Tangan kiri
Dijepit ketiak ibu
Tangan dipegang

suntik

Suntik
Posisi bayi dalam
pelukan ibu pada
penyuntikan BCG
Teknik Penyuntikan dan Penetesan

Intramuscular
Subcutaneous e.g. hepatitis A and B,
e.g. measles, mumps, DTP
rubella, varicella

Intradermal
BCG
Oral
e.g. polio
Sisa vaksin

BCG
setelah dilarutkan harus segera diberikan dalam 3 jam

(simpan dalam suhu 2 8 C)

Polio
Setelah dibuka harus segera diberikan dalam 7 hari

(simpan dlm suhu 2 8 C)

DPT
Bila ada penggumpalan atau partikel yang tidak hilang setelah

dikocok jangan dipakai


Campak
Setelah dilarutkan harus diberikan dlm 8 jam

(simpan dlm suhu 2 8 C)


Pemantauan setelah
vaksinasi
Perhatikan keadaan umum
Tunggu 30 menit di ruang
tunggu
Cold Chain
Illustrates the cold chain
Distribusi
Equipment of Cold chain
Refrigerators :
- main section 0 C and +8 C
- freezer below 0 C.

Cold boxes :
an insulated container that can be lined
with frozen ice packs to keep vaccines and
diluent cold

Vaccine carriers :
Like cold boxes
Vaccine cold-chain monitors

kartu yang
berubah warna
saat vaksin terkena
suhu yang terlalu
tinggi
- untuk
memperkirakan
lamanya waktu
vaksin telah
terkena suhu
tinggi.
Thermometers

Dial dan termometer kristal cair:


- untuk memonitor suhu lemari pendingin,
kotak dingin dan pembawa vaksin
- tidak boleh digunakan sendirian di lemari
es karena mereka tidak beroperasi pada
suhu di bawah titik beku

Dial thermometer
Waterproof liquid crystal thermometer
Freeze watch indicators

Alat ini menggunakan


cairan berwarna biru
sebagai indikatornya, bila
freeze watch ini terpapar
pada suhu di bawah 0C
maka latar belakang putih
yang ada di dalam
berubah menjadi biru.
Belum pernah atau
kurang
Segera imunisasi
Tanpa perhatikan umur

Tidak berbahaya

Sesuai urutan jadwal


Jumlah pemberian sesuai jumlah
yang seharusnya diberikan (3 x)
Jarak sesuai jadwal
Tertunda, terlambat, tidak sesuai
jadwal
Tidak hangus, tidak perlu diulang dari
awal
Sel memori kekebalan akan

merangsang kekebalan bila diberikan


imunisasi berikutnya
Kekebalan kurang optimal, tetapi tidak
berbeda banyak
Lanjutkan sesuai urutan catch-up
Frekuensi dan jarak sesuai jadwal
Dengan vaksin kombinasi lebih cepat
mengejar keterlambatan
Vaksin campak
Vaksin polio
Vaksin BCG dan DPT
Vaksin pentavalen

Anda mungkin juga menyukai