Anda di halaman 1dari 18

PERITONITIS

ZUHRA
NIM 16174019

PEMBIMBING:
dr. HASMIJA, MH, Sp.B. FICS
SMF Bedah RSUD Datu Berue Takengon
ANATOMI ABDOMINAL
Definisi
Peritoneum adalah suatu membran
serosa yang melapisi dinding abdomen
hingga pelvik dan berfungsi melindungi
organ-organ di dalamnya.
Peritonitis adalah keadaan akut abdomen akibat
peradangan sebagian atau seluruh selaput
peritoneum parietale ataupun viserale pada rongga
abdomen.
Etiologi
Penyebab yang paling serius dari peritonitis adalah
terjadinya suatu hubungan (viskus) kedalam rongga
peritoneal dari organ-organ intraabdominal
(esophagus, lambung, duodenum, intestinal, colon,
rectum, kandung empedu, apendiks dan saluran
kemih), yang dapat disebabkan oleh trauma, darah
yang menginfeksi peritoneal, benda asing, obstruksi
dari usus yang mengalami strangulasi, pankreatitis,
PID (Pelvic Inflamatory Disease) dan bencana
vascular (trombosis dari mesenterium/emboli).
Table 1 : Penyebab Peritonitis Sekunder
Causes
Source Regions
Malignancy
Esophagus Trauma (mostly penetrating)
Iatrogenic*
Peptic ulcer perforation
Malignancy (eg, adenocarcinoma,
Stomach lymphoma, gastrointestinal stromal tumor)
Trauma (mostly penetrating)
Iatrogenic*
Peptic ulcer perforation
Duodenum Trauma (blunt and penetrating)
Iatrogenic*
Cholecystitis
Stone perforation from gallbladder (ie,
gallstone ileus) or common duct
Biliary tract Malignancy
Choledochal cyst (rare)
Trauma (mostly penetrating)
Iatrogenic*
Pancreatitis (eg, alcohol, drugs, gallstones)
Pancreas Trauma (blunt and penetrating)
Iatrogenic*
Ischemic bowel
Incarcerated hernia (internal and external)
Closed loop obstruction
Small bowel Crohn disease
Malignancy (rare)
Meckel diverticulum
Trauma (mostly penetrating)
Ischemic bowel
Diverticulitis
Malignancy
Large bowel and Ulcerative colitis and Crohn disease
appendix Appendicitis
Colonic volvulus
Trauma (mostly penetrating)
Iatrogenic
Pelvic inflammatory disease (eg, salpingo-
Uterus, salpinx, and oophoritis, tubo-ovarian abscess, ovarian cyst)
ovaries Malignancy (rare)
Trauma (uncommon)

*Trauma iatrogenik diantaranya dikarenakan prosedur endoskopi,


post operasi terjadi anastomosis dan luka pada usus, mungkin
dikarenakan efek mekanik atau termal atau adanya kebocoran
hingga menimbulkan adhesi dan lainnya.
Klasifikasi
Peritonitis Primer
Peritonitis primer atau peritonitis spontan terjadi melalui
penyebaran limfatik dan hematogen. Kejadiannya jarang dan
angka insidensinya kurang dari 1 % dari seluruh angka kejadian
peritonitis. Paling umum terjadi peritonitis primer adalah
peritonitis bakterial spontan akibat penyakit liver menahun yang
dikarenakan adanya asites sehingga menyebar melalui aliran
limfatik.
Peritonitis Sekunder
Peritonitis Sekunder terjadi akibat proses patologik yang terjadi
dalam abdomen. Peritonitis ini tipe yang paling sering terjadi.
Berbagai macam jalur patologis dapat berakibat terjadinya
peritonitis sekunder. Yang paling sering mengakibatkan
terjadinya tipe ini termasuk perforasi apendisitis, perforasi
infeksi lambung dan usus, perforasi usus besar akibat
divertikulitis, volvulus, kanker, dan lain-lain. Penyebab peritonitis
sekunder diantaranya dirangkum dalam Tabel 1.
Peritonitis Tersier
Peritonitis tersier adalah peritonitis yang sudah ditangani lewat
operasi tetapi mengalami kekambuhan kembali.
Patofisiologi
Peritoneum adalah suatu membran serosa yang terdiri
dari sel mesothelial yang melapisi dinding abdomen
hingga pelvik dan berfungsi untuk melindungi organ-
organ intra abdominal.
Peritoneum mempunyai flora normal.
Bila terjadi suatu proses patologis, apakah itu
pertambahan jumlah kuman, masuknya kuman baru
yang invasif dan jumlah melebihi 105, atau sistem
imun tubuh yang kurang atau lemah, maka
keseimbangan akan terganggu dan muncul reaksi tubuh
seperti proses inflamasi dan bila tidak tertangani akan
jatuh ke dalam infeksi.
Etiologi dari peritonitis bermacam-macam, diantaranya
dirangkum dalam tabel 2.
Pada keadaan normal, volume intra peritoneum adalah
kurang dari 50 mL. Peritoneum terbagi menjadi dua
lapis yaitu peritoneum parietal dan peritoneum viseral.
Diagnosis :
Anamnesis:
Keluhan nyeri seluruh perut (akut abdomen)
Keluhan perubahan kesadaran
Demam
Anoreksia, vomitus, perut kembung, tidak bisa
b.a.b., flatus.
Pemeriksaan Fisik:
Tanda vital : Kesadaran menurun, Tekanan
darah(MAP) , takipneu, takikardi, subfebris/febris.
Diagnosis :
Thoraks: dapat ditemukan tanda-tanda
pneumoni, empyema.
Abdomen: distensi abdomen, nyeri tekan,
nyeri lepas, defance musculair, tanda-
tanda ileus paralitik : bising usus
menurun.
Colok Dubur: Sphincter lemah, nyeri
tekan.
Produksi urin berkurang.
Diagnosis :
Pemeriksaan Laboratorium :
Hemoglobin : Mungkin anemi
Leukositosis/ Leukopeni.
Komplikasi : Ureum, kreatinin, gula darah,
Natrium, Kalium, AGD.
Kultur : cairan peritoneum/ pus (abses/peritonitis
tersier).
Diagnostik pencitraan :
Foto 3 posisi: Free air, dilatasi, preperitoneal fat (-).
CT-Scan,USG = koleksi cairan (abses).
PENATALAKSANAAN
Prinsip umum pengobatan PERITONITIS diantaranya :
mengistirahatkan saluran cerna dengan memuasakan pasien,
pemberian antibiotik yang sesuai,
dekompresi saluran cerna dengan penghisapan nasogastrik
atau intestinal,
penggantian cairan dan elektrolit yang hilang yang dilakukan
secara intravena,
pembuangan fokus septik (apendiks) atau penyebab radang
lainnya,
bila mungkin dengan mengalirkan nanah keluar dan tindakan-
tindakan menghilangkan nyeri.
Komplikasi
Komplikasi dapat terjadi pada peritonitis bakterial
akut sekunder, dimana komplikasi tersebut dapat
dibagi menjadi komplikasi dini dan lanjut, yaitu:
Komplikasi dini
Septikemia dan syok septik
Syok hipovolemik
Sepsis intra abdomen rekuren yang tidak dapat dikontrol
dengan kegagalan multi sistem
Abses residual intraperitoneal
Portal Pyemia (misal abses hepar)
Komplikasi lanjut
Adhesi
Obstruksi intestinal rekuren
Prognosis
Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis,
antara lain: jenis infeksinya/penyakit primer,
durasi/lama sakit sebelum infeksi, keganasan,
gagal organ sebelum terapi, gangguan
imunologis, usia dan keadaan umum penderita.
keterlambatan penanganan 6 jam meningkatkan
angka mortalitas sebanyak 10-30%.
Ada juga pembagian prognosis dapat dibagi
menjadi tiga, tergantung lamanya peritonitis,
yaitu :
Kurang dari 24 jam : prognosisnya > 90 %
24 48 Jam : prognosisnya 60 %
> 48 jam : prognosisnya 20 %
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai