Patogen
Infeksi sistemik
20 spesis
Penyakit Sistim
Sistim
Penyakit
berat immun
immun
berat
MIKOSIS PARU
KLASIFIKASI
A. Berdasarkan jamur penyebab ( Riddell)
1. Aktinomisetes
- Aktinomikosis
- Nokardiosis
2. Ragi (yeast) dan jamur menyerupai ragi (yeast like)
- Kriptokokosis
- Kandidiasis
3. Jamur berfilamen
- Aspergilosis
- Mukormikosis
4. Jamur dimorfik
- Histoplasmosis - Koksidiodomikosis
- Blastomikosis - Sporotrikosis
B. Berdasarkan penyebab jamur patogen
atau oportunistis
1. Jamur patogen
Histoplasmosis, Blastomikosis
Endemik Koksidioidomikosis dan
parakoksidioidomikosis
Nonendemik Kriptokokosis
2. Jamur opertunis
Histoplasma capsulatum
- bersifat dimorfik
- Hidup dalam tanah yang mengandung kotoran
burung, ayam, kelelawar
- Hidup dan tumbuh pada suhu 22 29 C dan
kelembaban udara 67 87 %
GAMBARAN KLINIS
1. Histoplasmosis asimptomatik
o Pada daerah endemik bisa dijumpai 90 % penduduk
yang terinfeksi H. Capsulatum, tidak menimbulkan
gejala, walaupun tes histoplasmin positif.
o Tanjung A, di Medan (1996 1997) dari 489 mahasiswa
- prevalensi histoplasmosis 12,7 %
- 83,9 % dengan histoplasmosis asimtomatik
- Faktor pencetus terbanyak yang mempengaruhi
reaksi uji histoplasmin adalah hewan peliharaan
67,7 %, ttd : 20,9 % burung
7,7 % ayam
14,5 % ayam + burung
6,4 % burung + kelelewar
4,4 % ayam + kelelawar
2. Histoplasmosis paru akut
o Histoplasmosis primer
-banyak belum terdiagnosa
o Histoplasmosis akut
- kultur jamur sulit
- pemeriksaan langsung dahak tidak banyak membantu
- tes kulit histoplasmin, untuk kepentingan epidemiologi
o Histoplasmosis kronik
- adanya kaverne, kultur jamur dari dahak biasanya (+)
- tes serologi sering (+)
o Histoplasmosis diseminata
- diagnosa sulit gambaran penyakit tidak spesifik
- biopsi sumsum tulang dapat dilakukan
- tes serologi positif lebih 50 % kasus
- BAL (broncoalveolar lavage)
pemeriksaan dahak langsung dan kultur penting
dilakukan pada pasien AIDS disertai H. diseminata
Kandidiasis paru
Masalah dalam kedokteran bertambah dengan meningkatnya
berbagai penyakit jamur.
Invasive
Invasive fungal
fungal infection
infection
oo Insidensi
Insidensiinfeksi
infeksi sistemik
sistemikdisebabkan
disebabkanCandida
Candida
sejak
sejak1980
1980 peningkatan
peningkatan500 500% %
oo Penyebab
Penyebabkematian
kematianpada
padapencangkokan
pencangkokanparu,
paru,hati,
hati,
pankreas
pankreas 551010% %oleh
olehjamur
jamur
oo Kozins
Kozins&&Taschdjian
Taschdjian::
Biakan
BiakanCandida
Candidaalbicans
albicansdalam
dalamdahak
dahak4747%%
((14
14%%orang
orangnormal,
normal,23,6
23,6% %pada
padainfeksi
infeksibronkopulmoner
bronkopulmoner
dan
dan9,36
9,36%%pada
padaTbTbparu)
paru)
oo Chen
Chendkkdkk(2001),
(2001),melaporkan
melaporkanpeningkatan
peningkatankejadian
kejadian
infeksi
infeksisampai
sampai2727kali
kaliyang
yangdisebabkan
disebabkanoleh
olehCandida
Candida
tahun
tahun1980-1994
1980-1994
Di Indonesia
MIKOSIS PARU DI RS PIRNGADI MEDAN
selama 5 tahun (1987-1992)
Jakarta Yogyakarta
40
4090
90%%
Candida
Candida sp
sp
Kandidiasis paru saat ini
sudah perlu diwaspadai
Kandidiasis paru salah satu penyakit jamur paru yang menantang
Patogen 9 spesies
C. albicans, C. stellatoidea, C. tropicalis, C. dubliniensis, C. krussei
C. parapsilosis, C. guelliermondii, C. glabrata dan C. lusitaniae
Penyakit
Invasive Organ
mulut , tenggorokan, paru,
gastrointestinal,ginjal, vagina dll
Flora normal / patogen
Infeksi
Gangguan
Gangguan
immunitas
immunitas Gangguan
Gangguan
seluler
seluler fisiologis
fisiologis
Gangguan
Gangguan
pertumbuhan
pertumbuhan
flora
floranormal
normal
dalam
dalam tubuh
tubuh
Faktor predisposisi jamur paru
______________________________________________________
_______________________________________________________
Fishman JA (2002)
Manifestasi Klinis
_________________________________________________________________________________________________________________________________
Fisis
sering tidak membantu
Laboratorium
Foto dada
- infiltrat lokal / difus
- Chen dkk (2002) infiltrat, nodul dan interstitial
Manifestasi
Manifestasiklinis
klinis kandidiasis
kandidiasisparu
parubisa
bisaberupa
berupa
1. Amphotericin B
- Umumnya dosis yang diberikan 1,5 3 gr selama
2 4 minggu
- Petunjuk Infectious Diseases Society of America
( IDSA) 2004, penderita dengan pneumonia primer
yang disebabkan Candida, dosis amphotericine B
bisa diberikan 0,7 1,0 mg/kg BB/hari.
2. Fluorocytosine
- Soeprihatin dkk (1975)
Diberikan pada 2 kasus kandidiasis paru (eksjuvantivus)
secara klinis dan radiologis sembuh
- Cara pemberian obat secara oral
3. Fluconazole
- Dosis yang diberikan, hari pertama 400 mg diikuti
200 mg sekali sehari.
- Lama pemberian tergantung kondisi klinis.
- Ditoleransi dengan baik dan tidak memerlukan titrasi dosis.
4. Itraconazole
- Di Indonesia tersedia dalam bentuk kapsul dan diberikan
secara oral.
- Dosis 2,5 mg/kg/hari.
Sistem Imun
Nonspesifik Spesifik
Humoral
Komplemen
Interferon
CRP
Kolektin