Anda di halaman 1dari 31

Noise Induce Hearing

Loss
Pembimbing : dr. Yan Edwin Bunde, Sp.THT-KL


Disusun Oleh :
I Gusti Ayu Intan Maharani
1215152

Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL


Universitas Kristen Maranatha
RS Immanuel
Bandung
2017
1. Anamnesis

Identitas (nama, usia, jenis kelamin, alamat,
pekerjaan, status pernikahan, agama)
Keluhan? Gangguan pendengaran? Sulit
mendengar / tidak dapat mendengar sama
sekali? Sejak kapan? Perlahan-lahan atau
mendadak? Pada salah satu/kedua telinga?
Muncul terutama saat pada keadaan apa?
Telinga berdenging? Sejak kapan? Frekuensi
dan durasi?
Sulit memahami percakapan?
Anamnesis

Riwayat penyakit dahulu :
Pernah sakit seperti ini sebelumnya?
Tekanan darah tinggi?
Riwayat jatuh/trauma daerah telinga?
Congekan?
Riwayat penyakit keluarga :
- Ada yang sakit serupa?
Riwayat kebiasaan: Bekerja di lingkungan yang bising? Berapa
lama? Durasi dan frekuensi berada di lingkungan bising?
Riwayat pengobatan :
Sudah berobat sebelumnya?
Riwayat alergi? Makanan, obat-obatan, debu ?
2. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum:
Kesadaran
Kesan sakit
Tanda-tanda vital:
Tekanan darah
Nadi
Respirasi
Suhu
Pemeriksaan Fisik

Kepala:
Mata: Konjungtiva? Sklera?
Hidung: Bentuk, ukuran, mukosa, sekret, septum, konka,
adakah massa ? Nyeri tekan pada daerah sinus paranasal?
Mulut: Bibir? Mukosa? Lidah letak sentral? Uvula? Tonsil?
Telinga: inspeksi? Membran timpani intak? Hiperemis?
Serumen? Sekret?
Tes penala: Rinne (positif), Weber (lateralisasi ke telinga
yang pendengaranya lebih baik), Schwabach (memendek)

Leher: trakea? Kelenjar tiroid? KGB?


Pemeriksaan Fisik

Thorax (pulmo)
Inspeksi: bentuk? Pergerakan?
Palpasi: bentuk? Pergerakan? Taktil fremitus?
Perkusi: bunyi?
Auskultasi: VBS?Ronkhi? Wheezing?
Cor:
Perkusi: batas jantung?
Auskultasi: Bunyi jantung? Murmur?
Pemeriksaan Fisik

Abdomen:
Inspeksi
Auskultasi: bising usus?
Perkusi
Palpasi: soepel? Hepar dan lien? Nyeri tekan
epigastrium?
Ekstremitas: Akral? CRT? Oedem?
3. Pemeriksaan
Penunjang

Audiometri nada murni

Pemeriksaan Audiologi khusus


SISI (Short Increment Sensitivity Index)
ABLB (Alternate Binaural Loundness Balance)
MLB (Monoaural Loundness Balance)
Audiometry Bekesy
Speech Audiometry
4. Diagnosis

Diagnosis banding :
Tuli karena bising (Noise Induce
Hearing Loss)
Tuli mendadak

Diagnosis kerja : Tuli karena bising


(Noise Induce Hearing Loss)
Penatalaksanaan

5. Non-Farmakoterapi
Dipindahkan lingkungan kerja dari bising
/menggunakan alat pelindung telinga : sumbat
telinga ( ear plugs ), tutup telinga ( ear muffs)
dan pelindung kepala ( helmet ).
Pemasangan Alat Bantu Dengar (ABD)

6. Farmakoterapi
(-)
7. Komunikasi

Edukasi pasien mengenai penyakit yang diderita disebabkan
oleh lingkungan pekerjaan sehari-hari

Anjurkan pasien untuk menghindari/meminimalisir berada di


lingkungan dengan bising

Bila sudah sama sekali tidak dapat mendengar psikoterapi


agar pasien dapat lebih menerima keadaan yang sebenarnya.

Anjurkan untuk latihan pendengaran/komunikasi: membaca


ucapan bibir, mimik, dan gerakan anggota badan, dan bahasa
isyarat agar mempermudah komunikasi.
8.Profesionalitas

Rujuk Sp.THT-KL
Rujuk Sp.KFR
Definisi

Gangguan pendengaran akibat bising ( noise
induced hearing loss / NIHL ) adalah tuli akibat
terpapar oleh bising yang cukup keras dalam
jangka waktu yang cukup lama dan biasanya
diakibatkan oleh bising lingkungan kerja.

Tuli akibat bising merupakan jenis ketulian


sensorineural, umumnya terjadi pada kedua
telinga
Definisi

Secara umum bising adalah bunyi yang tidak
diinginkan. Secara audiologik bising adalah campuran
bunyi nada murni berbagai frekuensi.

Bising yang intensitasnya 85 dB atau lebih dapat


menyebabkan kerusakan reseptor pendengaran Corti
pada telinga dalam.

Yang sering mengalami kerusakan ialah alat corti untuk


reseptor bunyi dgn frekuensi 3000 Hz s.d 6000 Hz
Insidensi

Tuli akibat bising merupakan tuli sensorineural yang
paling sering dijumpai setelah presbikusis.

Kamal, A ( 1991 ) melakukan penelitian terhadap


pandai besi yang berada di sekitar kota Medan. Ia
mendapatkan sebanyak 92,30 % dari pandai besi
tersebut menderita sangkaan NIHL.

Sedangkan Harnita, N ( 1995 ) dalam suatu penelitian


terhadap karyawan pabrik gula mendapati sebanyak
32,2% menderita sangkaan NIHL.
Etiologi

Intensitas Frekwensi Lamanya waktu
kebisingan kebisingan pemaparan
bising

Kerentanan Kelainan di
Jenis kelamin telinga tengah
individu

Usia
Intensitas Bunyi & Waktu
Pemaparan yang Diperkenankan

Decibel Scale

Patogenesis

Bising (intensitas, frekuensi, durasi tinggi)
degenerasi stereosilia menjadi kurang kaku
sehingga mengurangi respon terhadap
stimulasi Semakin tinggi intensitas paparan
bunyi sel-sel rambut dalam & sel-sel
penunjang juga rusak kerusakan sel2
rambut semakin meluastimbul degenerasi
pada saraf yang juga dapat dijumpai di
nukleus pendengaran pada batang otak tuli
sensorineural
PERUBAHAN HISTOPATOLOGI TELINGA
AKIBAT KEBISINGAN

1. Kerusakan pada sel sensoris


a. degenerasi pada daerah basal dari duktus koklearis
b. pembengkakan dan robekan dari sel-sel sensoris
c. Anoksia

2. Kerusakan pada stria vaskularis


Suara dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan kerusakan stria
vaskularis oleh karena penurunan bahkan penghentian aliran darah
pada stria vaskularis dan ligamen spiralis sesudah terjadi
rangsangan suara dengan intensitas tinggi.

3. Kerusakan pada serabut saraf dan nerve ending e.c kerusakan


sel sensoris sekunder

4. Hidrops endolimf
Gejala Klinis

Kurang pendengaran

Tinnitus (telinga berdenging)

Sukar mengerti percakapan

Lain-lain: gangguan konsentrasi, gangguan


tidur sampai memicu stress akibat gangguan
pendengaran yang terjadi.
Gejala Klinis

Secara umum gambaran ketulian pada tuli akibat bising
( noise induced hearing loss ) adalah :
1. Bersifat sensorineural

2. Hampir selalu bilateral

3. Jarang menyebabkan tuli derajat sangat berat ( profound


hearing loss ) Derajat ketulian berkisar antara 40 s/d 75 dB.

4. Apabila paparan bising dihentikan, tidak dijumpai lagi


penurunan pendengaran yang signifikan.
Gejala Klinis

5. Kerusakan telinga dalam mula-mula terjadi
pada frekwensi 3000, 4000 dan 6000 Hz, dimana
kerusakan yang paling berat terjadi pada
frekwensi 4000 Hz.

6. Dengan paparan bising yang konstan, ketulian


pada frekwensi 3000, 4000 dan 6000 Hz akan
mencapai tingkat yang maksimal dalam 10 15
tahun.
Diagnosis

Anamnesis
riwayat pernah bekerja atau sedang bekerja di lingkungan
bising dalam jangka waktu yang cukup lama, biasanya
lebih dari 5 tahun.
Terdapat gangguan pendengaran dengan / tanpa telinga
berdenging.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan otoskop: tidak ada kelainan
Tes penala didapatkan hasil Rinne positif, Weber
lateralisasi ke telinga yang pendengarannya lebih baik dan
Schwabach memendek.Kesan jenis ketuliannya adalah tuli
sensorineural yang biasanya mengenai kedua telinga
Diagnosis

Pemeriksaan Audiometri nada murni: tuli
sensorineural pada frekwensi tinggi (umumnya
3000 6000 Hz ) dan pada frekwensi 4000 Hz
sering terdapat takik ( notch ) yang patognomonik
untuk jenis ketulian ini.
Pemeriksaan audiologi khusus seperti SISI ( Short
Increment Sensitivity Index ), ABLB ( Alternate
Binaural Loudness Balance ) dan Speech
Audiometry menunjukkan adanya fenomena
rekrutmen (recruitment ) yang khas untuk tuli
saraf koklea
Diagnosis

Rekrutmen: Suatu fenomena pada tuli
sensorineural koklea, dimana telinga menjadi
lebih sensitif terhadap kenaikan intensitas
bunyi yang kecil pada frekuensi tertentu
setelah terlampaui ambang dengarnya.

Penatalaksanaan
Non Medikamentosa

Penderita sebaiknya dipindahkan kerjanya dari lingkungan
bising.
Bila tidak mungkin dipindahkan dapat dipergunakan alat
pelindung telinga yaitu berupa sumbat telinga ( ear plugs ),
tutup telinga ( ear muffs) dan pelindung kepala ( helmet ).
Non Medikamentosa

Bila sudah terjadi tuli sensorineural
pemasangan alat bantu dengar ( ABD ).

Apabila pendengarannya telah


sangat buruk (dengan memakai
ABD tidak dapat berkomunikasi
dengan adekuat) Psikoterapi
agar pasien dapat menerima
keadaannya.

Latihan pendengaran ( auditory training )
latihan membaca ucapan bibir ( lip reading ),
mimik dan gerakan anggota badan serta
bahasa isyarat untuk dapat berkomunikasi.
Prognosis

Oleh karena jenis ketulian akibat terpapar
bising adalah tuli saraf koklea yang sifatnya
menetap, dan tidak dapat diobati secara
medikamentosa maupun pembedahan, maka
prognosisnya kurang baik. Oleh sebab itu yang
terpenting dalah pencegahan terjadinya
ketulian.

Anda mungkin juga menyukai