Refrat
Refrat
DISUSUN OLEH:
HANANI KUSUMASARI G99152076
MUHAMMAD ARIEF LUTHFI P G99152077
RIFQY SYAIFUL BAHRI G99152078
Pembimbing:
dr. TY Pramana, SpPD-
KGEH
PENDAHULUAN
Crohns
disease
Inflammatory Bowel Disease
Kolitis
Ulserativa
INSIDENSI DAN PREVALENSI
1. COX-2 pathway
2. NF-B pathway
3. Phosphatidylinositol 3-kinase (PI3K)
pathway
1. COX-2 PATHWAY
Fungsi: mengkatalis konversi asam arakhidonat menjadi
berbagai macam mediator fisiologik dan inflamatori,
termasuk prostaglandin and thromboksan
Diinduksi oleh sitokin inflamasi dan faktor pertumbuhan,
termasuk IL-1 dan TNF-
PGE2 dan PGI2, memiliki aktivitas angiogenik dan diduga
mendukung pertumbuhan dan pembesaran tumor
Aktivitas tumorigenesis kenaikan jumlah derivat
malondialdehid dan kenaikan aktivitas protein
antiapoptosis Bcl-2
GAMBAR COX-2 PATHWAY
Perbandingan
perubahan
molekular pada
karsinoma kolon
sporadik
(nonherediter) dan
karsinoma kolon
terkait koliti
(Baumgart, 2008)
Skema manajemen yang
dianjurkan apabila telah
ditemukan displasia
TERAPI PREVENTIF KARSINOMA
KOLOREKTAL PADA KASUS
INFLAMMATORY BOWEL DISEASE
1. Aspirin dan NSAID
2. Asam Folat
3. Ursodeoxycholic acid (UDCA)
4. Immunomodulator
5. Kalsium
6. Statin
7. Mesalamin
8. Kortikosteroid
1. ASPIRIN DAN NSAID
Pada kasus karsinoma kolorektal sporadik, kurangnya intake folat berhubungan dengan peningkatan
resiko timbulnya karsinoma kolorektal dan adenoma kolon. Asam folat diduga memiliki efek protektif
pada pasien dengan kolitis ulseratif dan primary sclerosing cholangitis secara bersamaan.
Mekanisme kerjanya kemungkinan berhubungan dengan pemeliharaan proses metilasi DNA normal
dan prekursor DNA dalam keadaan stabil
Pernah dilaporkan bahwa pasien IBD dengan kadar homosisteinemia normal, resiko
karsinogenesisnya rendah. Sebaliknya, pasien dengan hiperhomosisteinemia, defisiensi folat
mungkin berhubungan dengan peningkatan resiko karsinogenesis daerah kolorektal pada pasien
dengan IBD.
3. URSODEOXYCHOLIC ACID (UDCA)
Pada percobaan hewan yang diinduksi karsinogenesis di kolon, UDCA menghambat
karsinogenesis tersebut. Efek ini mungkin karena berkurangnya konsentrasi asam
deoksikholik pada asam empedu sekunder di kolon. UDCA juga memiliki efek antioksidan.
Studi yang dilakukan pada pasien dengan kolitis ulseratif dan primary sclerosing
cholangitis secara bersamaan menunjukkan bahwa penggunaan UDCA berhubungan
dengan penurunan prevalensi displasia kolon. Penggunaan UDCA dihubungkan dengan
proteksi yang signifikan melawan perkembangan displasia dan kanker. Tetapi, belum jelas
apakah UDCA dapat mencegah progresi neoplastik pada pasien dengan kolitis ulseratif
tanpa primary sclerosing cholangitis.
Pada pasien kolitis ulseratif dengan primary sclerosing cholangitis, UDCA tidak
mengurangi resiko perkembangan kanker atau displasia, tetapi UDCA mungkin
mengurangi mortalitas. UDCA mungkin mencegah progresi lebih lanjut pada displasia
derajat rendah pada IBD kolorektal. (Triantafillidis, 2009)
4. IMMUNOMODULATOR
Penelitian terbaru mengidentifikasi TNF- sebagai mediator penting pada inisiasi dan
progresi karsinoma kolorektal terkait kolitis.
Pada penelitian eksperimental, mencit wild-type yang diberi perlakuan dengan
azoxymethane dan natrium sulfat dekstran menghasilkan peningkatan ekspresi TNF-
dan jumlah infiltrasi leukosit yang mengekspresikan reseptor p55 (TNF-Rp55) di lamina
propria dan regio submukosa kolon. Akibatnya, banyak tumor yang tumbuh.
Mencit yang memiliki sedikit TNF-Rp55 dan diberi perlakuan azoxymethane dan natrium
sulfat dekstran menunjukkan berkurangnya kerusakan mukosa, berkurangnya infiltrasi
makrofag dan neutrofil, dan pengecilan ukuran tumor.
Selain itu, pemberian etanercept, yakni antagonis TNF-, terhadap mencit wild-type
setelah pemberian azoxymethane dan natrium sulfat dekstran tampak berkurang dalam
jumlah dan ukuran tumor serta berkurangnya infiltrasi makrofag dan neutrofil di kolon.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan menarget TNF- mungkin berguna dalam mengobati
karsinoma kolorektal pada pasien kolitis ulseratif. (Triantafillidis, 2009)
5. KALSIUM
Asam folat
NSAID
UDCA,
Statin
BIOLOGICAL TREATMENT PADA
INFLAMMATORY BOWEL DISEASE
1. Anti-TNF
2. Antibodi monoklonal IL-12/IL-23 p40 Subunit
3. Sitokin IL-10 dan IL-11
4. Aktivasi anti T-cell
1. ANTI-TNF
Alwi I, Salim S, Hidayat R, Kurniawan J, Tahapary DL. 2015. Penatalaksanaan di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
Interna Publishing
Baumgart DC. Cancer in inflammatory bowel disease. World J Gastroenterol 2008 January 21; 14(3): 378-389.
Firmansyah MA. Perkembangan Terkini Diagnosis dan Penatalaksanaan Inflammatory Bowel Disease. CDK-203 Volume
40 2013; 4; 247-252.
Jackson L, Evers BM. 2006. Chronic Inflammation and Pathogenesis of GI and Pancreatic Cancers dalam The Link
Between Inflammation and Cancer Wounds that Do Not Heal. USA: Springer.
Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid II. Jakarta: Media Aesculapius
Morrison WB. Inflammation and Cancer: A Comparative View. J Vet Intern Med 2012; 26: 1831
Rowe AW. (2016). Inflammatory Bowel Disease. Htttp://www.emedicine.com
Rutgeerts, P., Vermeire, S., & Van Assche, G. 2009. Biological therapies for inflammatory bowel
diseases.Gastroenterology,136(4), 1182-1197.
Triantafillidis JK, Nasioulas G, Kosmidis PA. Colorectal Cancer and Inflammatory Bowel Disease: Epidemiology, Risk
Factors, Mechanisms of Carcinogenesis and Prevention Strategies. Anticancer Research 2009; 29: 2727-2738.
TERIMAKASIH