Anda di halaman 1dari 19

Penelitian Toksisitas Akut

(LD50) Seduhan Jamu Wasir


pada Tikus

Oleh :
Agatha Ratri Prasetyo (088114145)
Siska Deselia (088114149)
Sisca Devi (088114161)
Denny Andreas Purnomo (088114170)
Ivan Pradipta (088114182)
Desi Natalia (088114190)
Latar belakang
Daun Wungu (Graptophylli Folium), akar
Klembak (Rhei Radix), rimpang
Temulawak (Curcumae Rhizoma), daun
Tapak Liman (Elephantopi Folium), dan
daun Pegagan (Centellae Herba)

Pengobatan
Wasir
Pada penderita wasir parah terkadang
sulit diobati sehingga bisa diberi
tindakan operasi pengangkatan wasir
yang bisa memberi efek samping yang
terkadang tidak baik

JAMU
Rumusan Masalah

Apakah seduhan jamu


wasir yang diberikan pada
hewan uji dapat
menimbulkan efek toksik
akut pada hewan uji ?

Berapakah LD50 seduhan


jamu wasir pada hewan uji ?
Tujuan

Tujuan Umum :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek
toksisitas akut seduhan jamu wasir pada
hewan uji
Tujuan Khusus :
Untuk menentukan nilai dosis seduhan jamu
wasir yang mengakibatkan kematian 50%
populasi mencit
Untuk mengamati gejala gejala pemberian
seduhan jamu wasir dalam 24 jam pertama
Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis :
menambah kekayaan ilmu pengetahuan mengenai
efek toksisitas akut akibat pemberian seduhan jamu
wasir
menambah kekayaan ilmu pengetahuan di bidang
ilmu kefarmasian terutama dalam pengembangan dan
penelitian obat-obat baru.

Manfaat praktis :
memberikan informasi kepada masyarakat tentang
efek toksisitas akut yang ditimbulkan dari penggunaan
seduhan jamu wasir sebanyak nilai LD50
Tinjauan Pustaka

Toksisitas merupakan suatu sikap relative


yang biasa digunakan untuk membandingkan
apakah zat kimia yang satu lebih toksik dari
zat kimia yang lain. Perbandingan antara zat
kimia seperti itu tidak informative kecuali jika
pernyataan tersebut melibatkan informasi
tentang mekanisme biologi yang
dipermasalahkan dan dalam kondisi dimana
zat kimia tersebut berbahaya (Loomis, 1978)
Hipotesis

Semakin tinggi dosis seduhan jamu wasir


yang diberikan, efek toksik yang
ditimbulkan semakin tinggi.
Persen kematian mencit meningkat seiring
kenaikan dosis seduhan jamu wasir.
Medotologi Penelitian

Jenis penelitian : eksperimental


Variabel utama
Variabel bebas : peringkat dosis seduhan
jamu wasir
Variabel tergantung : efek toksik yang
timbul dari pemberian seduhan jamu
wasir, tingkat mortalitas subjek uji
Variabel Pengacau
Variabel pengacau terkendali
Subjek uji berupa galur, berat badan, umur,
jenis kelamin, dsn keadaan sehat
Jenis senyawa uji jamu yang digunakan
Variabel pengacau tak terkendali
Variasi biologis subjek uji yaitu proses absorbsi,
distribusi, metabolisme, dan ekskresi subjek uji
terhadap senyawa uji serta keadaan patologis
subjek uji.
Cara Kerja
Pengelompokkan Hewan Uji

Penentuan Konsentrasi Sediaan Uji

Tata Cara Pemejanan Dosis Sediaan Uji

Pengamatan respon hewan uji

Analisis dan Evaluasi Hasil


Pembahasan

Preparasi menggunakan aquadest


mendidih dan bagian yang diambil untuk
digunakan dalam proses selanjutnya
adalah seduhannya. Bagian ini diambil
karena disesuaikan dengan cara
pemakaian yang tertera pada bungkus
jamunya dan disesuaikan dengan cara
pemberian yakni dengan metode injeksi
per oral.
Dosis 1 = 5100 mg/kgBB
Dosis 2 = 5610 mg/kgBB
Dosis 3 = 6171 mg/kgBB
Dosis 4 = 6788,1 mg/kgBB
Variansi jantan betina merupakan faktor
yang tidak terkendalikan dalam percobaan
ini karena kurangnya perhitungan dan
prediksi terhadap kesalahan metodologi
penelitian dalam percobaan.
Dari data yang didapat diketahui bahwa
tidak ada hewan uji yang mati dengan
pemberian jamu wasir secara oral
sehingga potensi ketoksikan akut secara
per oral hanya dapat dinyatakan dengan
LD50 semu.
LD50 semu sendiri adalah harga dosis
tertinggi yang secara teknis masih bisa
dipejankan dan diterima oleh tikus,
Dan pada jamu Wasir simplisia yang
bertanggung jawab untuk mengobati
Wasir adalah Graptophylli Folium.
Kesimpulan

Pemberian jamu wasir secara akut pada tikus


jantan dan betina tidak menimbulkan
kematian.
LD50 semu lebih besar dari 6788,1 mg/kg BB.
Gejala toksik yang menonjol adalah
keaktifansikap hewan percobaan
Saran

Untuk melihat efek toksik pada jaringan


dilakukan pemeriksaan kualtitatif dan
histopatologi.
Kondisi hewan uji atau variabel bebas
seharusnya dikendalikan agar data yang
didapat tidak bias.
Kondisi hewan uji harus diperhatikan
Kamsiaaakkk.

Anda mungkin juga menyukai