Anda di halaman 1dari 15

KOLOID

Oleh: Gabila Heira M


XI IPA 2
KOLOID
Koloidadalah suatu campuran zat heterogen
antara dua zat atau lebih di mana partikel-
partikel zat yang berukuran koloid tersebar
merata dalam zat lain. Ukuran koloid
berkisar antara 1-100 nm ( 10-7 10-5 cm ).
Sistem koloidadalah suatu bentuk campuran
yang keadaannya terletak antara larutan
dan suspensi (campuran kasar). Sistem
koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang
berbeda dari sifat larutan atau suspensi.
Koloid adalah suatu sistem campuran
metastabil (seolah-olah stabil, tapi akan
memisah setelah waktu tertentu). Koloid
berbeda dengan larutan; larutan bersifat
stabil.
Di dalam larutan koloid secara umum, ada 2
zat sebagai berikut :
- Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di
dalam larutan koloid
- Zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam
larutan koloid
Sifat Koloid

a.Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan
koloid, peristiwa di mana jalannya sinar dalam koloid dapat
terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan sinar ke
segala jurusan.
Contoh: sinar matahari yang dihamburkan partikel koloid di
angkasa, hingga langit berwarna biru pada siang hari dan
jingga pada sore hari ; debu dalam ruangan akan terlihat jika
ada sinar masuk melalui celah.
b.Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium
pendispersi secara terus menerus, karena adanya tumbukan
antara partikel zat terdispersi dan zat pendispersi. Karena
gerak aktif yang terus menerus ini, partikel koloid tidak
memisah jika didiamkan.
c.Adsorbsi Koloid
Adsorbsi Koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan
koloid. Sifat adsorbsi digunakan dalam proses:
1. Pemutihan gula tebu.
2. Norit.
3. Penjernihan air.
Contoh: koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang
akan menyerap kuman penyebab diare.
Koloid Fe(OH)3akan mengadsorbsi ion H+sehingga menjadi
bermuatan +. Adanya muatan senama maka koloid Fe(OH), akan
tolak-menolak sesamanya sehingga partikel-partikel koloid tidak
akan saling menggerombol.
Koloid As2S3akan mengadsorbsi ion OH-dalam larutan sehingga
akan bermuatan dan tolak-menolak dengan sesamanya, maka
koloid As2S3tidak akan menggerombol.
d.Muatan Koloid dan Elektroforesis
Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap
permukaan koloid. Elektroforesis adalah gerakan partikel
koloid karena pengaruh medan listrik.
Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat
bergerak dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid
dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid
bermuatan positif akan bergerak menuju elektroda
negatif dan sesampai di elektroda negatif akan terjadi
penetralan muatan dan koloid akan menggumpal
(koagulasi).
Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam
yang bermuatan listrik dengan tujuan untuk
menggumpalkan debunya.
e.Koagulasi Koloid
Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya
berlawanan.
Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih.
Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:
Perubahan suhu.
Pengadukan.
Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.
Koloid akan mengalami koagulasi dengan cara:
1. Mekanik
Cara mekanik dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau pengadukan cepat.
2. Kimia
Dengan penambahan elektrolit (asam, basa, atau garam).
Contoh: susu + sirup masam > menggumpal
Lumpur + tawas > menggumpal
Dengan mencampurkan 2 macam koloid dengan muatan yang berlawanan.
Contoh: Fe(OH)3yang bermuatan positif akan menggumpal jika dicampur As 2S3yang
bermuatan negatif.
f.Koloid Liofil dan Koloid Liofob
- Koloid Liofil
Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga
terbentuk selubung di sekeliling koloid. Contoh: agar-agar.
- Koloid Liofob
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar
muatan koloid stabil, cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit
dengan cara dialisis, yakni pemurnian medium pendispersi dari
elektrolit.

g.Emulasi
Emulasi adalah kolid cairan dalam medium cair. Agar larutan kolid
stabil, ke dalam koloid biasanya ditambahkan emulsifier, yaitu zat
penyetabil agar koloid stabil.
Contoh: susu merupakan emulsi lemak di dalam air dengan kasein
sebagai emulsifier.
h.Kestabilan Koloid
a. Banyak koloid yang harus dipertahankan dalam bentuk koloid untuk
penggunaannya.
Contoh: es krim, tinta, cat.
Untuk itu digunakan koloid lain yang dapat membentuk lapisan di
sekeliling koloid tersebut. Koloid lain ini disebut koloid pelindung.
Contoh: gelatin pada sol Fe(OH)3.
b. Untuk koloid yang berupa emulsi dapat digunakan emulgator yaitu zat
yang dapat tertarik pada kedua cairan yang membentuk emulsi Contoh:
sabun deterjen sebagai emulgator dari emulsi minyak dan air.
i.Pemurnian Koloid
Untuk memurnikan koloid yaitu menghilangkan ion-ion yang mengganggu
kestabilan koloid, dapat dilakukan cara dialisis. Koloid yang akan
dimurnikan dimasukkan ke kantong yang terbuat dari selaput
semipermeabel yaitu selaput yang hanya dapat dilewati partikel ion saja
dan tidak dapat dilewati molekul koloid.
Contoh: kertas perkamen, selopan atau kolodion.
Pembuatan Sistem Koloid
Cara Kondensasi
Pembuatan sistem koloid dengan cara kondensasi dilakukan dengan cara
penggumpalan partikel yang sangat kecil. Penggumpalan partikel ini dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1.Reaksi Pengendapan
Pembuatan sistem koloid dengan cara ini dilakukan dengan mencampurkan larutan
elektrolit sehingga menghasilkan endapan. Contoh: AgNO3+ NaCl > AgCl(s) + NaNO3
2.Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Sistem koloid dapat dibuat dengan
mereaksikan suatu zat dengan air. Contoh: AlCl3+H2O > Al(OH)3(s) + HCl
3.Reaksi Redoks
Pembuatan koloid dapat terbentuk dari hasil reaksi redoks.
Contoh: pada larutan emas
Reaksi: AuCl3 + HCOH > Au + HCl + HCOOH
Emas formaldehid
4.Reaksi Pergeseran
Contoh: pembuatan sol As2S3dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam laruatn
H3AsO3encer pada suhu tertentu.
Reaksi: 2 H3AsO3+ 3 H2S > 6 H2O + As2S3
5.Reaksi Pergantian Pelarut
Contoh: pembuatan gel kalsium asetat dengan cara menambahkan alkohol 96% ke
dalam larutan kalsium asetat jenuh.
2.Cara Dispersi
Pembuatan sistem koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan memperkecil partikel suspensi yang
terlalu besar menjadi partikel koloid, pemecahan partikel-partikel kasar menjadi koloid.
1.Cara Mekanik
Ukuran partikel suspensi diperkecil dengan cara penggilingan zat padat, dengan menghaluskan butiran
besar kemudian diaduk dalam medium pendispersi.
Contoh: Gumpalan tawas digiling, dicampurkan ke dalam air akan membentuk koloid dengan kotoran air.
Membuat tinta dengan menghaluskan karbon pada penggiling koloid kemudian didispersikan dalam air.
Membuat sol belerang dengan menghaluskan belerang bersama gula (1:1) pada penggiling koloid,
kemudian dilarutkan dalam air, gula akan larut dan belerang menjadi sol.
2.Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara peptisasi adalah pembuatan koloid dengan menambahkan ion sejenis,
sehingga partikel endapan akan dipecah. Contoh: sol Fe(OH) 3dengan menambahkan FeCl3.
sol NiS dengan menambahkan H2S.
karet dipeptisasi oleh bensin.
agar-agar dipeptisasi oleh air.
endapan Al(OH)3dipeptisasi oleh AlCl3.
3.Cara Busur Bredia/Bredig
Pembuatan koloid dengan cara busur Bredia/Bredig dilakukan dengan mencelupkan 2 kawat logam
(elektroda) yang dialiri listrik ke dalam air, sehingga kawat logam akan membentuk partikel koloid berupa
debu di dalam air.
4.Cara Ultrasonik
yaitu penghancuran butiran besar dengan ultrasonik (frekuensi > 20.000 Hz)
Campuran heterogen.
Campuran homogen disebut larutan, contoh: larutan gula dalam air. Campuran heterogen dapat
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: Sistem koloid termasuk dalam bentuk campuran. Campuran terbagi
menjadi 2, yaitu:
1. Suspensi, contoh: pasir dalam air.
2. Koloid, contoh: susu dengan air.
Komponen Penyusun Koloid
1. Fase kontinyu : medium pendispersi jumlahnya
lebih banyak.
2. Fase diskontinyu : medium terdispersi jumlahnya
labih banyak.
Bentuk Partikel Koloid
1. Bulatan : misalnya virus, silika.
2. Batang : misalnya virus.
3. Piringan : misalnya globulin dalam darah.
4. Serat : misalnya selulosa.
Penggunaan Sistem Koloid
1. Obat-obatan : salep, krim, minyak ikan.
2. Makanan : es krim, jelly dan agar-agar.
3. Kosmetik : hair cream, skin spray, body lotion.
4. Industri : tinta, cat.
Beberapa Macam Koloid

1. Aerosol
adalah sistem koloid di mana partikel padat atau cair terdispersi
dalam gas.
Contoh: aerosol padat: debu, asap.
aerosol cair: kabut, awan.
Bahan pendingin dan pendorong yang sering digunakan adalah Kloro
Fluoro Karbon (CFC).
2. Emulsi
adalah sistem koloid di mana zat terdispersi dan pendispersi adalah
zat cair yang tidak dapat bercampur. Misalnya: Emulsi minyak dalam
air: santan, susu, lateks, minyak ikan. Emulsi air dalam minyak:
mentega, minyak rambut, minyak bumi.
Untuk membentuk emulsi digunakan zat pengemulsi atau emulgator
yaitu zat yang dapat tertarik oleh kedua zat cair tersebut.
Contoh: sabun untuk mengemulsikan minyak dan air.
kasein sebagai emulgator pada susu.
4. Gel/Jel adalah koloid liofil setengah
kaku.
Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, jelly
untuk menata rambut.
5. Buih adalah sistem koloid dari gas
yang terdispersi dalam zat cair.
Contoh: sabun, detergen, protein.
Zat-zat yang dapat memecah/mencegah
buih yaitu eter, isoamil alkohol.

Anda mungkin juga menyukai