PENGGERAKAN POR
1
PENDAHULUAN
KONAS :
Sebagai landasan awal dan pedoman dalam
pembangunan obat yg mencakup tujuan landasan
kebijakan, strategi dan langkah-langkah kebijakan.
Tujuan :
Menjamin ketersediaan, pemerataan dan kerjangkauan
obat, terutama esensial.
Menjamin keamanan, khasiat dan mutu semua obat
yang beredar serta melindungi masyarakat dari
penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat.
Penggunaan Obat Rasional.
2
PENGGUNAAN OBAT RASIONAL (POR)
WHO 1985
3
PENGERTIAN
PENGGERAKAN POR
Penggerakan POR yang dilaksanakan
adalah penyertaan wilayah/daerah dan
lembaga/perorangan yang sudah
melaksanakan POR bersama-sama
mengembangkan pelaksanaan POR
baik pada pelayanan kesehatan dasar,
rujukan, maupun kepada masyarakat
4
TUJUAN
PENGGERAKAN POR
5
STRATEGI
PENINGKATAN POR
Edukasi
Manajerial
Regulasi
Finansial
6
KEADAAN SAAT INI
Input
Kebijakan dan sarana manajerial POR sudah
tersedia, pelatihan POR di PKD sudah dilakuka
Proses
Penerapan masih dirasa kurang.
Padahal jika digunakan obat secara rasional
akan lebih memberi manfaat.
Output
Karena Penerapan belum optimal, maka
kerasionalan obat belum terukur secara baik.
7
SASARAN
Provider : PKD/ Dinkes
Rumah sakit
Pemerintah Pusat/Daerah
Nakes : Dokter
Apoteker
Paramedis dll
Pengelola Program
Masyarakat : Pasien dan keluarganya
Masyarakat umum
Industri Farmasi
8
STRUKTUR ORGANISASI
DAN TATA LAKSANA
Stuktur Organisasi
Pusat :
Pengarah :
1. Sekjen Depkes RI
2. Dirjen Bina Pelayanan Medik
3. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat
4. Kepala Balitbang Kesehatan
5. Kepala Badan PPSDM Kesehatan
9
lanjutan
11
ORGANISASI
Pelindung : Menteri Kesehatan RI.
Pengarah :
Sekjen Depkes RI
Dirjen Binfar & Alkes Depkes RI
Dirjen Bina Pelayanan Medik Depkes
RI
Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat
Depkes RI
Kepala Balitbang Kesehatan Depkes
RI
Kepala Badan PPSDM Kesehatan
Depkes RI
12
Lanjutan
Anggota :
Ka. Bapelkes
Ka. Balai Besar POM
Dekan. Fak. Kedokteran UNHAS.
Dekan. Fak. Farmasi UNHAS.
Dekan. Fak. Kesehatan Masyarakat UNHAS
Ketua. IDI Wilayah Sul - Sel
Ketua. ISFI Wilayah Sul - Sel
Ketua. PERDAFKI/ IKAFI Wilayah SulSel
Ketua. IAKMI Wilayah Sul - Sel
PENGURUS PROPINSI
Anggota :
Ahli farmakologi
Farmasi Klinik/FRS
Sie Promkes
Sie pengembangan tenaga kesehatan
Sub Bagian Program
Organisasi profesi kesehatan.
Tim Penggerak PKK
PEMBAGIAN WILAYAH REGIONAL
I. REGIONAL BARAT
1. Prop. NAD
2. Prop. Sumatera Utara
3. Prop. Sumatera Selatan
4. Prop. Sumatera Barat
5. Prop. Jambi
6. Prop. Lampung
7. Prop. Kep. Riau
8. Prop. Riau
9. Prop. Bengkulu
10. Prop. Bangka Belitung
17
Lanjutan
19
TATA LAKSANA
20
KEGIATAN POKOK
Pusat Regional
- SK Tim Penggerak POR - Melaksanakan TOT-POR
- Penyusunan juklak/juknis Regional untuk Propinsi
- Pembekalan POR regional - POR di Rumah sakit
- Supervisi - Pendekatan indikator
- Monitoring dan evaluasi bersama Propinsi
- Penetapan indikator
bersama regional
21
URAIAN KEGIATAN
PENGERAK POR REGIONAL
KEGIATAN PKD RS MASYARAKAT
Edukasi - Pembekalan POR - Pembekalan tenaga - Advokasi
tenaga kesehatan kesehatan - Swa medikasi
- Pembekalan tenaga - Advokasi - Pembekalan
Supervisi - MTP (PDCA) POR
- Pembekalan tenaga
promosi
22
lanjutan
23
TUGAS TIM PENGGERAK
SASARAN PUSAT REGIONAL PROP/KAB/KOTA
- MODUL POR, Penggerakan,
PKD CBIA - Need Assessment - TOT
- MTP/Indikator Monitoring
- Supervisi - NS ke Prop/Kab Peresepan
29
TAHUN 2007
Puskesmas JM
Jumlah Kunjungan : 12.000/tahun
Melaporkan Kasus ISPA sbb :
Jumlah kasus ISPA Anak 5 tahun = 3000
Jumlah kasus ISPA 5 tahun+Dewasa = 3500
Jumlah kasus yang mendapat AB sbb :
5TH 5 TH+DEWASA
JENIS TOTAL
(TAB/KAPS) (TAB/KAPS)
1. Kontrimoksasol 6.500 15.500 22.000
2. Amoksisilin 5.000 12.000 17.000
3. Eritromisin 3.500 6.500 10.000
4. Ampisilin 2.000 4.000 6.000
5. Kloramfenikol 1.500 3.500 5.000
6. Siprofloksasin 1.000 3.000 4.000
31
JAWABAN
1. Bila semua kasus (100%) mendapatkan Anti biotik maka :
- Anak 5 tahun :
3 x (tab/kaps) x 5 (hari) x 3 000 (kasus) = 22.500
- Anak 5 tahun/dewasa :
3 x 1 (tab/kaps 1 x 5(hari) x 3.500 (kasus) = 52.500
Dalam kenyataan pada data diatas yang mendapatkan jumlah AB :
- Anak 5 tahun : 19.500 tab/kaps
% AB : 19.500 x 100% = 88,66% = 2.649 kasus
22.500
- Anak 5/dewasa : 44.500 tab/kaps
% AB : 44.500 x 100% = 84,76% = 2.940 kasus
52.500
Rata-rata = 85,71% = 5.525 kasus
32
2. Harga Rata-rata AB : Rp 500,-
Toleransi penggunaan AB 20%
Pilihan AB yang yang rasional (sesuai pedoman) :
1. Kotrimoksazol : 60%
2. Amoksisilin : 30%
3. Eritromisin : 10%
Maka pemakaian AB :
Anak <5 tahun :
1. Kotrimoksazol
20% (toleransi) x 3.000 (kasus) x 2 pemberian/hari) x
tab/kaps x 5 (hari) x 60% (pemakaian) = 1.800
2. Amoksisilin
20% (toleransi) x 3.000 (kasus) x 3 pemberian/hari) x
tab/kaps x 5 (hari) x 30% (pemakaian) = 1.350
3. Eritromisin
20% (toleransi) x 3.000 (kasus) x 3 pemberian/hari) x
tab/kaps x 5 (hari) x 10% (pemakaian) = 450
Total : 3.600 tab/kaps 33
>5 tahun/dewasa :
1. Kotrimoksazol
20% (toleransi) x 3.500 (kasus) x 2 pemberian/hari) x
1 tab/kaps x 5 (hari) x 60% (pemakaian) = 4.200
2. Amoksisilin
20% (toleransi) x 3.500 (kasus) x 3 pemberian/hari) x
1 tab/kaps x 5 (hari) x 30% (pemakaian) = 3.150
3. Eritromisin
20% (toleransi) x 3.000 (kasus) x 3 pemberian/hari) x
1 tab/kaps x 5 (hari) x 10% (pemakaian) = 1.050
Total : 8.400 tab/kaps
Biaya sebenarnya yang diperlukan :
(3.600+8.400) x Rp500 = Rp 6.000.000
Biaya total diatas :
(19.500+44.500) x Rp500= Rp 32.000.000
Biaya yang dapat dihemat : Rp 32.000.000Rp 6.000.000 = Rp 26.000.000
34
35