Anda di halaman 1dari 63

Senyawa

Koordinasi
Mengapa Mempelajari Kimia Logam-
logam Transisi
Logam Transisi ditemukan di alam
Batuan dan mineral mengandung logam-logam
transisi
Warna batu mulia yang disebabkan adanya
logam-logam transisi
Rubi berwarna merah karena adanya Cr
Sapphire berwarna biru karena adanya Fe dan Ti
banyak biomolekul mengandung logam
transisi yang dilibatkan pada fungsi biomolekul
tersebut
Vitamin B12 mengandung Co
Hemoglobin, myoglobin, dan cytochrome C
mengandung Fe
Mengapa Mempelajari Kimia Logam-
logam Transisi
Logam Transisi dan persenyawaannya memiliki
banyak kegunaan
Fe digunakan untuk membuat baja dan stainless steel
Ti digunakan untuk membuat campuran yang
beratnya ringan
Persenyawaan logam transisi digunakan sebagai zat
warna
TiO2 = putih
PbCrO4 = kuning
Fe4[Fe(CN)6]3 (prussian blue)= biru
Persenyawaan logam transisi banyak digunakan
dalam proses industri
Mengapa mempelajari Kimia Logam-
logam Transisi
Untuk memahami kegunaan dan aplikasi
logam-logam transisi dan
persenyawaannya kita perlu mengetahui
kimia logam transisi dan
persenyawaannya tersebut.
Tabel Periodik

Unsur transisi blok d

Unsur transisi blok f


Logam Transisi
Sifat umum
Bersifat logam
Tidak sereaktif logam golongan IA dan
IIA
Mempunyai titik leleh tinggi, titik didih
tinggi, densitas tinggi, keras dan kuat.
Mempunyai 1 atau 2 elektron pada kulit
valensi
Perbedaan jumlah elektron d pada
tingkat energi n-1 ( transisi deret
pertama)
Unsur Transisi blok d
VIIIB
IIIB IVB VB VIB VIIB IB IIB

Sc Ti V Cr M Fe Co Ni C Z
n u n
Y NZr M Tc R R P A C
b o u h d g d
La Hf Ta W R O Ir Pt A H
e s u g
Konfigurasi Elektron

Unsur Konfigurasi
Sc [Ar]3d14s2
Ti [Ar]3d24s2
V [Ar]3d34s2
Cr [Ar]3d54s1
Mn [Ar]3d54s2

[Ar] = 1s22s22p63s23p6
Konfigurasi Elektron

Unsur konfigurasi
Fe [Ar] 3d64s2
Co [Ar] 3d74s2
Ni [Ar] 3d84s2
Cu [Ar]3d104s1
Zn [Ar]3d104s2

[Ar] = 1s22s22p63s23p6
Logam Transisi
Sifat-sifat yang disebabkan oleh
elektron orbital d:
Adanya keadaan oksidasi yang beragam
Persenyawaannya berwarna
Adanya sifat magnetik
paramagnetik
ferromagnetik
Keadaan Oksidasi logam Transisi

Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
+1 +1
+2 +2 +2 +2 +2 +2 +2 +2 +2
+3 +3 +3 +3 +3 +3 +3 +3 +3
+4 +4 +4 +4 +4 +4
+5 +5 +5 +5
+6 +6 +6
+7
Oxidation States of Transition Elements

Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
+1 +1
+2 +2 +2 +2 +2 +2 +2 +2 +2
+3 +3 +3 +3 +3 +3 +3 +3 +3
+4 +4 +4 +4 +4 +4
+5 +5 +5 +5
+6 +6 +6
+7
3/7/01 Ch. 24 11

Kehilanga
n elektron
ns Kehilangan elektron ns dan
(n-1)d
Konfigurasi Elektron ion Logam Transisi

Konfigurasi elektron Fe2+


Konfigurasi Elektron ion Logam Transisi

Konfigurasi elektron Fe2+

Fe 2e- Fe2+
Konfigurasi Elektron ion Logam Transisi

Konfigurasi elektron Fe2+

Fe 2e- Fe2+
[Ar]3d64s2

Elektron valensi ns
lepas lebih dulu
Konfigurasi Elektron ion Logam Transisi

Konfigurasi elektron of Fe2+

Fe 2e- Fe2+
[Ar]3d64s2 [Ar]3d6

Elektron valensi ns dilepas lebih


dahulu
Konfigurasi Elektron ion Logam Transisi

Konfigurasi elektron Fe3+


Konfigurasi Elektron ion Logam Transisi

Konfigurasi elektron Fe3+

Fe 3e- Fe3+
Konfigurasi Elektron ion Logam Transisi

Konfigurasi elektron Fe3+

Fe 3e- Fe3+
[Ar]3d64s2

Elektron valensi ns dilepas lebih


dahulu, kemudian elektron (n-
1)d
Konfigurasi Elektron ion Logam Transisi

Konfigurasi elektron Fe3+

Fe 3e- Fe3+
[Ar]3d64s2 [Ar]3d5

Elektron valensi ns dilepas


lebih dahulu, kemudian
elektron (n-1)d
Konfigurasi Elektron ion Logam Transisi

Konfigurasi elektron Co3+


Konfigurasi Elektron ion Logam Transisi

Konfigurasi elektron Co3+

Co 3e- Co3+
Konfigurasi Elektron ion Logam Transisi

Konfigurasi elektron Co3+

Co 3e- Co3+
[Ar]3d74s2

Elektron valensi ns dilepas


lebih dahulu, kemudian
elektron (n-1)d
Konfigurasi Elektron ion Logam Transisi

Konfigurasi elektron Co3+

Co 3e- Co3+
[Ar]3d74s2 [Ar]3d6

Elektron valensi ns dilepas


lebih dahulu, kemudian
elektron (n-1)d
Konfigurasi Elektron ion Logam Transisi

Konfigurasi Elektron Mn4+


Konfigurasi Elektron ion Logam Transisi

Konfigurasi Elektron Mn4+

Mn 4e- Mn4+
Konfigurasi Elektron ion Logam Transisi

Konfigurasi Elektron Mn4+

Mn 4e- Mn4+
[Ar]3d54s2

Elektron valensi ns dilepas


lebih dahulu, kemudian
elektron (n-1)d
Konfigurasi Elektron ion Logam Transisi

Konfigurasi Elektron Mn4+

Mn 4e- Mn4+
[Ar]3d54s2 [Ar]3d3

Elektron valensi ns dilepas


lebih dahulu, kemudian
elektron (n-1)d
Kimia Koordinasi
Logam transisi bertindak sebagai asam
Lewis
Membentuk kompleks/ion kompleks
FeAsam
3+
(aq) + 6CN -
Basa(aq) Fe(CN)
Ion 6 (aq)
3-

Lewis Lewis kompleks

NiAsam
2+
(aq) + 6NH
Basa
3 (aq) Ni(NH
Ion 3 ) 6
2+
(aq)
Lewis Lewis Kompleks

Kompleks terdiri dari ion logam pusat yang terikat


pada satu atau lebih molekul atau anion
Asam Lewis = logam = pusat koordinasi
Basa Lewis = ligan = molekul/ion yang secara
kovalen terikat ke logam di dalam kompleks
Kimia Koordinasi
Logam transisi bertindak sebagai asam
Lewis
Membentuk kompleks/ion kompleks
Lewis
3+ acid Lewis Complex 3-
Fe (aq) + 6CN -
(aq) [Fe(CN) 6] (aq)
base ion

Lewis
Ni 2+
(aq) 6NH3(aq) [Ni(NH
acid+ Lewis Complex) ]2+(aq)
3 6
base ion

Kompleks bermuatan = ion kompleks


Kompleks sifat-sifat berbeda
Teori koordinasi werner
1. Senyawa kompleks mempunyai dua jenis
valensi, yaitu valensi primer ( dapat
terion) dan valensi sekunder (tidak dapat
terion)
2. Jumlah valensi sekunder suatu atom
adalah tertentu, misalnya
ion Pt4+, Co3+, Ti3+, Fe3+ valensi sekunder 6
ion Pd2+, Pt2+, Cu2+, Ni2+valensi sekunder 4
ion Cu+, Ag+, Hg+, valensi sekunder 2
Teori koordinasi werner
3. Valensi sekunder harus dipenuhi oleh anion
atau molekul netral yang mempunyai
pasangan elektron bebas misalnya halida,
sianida, ammonia, amina dan air
4. Dalam sebuah senyawa, valensi sekunder
harus dipenuhi secara sempurna terlebih
dahulu, kemudian valensi primer baru
dipenuhi oleh anion atau kation (tergantung
pada muatan ion kompleks)
Teori koordinasi werner
5. Valensi sekunder memiliki ruang dan
bentuk geometri tertentu.
Valensi sekunder dari 4 ion nikel
berbentuk tetrahedral
Valensi sekunder 6 dari cobalt atau
kromium berbentuk oktahedral
Kimia Koordinasi
Senyawa Koordinasi
Senyawa yang mengandung 1 atau lebih
kompleks
Contoh
[Co(NH3)6]Cl3
[Cu(NH3)4][PtCl4]
[Pt(NH3)2Cl2]
Kimia Koordinasi
Koordinasi sphere
Tempat logam dan ligan terikat
Bilangan koordinasi
Jumlah atom donor yang terikat pada
atom pusat atau ion di dalam kompleks
Paling banyak ditemukan = koordinasi 4, 6
Ditentukan oleh ligan
Semakin besar ligan dan transfer muatan negatif
terhadap logam semakin kecil bilangan
koordinasinya
Kimia Koordinasi

Muatan Kompleks = jumlah muatan pada logam


dan ligan
[Fe(CN)6]3-
Kimia Koordinasi
Muatan Kompleks = jumlah
muatan pada logam dan
ligan
[Fe(CN)6]3-

+ 6(-1)
3
Kimia Koordinasi
Muatan netral senyawa koordinasi =
jumlah muatan pada logam, ligan, dan ion
penetralnya
[Co(NH3)6]Cl2

Senyawa
netral
Kimia Koordinasi
Muatan netral senyawa koordinasi =
jumlah muatan pada logam, ligan, dan ion
penetralnya
[Co(NH3)6]Cl2

+ 6(0) 2(-
2
1)
Garam rangkap dan garam
Garam kompleks
kompleks
CuSO4 + 4NH3 +
Garam rangkap 2H2O
KC l+ MgCl2 + 6H2O CuSO4.4NH3.2H2O
KCl.MgCl2.6H2O (tetramin cupper (II) sulfat)
(karnalit)
Jika dilarutkan dalam air,
Jika dilarutkan dalam air, tidak menghasilkan
maka semua terurai, ion, tetap
identifitas zatnya menghasilkan ligan
hilang. dan tetap
Yaitu : K+, Cl-, Mg2+ mempertahankan diri
sebagai senyawa
kompleks
Yaitu :
[Cu(H O) (NH ) ]2+
Perbedaan garam kompleks dengan
garam rangkap
@ Garam kompleks : senyawa yang
jika direaksikan dengan air tidak
terion secara sendiri sendiri.
contoh :K2[HgCl4]
@ Garam rangkap : senyawa yang
jika direaksikan dengan air akan
terion secara sendiri sendiri
Contoh : 2KCl.HgCl2
Kimia Koordinasi
Ligan
Klasifikasi berdasarkan jumlah atom
donor
contoh
monodentat = 1
bidentat = 2
tetradentat = 4
heksadentat = 6
polidentat = 2 atau lebih atom donor
Kimia Koordinasi
Ligan
Klasifikasi berdasarkan jumlah atom
donor
contoh
monodentat = 1 Agen
bidentat = 2 pengkhelat
tetradentat = 4
heksadentat = 6
polidentat = 2 atau lebih atom donor
Ligan
Monodentat
contoh:
H2O, CN-, NH3, NO2-, SCN-, OH-, X- (halida),
CO, O2-
Contoh kompleks
[Co(NH3)6]3+
[Fe(SCN)6]3-
Ligan

Bidentat
Contoh
Ion oksalat = C2O42-
etilenediamin (en) = NH2CH2CH2NH2
ortho-phenanthroline (o-phen)
Contoh kompleks
[Co(en)3]3+
[Cr(C2O4)3]3-
[Fe(NH3)4(o-phen)]3+
Ligan
Ion oksalat etilenediamin

O O 2-
CH2 CH2
C C
H2N NH2
O O * *
* *
ortho-phenanthroline
CH
*N CH
*
N C CH
Atom Donor HC C C

HC C CH
CH CH
Ligan
Ion etilenediamin
oksalat
H C

O M N
M
Ligan
Ligan
Heksadentat
etilenediaminetetraasetat (EDTA) =
(O2CCH2)2N(CH2)2N(CH2CO2)24-
Contoh kompleks
[Fe(EDTA)]-1
[Co(EDTA)]-1
Ligan

O EDTA O

*O C CH2 CH2 C O*
*
N *
CH2 CH2 N
*O C CH2 CH2 C O*

O O

Atom Donor
Ligan
EDTA O
H
C
N
M
Ligan
EDTA
Geometri senyawa kompleks

Bilangan Koordinasi Geometri

Linear
Geometri senyawa kompleks

Bilangan Koordinasi Geometri

Linear
contoh: [Ag(NH3)2]+
Geometri senyawa kompleks
Bilangan Koordinasi Geometri
4
tetrahedral
(paling
banyak)

Bujur
sangkar
(Khusus ion logam dengan sistem
elekton d 8)
Geometri senyawa kompleks
Bilangan Koordinasi Geometri
4
tetrahedral

contoh: [Zn(NH3)4]2+, [FeCl4]-

square planar/bujur
sangkar
contoh: [Ni(CN) ]4
2-
Geometri senyawa kompleks
Bilangan Koordinasi Geometri
6

oktahedr
al
Geometri senyawa kompleks
Bilangan Koordinasi Geometri
6

contoh: [Co(CN)6]3-, [Fe(en)3]3+

oktahedr
al
Porphine, suatu agen
pengkhelat yang penting
ditemukan di alam

NH NH

N
Metalloporphyrin

N
2+
N Fe N

N
Myoglobin, protein yang menyimpan O2
di dalam sel
Coordination Environment of Fe2+ in
Oxymyoglobin and Oxyhemoglobin
FG24_014.JPG

Ferrichrome (dilibatkan dalam transpor Fe pada bacteria)

Anda mungkin juga menyukai