Anda di halaman 1dari 28

DASAR-DASAR TREMATODA

KELOMPOK 6

Disusun oleh:

Cindy Novia Rizki 132141017


Devita Junishertia 132141034
Irani Suri Hasanah 132141005
Naili Hanif Mifrokhah 132141012
Rizki Maya Herdyani 132141001
Valentina Indah Fitriani 132141021
PENGERTIAN TREMATODA
Trematoda disebut sebagai cacing isap karena cacing ini memiliki alat
pengisap. Alat pengisap terdapat pada mulut di bagian anterior
tubuhnya. Trematoda dewasa umumnya hidup di dalam hati, usus,
paru-paru dan darah. Trematoda berlindung di dalam tubuh inangnya
dengan cara melapisi permukaan tubuhnya dengan kutikula. Permukaan
tubuhnya tidak memiliki silia.

A. Trematoda Hati
Cacing-cacing ini hidup di dalam jaringan hati, saluran empedu,
kandung empedu atau di dalam ductus pancreaticus.

Clonorchis sinensis (Chinese Liver Fluke)


Manusia, kucing, anjing, beruang kutub dan babi merupakan
hospes parasit ini. Penyakit yang disebabkannya disebut
klonorkiasis.
Opistorchis felineus (Cat Liver Fluke)
Cacing ini juga ditemukan pada manusia. Nama penyakitnya adalah
Opistorkiasis (cacing pada hati domba dan hati kucing), yaitu
peradangan di dalam atau saluran pipa empedu ekstra-hepatik pada
hati domba akibat Opistorchis felineus atau Opistorchis viverrini.

Fasciola hepatica (Sheep Liver Fluke)


Fasciola hepatica merupakan trematoda hati yang sering menginfeksi
domba. Cacing dewasa hidup di dalam saluran empedu bagian proksimal
dan di dalam kantung empedu hospes definitif (manusia, herbivora).

B. Trematoda Usus
Fasciolopsis buski (Giant Intestinal Fluke)

Faskiolopsiasis adalah penyakit usus manusia yang disebabkan oleh


cacing Fasciolopsis buski (trematoda usus) yang bersarang di jejunum
dan duodenum.
Echinostoma ilocanum
Cacing genus Echinostoma ditemukan pada manusia kira-kira berjumlah
11 spesies atau lebih. Garrison (1907) pertama kali menemukan telur
Echinostoma ilocanum pada narapidana pribumi di Filipina. Tubangui
(1931) menemukan bahwa rattus-rattus norvegicus merupakan hospes
reservoar cacing tersebut.

Heterophyes heterophyes
Hospes definitif Heterophyes heterophyes (minute fish intestinalis
fluke) adalah manusia, mamalia pemakan ikan, anjing, kucing, burung dan
lain-lain. Cacing dewasa hidup di bagian tengah usus halus dan di bagian
lumen atau melekat pada mukosa usus di antara vili-vili. Penyakit yang
disebabkannya disebut heterofiasis.
C. Trematoda Paru
Paragonimus westermani adalah parasit zoonosis yang dikenal sebagai
cacing paru yang menyebabkan penyakit paragonimiasis. Cacing dewasa
hidup dalam bentuk kista di jaringan paru hospes definitifnya, yaitu
manusia dan hewan pemakan ketam atau udang batu seperti kucing,
kambing, sapi, anjing, babi, tikus, luak, serigala dan lain-lain. Nama
penyakitnya yaitu paragonimiasis.

D. Trematoda Darah
Schistosoma japonicum
Manusia merupakan hospes definitif Schistosoma japonicum (oriental
blood fluke), sementara babi, anjing, kucing, kerbau, sapi, kambing,
kuda dan rodensia merupakan hospes reservoar.
Schistosoma mansoni
Schistosoma mansoni (large intestinal blood fluke) adalah salah satu
spesies trematoda darah yang mempunyai kelamin terpisah.
Penyakitnya disebut skistosomiasis. Pada manusia, cacing ini
menyebabkan skistosomiasis usus.

Schistosoma haematobium
Nama penyakit yang ditimbulkan oleh cacing Schistosoma haematobium
(bladder blood fluke) adalah hematuria skistosoma, skistosoma
vesikalis, bilharziasis urinarius atau yang sering disebut skistosomiasis
kandung kemih.
SUSUNAN/STRUKTUR SEL
TREMATODA
A. Trematoda Hati
Clonorchis sinensis (Chinese Liver Fluke)
Clonorchis sinensis dewasa
berbentuk pipih seperti
daun, mempunyai ukuran
panjang sekitar 12-20 mm
dan lebar badan sekitar 3-5 mm.
Opistorchis
Opistorchis dewasa berbentuk seperti pisau bedah (lanset) dengan
panjang badan antara 7-12 mm dan lebar badan antara 2-3 mm.
Fasciola hepatica (Sheep Liver Fluke)
Fasciola hepatica mempunyai
ukuran panjang tubuh antara
20 dan 30 mm dan lebar
badan antara 8 dan 13 mm.
Bentuk cacing dewasa pipih
seperti daun yang mempunyai
tonjolan khas di daerah
anterior (cephalic cone),
sehingga memberi gambaran
seperti bahu (shoulder).
B. Trematoda Usus
Fasciolopsis buski (Giant Intestinal Fluke)
Fasciolopsis buski dewasa mempunyai bentuk
seperti daun, dengan ukuran panjang badan
antara 20 dan 70 mm dan lebar badan antara
8 dan 20 mm.
Echinostoma
Echinostoma dewasa berukuran 15x3,5 mm dengan kutikulum yang
mempunyai sisik-sisik halus. Di sekitar oral sucker terdapat banyak
duri yang merupakan ciri khas anatomi cacing ini.
Heterophyes heterophyes
Heterophyes dewasa berukuran
sangat kecil dengan panjang
badan sekitar 1,3 mm dan lebar
badan sekitar 0,5 mm. Cacing
berbentuk piriform, berwarna
agak kelabu. Cacing dewasa
mempunyai kutikulum yang
berduri halus seperti sisik.
C. Trematoda Paru
Paragonimus westermani dewasa berwarna coklat kemerahan
dengan panjang badan sekitar 16 mm x 8 mm dan ketebalan 5 mm.
Cacing paru mempunyai dua jenis alat isap, yaitu oral sucker dan
ventral sucker yang sama besar.
D. Trematoda Darah
Schistosoma
Saluran pencernaan cacing ini
mula-mula bercabang menjadi
dua sekum, kemudian di daerah
posterior tubuh, kedua cabang
sekum akan kembali menjadi
satu saluran buntu.
PERKEMBANGBIA
KAN

A. Trematoda Hati
Clonorchis sinensis (Chinese Liver Fluke)
Tiap telur menghasilkan mirasidium, selanjutnya berkembang dalam
beberapa tahap (sporokista, redia, serkaria). Serkaria keluar dari keong
dan dalam waktu yang singkat berenang dalam air, mereka akan kontak
dan mempenetrasi ikan air tawar, yang kemudian membentuk
metaserkaria. Infeksi pada manusia terjadi jika makan ikan yang tidak
di masak dengan baik, di asinkan, di asamkan atau di asapkan. Sesudah
tertelan, metaserkaria berekskistasi di dalam duodenum dan dalam
saluran empedu asenden. Pematangan biasanya selama 1 bulan. Cacing
dewasa (berukuran 10-25 mm x 3-5 mm) berdiam dalam usus halus.
Opistorchis felineus (Cat Liver Fluke)
Cacing dewasa mengeluarkan dan mengembangkan telur dalam tinja.
Sesudah tertelan keong (hospes intermediat I), telur mengeluarkan
mirasidium, selanjutnya dalam keong terjadi tahap perkembangan
(sporokista, redia, serkaria). Serkaria dikeluarkan dari keong dan
mempenetrasi ikan air tawar (hospes intermediat II), mengkista
menjadi metaserkaria dalam otot.

Hospes definitif mamalia terinfeksi karena makan ikan yang di masak


kurang baik yang mengandung metaserkaria. Sesudah tertelan,
metaserkaria keluar dari kista di dalam duodenum dan bagian naik ke
atas sampai akhir dari saluran empedu, tempat menyerang dan
berkembang menjadi dewasa, sesudah 3-4 minggu menghasilkan telur.
Cacing dewasa berdiam dalam kandung empedu dan saluran pankreas
hospes mamalia, tempat menyerang mukosa.
Fasciola hepatica (Sheep Liver Fluke)
Telur belum dewasa dalam saluran empedu dan feses. Telur berembrio
dalam air, mengeluarkan mirasidium yang dapat menginvasi keong hospes
perantara, termasuk beberapa spesies dari genus Lymnae.

Dalam tubuh keong, parasit berkembang dalam beberapa tahap (sporokista,


redia, serkaria). Serkaria keluar dari keong dan menjadi kista metaserkaria
pada tumbuhan air atau tumbuhan mengapung lainnya. Mamalia dan manusia
terinfeksi karena makan tumbuhan air yang mengandung metaserkaria.
Sesudah tertelan, metaserkaria berekskistasi di duodenum dan bermigrasi
ke dinding usus, rongga peritoneum dan parenkim hati serta saluran empedu,
tempat mereka berkembang menjadi dewasa. Dalam tubuh manusia, maturasi
metaserkaria sampai menjadi cacing dewasa membutuhkan waktu berkisar
3-4 bulan. Cacing dewasa (Fasciola hepatica: sampai 30-13 mm; F. gigantica:
sampai 75 mm) berdiam dalam saluran empedu dari hospes mamalia.
B. Trematoda Usus
Fasciolopsis buski (Giant Intestinal Fluke)
Telur belum matang dalam usus dan feses. Telur berembrio dalam air,
telur menghasilkan mirasidium, kemudian menginvasi keong hospes. Dalam
keong, parasit berkembang berurutan dengan tahap (sporokista, redia,
serkaria). Serkaria keluar dari keong dan membentuk kista
(metaserkaria) pada tumbuhan air.
Setelah tertelan, metaserkaria terdapat di duodenum dan menyerang
dinding usus. Mereka berkembang menjadi cacing daun dewasa (20-75
mm x 8-20 mm) dalam waktu kira-kira 3 bulan, menyerang dinding usus
hospes mamalia (manusia dan babi). Jangka waktu hidup kira-kira 1 tahun.
Echinostoma ilocanum
Telur yang mengandung mirasidium menetas setelah tiga minggu dalam
air berisi tempayak, mirasidium keluar dan berenang bebas masuk ke
hospes perantara I berupa keong, seperti genus Anisus, Gyraulus,
Lymnaea dan sebagainya.

Dalam hospes perantara I, mirasidium tumbuh menjadi sporokista


kemudian menjadi redia induk, redia anak, lalu secara partenogenesis
membentuk serkaria. Serkaria berkembang menjadi banyak dan
dilepaskan ke dalam air oleh redia yang berada di dalam keong.
Serkaria ini kemudian hinggap pada hospes perantara II untuk menjadi
metaserkaria yang infektif. Hospes perantara II adalah jenis keong
yang besar, seperti genus Vivipar, Bellamya, Pila atau Corbicula.
Hospes definitif terinfeksi jika memakan hospes perantara II yang
tidak di masak dengan baik dan mengandung metaserkaria.
Heterophyes heterophyes
Dewasa mengeluarkan telur berembrio yang berkembang menjadi
mirasidium dan telur dikeluarkan dalam feses hospes. Sesudah itu
masuk dalam keong (hospes perantara I), telur menetas dan
mengeluarkan mirasidium yang akan mempenetrasi usus keong. Genus
Cerithidia dan Pironella merupakan keong yang penting sebagai hospes
perantara I di Asia dan Timur Tengah.

Mirasidium selanjutnya berkembang secara bertahap dalam keong,


menjadi sporokista, redia dan serkaria. Banyak serkaria yang
dihasilkan oleh tiap redia. Serkaria keluar dari keong dan mengkista
menjadi metaserkaria dalam jaringan ikan air tawar (hospes
intermediat II). Hospes definitif akan terinfeksi karena makan ikan
yang tidak di masak dengan matang yang mengandung metaserkaria.
Sesudah tertelan, metaserkaria keluar dari kista (ekskista),
menyerang mukosa usus halus dan matang sampai dewasa.
C. Trematoda Paru
Paragonimus westermani
D. Trematoda Darah
Schistosoma
PERGERAKAN
TREMATODA
a. Batil isap mulut
b. Batil isap perut
c. Spina kutikuler
Ukuran, letak dan bentuk kedua batil isap serta pola pertumbuhan
spina kutikuler digunakan dalam identifikasi. Larva trematoda
umumnya dapat bergerak aktif dengan cara berenang. Misalnya,
larva mirasidium Fasciola hepatica dapat bergerak aktif karena
adanya rambut getar, larva serkaria berenang dengan ekor.
MEKANISME PERTAHANAN TUBUH
TREMATODA
Mekanisme yang pertama mengenalkan konsep bahwa cacing membuat
antigen histokompabilitas atau antigen golongan darah yang cocok
dengan yang dimiliki induk semangnya.

Kedua, terdapat banyak bukti yang menunjukkan bahwa jaringan cacing


dapat terlindungi dari konsekuensi tanggap kebal induk semangnya
dengan penyerapan antigen induk semang pada permukaannya.

Mekanisme ketiga yaitu proses tanggap kebal melibatkan variasi


antigenik.
TREMATODA PENYEBAB PENYAKIT
PADA MANUSIA
A. Trematoda Hati
Clonorchis sinensis (Chinese Liver Fluke) dan Fasciola
hepatica (Sheep Liver Fluke)
Gejala dapat dibagi menjadi 3 stadium yaitu stadium ringan, stadium
progresif dan stadium lanjut.

Opistorchis felineus (Cat Liver Fluke)


Gejala klinis yang terjadi biasanya disebabkan oleh cacing dewasa yang
menimbulkan peradangan dan proliferasi sel-sel epitel saluran empedu,
proses lanjut dapat menimbulkan fibrosis. Pada kasus berat, penderita dapat
mengalami ikterus, eosinofilia lokal, edema wajah dan kadang-kadang asites.
B. Trematoda Usus
Fasciolopsis buski (Giant Intestinal Fluke)
Gejala klinis lebih banyak disebabkan oleh cacing dewasa. Fasciolopis
buski dapat menyebabkan infeksi ringan dan infeksi berat.

Echinostoma ilocanum
Dapat menyebabkan infeksiringan dan infeksi berat.

Heterophyes heterophyes
Gejala klinis yang terjadi biasanya diare dan kolik abdomen.
C. Trematoda Paru
Paragonimus westermani
Cacing dewasa yang berada dalam paru dan bronkus manusia dapat
menimbulkan gejala batuk dan sesak napas, sakit dada serta demam yang
disebut dengan hemoptisis endemis yang biasanya terjadi pagi hari, mirip
dengan tuberkulosis, ketika penderita mengeluarkan sputum berdarah.

Cacing yang tersebar dapat membentuk kista, biasanya ditemukan di dinding


usus. Bentuk kista ini dapat menyebabkan perut sakit, tegang dan nyeri. Dalam
otak, cacing ini dapat menyebabkan epilepsi, hemiplegia, monoplegia, paresis
ringan atau berat, dan gangguan visus. Jika cacing ini berada dalam jaringan
bawah kulit dapat menimbulkan tumor yang bergerak.

D. Trematoda Darah
Schistosoma
Semua stadium cacing Schistosoma baik cacing dewasa, serkaria maupun telur
cacing dapat menyebabkan perubahan patologik pada jaringan tubuh penderita.
Terdapat tiga tahapan klinis skistosomiasis, yaitu masa inkubasi biologis, tahap
stadium akut dan tahap stadium kronis.
THANKS
FOR
YOUR
ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai