Anda di halaman 1dari 17

ASSALAMUALAIKUM WR.

WB
ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA PADA
ANGGOTA KELUARGA
(Sdr. T) YANG
MENGALAMI RESIKO
PERILAKU KEKERASAN DI
KELURAHAN JOGOYUDAN
TAHUN 2015
BY: ARDYANA EKA PUTRI
LATAR BELAKANG
Gangguang jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis seseorang
yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Skizofenia merupakan salah
satu penyakit dari gangguan jiwa yang memiliki gejala seperti
perilaku yang aneh bisa muncul adanya suatu perilaku yang dapat
M membahayakan lingkungan sekitar seperti melukai orang lain,
merusak lingkungan atau bahkan mencederai dirinya sendiri,
perilaku tersebut biasa disebut dengan perilaku kekerasan
(Dermawan, 2013).

Di indonesia masalah gangguan jiwa selalu mengalami peningkatan,


terbukti dari 1000 penduduk di tahun 2007 terdapat 14% penduduk
yang mengalami gangguan jiwa, tahun 2008 terdapat 18,5 %
S penduduk dan pada tahun 2009 terdapat 25 % penduduk yang
mengalami gangguan jiwa.
Sedangkan , berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada
bulan Oktober Tahun 2014 di Puskesmas Rogotrunan, di Lumajang
terdapat 96 orang mengalami gangguan jiwa.
Keluarga memiliki peran yang sangat besar dalam melakukan
perawatan terhadap penderita gangguan jiwa. Peran keluarga
terhadap penderita gangguan jiwa berhubungan erat dengan 5
tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami dan
dilakukan. Dalam penanganan terhadap pasien gangguan jiwa obat
bukanlah segala-galanya, namun perlu dilakukan konseling,
psikoterapi serta rehabilitasi, disini peran keluarga sangat
K diharapkan terhadap penyembuhan pasien gangguan jiwa karena
keluarga merupakan kelompok kecil yang dapat berinteraksi
dengan pasien, secara pribadi keluarga merupakan faktor utama
dalam penyembuhan pasien. Keluarga mempunyai kemampuan
untuk mengatasi masalah yang dapat menekan perilaku
maladaptive dan memulihkan perilaku adaptif sehingga derajat
kesehatan pasien dan keluarga dapat ditingkatkan secara optimal.
(Ana Keliat,2011)

Untuk itu perawat perlu melakukan asuhan keperawatan keluarga


pada keluarga yang anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa
dengan menggunakan Strategi Pelaksanaan Keluarga, yaitu :
S memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang cara merawat
klien perilaku kekerasan di rumah, dan melatih keluarga melakukan
cara-cara mengontrol kemarahan sehingga keluarga dapat merawat
pasien di rumah.
TUJUAN PENELITIAN
Mendeskripsikan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
TU Anggota Keluarga (Sdr.T) yang Mengalami Resiko Perilaku
Kekerasan di Jalan MT. Haryono RT 04 RW 04 Kelurahan
M Jogoyudan, Lumajang Tahun 2014 - 2015

Melakukan pengkajian,
Merumuskan diagnosa,
Menyusun intervensi,
TU Mengimplementasikan dan
Mengevaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
K Anggota Keluarga (Sdr.T) yang Mengalami Resiko Perilaku
Kekerasan di Jalan MT. Haryono RT 04 RW 04 Kelurahan
Jogoyudan, Lumajang Tahun 2014 2015.
MANFAAT PENELITIAN
RESPONDE Responden dapat membentuk mekanisme koping yang
N baik sehingga dapat mengontrol perilaku kekerasan
yang dilakukan.

Keluarga mempunyai pengetahuan tentang tanda dan


KELUARGA
gejala resiko perilaku kekerasan secara dini sehingga
dapat mengontrol perilaku kekerasan yang dilakukan
anggota keluarganya.

Menambah wawasan dan pengalaman nyata bagi


PENELITI
peneliti serta peneliti dapat melakukan asuhan
keperawatan keluarga pada salah satu anggota
keluarga yang mengalami resiko perilaku kekerasan.
Menambah khasanah keilmuan keperawatan jiwa
INSTITUSI
tentang pemberian asuhan keperawatan keluarga
pada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
dengan resiko perilaku kekerasan.

PENELITI Sebagai bahan acuan penelitian lebih lanjut dan


SELANJUTN dapat melakukan asuhan keperawatan keluarga pada
YA anggota keluarga yang mengalami resiko perilaku
kekerasan.
LANDASAN TEORI
Konsep Dasar Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari


suami-istri atau suami-istri dengan anaknya, atau ayah dan
anaknya atau ibu dan anaknya. (UU No.10 tahun 1992).

Terdapat tipe-tipe keluarga : tradisional dan nontradisional

5 Fungsi keluarga : PERAS (perawatan kesehatan, ekonomi,


reproduksi, afektif dan sosialisasi)

5 Tugas keluarga : mengenal, memutuskan, merawat,


memodifikasi lingkungan, memanfaatkan yankes.
Konsep Dasar Perilaku
Kekerasan

Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk


melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi
ini, maka perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan
pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat
terjadi dalam dua bentuk yaitu saat sedang berlangsung perilaku
kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan.
Rentang respon marah : asertif pasief agresif
Tanda gejala : muka merah dan tegang, pandangan tajam, mengatupkan
rahang dengan kuat, mengepalkan tangan, bicara keras, suara tinggi,
menjerit atau berteriak, mengancam secara verbal dan fisik, melempar
atau memukul benda/ orang lain, merusak barang atau benda, tidak
mempunyai kemampuan mencegah/ mengontrol perilaku kekerasan
Faktor yang mempengaruhi : faktor predisposisi (biologis, psikologis,
sosiokultural) dan faktor presipitasi (stressor dari luar)
Diagnosa keperawatan : Harga diri rendah, perilaku kekerasan, koping
individu tidak efektif, perubahan persepsi sensori : halusinasi, resiko
menciderai diri sendiri dan orang lain dan lingkungan
TINJAUAN KASUS
PENGKAJI
AN
ANALISA DAT
A
SCORIN
G
INTERVENS
I
IMPLEMENTASI D
AN EVALUASI
PEMBAHASAN

PENGKAJI DIAGNOS
AN A

INTERVEN
SI

IMPLEMENTA EVALUASI
SI
KESIMPULAN
PENGKAJIA
N
Keluarga Tn. S memiliki dua orang anak kandung, salah satu anaknya
bernama Sdr. T, mengalami gangguan jiwa berupa resiko perilaku
kekerasan yang memiliki tanda-tanda perilaku kekerasan, seperti
berbicara dengan nada tinggi, tangan mengepal, mata melotot, badan
condong ke depan seakan bersiap untuk menyerang. Selain itu kalimat
yang digunakan Sdr. T saat berbicara cenderung kacau dan sulit
dimengerti. Penyebab Sdr. T mengalami gangguan jiwa yaitu karena
beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya faktor presipitasi
beruba stressor yang ditimbulkan dari masalah pekerjaan dan
penghinaan yang dialami Sdr. T selama berada di Malang. Selain itu,
kemarahan Sdr. T juga disebabkan karena terjadinya gangguan proses
pikir berupa waham curiga yang dapat memancing kemarahan Sdr. T.
DIAGNOSA

Diagnosa yang terdapat di tinjauan kasus ada 4 yaitu :

Gangguan proses pikir berupa waham curiga pada Sdr. T


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah kesehatan Sdr. T.

Resiko perilaku kekerasan berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga dalam merawat Sdr. T yang mempunyai riwayat perilaku
kekerasa.

Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga dalam merawat Sdr. T.

Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat Sdr. T.
INTERVENS IMPLEMENTAS
I I

Penyusunan rencana Dari intervensi yang


tindakan keperawatan pada sudah direncanakan
asuhan keperawatan perawat sudah
keluarga dengan anggota mengimplementasikan
keluarga yang mengalami semua yang ada pada
gangguan jiwa berupa empat diagnosa yang
resiko perilaku kekerasan ada pada kasus sesuai
ini sudah sesuai dengan dengan rencana.
teori dan disesuaikan
dengan sumber daya yang
dimiliki oleh keluarga serta
disesuaikan dengan sifat
masalah yang terjadi.
EVALUASI
Gangguan proses pikir berupa waham curiga pada Sdr. T berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan Sdr.
T. Tujuan umum dari diagnosa ini hanya teratasi sebagian dan tujuan
khusus dari diagnosa ini sudah tercapai.

Resiko perilaku kekerasan berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga dalam merawat Sdr. T yang mempunyai riwayat perilaku kekerasa.
Tujuan umum tercapai. Sedangkan pada tujuan khusus dari diagnosa ini
tercapai sebagian.

Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga dalam merawat Sdr. T. Tujuan umum dan tujuan khusus pada
diagnosa ini seluruhnya tercapai dengan baik

Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat Sdr. T. Tujuan umum
diagnosa ini tercapai sebagian. Sedangkan tujuan khusus pada diagnosa ini
juga teratasi sebagian.
WASSALAMUALAIKUM WR. WB.

Anda mungkin juga menyukai